Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengkhotbah 9:10 Bekerja Dan Bersukacita

Foto oleh Anamul Rezwan: https://www.pexels.com/id

Pengkhotbah 9:10 (TB) Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.

Manusia diciptakan oleh Allah, untuk melakukan pekerjaan yang Allah sediakan di dalam dunia ini. Kita dapat mengetahuinya dari Kejadian 1:28 “manusia dipanggil untuk berkuasa di bumi, untuk menaklukan bumi ini, dengan kata lain bekerja di dalam bumi ini.” Pekerjaan tidaklah membosankan, bekerja adalah begian penting dari memaknai kehidupan ini. Ketika Anda hidup dan tidak mengerjakan apa-apa, maka sebentar lagi Anda akan masuk ke dalam ruang di mana jiwa Anda frustasi, hidup Anda terasa tidak berguna.

Setiap kita dipanggil untuk bekerja, Anda setuju dengan itu, namun karena dosa telah masuk ke dalam dunia maka ketika kita bekerja. Kita merasakan bosan, malas dan enggan untuk mengerjakan segala hal yang harus kita kerjakan. Kita mengeluh di dalam dunia, kita ingin kehidupan yang tidak bekerja, namun ketika kita tidak bekerja, kita juga menemukan kebosanan di sana. 

Definisi pekerjaan tidak lagi sama seperti tujuan awal manusia diciptakan, setiap pekerjaan manusia membawa manusia pada penyembahan berhala. Dosa pada dasarnya, menjadikan manusia tuhan atas dirinya sendiri dan manusia menciptakan agama untuk dirinya sendiri, tuhan sesuai dengan selera dirinya masing-masing.

Fakta inilah yang terjadi pada kehidupan Anda dan saya, di masa modern, pekerjaan digunakan sebagai tempat di mana seseorang dapat meninggikan nilai dirinya dan merendahkan pihak lain. Bahkan seringkali karena pekerjaan tertentu seseorang ingin dirinya dihormati, dengan pengertian lain ia ingin dirinya disembah. Dunia di mana Anda saya tempati sekarang ini, pada dasarnya berada dalan kekacuan konsep, karena dosa, setiap hal tidak berada di mana semestinya berada.

Saya membawa Anda merenungkan Pengkhotbah 9:10, dari cara pandang Injil Yesus Kristus, karena tanpa Injil. Kita pasti akan salah mengerti apa yang ingin Pengkhotbah sampaikan kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita hidup, di dalam dunia yang terus menarik kita ke dalam Lembah Kesia-siaan dari kerja keras dan harapan. Karena melalui Injil, kita dibawa memikirkan pikiran Allah melalui Yesus Kristus, melalui Injil kita mendapatkan kekuatan baru untuk hidup berdasarkan makna sejati berdasarkan definisi Allah yang menciptakan kita.

Di dalam dunia yang fana ini, kita dibawa untuk percaya kepada Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Selanjutnya kita dibawa untuk berjalan Bersama dengan Dia, mengerti kehendak-Nya dan bekerja berdasarkan panggilan kehendak Kristus. Dan kita dibawa untuk terus bertobat dari dosa dan kebenaran diri kita sendiri agar hidup kita semakin serupa dengan Yesus. 

Kita dibawa untuk semakin mengenal Yesus, mengasihi Yesus dan menikmati Dia setiap saat di dalam konteks kehidupan kita, pekerjaan kita, car akita bersenang-senang dan bersukacita menikmati makanan kita. Injil mengarahkan kita hidup berdasarkan kemuliaan Allah dalam Persekutuan yang penuh kasih dengan Dia dan sesama manusia.

Saudaraku, selama kita masih hidup, masih ada harapan untuk terus menikmati hidup melalui perenungan kita akan kasih Allah. Kita yang seharusnya binasa karena dosa-dosa kita, diselamatkan karena kehidupan, kematian dan kebangkita Kritus. 

Marilah kita terus hidup memandang pada salib Kristus, pada kasih-Nya, pada kekudusan-Nya, pada kuasa-Nya dan pada keindahan-Nya. Sehingga kita merasakan sukacita dan terus membagikan sukacita itu kepada orang-orang yang kita kenal. Dan Bersama-sama membawa mereka hidup bekerja di dalam dunia ini, mengerjakan setiap tanggungjawab yang diberikan dengan tujuan bahwa hidup ini untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia setiap saat. Amin.