Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Filipi 2:4 Tidak Mementingkan Diri Sendiri

Renungan Filipi 2:4 Tidak Mementingkan Diri Sendiri

Ayat Alkitab Filipi 2:4 

Judul Renungan: Tidak Mementingkan Diri Sendiri 

Filipi 2:4 TB dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Setiap kita memiliki keinginan, setiap keinginan yang muncul di dalam hati kita akan selalu kita anggap sangat penting. Setiap kepentingan ini, membuahkan tindakan yang nyata. Karena itu kita selalu memiliki motivasi untuk hidup, didasarkan pada kepentingan setiap kita, inilah tujuan dari semua tindakan dan keputusan yang kita ambil.

Menjadi pertanyaan untuk kita. Apakah kepentingan kita adalah kepentingan Kristus? Hidup kita yang baru di dalam Kristus, merupakan kehidupan yang berpusat pada keinginan Kristus dan mematikan segala hal tentang keinginan kita untuk kemuliaan diri kita sendiri. Karena itu, “di dalam Kristus ada penghiburan kasih, ada Persekutuan Roh, kasih mesra dan belas kasihan.” (Flp. 2:1) Menjadi seorang Kristen berarti kehidupan yang menghidupi kasih yang merupakan penghayatan dari identitas kita sebagai milik Kristus.

Penghayatan pada kasih Kristus, membawa perubahan akal budi yang sejati, mengubahkan dari ke dalam diri dan percaya  pada kasih setia Tuhan. Di dalamnya ada pertobatan yang membuahkan kasih dan mematikan segala keegoisan yang jahat dan mementingkan diri sendiri. Di dalam Kristus, kita mengejar kasih dan Persekutuan Roh, di mana kita tahu bahwa hidup yang baru ini, bukanlah kehidupan untuk diri sendiri lagi, melainkan kehidupan yang menyerahkan diri untuk melayani sesama kita manusia, membawa mereka kepada Injil, mengerti Injil dan hidup berpusat pada Injil.

Karena itu, ketika kita merenungkan apa yang Paulus perintahkan kepada jemaat Filipi. Ini juga merupakan perintah untuk kita menghidupi kehidupan yang tidak lagi berpusat pada diri sendiri dan segala keinginan kita yang cenderung jahat. Melainkan kehidupan yang penuh kasih yaitu menunjukkan kasih kita dengan perbuatan yang nyata. Jadi marilah kita merenungkan kasih itu seperti apa dan bagaimana hati kita terus berpusat pada kasih Kristus, sehingga dapat mewujudkan kasih kepada sesama kita. 

1. Tidak Berpusat Pada Diri Sendiri

Poin ini, membawa kita untuk melihat diri kita sendiri dengan jelas agar kasih yang kita wujudkan melalui tindakan. Tidak lagi berdasarkan kekuatan kita sendiri, melainkan melalui penghayatan yang terus-menerus akan Injil.  Jadi pada dasarnya, kita adalah orang-orang yang tinggi hati, kita hidup  berpusat pada diri sendiri, sadar atau tidak sadar inilah fakta dari diri kita meskipun kita telah percaya kepada Yesus dan telah diselamatkan dari dosa.

Dan hidup yang berpusat pada diri sendiri, bukanlah buah dari kehidupan baru di dalam Yesus, karena kehidupan yang demikian cenderung tidak mengasihi. Kasih ada buah dari kehidupan baru di dalam Yesus, karena itu marilah kita periksa diri kita, bagaimana dengan kasih kita kepada Allah dan sesama kita manusia, apakah kita  masih memikirkan kepentingan diri sendiri dan bukan kepentingan orang lain.

Kita telah merenungkan bagaimana kencenderungan kita yang berpusat pada diri sendiri dan segala keinginannya yang sesat. Maka dari itu, Paulus mengingatkan kita, bahwa kita ada di dalam Kristus, ketika kita di dalam Kristus, penghayatan hidup kita adalah “kasih yang berasal dari kasih Kristus, karena Kristus lebih dulu mengasihi kita dengan begitu sempurna.”(1Yoh 4:19) Maka sekarang, akar dari kasih itu adalah kehidupan yang tidak lagi berpusat pada diri sendiri, keinginan sendiri melainkan pada Pribadi Yesus dan keinginan Yesus yang baik dalam kesempurnaan-Nya.

Jadi sekarang, di dalam Yesus kita belajar untuk merendahkan diri dengan mengakui semua dosa kita di hadapan Dia yang berkuasa mengampuni dan menyucikan kita dari segala dosa kita. Untuk kehidupan yang terus meninggalkan prestasi diri melainkan bekerja dengan rendah hati, bahwa apa yang dikerjakan sekarang untuk kemajuan pemberitaan Injil, kasih Kristus dapat dinyatakan melalui kita yang hidup berpusat pada Kristus.

2. Memintingkan Kepentingan Orang Lain Juga

Kita dipanggil bukan lagi hidup untuk diri sendiri, ketika kita hidup di dalam Kristus, kita dinyatakan sebagai orang-orang milik Kristus. Kasih yang mengalir di dalam diri kita adalah kasih abadi, kasih setia yang tidak akan pernah berkesudahan. Kasih yang mengasihi kita untuk hidup dalam kepuasan dan sukacita abadi. Bahwa Kristuslah harta berharga kita dan karena itu kita benar-benar membenci setiap dosa yang ada di dalam diri kita.

Saudaraku, kehidupan yang berpusat pada Kristus berarti meninggalkan semua kepentingan diri yang dimotivasi agar kita dipandang berharga dan mulia di dalam kehidupan sosial. Kita sudah dinyatakn berharga ketika kita percaya kepada Yesus, Allahlah yang berkenan kepada kita karena Kristus ada di dalam kita, Dia  membenarkan, menguduskan dan menyalibkan kita bersama-sama dengan Dia sehingga kita mati atas segala dosa dan mendapatkan hidup yang baru.

Kita melayani orang lain, membawa mereka untuk hidup mengerti dan berpusat pada Injil Kristus, kita memberitakan Kristus melalui kasih kita kepada mereka. Ketika kita mengasihi, hati kita tulus untuk mengasihi, tanpa berharap bahwa orang yang kita tolong, membalas perbuatan kita. Yang terpenting dari bagaimana kita melihat kepentingan orang lain, bahwa mereka yang membutuhkan pertolongan, mereka dapat melihat Yesus Kristus, melalui kasih kita.

Setiap kita harus terus belajar untuk mengasihi sama seperti Yesus mengasihi, kita harus terus belajar untuk membawa orang-orang mengerti bahwa Yesus benar-benar nyata dan mengubahkan. Kita harus terus bersekutu dengan Kristus, agar hati dan pikiran kita mengetahui betapa berharganya hidup yang kekal, bersama-sama dengan Yesus, sehingga kita memiliki kekuatan untuk membagikan kehidupan kita yang telah dipengaruhi oleh kasih Yesus. 

Yesuslah yang dilihat  jelas melalui kehidupan kita yang tidak lagi mementingkan kepentingan diri sendiri. Roh Kuduslah yang dapat membuat seseorang percaya, bahwa Yesus benar-benar mengampuni dosa dan memberikan hidup yang baru. Amin.