Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Kematian dan Kebangkitan Yesus

Makna Kematian dan Kebangkitan Yesus (Renungan Paskah 2024)

Ketika saya merenungkan Kembali makna kehidupan saya, saya menemukan jalan buntu semua tampak sia-sia seperti yang dituliskan oleh raja Salomo. Namun ketika saya merenungkan Injil. Saya menemukan jalan kebenaran dan hidup. Seolah-olah saya telah mendapatkan apa yang sangat-sangat saya inginkan di dalam kehidupan yang sementara. Dan seketika itu juga ketakutan dan ambisi duawi tidak lagi menguasai jiwa saya. Ini adalah kuasa Injil, yang benar-benar saya nikmati, saya rindu Anda menikmati kuasa yang sama di dalam jiwa Anda.

Maka dari itu, melalui perayaan paskah tahun 2024 ini, saya menuliskan artikel ini, saya membawa Anda Kembali merenungkan Injil yang di dalamnya ada kematian dan kebangkitan Kristus. Ini adalah inti dari teologi kita, ini adalah dasar iman kita dan ini adalah podasi dari setiap sukacita, pertobatan dan penyembahan kita.  Bagian terbaik dari Alkitab yang menjadi dasar renungan kita, secara keseluruhan ada di 1 Korintus 15.

Makna Kematian Yesus Mati Karena Dosa-dosa Kita

1 Korintus 15:3 (TB) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,

Anda harus benar-benar mengerti dan mengetahui ini, bahwa Alkitab pada dasarnya memberitakan Yesus mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu. Perjanjian Lama, memberikan gambaran dari kepahlawanan Yesus melalui gambaran penyelamatan suatu bangsa dari perbudakan. 

Nubuatan tentang kedatangan-Nya, merupakan penantian panjang oleh bangsa Israel untuk pembebasan di abad-abad berikutnya. Bangsa itu menantikan Mesias yang digambarkan di dalam Perjanjian Lama dan telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama. 

Selanjutnya kita tahu, bahwa penantian itu digenapi melalui Yesus Kristus, namun bangsa itu tidak percaya. Karena Yesus tidak seperti penyelamat yang mereka harapkan. Meskipun Yesus melalukan banyak hal-hal besar yang tidak dapat dilakukan manusia biasa. Namun penyaliban-Nya oleh Keputusan pemimpin Romawi, menyatakan bukti nyata bagi bangsa Israel bahwa Yesus tidak akan menyelamatkan mereka dari penjajahan bangsa Romawi.

Saudaraku, Yesus datang bukan untuk membebaskan Israel dari perbudakan sacara Politik, Dia datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa mereka, dari perbudakan dosa yang mengingat dan mengarahkan manusia pada kematian kekal yang mengerikan. Masalah umat manusia yang Allah ciptakan untuk diri-Nya adalah dosa, dosa merupakan pemberontakan kita kepada Dia, kita tidak mengenal Dia, kita kehilangan kemuliaan-Nya dan kita menciptakan tuhan versi kita masing-masing.

Kematian Yesus, membebaskan kita dari perbudakan dosa, Dia mati karena dosa-dosa kita artinya. Dia menanggung kutuk hukuman dosa kita. Semua keburukan, kematian, kehilangan kemuliaan dan pemberontakan. Seolah-olah Yesuslah yang melakukan semua itu sehingga Dia disalibkan, di atas kayu salib Allah Bapa memandang Yesus sebagai seseorang paling berdosa karena dosa kita ditimpakan kepada-Nya.

Penjelasan berikut membawa kita dapat memaknai arti dari kematian Yesus di kayu salib "Satu-satunya jawaban di zaman modern ini, seperti di zaman-zaman lainnya, adalah darah Kristus. Ketika hati nurani kita bangkit dan menyalahkan kita, kemana kita akan berpaling? Kita berpaling kepada Kristus. Kita berpaling pada penderitaan dan kematian Kristus — darah Kristus. Inilah satu-satunya zat pembersih di alam semesta yang dapat memberikan kelegaan hati nurani dalam hidup dan kedamaian dalam kematian". ~John Piper, dalam  The Passion of Jesus

Kebenaran inilah yang menjadi makna dari penyaliban Yesus, kita yang seharusnya dihukum mati dalam kekekalan. Ketika percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ketika Roh Kudus bekerja di dalam kita, membukakan semua keburukkan dosa-dosa kita, kita tahu benar bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Dan melihat hanya melalui darah Yesus saja, kita diselamatkan, kita disucikan, kita dibenarkan dan kita diangkat bukan hanya menjadi sahabat. Kita juga menjadi anak-anak Allah yang dikasihi. 

Inilah Injil yang terus saya renungkan dan memuaskan jiwa saya, yang membebaskan saya dari semua keinginan duniawi dan membawa saya untuk melihat kemuliaan Allah sehingga saya menyembah dan memuliakan Dia. Selanjutnya bukan hanya kematian yang memberikan kita hidup, namun juga kebangkitan Yesus, sumber dari pengharapan kita bahwa kematian tidak berkuasa atas-Nya, artinya kematian juga tidak berkuasa atas kita yang ada di dalam Dia.

Makna Kematian dan Kebangkitan Yesus (Renungan Paskah 2024)

Makna Kebangkitan Yesus Kematian Kuasa Dosa Dikalahkan

1 Korintus 15: 16-18 (TB) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

Jelas bahwa Injil bukan hanya sampai pada kematian Yesus, melainkan sampai pada puncak dari keinginan terdalam setiap manusia. Yaitu kehidupan yang lepas dari bayang kengerian dari kematian. Puji Tuhan, Yesus dibangkitkan, Yesus mengalahkan kuasa dosa, sehingga kematian tidak lagi berkuasa atas kehidupan-Nya dan orang-orang yang kini hidup di dalam Dia.

Kepercayaan kita pada Yesus, didasarkan pada kehidupan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Jika Yesus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah penyerahan diri kita pada Yesus. Namun iman kita tidak menjadi sia-sia karena pengharapan akan kebangkitan ini, Dia dibangkitkan dari antara orang mati dan telah menampakan diri-Nya kepada begitu banyak orang murid. Dan yang terakhir kepada Paulus.

Kebangkitan Yesus memberikan kita kekuatan, untuk menjalani kehidupan ini, semua makna dari kehidupan ini ada pada kebangkitan setelah kematian. Setiap kita pada dasarnya takut pada kematian, karena kita diciptakan bukan untuk kematian, kita ada untuk kehidupan kekal Bersama-sama dengan Allah. Kebangkitan kita dari kematian, membawa kita pada kemuliaan yang tidak dapat dibayangkan di dalam dunia yang sementara sekarang ini.

Kita bukan lagi budak dosa, karena kuasa dosa tidak lagi mengikat kita, karena Yesus telah mengalahkan dosa dengan memberikan diri-Nya mati dan telah dibangkitan dari kematian. Kabar baik ini, menjadi makna dari kebangkitan Yesus yang terus dapat kita renungkan di dalam kehidupan keseharian kita. Menutup renungan ini, saya membawa Anda Bersama-sama membaca 1 Korintus 15:54-58 dengan suara yang tegas.

54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ”Maut telah ditelan dalam kemenangan.

55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”

56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. 

57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

 58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Amin.