Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 3:1-3 Ya TUHAN Betapa Banyaknya Musuhku

 Judul Renungan: Ya TUHAN Betapa Banyaknya Musuhku

Bacaan Alkitab untuk renungan: Mazmur 3:1-3

Merupakan suatu sukacita besar di dalam hati saya dapat berbagi kembali melalui renungan kitab Mazmur 3. Sebelumnya, saya telah menuliskan renungan-renungan yang didasari pada kitab Mazmur. Jika Anda baru pertama kali mengungjungi Blog saya, Anda dapat membacanya melalui link yang saya taruh di akhir tulisan ini.

Perlu diketahui bahwa, setiap renungan yang saya tulis selalu berpusatkan pada Injil Yesus Kristus. Saya mengajak Anda untuk bersama-sama merenungkan Mazmur 3. Marilah kita melihat bagaimana Injil membukakan realita dunia yang rusak dan menunjukkan kepada kita satu penghiburan besar.

Di dalam Yesus, kita menerima yang jiwa kita inginkan, bukan kesehatan, bukan kekayaan, bukan kehidupan yang nyaman. Dan bukan pula kelepasan dari segala persoalan hidup. Ini semua adalah kebutuhan yang bersifat sementara/fana. Yang jiwa kita inginkan sesungguhnya adalah Injil Yesus Kristus.

Pergumulan hidup kita tidaklah menjadi masalah besar, jika Anda benar-benar memiliki cara pandang yang benar akan kebesaran dan kuasa Allah dan ketataan kepada Allah. Untuk masuk pada ruangan ketaatan (DEFINIS ELOHIM), inilah yang menjadi tujuan utama saya menulis dan berpusat Injil. Tulisan-tulisan tersebut berguna baik bagi diri saya sendiri maupun orang-orang yang membacanya.

Kehidupan yang Anda jalani tampaknya tanpa masalah; Anda sehat, Anda kaya, Anda berpendidikan, Anda menemukan diri Anda dapat berbangga dengan semua pencapaian/prestasi. Anda hamba Tuhan yang suka akan kenyamanan dan kemewahan; Anda orang yang biasa cinta diri dan segala kenyaman yang diberikan dunia. Anda mencintai pelayanan Anda karena semua itu menyenangkan hati Anda, seolah-olah itulah berkat terbesar dari TUHAN.

Saya mau bertanya kepada Anda, apakah segala kenyamanan itu dari Kristus? Apakah semua kehendak Anda adalah kehendak Kristus? Apakah hati dan pikiran Anda sudah menjadi milik-Nya, lalu memuliakan Dia? Jika tidak, Anda hanyalah sepotong tulang kering, tanpa kehidupan, Anda hampa dan berada di dalam kegelapan yang membinasakan.

Mungkin sulit bagi kita mengakui bahwa dalam segala kenyaman, jiwa kita sebenarnya berteriak ingin menemukan kepuasan sejati di dalam kekekalan yang kudus dan mulia. Kita suka kenyamanan karena semua kemauan kita berpusat pada bagaimana kita dapat memiliki segala hal yang dunia tawarkan.

Kita menaruh harap pada yesus yang bisa memberikan semua harapan kita, kita sebenarnya tidak sedang berharap pada yesus yang sejati. Tetapi ini adalah yesus ciptaan perasaan dan pikiran kita. Karena Yesus sejati yang Alkitab nyatakan adalah Yesus yang mendidik dalam kebenaran. Dia akan menendang Anda dari kenyamanan, sehingga Anda terlepas dari berhala Anda dan menyelamatkan Anda dari gelapnya dunia dengan luka-luka yang perih dan sobekkan hati.

Pada saat inilah Anda akan menikmati kasih yang nyata, terdiam dan berkata, “WAW.” Anda memuliakan Dia dan bersyukur atas hati yang baru Dia berikan. Bersyukurlah karena Anda diselamatkan dari berhala-berhala yang mengerikan.

Pada saat itulah kehidupan Anda akan diperbaharui, berdoalah untuk tendangan atau didikan Yesus, agar Anda keluar dari zona nyaman yang Anda sembah selama ini. Jika tidak mendoakan, doa yang berbahaya ini, itu pilihan Anda untuk tetap berada dalam kenyamana palsu hasil ilusi “ular tua” sih pendusta dari zaman ke zaman. Selamat menikmati itu.

Masalah terbesar kita semua dan dunia adalah pemberontakan kita kepada Allah, kita semua mati karena melawan Dia yang berkuasa. Tidak adanya satu harapan pun akan kehidupan yang penuh makna dan bersukacita, tanpa perkenanan TUHAN.

