Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Ibrani 3:1-6 Teguhlah Berpegang Pada Pengharapan

Renungan Ibrani 3:1-6 Teguhlah Berpegang Pada Pengharapan
Foto oleh Luis Quintero: https://www.pexels.com/id

Ayat Alkitab Ibrani 3:1-6

Judul Renungan: Teguhlah Berpegang Pada Pengharapan

Ibrani 3:1-6 (TB)  1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, 2 yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. 3 Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. 4 Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. 5 Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, 6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Penulis Ibrani membawa kita merenungkan bagaimana pekerjaan Allah Tritunggal secara sumpurna melalui kehidupan Musa. Kehidupan Musa merupakan bayangan dari pekerjaan yang jauh lebih besar, jika Musa membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal untuk membebaskan bangsa-bangsa dari perbudakan dosa, dari kebinasaan upah dosa, dari kesesatan untuk Kembali pada penyembahan yang benar kepada-Nya.

Sehingga sekarang, kita dapat berpegang teguh pada pengharapan, pengharapan itu adalah pekerjaan Allah yang sempurna dan telah selesai. Saya membawa Anda merenungkan 3 poin, di mana poin-poin ini, menjadi dasar kita berharap dan terus hidup di dalam dunia yang sementara sekarang ini.

Kesetiaan Kristus

Kata kerja di dalam ayat 1, pandanglah kepada Yesus. Mengapa perlu untuk kita memandang kepada Yesus? Mengapa ini sangat penting? Sebelum kita dapat memandang kepada Yesus, kita perlu terlebih dahulu memikirkan identitas diri kita, sebagai apakah Anda hari ini hidup. Apa identitas Anda? Apakah tanda pengenal Anda adalah kehidupan Kristus, apakah Anda suka memikirkan Dia, membicarakan Dia dan melakukan apa yang Dia mau Anda lakukan.

Penulis, menjelaskan identitas seseorang yang dapat memandang pada pekerjaan kesetiaan Kristus, merupakan mereka yang telah menerima penggilan sorgawi. Seseorang yang telah hidup di dalam Kristus, telah percaya dan telah ditebus oleh darah Yesus. Seseorang yang telah menerima panggilan sorgawi, merupakan seseorang yang telah menerima pengharapan dari kesetiaan Kristus yang telah selesai.

Yesus hidup sebagai manusia sejati, hidup sebagai Allah sejati karena itu dosa tidak ada di dalam Dia. Kabar baik-Nya lagi kesetiaan Kristus telah menyelamatkan kita dari kutuk hukuman dosa. Kesetiaan-Nya ditunjukkan dengan merelakan diri-Nya mati disalibkan menggantikan Dia, di atas salib Yesus menerima murka kekal Allah, di atas salib Yesus ditinggalkan, di atas salib semua dosa dan kutuk hukuman dosa diterima oleh Yesus.

Kesetian Yesus inilah yang menjadi dasar dari renungan kita, dasar iman kita dan menjadi tujuan dari semua Tindakan kita, pengharapan kita. Pada kesetiaan Kristus kita berpegang teguh dan terus hidup. Kesetiaan Yesus inilah yang menjadi sumber kasih karunia, sumber kehidupan yang baru, sumber sukacita dan ucapan Syukur di saat-saat yang sulit.

Allah Sang Ahli Bangunan

Pertama kita berpegang pada kesetiaan Kristus atas kehidupan kita, selanjutnya penulis Ibrani membawa kita untuk melihat permuliaan dari segala sesuatu. Yesus telah setia, memelihara bangunan yang diberikan kepada-Nya, namun kita belum beritahukan asal mula dari bangunan itu. Dan ada poin yang kedua ini, kita tahu bahwa bangunan itu berasal dari Allah.

Kita semua berasal dari Allah, kita adalah ciptaan Allah, berdasarkan kuasa-Nya, kasih-Nya kita diciptakan. Bukan berarti Yesus bukanlah pencipta kita, kita perlu tahu bahwa Yesus adalah bagian dari Allah Tritunggal, di mana Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus menciptakan kita sesuai dengan gambar-Nya. Kita adalah wakil-wakil Allah di dalam dunia ini.

Poin ini, membawa kita tidak lagi mendasarkan kehidupan kita pada hikmat pengetahuan dan pengalaman kita sendiri. Bahwa pengharapan kita ada pada Allah yang menciptakan kita, Allah yang telah mengutus Yesus Kristus untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa dan mengutus Roh Kudus untuk menyertai kehidupan kita sampai pada kesudahan zaman. Semua kebenaran ini, merupakan tempat di mana kita dapat pergenag teguh, hati pikiran kita percaya pada pekerjaan Allah yang sangat-sangat berkuasa dan memberikan hidup.

Kitalah bangunan buatan Allah, diciptakan untk diri-Nya sendiri, namun karena dosa kita hancur, kita sesat dan kita tidak berdaya. Kita mati dalam dosa-dosa kita. Kesetiaan Musa sempurna, Yesus Kristus membangun Kembali diri kita, sehingga sekarang kita menjadi bangunan untuk memuji memuliakan Allah, kita Kembali pada jalan kebenaran, bahwa kita diciptakan untuk Allah, hidup kita untuk taat melakukan apa yang Dia inginkan dari kita. Inilah kepuasan, sember dari segala harapan, tujuan dan makna sejati dalam kehidupan yang sangat sementara sekarang ini.

Kristus Sebagai Kepala

Kesetiaan Yesus pada rancangan Allah atas diri-Nya ketika Dia diutus sebagai manusia dan merasakan bagaiaman semua kelemahan manusia. Hanya saja Yesus tidak pernah melakukan dosa, sebab Dia memang tidak dapat berbuat dosa karena kejahatan, pemberontakan, dan perbudakan kuasa kegelapan tidak ada di dalam diri-Nya. Dia adalah ciptaan ketiga setelah Adam dan Hawa, Dia disebut sebagai Adam kedua. 

Ketika Adam pertama gagal melakukan kehendak Allah, Adam pertama lebih memilih untuk memberontak. Oleh satu orang, semua orang telah berdosa dan menerima kutuk hukuman dosa. Maka dari itu, hanya oleh satu orang saja yang taat sampai mati disalibkan, maka manusia diselamatkan, diperdamaikan dan menjadi bangunan yang baru.

Di sinilah poin praktis, di mana Injil bukan hanya mengubahkan cara Anda merasakan, cara Anda berpikir, dan cara Anda menghadapi dosa sehingga Anda bertobat. Injil, memampukan kita memiliki tingkah lagi yang serupa dengan Kristus, kita adalah bagian dari tubuh Kristus dan Yesus adalah Kepalanya. Dialah yang menjadi arah tujuan dari semua bagian kehidupan kita ketika kita bertindak, ketika kita bekerja, disiplin dan terus mengembangkan diri di masa modern hari ini.

Pengharapan hidup kita berdasarkan pada, Yesus adalah kepala dari seluruh bagian kehidupan kita, setiap kali kita berkehendak, memiliki visi, memiliki tujuan hidup. Baiklah kita terus meminta tuntunan Kristus, meminta kehendak-Nya meminta arahan-Nya. Sehingga kehidupan kita, untuk memuliakan Allah, memberitakan Yesus melalui semua Tindakan kita dan Roh Kudus yang diutus oleh Bapa. Akan terus memampukan kita, berharap, berpegang pada kebenaran ini, pada kesetiaan Yesus, Allah pencipta segala sesuatu dan Yesus adalah kepala dari semua bagian kehidupan kita, bahkan gereja secara universal. Amin.