Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengkhotbah 3:22 Bagaimana Menikmati Setiap Pekerjaan?

Pengkhotbah 3:22 Bagaimana Menikmati Setiap Pekerjaan?
Foto oleh Rodolfo Clix: https://www.pexels.com/id

Pengkhotbah 3:22 (TB) Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?

Ketika kehidupan Nampak sia-sia dan segala sesuatu sepertinya tidak berguna, Pengkhotbah membawa kita pada satu titik di mana hidup ini haruslah dinikmati. Memang semua terlihat sia-sia, setiap pekerjaan yang dipercayakan kepada manusia melelahkan tubuh dan mental. 

Segala sesuatu yang terjadi di dalam dunia ini, benar-benar tidak terselami oleh pikiran kita yang terbatas. Kita menginginkan hal yang indah dan memuaskan kedalaman perasaan kita, di mana jiwa kita menuntut terus suatu jenis kehidupan yang kita tahu bahwa kita tidak mampu memperolehnya. Sehingga kita memperoleh kesimpulan yang sama seperti Salomo. Bahwa hidup kita sia-sia.

Bukankah Anda merasakan hal yang demikian di ke dalam diri Anda, bukankah Anda juga merasa bahwa hidup Anda sekarang adalah Kesia-siaan. Bahwa segala sesuatu yang Anda kerjakan seolah-olah tidak ada gunanya. Kematian akan datang, semakin hari Anda semakin lemah karena umur yang bertambah dan semakin kesepian karena keluarga dan teman-teman Anda memiliki pekerjaan mereka masing-masing. 

Senyum di wajah Anda mulai mengerut, kebahagiaan mulai redup, hidup mulai terasa hampa dan setiap ambisi Anda tidak pernah benar-benar memberikan kepada Anda tujuan untuk kehidupan saat ini dan nanti. Dan inilah Kesia-siaan itu, Anda hidup di masa modern yang melelahkan dan banyak tuntutan. 

Dosa telah menjadi akar yang meracuni jiwa manusia, mematikan manusia sehingga tidak dapat memiliki hubungan dengan Allah dan manusia tidak dapat memuliakan Allah. Ketika manusia tidak memuliakan Allah dan hidup untuk sebuah tujuan dunia ini, inilah yang membawa manusia pada ratapan Kesia-siaan hidup. 

Saudaraku, kita ini diciptakan untuk kemuliaan yang memuaskan dan memberikan rasa Syukur karena kepuasan yang berasal dari Allah yang kudus. Karena kita adalah ciptaan yang diciptakan dengan akal pikiran dan kekekalan ada di dalam hati setiap kita, kita tahu ada kehidupan kekal dan jiwa kita tahu bahwa kekekalan sejati memberikan kepuasan. Namun karena dosa, kita mengeluh karena semua terasa sia-sia.

Dosa mematikan kita, Injil memberikan kita kehidupan melalui iman kepada Yesus Kristus dan titik di mana kita dapat menikmati setiap pekerjaan di dunia ini. Adalah ketika kita tahu bahwa pekerjaan yang kita lakukan sekarang adalah pekerjaan yang Allah percayakan kepada kita untuk kemuliaan nama-Nya, untuk memberitakan nama-Nya dan untuk membawa banyak orang mengenal Dia melalui kehidupan kita.

Saudaraku, Yesus yang telah disalibkan dan menerima semua kutuk dosa kita Dialah yang membenarkan kita karena kebenaran-Nya ditaruh di dalam kita ketika kita percaya kepada-Nya. Berita inilah yang memberikan kita makna yang baru, memuaskan jiwa dan melihat kepuasan hidup yang sejati karena di dalam Yesus kita dapat memuliakan Allah melalui setiap pekerjaan yang diberikan kepada kita. 

Jadi pekerjaan bukanlah beban, melainkan sukacita karena tujuan kekal yang ada di dalam hati kita, kita peroleh melalui kasih karunia, Yesus Kristus telah hidup, mati dan bangkit untuk memberikan pengharapan kekal, di dalam hati setiap manusia. Inilah pekerjaan yang dapat kita nikmati, ketika kita tahu benar Yesus ada bersama-sama dengan kita, keindahan Injil terus dinyatakan di dalam akal pikiran kita. 

Doa; Kami memuji Engkau ya Allah, karena kasih karunia-Mu benar-benar melimpah atas hidup kami. Ketika kehidupan kami Nampak sia-sia, Roh Kudus memberitakan Injil di dalam hati kami dan pikiran kami, sehingga kami kembali merenungkan keindahan hidup di dalam kasih karunia, kami memperoleh hidup yang baru dan terus diperbaharui dalam kasih karunia untuk memberitakan nama Yesus. Di dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.