Dia pemilik alam semesta, Dia yang menciptakan. Namun seringkali pikiran kita, hati kita, cara pandang kita sangatlah bodoh. Kita telah dikuasai oleh tuhan-tuhan zaman ini dan menyembah apa yang kita lihat sebagai keindahan. Kita tidak dapat menyembah Allah yang kudus. TUHAN pencipta alam semesta dan Pencipta kita.

Melalui sedikit kenyataan yang saya tunjukkan di atas, saya mengajak Anda kembali ke Alkitab, kita akan mendalami kembali Mazmur 3. Sebelumnya, mari kita baca dasar Alkitab kita;

Mazmur 3:1-3 (TB) Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya. Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyaknya orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.”

Untuk melihat lebih jauh kehidupan, bagaimana kita dapat menyadari seperti apa dunia di mana kita hidup sekarang dan bagaimana karya keselamatan dalam hidup Anda dan saya mengubahkan kita menjadi benar-benar baru.

Berdasarkan ayat di atas, saya membagikan renungan ini ke dalam 2 poin;

Pertama bagaimana kehidupan ini, menjadi tempat permusuhan antara sesama manusia. Kedua ketika kita tahu betapa mengecewakannya dunia dan rusaknya kehidupan. Melihat permusuhan dan kekecewaan terhadap dunia dan rusak kehidupan, lantas pada siapa hati dan pikiran kita terarah?

Mari bersama-sama kita belajar dari Daud dalam Mazmur yang ia tulis ini. Saya berdoa kiranya Allah Roh Kudus bekerja melalui renungan ini, membukakan kepada Anda satu pengertian yang melimpah dan kaya di dalam Yesus Kristus, semakin mengenal Dia dan memuliakan Dia saja, lalu melakukan kehendak-Nya.

Renungan Mazmur 31-3 Ya TUHAN Betapa Banyaknya Musuhku
Agung Raditi Wy

Renungan Mazmur 3:1-3 Ya TUHAN Betapa Banyaknya Musuhku

1. Permusuhan Antara Sesama Manusia

Salah satu kisah yang tragis dari kehidupan ini adalah kejadian nyata di mana adanya permusuhan antara sesama manusia. Bahwa saling membunuh adalah kepuasan bagi hati yang penuh dendam dan benci inilah yang sedang Mazmur 3 beritakan kepada Anda dan saya. 

Sewaktu saya kecil, saya menonton film dengan segala kekacauannya. Saya menikmati itu, karena di dalam pikiran saya itu hanya Skenario semata.

Tetapi sekarang, ketika menyaksikan setiap adegan pembunuhan, cerita-cerita perang dunia ke dua. Membaca cerita sejarah kekejaman pemimpin-pemimin tertentu. Hati saya tersayat, begitu juga ketika pertama kali saya mempelajari Alkitab dulu.

Saya sempat frustasi, karena pada dasarnya, saya sedang mencari cerita indah di Alkitab, di mana ceritanya adalah bahagia selamanya pada akhirnya. Tetapi Alkitab menunjukkan satu kecacatan, kegelapan, kengerian, realita hati manusia dan kerusakan yang ia hasilkan.

Alkitab dengan jujur tanpa menutupi kebohongan tokoh hebat, perzinahan dari bapa orang beriman, perzinahan dan pembunuhan dari penulis kitab Mazmur yang Anda dan saya renungankan sekarang dan bila saya jabarkan satu per satu saya rasa renungan ini akan sama banyaknya dengan Alkitab. Maka bacalah Alkitab dan lihatlah kesesakkan itu dan kengerian dunia yang ada saat ini.

Saya tidak sedang menakuti, tetapi saya sedang membawa Anda berpikir lebih realistis, berpikir hingga kita benar-benar buntu dan berteriak ketakutan. Temanku, semua kebobrokkan yang ada di Alkitab adalah jenis kehidupan kita, kita harus akui itu.

Saya dapat menjelaskan dengan jelas kebusukkan hati saya, kegagalan saya menikmati Allah. Tetapi pada saat yang sama didikan Kristus tidak pernah berakhir. 

Pada awal penjelasan poin ini, saya menjelaskan satu cerita nyata, tetapi cerita nyata seperti apa itu? Mari kita belajar sedikit latar belakang munculnya ayat yang kita renungkan. Ketika Daud menuliskan Mazmur ini, jelas bahwa Daud, ingin dibunuh oleh anaknya sendiri. 

