Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Pengkhotbah 11:9-10 Kehidupan Sebagai Anak Muda

Renungan Pengkhotbah 11:9-10 Kehidupan Sebagai Anak Muda

Ayat Alkitab Pengkhotbah 11:9-10

Judul Renungan; Kehidupan Sebagai Anak Muda

Pengkhotbah 11:9-10 (TB) Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

Ketika umur saya masih awal 17, saya penuh semangat dan penuh percaya diri untuk menyonsong masa depan. Tanpa banyak ketakutan, tanpa banyak berpikir tentang tantangan dan kesulitan dalam hidup. Saya percaya, bahwa saya pasti berhasil dan akan mendapatkan apa yang benar-benar saya inginkan di masa depan. Saya ingin melayani, saya ingin menjadi seorang pertani modern dan saya ingin tinggal di desa di mana saya dapat memelihara banyak ternak seperti ayam dan babi. Saya akan memulai kuliah saya selama empat tahun. Dan saya bersukacita karena semua keinginan di dalam hati saya.

Sebagai anak muda, kita selalu memiliki semangat yang berbeda dari orang-orang yang telah lanjut usai. Kita selalu terlihat berbeda dari cara kita memandang kehidupan dan masa depan. Dan penulis pengkhotbah menganjurkan kepada kita, untuk bersukacita di masa muda, agar kita tetap mengikuti isi hati kita, rasa penasaran kita dan janganlah kita memberikan diri pada perbudakan yang menjadikan kita tidak berkembang berdasarkan minat bakat kita.

Pada saat yang sama, karena Pengkhotbah tahu, bahwa keinginan hati kita telah dikuasai dosa, ia memberikan peringatan kepada kita anak-anak muda. Bahwa kita akan bertanggungjawab di hadapan Allah pada waktnya, semua hal yang kita kerjakan di dalam dunia akan diadili di hadapan Dia yang adil. Baik itu perbuatan yang baik dan perbuatan jahat yang merugikan diri kita sendiri dan orang lain. 

Karena itu, saudaraku anak-anak muda marilah kita melakukan segala hal yang menyenangkan dalam hidup. Dan membuang semua hal yang sia-sia, kesenangan-kesenangan palsu yang merusak diri dan membawa kita pada kematian tubuh secepat mungkin. Marilah kita menjauhkan diri kita dari segala nafsu seks yang begitu kuat. Marilah kita menjauhkan diri dari segala hal yang membuat kita kecanduan, kebiasaan yang membawa kita pada sakit penyakit, makanan-makanan yang tidak membuat kita sehat. Marilah kita menjauhkan diri dari kerakusan dan keserakahan. Tinggalkanlah rasa geram atau amarah di dalam diri dan kenakanlah kasih kesabaran dan kelemahlembutan. 

Semua yang baik, baiklah itu menjadi bagian dari masa muda kita dalam hal bersenang-senang. Namun semua hal yang saya bagikan di atas masih sia-sia, karena ada pengertian yang sangat penting dalam hidup. Yang membawa jiwa kita ke dalam hidup kekal, bahwa kita ini diciptakan untuk Tuhan dan untuk memuliakan Dia. Karena itu, pada akhirnya kita mendapatkan nasehat. Bahwa kehidupan yang benar adalah kehidupan yang takut akan Tuhan.

Semua hal dalam hidup tampak sia-sia, semua kebaikan kita yang kita kerjakan, semua kesenangan yang kita nikmati. Semua itu sia-sia karena bukan untuk kemuliaan Tuhan. Di sinilah kita dapat melihat hubungan antara hikmat kitab Pengkhotbah dan Injil. Anak Allah telah turun ke dalam dunia, menjadi manusia, untuk mengerjakan apa yang tidak mampu kita kerjakan. 

Yesus telah hidup sempurna, melakukan bukan hanya yang baik, Dia telah mengerjakan semua kehendak Allah Bapa dengan sangat sumpurna. Sampai akhirnya Dia mati disalibkan, mati karena menerima kutuk semua dosa-dosa kita, Dia menanggung semua Kesia-siaan hidup kita dan hidup dalam kehampaan kematian kekal ditimpakan kepada-Nya. Ketika Dia mati disalibkan, Allah meninggalkan Dia karena kepada-Nya semua dosa yang terkutuk ditimpakan kepada Yesus. 

Hanya ketika kita percaya kepada Yesus, semua dosa kita diampuni, karena dosa-dosa kita telah ditimpakan kepada Yesus. Anak-anak muda, hiduplah takut dan gentar di hadapan kasih karunia, hiduplah sebagai seseorang yang sadar akan semua kebinasaan dalam diri dan hanya oleh kasih karunia Yesus Kristus saja. Anda dan saya, tidak hidup dalam Kesia-siaan. Yesus bukan hanya mati, Dia telah bangkit dari kematian.

Ini merupakan sumber pengharapan iman kita kepada-Nya, bahwa kita pasti dibangkitkan Bersama-sama dengan Dia. Jadi saudaraku, semua hal yang kita kejar, kita kerjakan, semua cita-cita, semua kesenangan dan perjuangan kita. Marilah kita arahkan itu kepada Kristus, arahkan itu pada kasih yang dinyatakan melalui salib. Sehingga hidup kita semakin mengenal Yesus, mengasihi Yesus dan hidup untuk melakukan rencana-Nya di dalam  dunia ini. Amin.