Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 23:6 Kemurahan dan Kebajikan TUHAN

Judul Renungan: Kemurahan dan Kebajikan TUHAN

Ayat Alkitab: Mazmur 23:6

Mazmur 23:6 (TB) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Kita masuk pada bagian terakhir dari Mazmur 23, di mana kita telah belajar, bahwa segala sesuatunya dari TUHAN. Dia adalah gembala yang baik, TUHAN, Engkau. Demikianlah Daud memandang Allah yang ia sembah. 

Ia membentuk suatu konsep teologi yang indah, di mana semua itu berdasarkan pengalamannya saat ia dapat merasakan penyertaan Allah yang Mahakuasa. Membawa kita untuk memandang kepada Allah yang jauh lebih besar, lebih indah dan lebih mulia. Dan pada akhirnya nanti Dia yang berkuasa ini, dapat kita panggil dengan sebutan Bapa. Bukankah ini injil kabar baik yang Alkitab sampaikan kepada kita.

Saudaraku, cara pandang kita terhadap dunia, sekitarnya dan segala sesuatunya yang seringkali membawa kita ke dalam lembah kelam. Rasa sakit, bahkan hubungan dengan sesama yang rusak. Semua ini realita turun temurun semenjak dunia jatuh dalam dosa, kita semua merasakan rasa sakit yang sama. Kita bersama-sama hidup dengan orang berdosa, dunia yang telah dikutuk, dan diri kita adalah pendosa. Inilah realitanya.

Saya ingin Anda memandang kepada TUHAN yang benar, saya ingin setiap kita memliki cara pandang yang benar. Ini bukan tentang Anda berkata kepada diri Anda, “semuanya baik-baik saja.” Tidak saudaraku, semua yang terjadi tidak sedang baik-baik saja. Di luar Yesus Anda dan saya ada di bawah hukuman murka Allah (Yohanes 3:36).

Faktanya kita harus menerima hal itu sebagai suatu relita yang menyiksa Anda dan saya. Karena ada kuasa yang lebih besar, menerkam kita sehingga kita bisa saja masuk dalam kegelapan, ia seperti menelan kita. dan seterusnya demikianlah kehidupan kita. Itu adalah kuasa dosa kita sendiri.

Di dalam bukunya berjudul “PENDERITAAN” Paul David Tripp, memberikan pernyataan untuk meneguhkan betapa penderitaan di dunia yang ada sekarang adalah realita adanya. Dan itu tidak bisa dianggap kecil. Dan kabar buruknya lagi, semua kita akan mengalaminya. 

“Paul, saya merasa seperti sedang meluncur turun dalam sebuah tabung lumpur yang sangat panjang. Saya tidak tahu arahnya atau apakah itu akan berakhir tetapi tidak ada pegangan yang bisa dipengan untuk mencegah saya meluncur turun.” Ini adalah gembaran dari seseorang yang frustasi, gambaran kuat dari seseorang yang benar-benar lelah dan kehidupan terlihat menakutkan ketika membayangkannya

Selanjutnya pernyataan seorang Pria, “saya seakan dikunci di dalam sebuah kotak yang sangat kecil. Tidak ada lubang di mana saya dapat melihat keluar. Tidak ada cara untuk keluar. Saya hanya duduk di dalam kotak, bertanya-tanya apakah ini sudah demikian adanya nasip saya.”

Coba Anda sekarang pikirkan setiap pagi bangun dan Anda sedang berada di dalam satu kotak kecil atau Anda sekarang berada di dalam tabung berisi lumpur. Ini sangat menakutkan, ketika saya membayangkannya.  Saya teringat masa-masa kelam saya beberapa tahun lalu. Tetapi bukan itu yang akan saya sampaikan.

Mengapa saya mengawali artikel ini dengan sesuatu yang menakutkan, membukakan realita dunia, dan memberikan kepada Anda pengertian bahwa setiap kita akan mengalami penderitaan dan bisa saja penderitaan itu tidak pernah berakhir. Dan semuanya tidak akan menjadi baik-baik saja.

Saya mengenal beberapa saudara, bertemu setelah dewasa, yang keluarganya sampai hari ini tidak pernah bersatu. Namun ia ada dalam sukacita yang dapat ia bagikan kepada sesamanya termasuk saya sebagai orang terdekatnya. Saya memiliki saudara yang lain, ia sampai hari ini dalam kegelapan yang pekat dengan kondisi kehidupan yang menderita dan tidak ada sukacita dalam dirinya. Ia rapuh dan tidak berdaya.

Sampai hari, dalam kehidupan saya ada persoalan yang asih tetap ada. Dan saya tidak pernah menemukan jalan keluar. Untuk bisa keluar dari persoalan hidup tersebut. Seringkali hal itu mengikat pikiran saya dan terkadang menggoda saya untuk mengeluh. Bahkan menggoda saya untuk berpikir dan menutupi semuanya dan berkata kepada diri saya sendiri. “semuanya baik-baik saja.”

Setiap kita ada di dalam realita dunia yang rusak, rapuh, jahat, mengerikan, gelap, dan ketika Anda dan saya ada di dalam kandungan. Kita ada dikandung dalam dosa. Alkitab dengan jelas memberitahu kita upah dosa adalah maut. Keterpisahan dari Allah sampai selama-lamanya. Ini adalah akar dari semua penderitaan.