Untuk cerita lebih jelasnya, Anda dapat membacanya sendiri di Alkitab 2 Samuel pasal 13-18. Saya rasa, ini adalah salah satu cerita yang tragis dan menyedihkan yang Alkitab dapat tunjukkan kepada kita. 

Tetapi mari kita perhatikan akar dari semua hal yang menyedihkan ini, akar dari semua kebengisan manusia. Hati yang membatu, sifat yang dingin, dan tatapan yang sinis, serta perasaan yang dipenuhi kebingunagan.

Inilah hasil dari segala pengetahuan manusia, pemberontakan karena telah memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Semua definisi ada di pemikiran manusia, pemikiran yang diperbudak dan masuk dalam dusta “ular tua.”

Saudaraku, kehebatan dosa, buah yang ia berikan, dan kata-kata sih penggoda dengan cara dan zaman yang berbeda tetap terngiang di pemikiran Anda dan saya sampai hari ini, di mana Hawa digoda untuk memakan buah pengetahuan. Begitu juga dengan kita, kita dikhotbahkan oleh ular yang sama untuk selalu memberontak kepada Allah.

Kita mendapatkan dokma-dokma yang indah berdasarkan apa yang baik menurut kita, kita mendapatkan suatu pengertian yang benar. Kita mendapati bahwa diri kita sendirilah yang memiliki kehidupan, inilah akar dari semua dosa, di mana Anda menjadi tuhan atas diri sendiri.

Kekecewaan Absalom, Absalom dipenuhi dendam.

Absalom sangat-sangat marah, ia dipenuhi dendam yang membara. Kegilaan dari kekeluargaan kerajaan suatu sengketa kehidupan dan realita dari ketidakadilan. Itulah yang dirasakan Absalom, di mana adiknya dilecehkan oleh seorag anak raja lainnya, yaitu Amnon.

Tamar, adiknya, jika Anda membaca 2 Samuel 13 dan seterusnya, Anda dapat merenungkan, inilah latar belakang munculnya seruan Daud di Mazmur 3, musuh yang ia maksudkan adalah Anak kandungnya sendiri, anak-Nya yang melakukan kesepakatan untuk menggulingkan tahktanya (2 Samuel 15).

Akibat dari dosa menghancurkan keluarga, seorang lelaki, seharusnya, menikahi satu wanita, ketika ia menjadi raja dan berkuasa. Ia merasa bahwa ialah pemilik hidupnya dan ia mengambil banyak wanita untuk menjadi istrinya. Dari sini kita bisa belajar bahwa manusia, Anda dan saya adalah orang yang BOBROK.

Siapakah yang dapat menyelamatkan saya dari kehinaan karena dosa ini, hari-hari terasa gelap ketika semua kenyataan ini dibukakan. Bagaimanakah kita dapat menerima realita ini dan tetap tenang dan bersukacita di dalamnya.

Berusaha memberikan penghiburan.

Mungkin akan banyak para hamba Tuhan mengkhotbahkan kepahlawanan iman Daud, ia seorang yang dekat dengan TUHAN, sehingga kita harus meneladaninya. Ini tidak salah, tetapi saya ingin kita melihat secara utuh kehidupan kita yang ada di dalam cengkeraman dosa. Sehingga kita memperlakukan dosa-dosa kita dengan serius dan bergumul untuk mengalahkan setiap kecenderungan hati kita yang jahat.

Tidak ada yang jago di antara kita, kita sama, Anda sama seperti saya. Saya adalah pendosa besar, semakin saya melihat kepada Injil hari-hari ini, semakin saya dipermalukan oleh-Nya, melihat betapa hancurnya diri ini, karena dosa-dosa yang mengerikan tetap ada di dalam daging yang fana.

Di mana pun Anda berada saat ini, cerita kehidupan Daud mencerminkan bagian dari kehidupan kita sebenarnya. Pertengkaran, ketegangan antara saudara, perselisihan antara ayah dan anak, semua hal yang membuat kita frustasi.

Setiap keluarga kita, seperti ada satu kutukan yang mengikat, seperti ada dosa yang dibawa turun-temurun. Semua itu memang benar adanya. Ini adalah sesatu yang membuat kita berat, membuat kita bahkan seringkali berpikir untuk mati saja. Kehidupan seolah-olah tanpa makna.

