Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 4:3-4 Hidup Mencintai Kesia-siaan

Judul Renungan Tentang Hidup Mencintai Kesia-siaan

Ayat Alkitab Mazmur 4:3-4

Mazmur 4:3-4 (TB) “Hai orang-orang berapa lama lagi kekemuliaan-Ku dinodai berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seseorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendegarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.”

Mazmur 4:3-4 (ILT3) Hai anak-anak manusia, berapa lama lagi kemuliaan-Ku jadi hinaan? Engkau mencintai Kesia-siaan, Engkau mencari kebohongan. Namun ketahuilah bahwa Allah (YAHWEH) telah memisahkan orang yang saleh bagi diri-Nya; Allah (YAHWEH) mendengar ketika aku beseru kepada-Nya.

Membawa kita pada satu tema renungan yang tidak menyenangkan, tema renungan yang bukan menghibur tetapi membukakan semua kejahatan hati Anda dan saya. Jika Anda yang membaca renungan ini lalu merasa tidak nyaman, apalagi saya yang menulis, karena ini renungan Injil saya selalu menunjukkan kedalaman hati kita yang jahat sehingga kita harus bertobat.

Ketiksa saya tergoda untuk membuat renungan yang hanya menghibur Anda. Namun saya tidak berhak mengubah apa yang Alkitab nyatakan kepada Anda dan saya. Saya tidak berani, karena saya sadar saya hanyalah setitik debu yang mendapatkan kasih karunia sehingga saya dapat menulis dan menikmati kemuliaan TUHAN melalui menulis dan membaca.

Menikmati kesia-siaan itulah realita manusia, itulah Anda dan saya, seringkali terjebak pada kesia-siaan dan kebohongan. Ini adalah gambaran mutlak dari kedalaman hati Anda dan saya yang telah ada di dalam dosa.  Manusia tidak menginginkan Allah, manusia yang telah mati rohani, manusia yang diperbudak oleh Kesia-siaan. Ini adalah Anda dan saya.

Ketika saya menuliskan renungan ini, membaca tafsiran tentang ayat di atas. Beberapa pendapat para penafsir Alkitab. Mendapatkan perenungan, membayangkan, saya mendapati hati saya dikoyak. Betapa sia-sianya kehidupan saya, ketika bukan Kristus yang menjadi harta berharga saya. 

Kiranya Anda dan saya selalu mengingat, ketika kita percaya kepada Yesus kita adalah ciptaan yang baru. Bahwa setiap hal yang terjadi dalam Kesia-siaan itu, Allah turut bekerja memakai sesuatu yang buruk untuk menunjukkan bahwa Ia berkuasa dan tidak ada yang dapat menghalangi Dia untuk terlaksananya kehendak-Nya.

Kesia-siaan inilah yang akan kita pelajari, bagaimana hal yang baik, benar, indah dipandang manusia pada umumnya adalah Kesia-siaan itu sendiri. Tetapi apa yang dianggap sia-sia bagi manusia, semua itu Allah pakai untuk menyatakan kemuliaan-Nya sehingga manusia betekuk lutut dan menyembah Dia. 

Dari sinilah kita dapat melihat Kekristenan yang dipandang sia-sia oleh dunia, merupakan cara Allah untuk menyatakan betapa mulia dan berkuasa diri-Nya. Kita akan mempelajari 2 poin melalui ayat Alkitab yang akan kita baca untuk meneruskan renungan kitab Mazmur.

Kita telah sampai pada Mazmur 4, kali ini saya akan mencantumkan dua terjemahan Alkitab yang Anda dapat baca, merenugkannya lalu kita masuk ke poin-poin yang akan bersama-sama kita renungkan. Bacalah perlahan dan resapi.

Manusia yang telah melawan Allah, manusia yang tidak menginginkan penciptanya. Kita akan belajar melalui renungan kali ini. Tetapi bagaimana kita dapat belajar bahwa semua yang sia-sia di mata manusia, Allah pakai untuk sebuah kemuliaan yang dapat Anda dan saya renungkan sekarang.

Kiranya melalui renungan ini, Anda dan saya dibawa untuk semakin mengenal Allah yang Alkitab nyatakan. Dan dapat melihat kecenderungan kita yang berdosa, kecenderungan yang menyesatkan dan membinasakan bahkan sia-sia.

