Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melatih Hati Pikiran Untuk Menikmati Kasih Karunia

Melatih Hati Pikiran Untuk Menikmati Kasih Karunia
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/

Seorang atlit melatih dirinya untuk memenangkan suatu pertandingan, seorang Kristen juga demikian kita perlu latihan yang konsisten. Untuk memperoleh kehidupan yang menikmati keindahan dan kemuliaan Allah, karena kita adalah anak-anak Allah yang diadobsi untuk terbebas dari perbudakan dosa yang memisahkan kita dari tujuan kita diciptakan dan hidup di dalam dunia.

Kita telah terbiasa diperbudak oleh dosa, kita pemberontak dan tidak dapat melakukan perbuatan yang benar. Karena kebenaran memang tidak ada di dalam kita. Kita adalah budak dosa sejak dalam kandungan ibu kita, kita berdosa bukan karena kita melakukan dosa, melainkan karena kita adalah pendosa, kita adalah dosa.

Karena itu, Allah sendiri datang ke dalam dunia, Yesus Kristus hidup sebagai manusia sempurna dan mati sebagai seseorang yang paling berdosa. Ke dalam diri-Nya ditimpakan keberdosaan kita, di dalam diri-Nya ia menanggung semua murka Allah, semua isi cawan murka Allah Yesus minum dan tidak tersisa. Kabar baiknya Yesus bukan hanya mati dalam dosa, Dia telah dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Artinya dosa tidak lagi berkuasa dalam diri-Nya dan maut telah dikalahkan. 

Inilah sumber pengharapan kita sebagai orang-orang Kristen, inilah dasar iman kita bukan berdasarkan moralitas kita, tetapi berdasarkan moralitas Kristus, kematian Kristus dan kebangkitan Kristus. Inilah makna kematian Yesus di atas kayu salib, inilah Injil, inilah kasih karunia yang harus terus kita renungkan sebagai orang percaya.

Saya setiap hari beberapa tahun lalu terus melatih diri saya menulis, membaca dan mengerti suatu bahkan sampai kalimat sampai hari ini. Saya terus melatih diri saya untuk menulis. Hidup yang kita jalani hari ini merupakan rangkaian kebiasaan yang kita latih di masa lalu. Baik itu sadar mau pun tidak sadar. 

Karena itu, melalui artikel ini saya membawa Anda kembali melihat diri Anda dan apa isi hati dan pikiran Anda. Tempat paling ramai di dalam dunia ini adalah pikiran kita, ia terus berbicara, terus berpetualang. Apa yang kita isi di dalam hati pikiran kita itulah penyembahan kita, itulah yang kita muliakan dan itulah yang menjadi dasar kehidupan kita. Hati pikiran manusia adalah pusat kehidupan. Penggerak semua jenis kehidupan yang Anda dan saya jalani.

Kita perlu melatih diri kita untuk selalu memikirkan Injil dengan benar, setiap kali kita berdiam diri dan bersaatteduh dengan Alkitab kita. Kita perlu memusatkan pikiran kita pada Injil, karena hanya Injil yang dapat benar-benar memberikan kita kekuatan dan kepuasan dan terus mengembalikan arah hidup kita pada kasih dan kemuliaan Allah, karena Injil menyatakan kasih dan keindahan yang membawa jiwa kita kagum pada Pribadi yang menjadi tujuan dari penyembahan kita.

Ketika hati pikiran kita penuh dengan kasih karunia, maka kita menemukan tujuan sejati dari setiap tindakan dan visi hidup kita ke depan. Maka dari itu setiap hari marilah kita memikirkan kebesaran dan keindahan kasih karunia dan bagaimana kita diampuni dari segala dosa dan dibenarkan dengan kebenaran Kristus. Dan masuk ke dalam proses pengudusan, untuk selalu membenci setiap dosa dan mematikan setiap dosa yang ada di dalam hati pikiran kita yang melahirkan tindakan.

Bersama dengan Paulus kita dapat berkata, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Korintus 9:26-27. Roh Kudus kiranya memampukan setiap kita untuk selalu melatih hati pikiran kita untuk dipenuhi dengan kuasa Injil kasih karunia. Amin.