Maka tidak heran jika khotbah selalu berpusat dan menawarkaan untuk penyelesaian masalah kehidupan. Seruan untuk kuatkan iman dan bersabar karena badai pasti berlalu. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Tetapi saya secara pribadi memiliki pertanyaan, apakah dengan bersabar, dengan beriman atau menyakini dalam diri kita, semuanya akan berlalu?

Namun realitanya tetap sama, jujur saudaraku, dalam keluarga saya sampai hari ini ada keretakan yang besar. Seperti tanah yang terpisah, jika saya hanya beriman dan berharap tanah yang retak ini akan kembali seperti sedia kala. Saya rasa, saya sedang menjadi orang yang bodoh.

Keretakkan dalam keluarga seperti yang Daud rasakan, saya nyatakan kepada Anda itu akibat dari dosa keluarga kita. Jika saya melihat keluarga saya, keretakan terjadi karena dosa keluarga saya yang lebih berpusat pada pemikiran masing-masing, berpusat pada bagaimana diri menjadi lebih baik dengan tindakan yang tidak berpusat pada bagaimana Kristus harus dimuliakan.

Inilah satu realita hidup, inilah akibat dari dosa Adam dan Hawa dan merambat kepada kita semua, begitu menyedihkan. Hati kita terluka, kita semua mengeluh kesakitan, tidak ada yang tahan, tetapi kita memotivasi diri dalam kesakitan ini, SEMUANYA BAIK-BAIK SAJA, inilah yang saya lakukan beberapa tahun lalu, sembari berharap bahwa semuanya akan pulih.

Saya menempatkan diri saya pada posisi di mana saya rasa semuanya akan dipulihkan, akan ada kedamaian. Tetapi ini bodoh, ini kosong seperti yang saya katakan, ini harapan yang tidak akan terjadi kalaupun semuanya terjadi saya rasa itu aneh.

Akar dosa ada di dalam hati setiap keluarga kita, Anda dan saya. Dosa begitu melekat pada kita. Ia seperti makanan pokok daging kita, daging ini akan menderita kesakitan jika tidak dipuaskan oleh dosa. Oleh penyelewengan cita-cita yang tidak berpusat pada Yesus Kristus. Jadi inilah hidup, LALU APA?

Mari kita maju ke perjalanan selanjutnya.

Saya rasa Anda frustasi dengan renungan ini, memang itu tujuan saya. Kita harus jujur dan dapat menerima semua kerusakkan ini, melawannya bersama Kristus dan melihat sesuatu yang baru melalui setiap hal yang boleh hadir dalam masa-masa kelam ini.

Saya membawa Anda untuk kembali kepada Alkitab, kembali kepada cermin kehidupan dan Allah menyatakan kebesaran-Nya. Manusia tidak bisa diharapkan, bukan hanya manusia lain, bahkan hati kita, pemikiran kita yang berhikmat, tindakan kita yang kita rasa itu benar untuk kebaikkan haruslah kita uji (1 Tesalonika 5:16-22)  karena semua yang berasal secara alami dari diri kita itupun tidak bisa diharapkan.

Meskipun pada akhirnya, dalam kedaulatan Allah, Ia memakai kesalahan dan kebobrokkan dan semua hal yang menyedihkan dalam hidup untuk mendidik kita, untuk memperlihatkan kepada kita, siapa DIA? Pada saat inilah, Anda akan melihat terang dan dekapan kasih-Nya.

Anda akan melihat dosa sebagai sesuatu yang serius dan bergumul untuk kematian dosa di dalam diri. Marilah untuk lebih jelasnya tentang hal ini, kita masuk pada poin ke dua. 

Bagaimana Injil, Kabar Baik itu benar-benar menjadi satu kabar yang mengubahkan kita dan cara pandang kita dan hidup untuk berpusat pada Kristus saja yang dimuliakan dan ini lebih dari cukup.

2. Pada Siapa Hati dan Pikiran Terarah?

Kehidupan yang baru diberitakan dari Yesus melalui percakapan yang indah antara Dia dan guru Yahudi, antara Yesus dan Nikodimus. Melalui percakapan inilah lahir satu ayat yang terkenal di dalam Yohanes 3:16, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya siapa yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal.

Jika Anda mempelajari semua perikop ini, lalu melihat bagaimana Yesus menjelaskan bahwa keselamatan adalah kehidupan yang baru. Kelahiran baru, oleh Roh Kudus, inilah kehidupan sejati dan kehidupan yang memandang dan terarah kepada TUHAN.

