Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Filipi 2:5 Bersikap Seperti Yesus Kristus

Renungan Filipi 2:5 Bersikap Seperti Yesus Kristus

Ayat Alkitab Filipi 2:5

Judul Renungan: Bersikap Seperti Yesus Kristus

Filipi 2:5 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (FAYH) 5 “Hendaklah Saudara bersikap seperti Yesus Kristus,” (BIMK) “5 Hendaklah Saudara bersikap seperti Yesus Kristus,” (AMD) “5Kamu harus berpikir seperti itu. Itulah cara Yesus Kristus berpikir:” 

Tujuan kita sekarang adalah menjadi seperti Yesus, kita dibebaskan dari kehidupan yang sia-sia yang sesat dan penuh dosa. Untuk hidup dalam pembaharuan akal budi, di mana Yesus sebagai pusat pembaharuan kita. Roh Kudus bekerja di dalam hati kita, untuk terus mengajarkan Injil yang murni dan sejati, sehingga ketika Injil dapat kita mengerti, kita dapat memaknai kehidupan Yesus Kristus, di mana kerinduan terdalam kita menjadi serupa dengan Dia.

Paulus membawa kita, untuk menaruh pikiran dan perasaan yang juga terdapat di dalam Kristus, ini adalah tujuan. Agar kita “menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,” (Rom. 8:29) karena itu marilah kita terus hidup dalam perenungan yang tertuju pada kehidupan Kristus dan kematian Kristus dan kebangkitan Kristus yang telah membenarkan kita ketika kita bertobat dari segala perbudakan dosa. Hidup kita menjadi milik-Nya, diubahkan terus dan memancarkan cahaya Injil, buah Roh dapat dinikmati banyak orang.

Menaruh Pikiran dan Perasaan yang Terdapat Juga Di Dalam Kristus

Allah telah berkarya untuk membawa kehidupan beralih dari dosa untuk hidup bagi-Nya, inilah inti dari kehidupan Kristen. Bukan kita yang telah bekerja keras sehingga kita menjadi milik Allah dan dinyatakan benar di hadapan-Nya. Semua ini karena pekerjaan Allah yang digenapi di dalam Yesus Kristus.

Pengenalan akan Yesus merupakan tujuan dari iman kita, ketika kita tahu dosa-dosa kita memperbudak. Kita sadar bahwa dosalah musuh utama dari  kehidupan kita, akar dari segala kejahatan hati dan keserakahan. Pikiran dan perasaan kita begitu sesat dan tidak menginginkan Allah, inilah inti dari dosa, inti dari segala masalah hidup kita, kita mati di dalam dosa kita, kita diperbudak  oleh dosa, kita mengalami kesedihan mendalam, ketidakpuasan, nafsu jahat yang merugikan. Baik itu diri kita sendiri dan orang lain.

Maka dari itu, kita perlu mengingat kembali karya keselamatan yang Yesus kerjakan untuk membebaskan kita dari dosa. Dan nasehat Paulus kepada muridnya Titus akan menolong kita kembali merenungkan Injil yang murni dan bagaimana ketika kita telah hidup berdasarkan Injil, kita terus berjalan di jalan untuk semakin menjadi serupa dengan Yesus.

“Sebab dahulu kita sendiri juga bodoh, sesat dan tidak taat. Kita diperhamba oleh bermacam-macam nafsu dan keinginan; kita hidup dengan niat-niat jahat dan iri hati, serta saling membenci. Tetapi Allah, Penyelamat kita menunjukkan kasih dan kebaikan hati-Nya kepada kita. Ia menyelamatkan kita, bukan karena kita sudah melakukan sesuatu yang baik, melainkan karena Ia sendiri mengasihani kita. Ia menyelamatkan kita melalui Roh Allah, yang memberikan kita kelahiran baru dan hidup baru dengan jalan membasuh kita. Allah mencurahkan Roh-Nya kepada kita dengan perantaraan Yesus Kristus, Raja Penyelamat kita, supaya oleh rahmat Yesus, kita berbalik kembali dengan Allah dan kita mendapat hidup sejati dan kekal yang kita harap-harapkan.” (Tit. 3:3-7)

Jadi sekarang, inilah yang terus kita renungkan bahwa kita telah dilahirkan kembali. Yang artinya kita memiliki hidup yang baru, hidup yang mematikan dosa dan merenungkan identitas diri kita di dalam Kristus dan di dalam Dia, kita melakukan apa yang terus Yesus kerjakan dan perintahkan di dalam Dia. Kehendak-Nya yang sangat berharga, menjadi tujuan hidup kita hari ini dan seterusnya.

Meneladani Yesus yang Membebaskan Dari Perbudakan Dosa

Yesus bukan sekedar guru moralitas yang kita teladani, lebih dari itu. Dia adalah Tuhan artinya Dialah pemilik hidup kita dan yang sekarang mengarahkan kita untuk hidup menikmati kemuliaan Allah dan memuliakan Allah. Kita hidup menyembah Kristus dan tanpa penyembahan, kita tidak akan dapat meneladani Yesus Kristus.

Injil begitu berkuasa, sehingga menghidupkan kita kembali dan menjadikan mata hati kita kagum akan kemuliaan yang terdapat di dalam Yesus. Tanpa kekaguman pada keindahan Yesus, kita tidak akan meneladani Dia. Kita tahu Dia sangat indah, kita kagum pada-Nya sehingga kita menyembah Dia, Dialah Tuhan yang telah melepaskan kita dari dosa dan kutuk dosa. Dengan memberikan diri-Nya dikutuk sehingga kebenaran-Nya membenarkan kita yang percaya kepada-Nya.

Hati Yesus penuh dengan belas kasihan terhadap orang berdosa, terhadap Anda dan saya. Jadi datanglah pada-Nya wahai Anda orang berdosa, saya orang berdosa. Marilah kita meminta pengampunan dosa dan hidup memberitakan Injil, bahwa di dalam Yesus saja ada kehidupan, ada pembebasan dari dosa dan Persekutuan yang penuh kasih.

Kasih Allah kepada manusia begitu besar, kasih inilah yang harus ada di dalam kita, ketika kita benar-benar menyembah Allah. Maka kita menjadi seperti pribadi yang kita sembah, ini merupakan inti dari kehidupan kita sebagai manusia-manusia yang diciptakan untuk menyembah, kagum pada kuasa dan kemuliaan di luar diri kita. Dan hal itu hanya dapat kita temukan di dalam Yesus, ketika hidup kita terus belajar untuk menjadi serupa dengan Yesus. 

Kiranya kuasa Roh Kudus, kekuatan Injil terus menjadi dasar dari kehidupan kita yang meneladani Yesus. Sehingga kita tidak jatuh ke dalam kualitas keangkuhan moralitas, melainkan semakin rendah hati, bertobat dan memberitakan Injil kepada semua orang yang kita kenal, Allah saja kiranya dimuliakan. Amin.