Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengkhotbah 12:1 Ingatlah Akan Penciptamu

Pengkhotbah 12:1 Ingatlah Akan Penciptamu

Pengkhotbah 12:1 (TB) Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ”Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”,

Ketika kita masih muda, tubuh kita masih sangat sehat dan bugar, otak kita mampu berpikir untuk merencanakan masa depan. Masa di mana ego kita mulai tumbuh dan ingin selalu di kenal sebagai sesuatu. Kita mengandalkan diri kita sendiri, kita hidup sesuai dengan keinginan hati kita sendiri. Kita bersenang-senang berdasarkan pencapaian-pencapaian kecil maupun besar. Pusat dari kehidupan kita adalah diri kita sendiri.

Kebanggaan di masa muda, membawa kita pada kehidupan yang terasa lebih baik, seolah-olah kematian begitu jauh dari kehidupan. Kita merasa bahwa begitu banyak waktu untuk melakukan segala sesuatu, kita begitu banyak waktu untuk menunda dan berpikir bahwa hari esok masih ada waktu. Kita melakukan segala sesuatu untuk kesenangan diri kita sendiri dan memikirkan bagaimana kita dapat lebih senang dalam hidup. 

Fakta bahwa masa muda, begitu sulit bagi kita untuk mengingat kehidupan setelah kematian dan bagaimana makna hidup ini. Membawa kita pada pengajaran yang sangat berarti dari kitab Pengkhotbah. Bahwa hidup ini singkat, hidup ini sia-sia, hidup ini adalah usaha menjaring angin. Dan hidup tanpa memuliakan dan menyembah Tuhan adalah kehidupan yang sia-sia. Berapapun umur Anda dan saya. Baik itu masa muda dan masa tua, adalah sementara. Tidak ada yang kekal di dalam dunia ini.

Maka dari itu, pengkhotbah diakhir tulisannya memberikan peringatan kepada kita, agar kita sebagai orang muda dan tentu juga ini relevan untuk orang-orang tua. Agar kita mengingat pencipta kita, mengingat bahwa kehidupa ini bukan milik kita melainkan milik-Nya yang telah menciptakan kita untuk diri-Nya sendiri. 

Tidak ada yang lebih penting dari kebenaran ini, agar kita benar-benar sadar bahwa hidup kita ini adalah ciptaan Allah. Kita dibuat oleh Dia dan tentu saja hidup kita dapat bermakna dan tidak sia-sia ketika kita terhubung dengan-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Maka dari itu, sangatlah penting untuk kita mengingat kasih karunia Tuhan yang telah dilimpahkan kepada kita yang percaya kepada-Nya. Kasih karunia yang menjadi dasar iman kita, kasih yang dinyatakan melalui Injil, Yesus yang telah hidup sempurna, mati dalam dosa kita dan dibangkitkan dari kematian.

Injil inilah yang terus kita renungkan, ketika kita merenungkan Injil kita mengingat pencipta kita yang telah memberikan diri-Nya untuk menebus. Pencipta yang telah membebaskan kita dari dosa dan kutuk hukuman dosa. Dengan membiarkan diri-Nya ditimpa dosa-dosa kita, dengan membiarkan diri-Nya disalibkan. Kepada Dia semua kutuk hukuman dosa kita diterima-Nya. Sehingga kita yang percaya kepada Yesus dosa-dosa kita dihapuskan. Ketika kita bertobat, kita menerima pengampunan dosa. Inilah Injil yang menjadi konsep di mana kita dapat mengingat pencipta kita, merenungkan kasih karunia-Nya dan keadilan-Nya. Marilah kita merenungkan Injil, dalam keseharian kita dan hidup berdasarkan Injil bagi kemuliaan Allah. Amin.