1. Menodai kemuliaan Allah

Ketika saya berdiam diri, ketika saya merenungkan tentang bagaimana kehidupan yang ada saat ini. Tentang bagaimana saya mendapati diri saya sendiri ada di dalam kegelapan dan kebingungan. Semua ini adalah buah dari pemberontakkan saya kepada Allah. 

Kita dikandung di dalam dosa, kita menerima dosa warisan orang tua kita, keluarga kita yang maaf, mereka juga adalah orang-orang yang berdosa. Orang-orang Kristen yang masih terjebak dalam sebuah rel kehidupan yang tidak berdasarkan tujuan Allah atas kehidupan mareka.

Tidak sedikit di antara kita mendapati orang tua kita adalah orang-orang yang hidup berdasarkan filosofis hati dan pikiran. Kehidupan yang tidak benar-benar berpusat pada Kristus. 

Saya tidak sedang menyalahkan mereka, karena bagi saya ketika kita kembali ke akar dari semua kesesakkan yang terjadi di dunia adalah buah dari dosa, maka tidak ada yang harus disalahkan. 

Tetapi mari ketika kita adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus, menaruh hati kita pada kasih yang kekal itu, biarlah kita memiliki cara pandang baru tentang kehidupan, bahwa hidup saya bukan saya tetapi Yesus dan ambisi Yesus atas dunia, yaitu menyelamatkan banyak jiwa. Ini adalah panggilan untuk mengasihi, sama seperti Yesus mengasihi Anda dan saya.

Kita lanjut untuk lebih jelas bahwa kita adalah orang-orang yang menodai nama Allah yang mulia.

Sadar atau tidak, kehidupan Anda dan saya berkencenderungan untuk sama seperti apa yang Daud tuliskan di kitab Mazmur. Ketika Anda dan saya tidak hidup berdasarkan kehendak Allah, tidak berdasarkan apa yang Allah inginkan di dalam kehidupan kita, maka inilah yang dinamakan menodai kemuliaan Allah.

Akar dari semua kejahatan adalah penyembahan diri sendiri, dosa adalah tidak tepat sasaran, tidak sama seperti yang Allah inginkan. Karena dosa pada dasarnya, Anda dan saya sedang menempatkan diri kita sebagai tuhan, sebagai pengendali, sebagai pusat, sebagai segala-galanya di dalam kehidupan kita sendiri yang terbatas. Ini adalah dosa, ini harus Anda dan saya sadari, kita harus bertobat.

Mau sampai kapan lagi orang-orang berdosa menodai kemuliaan Allah, marilah, ada undangan untuk Anda dan saya untuk berbalik kepada Allah. Secara serius membenci setiap hal yang kita anggap benar dan baik, di dalam pikirkan dan perasaan, di mana semua itu tidak memuliakan Allah.

Untuk dapat mengerti betapa berbahayanya semua cita-cita kita yang berpusat pada diri sendiri haruslah ada kebangkitan dari kematian Rohani. Namun juga harus adanya kematian, lalu ada kebangkitan. Pertanyaan untuk poin ini untuk Anda dan saya.

Sudahkan kita mati, sudahkah kita benar-benar mati dan bangkit bersama Kristus untuk melihat dunia dengan cara pandang baru. 

Melihat segala sesuatu berpusatkan kepada Kristus, marilah untul lebih jelasnya tentang bagaimana manusia yang telah menodai kemuliaan Allah, Allah sendiri memakai segala keburukkan ini untuk menunjukkan kemuliaan-Nya.

Membawa orang-orang kepunyaan-Nya menjadi orang-orang yang tidak lagi hidup dalam kemuliaan fana yang menodai kemuliaan-Nya. Tetapi hidup di dalam kemuliaan kekal yang berasal dari Allah. Saya akan menjeskan hal ini di poin yang kedua.

2. Dia TUHAN yang berkuasa

Kecelakaan terbesar dalam hidup saya, ketika saya menyadari bahwa saya adalah penyembah berhala, ketika saya menyadari bahwa saya telah memberontak. 

Celaka terbesar dalam hidup saya ketika saya menetapkan satu rencana dalam hidup saya, untuk saya menikmati kefanaan dunia dan berbangga atasnya. Ketika kehidupan saya berpusatkan kepada pemikiran dan perasaan saya.