Anda dan saya yang pada awalnya milik dunia. Milik diri Anda sendiri yang diperbudak oleh ilah zaman. Kehidupan yang baru adalah kehidupan yang memperkenalkan kita pada tuan yang baru dan sejati. Mengasihi tanpa melihat seberapa besar dosa-dosa kita, karena yang Ia lihat adalah kesempurnaan Yesus Kristus.

Saudaraku, Daud yang memiliki banyak perwira yang hebat, jika Anda memperhatikan pada pasal-pasal sebelumya di 2 Samuel, Raja-raja dan kitab Tawarikh. Anda akan melihat setiap kehebatan dari panglima perang Daud. Anda akan kagum oleh mereka, karena kehebatan berperang Daud dan para pengikutnya.

Saya tidak mengerti, mangapa ketika ia melawan anaknya sendiri ia melarikan diri (saya akan menjelaskannya untuk renungan 3:4-5). Tetapi ada sesuatu yang menakjubkan dalam pelarian Daud. Ia memandang kepada Allah, dan berdoa serta menuliskan Mazmur 3.

“Ya Tuhan betapa banyaknya lawanku.” TUHAN yang menjadi pusat permohonan Daud. TUHAN yang sama, Ia Pencipta langit dan bumi. Ia adalah TUHAN yang menjadi manusia, Yesus Kristus. Mati disalibkan, bahkan dalam keadaan yang paling memalukan, itu semua memperlihatkan betapa memalukannya kehidupan kita sebenarnya.

Yesus tidak sedang menanggung beban dosa-Nya, Ia tidak sedang mendapatkan penghakiman kekal Allah karena Ia berdosa. Saudaraku, semua dosa yang ada di poin pertama renungan yang saya tulis ini, pemberontakan hati manusia, Anda dan saya. Ditimpakan kepada Yesus, inilah kekayaan Injil, bukan tentang apa yang Anda dan saya kerjakan.

Kekristenan yang berpusat pada Injil adalah kekristenan yang melihat tentang Yesus Kristus. Yesus saja, tidak ada yang lain, semua hal yang Yesus kerjakan adalah sempurna, dan kesempurnaan ini diberikan kepada dia yang menjadi milik-Nya. Terpujilah Dia selama-lamanya.

Ini kabar baik, Anda dan saya, adalah milik Yesus, jika kita milik Yesus bukan berarti kita tidak berdosa dan tidak memiliki kecenderungan berbuat dosa. Justru semakin nyata dosa-dosa kita, tetapi Yesus, Sang Injil, pemilik kehidupan bersama-sama dengan kita melangkah untuk kematian kecenderungan kita yang jahat. Kita akan semakin membenci dosa dan berdoa, “yaaa Allah selidikilah hatiku dan batinku.” Inilah doa yang harusnya Anda dan saya lakukan setiap saat!

Yesus kudus, Yesus suci, Ia Anak Allah yang dikasihi-Nya. Ia manusia sejati yang dapat menyenangkan Allah. Ia adalah Adam kedua yang tidak gagal. Ia dicobai, namun tidak berdosa. Dialah Sang Kebenaran, diri-Nyalah kabar baik itu, Yesus adalah Sang Injil.

Jadi siapa yang ada di dalam Yesus Ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. Saudaraku, ada seruan untuk mengakui kelamahan kita, bukan hanya itu, ada seruan pertobatan di dalam kehidupan yang baru ini.

Anda seorang Kristen dari lahir maupun bukan orang Kristen, ada seruan untuk percaya kepada Yesus, karena kekristenan Anda tidak menjamin Anda percaya kepada Yesus yang menjadikan Anda milik Yesus dan mau taat kepada Yesus. Kita sama-sama bergumul untuk hal ini, kita sama-sama memandang kepada Yesus.

Ketika pandangan kita terarah kepada salib Yesus, ketika pikiran kita melihat kemuliaan-Nya, ketika semua hal yang di hidup kita dipengaruhi oleh firman. Inilah jalan untuk bisa semakin mengenal Dia. Pada akhirnya, kekristenan adalah ketaatan kepada-Nya. Memuliakan Dia dan menikmati kemuliaan-Nya serta mengabarkan Dia dengan penuh semangat.

Inilah arti dari memandang kepada Yesus, masalah dalam keluarga saya sampai hari ini belum selesai, keretakan masih ada. Tetapi yang terpenting dari itu semua, saya mendapatkan cara pandang yang baru di dalam Yesus, saya menemukan Yesus, Yesus inilah yang akan terus saya bagikan kepada keluarga saya.

