Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengkhotbah 4:17 Lebih Baik Mendengarkan

Foto oleh Enoch Patro httpswww.pexels.com

Pengkhotbah 4:17 Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.

Pengkhotbah kembali membawa kita melihat setiap realitas yang ada di dalam dunia ini, setiap kejadian yang dialami manusia. Dan kita menemukan kesimpulan yang sama, yaitu Kesia-siaan dalam hidup. Apakah hidup Anda hari ini dan kemarin dan akan datang sia-sia. Jika kita mendasarkan setiap fakta dan itu diselaraskan dengan kitab Pengkhotbah. Maka kita aka menyimpulkan hidup kita pun hari ini dan berikutnya dan yang telah berlalu sia-sia.

Kesia-siaan hidup ada karena dosa telah menjadi akar dari Sejarah umat manusia, sejak kejatuhan manusia dalam dosa. Kehidupan manusia menjadi benar-benar kacau. Manusia menyembah ciptaan dan membenci pencipta, manusia memuliakan semua kekayaan yang dihasilkan di dalam dunia ini. Dan memberontak terhadap pencipta, manusia bersukacita bersekutu dengan ciptaan di dalam dunia, namun lari dari Allah karena pada dasarnya kedalaman hati manusia mengetahui bahwa ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar, melayakkan dirinya binasa dalam murka Allah yang menyala-nyala.

Akar dari semua Kesia-siaan hidup adalah dosa manusia, penyembahan berhala yang dilakukan manusia. Kebenaran moralitas manusia itu  sendiri, semua cita-cita untuk kesenangan dan kepuasan. Adalah saluran yang membawa hidup manusia pada kesimpulan akan sia-siaan. Kita telah merenungkan dosa dan akibat dari dosa dan bagaimana Allah bekerja untuk membinasakan dosa bahkan orang berdosa.

Sehingga kebenaran akan dosa, membawa kita pada kabar baik akan realitas lain dari Allah yang menciptakan kita. Dia yang pada saat yang sama mengasihi manusia. Kasih yang dinyatakan melalui Pribadi yang taat sampai mati salibkan untuk menggantikan kita, Dia menerima dosa kita di atas kayu salib agar kesempurnaan kebenaran dan kekudusan-Nya diterima oleh kita ketika kita  percaya dan bertobat dari segala dosa.

Ini merupakan Injil yang harus kita dengarkan, persembahan yang sempurna telah Allah sediakan di atas bukit kematian. Yesus telah disalibkan dan telah bangkit karena maut tidak berkuasa atas-Nya. Inilah sumber pengharapan kita. Sehingga bukan persembahan yang Allah inginkan dari kita, melainkan telinga yang mendengarkan Injil. Sehingga Injil dapat terus tertanam di dalam hati pikiran.

Membawa kita terus merenungkan karya Allah di dalam hidup kita, Injil menguatkan kita melewati setiap realitas hidup. Kesimpulan hidup kita tidak lagi sia-sia, melainkan hidup kita untuk kembali berdamai bersama dengan Allah, bersekutu dengan Dia, takut akan Dia dalam sukacita karena kasih-Nya yang telah dinyatakan di dalam hati pikiran kita. Jadi tujuan kita, kesimpulan masa kini, masa depan dan masa lalu adalah Soli Deo Gloria (Segala Kemuliaan hanya Bagi Allah).