Semua hal yang saya ungkapkan di atas adalah kecelakaan terbesar saya, karena saya sedang melawan TUHAN yang Maha Kuasa. Tuhan yang Alkitab nyatakan adalah Dia yang kudus, bukan hanya membenci dosa tetapi juga membenci pendosa, pencinta dosa, penikmat dosa. 

Tidak peduli Anda orang baik, orang agamawi, orang-orang paling merasa suci dan paling rajin ke gereja, Anda yang suka merasa bahwa diri Anda terbaik dan layak di hadapan Allah. Anda seorang yang serakah dan munafik seperti saya. Kita semua adalah orang-orang celaka, kita melawan Dia yang membenci dosa, Dia yang adil dan tidak segan-segan membinasakan sih pendosa itu Anda itu saya.

Saya harap Anda mengenal Allah yang Maha kuasa, saya harap Anda mengerti yang saya maksudkan. Inilah Dia yang Pemazmur tuliskan. Dia yang telah menciptakan dunia dan segala isinya.

Jika Anda kembali ke pasal 2, Allah adalah Dia yang berkuasa untuk membinasakan musuh-musuh-Nya. Jika Anda ingin jujur, jika Anda sadar siapa musuh Allah? Pendosa, siapa pendosa, itu Anda dan saya.

Saya rasa, Anda sekarang berpikir, bahwa saya sedang menakuti Anda, bahwa saya sedang menunjukkan Allah yang tanpa kasih. 

Ya, jika kita berbicara tentang penghukuman Allah, kita berbicara keadilan Allah, saya harap Anda dengan takut dan bertekuk lutut dan bertobat, bukan karena Anda takut pada Dia, karena pertobatan sejati adalah kesadaran akan kebinasaan dari dosa; pertobatan sejati adalah kesadaran betapa dalamnya pemberontakkan kita terhadap Allah. 

Pertobatan sejati adalah memandang kepada Kristus dan bersandar pada kaki salib-Nya menyadari bahwa diri ini sangat-sangat tidak berdaya. Menyadari kasih Allah, karena baik kasih dan keadilan Allah adalah dua sifat Allah yang tidak bisa dipisahkan.

Teks Mazmur yang kita renungkan memberikan kepada kita satu pengertian penting. Bagaimana kasih karunia Allah sungguh nyata. Kasih karunia yang bukan hanya berdasarkan sifat Allah yang pengasih, tetapi berdasarkan keadilan-Nya yang kekal dan kudus.

Pada ayat 3 dijelaskan tentang orang yang menodai kemuliaan Allah, mereka adalah pembohong, mencari yang sia-sia. Kita telah belajar bahwa inilah gambaran nyata dari kedalaman diri kita. 

Lalu pada ayat 4, kita dapat belajar bagaimana Allah memilih orang yang berkenan kepada-Nya. Orang yang telah Ia kasihi. Jika kita perhatikan dalam konteks ini yang dikasihi adalah Daud. 

Tetapi siapa Daud sempurna? Baik saya jelaskan bagaiamana ini masuk ke kabar baik Injil Yesus Kristus. Daud dipilih oleh Allah menjadi raja Israel menggantikan Saul,  Daud adalah Mesias, ia yang diurapi oleh Samuel. Mesias dalam bahasa Ibrani yang berarti “yang diurapi” kata ini dalam bahasa Yunani Kristus.

Kita dapat belajar bahwa Daud adalah gambaran dari Mesias sejati yaitu Yesus Kristus. Kita harus kembali ke bagaimana Alkitab memiliki satu sentral/satu pusat. Inilah yang akan menjadi kabar baik, berikutnya kita akan belajar Mazmur 4:4 untuk masuk ke Injil Yesus Kristus, Alkitab berbicara tentang siapa dan untuk apa?

  • Sentral Alkitab Allah memilih yang Ia kasihi

Kita masuk ke Injil Markus 1:11, kita dapat fokus pada bagaimana Allah Bapa menyatakan bahwa Yesus adalah Anak yang Ia kasihi. Ini adalah sentral, inilah pusat dari Alkitab, kasih Allah kepada Kristus, kasih Kristus kepada orang-orang yang telah Ia tebus.

Karena begitu besar kasih Allah, Ia memberikan Anak tunggal-Nya untuk menjadi korban yang sempurna. 