Bukan cara-cara, bukan metode menyelesaikan masalah. Ahhhh, rasanya, semua metode percuma tanpa kehadiran Yesus yang mengubahkan kebebalan yang ada di dalam keluarga. Percuma, tanpa adanya penyangkalan diri dan pertobatan yang sejati, sehingga saya terus berdoa untuk pertobatan keluarga saya dan semua kutuk dosa terputus dan tidak menjadi milik saya bahkan keluarga saya. Karena saya memiliki Yesus.

Inilah iman, ketaatan kepada Yesus yang menjadikan Anda yakin bahwa Anda milik Yesus dan Yesus milik Anda. 

Dosa tetap mengikat keluarga kita, mereka akan terus berpusat pada diri mereka sendiri, keberhargaan diri mereka yang palsu sangatlah penting. Inilah yang menjadi asal mula perpecahan, buah dosa yaitu keberhargaan diri kita yang palsu hasil tipu setan. Keserakahan dan kengerian dari hati dan pikiran yang diberikan kepada tipu daya setan.

Ketika di dalam Kristus, saya menemukan keberhargaan diri saya, di dalam Yesus saya menemukan Yesuslah harga diri saya. Yesuslah yang berharga, kalaupun saya harus dijadikan debu kembali oleh Yesus, itu lebih baik dibandingkan harus ada di dalam harga diri saya yang dulu yang benar-benar menyesakkan jiwa saya yang kekal untuk Yesus.

Saudaraku, kepada siapa kita berseru? Mungkin pertanyaan di dalam judul renungan ini akan membawa Anda bekata. Kepada Tuhan saya berharap dan berseru!

Pertanyaan saya selanjutnya, apakah Anda sudah menjadi milik Yesus? Apakah Anda sudah percaya kepada Yesus? Apakah Anda sudah hidup, jiwa Anda bersuka kepada Yesus dan kerinduan Anda adalah pertemuan yang indah bersama Yesus? Apakah yang ingin Anda layani adalah Yesus? Atau diri Anda sendiri yang menyedihkan tanpa Yesus? 

Anda harus memikirkan setiap pertanyaan saya, yang meragukan iman Anda, biarlahkan hati Anda terkoyak. Saya tidak peduli dengan itu, biarlah berhala keberhargaan diri Anda terganggu. Karena Injil yang murni ini, tidak akan membuat Anda nyaman di dalam dosa-dosa dan pemberontakkan Anda.

Karena mempercayai Allah, taat kepada-Nya membutuhkan pengorbanan yang besar untuk menerima kasih karunia, Anda tidak bisa hanya berkata, “saya percaya Yesus.” lalu Anda mengundang Dia memenuhi hati Anda, ini kesalahan besar. Karena Yesus-lah yang mengundang Anda dan melihat kedalaman hati Anda. 

Saya mengajak Anda lebih dalam lagi masuk ke dalam kasih karunia bahwa, Anda harus menjadi biji gandum yang mati (Yohanes 12:24). Sehingga Anda dapat melihat buahnya dari kehidupan Anda yang baru oleh karena Kristus bersama Anda. Tanpa kebodohan, tanpa kematian, tanpa penyangkalan diri, tanpa memikul salib. Anda tidak akan pernah menikmati kasih karunia ini dan sebenarnya Anda sedang menyembah yesus yang lain.

PENUTUP

Terima kasih telah bersama saya, merenungkan bagaimana renungan Mazmur 3:1-3, membawa kita untuk mengerti bagaimana berseru kepada Allah, masuk dalam kasih yang sejati. Bergumul untuk dengan berani bahwa dosa keluarga kita adalah bagian dari kehidupan kita yang harus diakui.

Oleh darah Yesus, kita dikuduskan, oleh didikan Yesus (Ibrani 12:7-8) kita masuk ke dalam kehidupan yang menikmati kasih karunia. Oleh karena Yesus, kita mendapatkan makna kehidupan dan tujuan yang jelas, yaitu memberitakan Dia, Dia, dan Dia saja.

Baca Juga:

Ya Allah kami yang Kudus dan Mulia, terima kasih untuk renungan yang cukup panjang ini, kiranya melalui renungan ini, dapat membawa kami untuk memusatkan pandangan kami kepada-Mu. Hidup kami setiap hari dalam pertobatan dan selalu berharap pada tuntunan Roh Kudus melalui setiap firman yang tertanam di hati dan pikiran kami, di dalam nama Yesus, AMIN.

Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 3:1-3 Ya TUHAN Betapa Banyaknya Musuhku"