Pada Perjanjian Lama kita dapat belajar bahwa semua yang terjadi tercatat di dalamnya adalah bayangan dari Kristus yang sempurna/Mesias yang sempurna. Yaitu Yesus, Yesus yang telah disalibkan, Yesus yang menerima semua hukuman dosa kita; Yesus yang adalah jalan kebenaran dan hidup, kehidupan kekal hanya ada di dalam Dia.

Jika pada ayat 3 menjelaskan kecenderungan kita tidak memuliakan Alla, tetapi di dalam Yesus, di ayat 4 dalam Dia yang dikasihi oleh Allah kita di bawa untuk memuliakan Allah.

Sekarang kita masuk pada bagaimana kita memiliki kehidupan yang baru, kehidupan yang dulu sia-sia, kini ketika kita memandang kepada Yesus kita menemukan pengharapan dan tidak sia-sia.

Saudaraku bagi orang-orang yang akan binasa, Salib adalah kebodohan, menyangkal diri adalah kegilaan. Menderita dan mengikut Yesus benar-benar ketinggalan zaman. 

Dunia melihat Kristus dan pengikut-Nya sebagai orang bodoh, tetap mari kita belajar, masih di ayat 4, “TUHAN mendengar apabila aku berseru kepada-Nya.” Inilah jaminan kemenangan kita sebagai anak Tuhan.

Apa yang bodoh bagi dunia, apa yang sia-sia bagi dunia, penderitaan salib adalah kutukkan. Namun di sana kita melihat kemuliaan Kristus, pengampunan yang nyata-nyata dan hubungan yang rusak telah menjadi baik. 

Ketika Anda dan saya menyadari betapa besarnya harga yang harus dibayar agar kita mati atas dosa-dosa dan bangkit bersama Kristus, dengan darah yang mahal. Kita menerima kehidupan baru.

Kehidupan yang tidak di dalam cengkraman dosa, tetapi kehidupan yang berperang melawan dosa. kehidupan yang berteriak kepada sanga muda, kehidupan yang mematikan kedagingan dan kehidupan yang dibenci oleh dunia karena Yesus adalah Tuhan kita.

Kehidupan kita benar-benar memiliki kehidupan yang berpusat kepada Kristus dan memuliakan Kristus. membenci dosa, jijik kepada dosa-dosa yang ada di dalam diri, menyangkal diri terus menerus. Kita bertobat dan kesukaan kita adalah Firman Allah dan memberitakan Kristus, hanya  di dalam Dia adanya kebangkitan jiwa manusia.

Di dalam Dia ada kehidupan kekal yang untuk memuliakan Allah, karena untuk kemuliaan, kesempurnaan gambaran Allah kita ada dan menerima besar-Nya anugerah Allah melalui kematian Yesus di kayu salib, bangkit dan naik ke sorga.

Marilah kita sekarang merenungkan pertanyaan di bawah ini untuk perenungan dan melihat ke dalam hati kita. 

1. Sudahkah hati dan pikiran Anda menginginkan Yesus saja, setiap saat dan memikirkan Yesus saja setiap saat?

2. Apa yang menjadi kesukaan Anda hari-hari ini, Yesuskah dan kehendak-Nya?

3. Apa saya yang ada di dalam diri Anda yang itu menodai nama Allah?

4. Apa tindakkan Anda untuk semakin hari, semakin memuliakan Allah?

Bapa yang baik, saya disadarkan, bahwa saya adalah orang yang pada awalnya noda yang hadir ke dalam dunia sehingga kemuliaan-Mu tidak nyata bagi hidup. Saya lebih suka kemuliaan ciptaan yang pada akhirnya saya memuliakan diri saya sendiri ini menunjukkan saya adalah pendosa besar. Tetapi Bapa, Engaku terlampau berkuasa, kau Allah yang adil dan kasih. Kristus yang membawa saya ke dalam kematian yang nyata-nyata.  Membawa saya pada kebangkitan-Nya. Saya yang dulunya noda kini dibenarkan di dalam Yesus untuk menerima kekudusan-Nya.  Saya diberikan hak untuk memuliakan Bapa yang Mahakuasa. Mampukan saya, mampukan saya, kuduskan hati dan pikiran saya, biarlah hidup saya berlari pada kehendak Kristus; biarlah ini menjadi kesukaan hati dan pikiran saya, Roh Kudus, saya teramat yakin memampukan saya, di dalam nama Yesus. AMIN.

Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 4:3-4 Hidup Mencintai Kesia-siaan"