Ketakutan terdalam manusia adalah kematian, namun tanpa mereka sadari ketika Alkitab menyatakan bahwa kita dikandung dalam dosa. maka pada saat yang sama Alkitab sedang memberitahukan kita bahwa kita dikandung dalam kematian. 

Akibat pemberontakan nenek moyang kita, kita dilahirkan untuk kembali menjadi pemberontak yang kepada Allah, yang layak di binasakan. Maka lahirlah penderitaan jiwa, akibat terpisah dari Allah Sang  Kemuliaan. Kehidupan yang tanpa damai sejahtera, kehidupan yang kosong dan kering.

Renungan Saat Teduh Mazmur 23 : 6 Ayat Alkitab Tentang Kemurahan dan Kebajikan TUHAN

1. Pertanyaan Anda dan jawaban Paulus

Mungkin pertanyaan Anda sekarang sama seperti yang terjadi di Kisah Para Rasul 16:30, Seorang kepala penjara yang ketakutan. “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” 

Mungkin Anda berkata sekarang, “saya sudah berbuat baik, saya sudah membaca Alkitab, saya adalah seorang Kristen dari lahir. Saya sudah melakukan banyak pelayanan, dan saya adalah orang yang suka memberi. Apa hak Anda menuliskan bahwa saya tidak selamat dengan semua hal yang telah saya lakukan dan saya percaya kepada Yesus.”

Saudarku, marilah kita kembali ke Mazmur 23:6, Jawaban Paulus bukanlah agar sih kepala penjara melakukan ini dan itu. tetapi Paulus menjawab, “percayalah kepada Yesus,” (KPR 16:31). Saya cara pandang Kekristenan yang sesat, ketika Anda menempatkan diri Andalah yang melakukan segala sesuatunya maka Anda selamat. Ini kacau, ini bukan yang Alkitab sampaikan, seolah-olah Andalah Sang Gembala.

Keselamatan sejati hanya ada di dalam Yesus, ketika Anda percaya kepada Yesus hanya itu saja (Efesus 2:8-9). Namun permasalahan manusia, ia tidak mau percaya, ia tidak mau berpenyerahan. Permasalahan kita bukan karena kita tidak ingin selamat. Tapi kita ingin selamat tanpa pengorbanan Yesus, kita ingin selamat dengan cara kita agar kita bisa bermegah di hadapan Allah, kita berlaku seolah-olah kitalah penguasa.

Saudaraku, kebajikan memiliki arti yang indah, ketika Anda membuka bahasa aslinya. Inilah inti dari Injil, kasih karunia. Di dalam Perjanjian Baru, karena mulai dari Perjanjian Lama kita tetap memiliki Allah yang saya. 

Allah yang berbelaskasihan. Artinya Ia ada bersama-sama dengan kita, memberikan kita, (kebaikan, Lebih baik, kebahagiaan, baiknya, elok, kesenangan, gembira, terbaik, bahagia, indah, Baiklah, berharga, suka, murah, lebih berharga, riang gembira dan masih banyak lagi). Kata-kata dari bahasa Ibrani di dalam bahasa  Indonesia yang mendefinisikan kebajikan dari TUHAN.

kebajikan adalah kasih karunia, Yesus yang telah menjadi manusia. Untuk datang kepada manusia yang ada di dalam perbudakan dosa. Manusia yang pada dasarnya tidak memiliki hak hidup, manusia yang menyedihkan ada di dalam kematian kekal. 

Hanya kebajikan Allah yang dapat menyelamatkan manusia, sama seperti Dia memberikan Adam dan Hawa pakaian dari kulit binatang (Kejadian 3:21). Demikianlah kasih karunia itu memberikan Yesus untuk membebaskan kita dari hukuman dosa sehingga kita membenci dosa dan menyembah Allah yang benar (Yohanes 3:16 ; I Yohanes 3:16).

2. Ini adalah Injil

Inilah adalah kabar baiknya, saya menunjukkan kepada Anda satu realita dunia yang tanpa harapan karena saya ingin Anda melihat bahwa harapan Anda dan saya dapat kita percayai. Yaitu harapan yang ada di dalam TUHAN adalah Gembala kita, kebajikan dan kemurahan ada untuk kita menyertai kita dan memberikan kepada kita kekuatan dan kemampuan di dalam kelamnya kehidupan.

Ketika Anda menghadapi hal yang lebih besar dari pada diri Anda, Anda sangat tidak mampu, Anda frustasi. Maka hanya salib adalah harapan Anda dan jaminan Anda. datanglah pada salib-Nya. ~ Paul David Tripp dalam bukunya berjudul "Penderitaan"

Roma 8:32 (TB)  "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" Kiranya kepenuhan Kristus benar tertancap di dalam hati Anda. Bahwa hal yang sangat Anda butuhkan sudah diberikan secara cuma-cuma.

Kerohanian yang membusuk, kematian yang adalah definisi Anda sejak dalam kandungan dosa yang memperbudak Anda dan kengerian tanpa harapan lalu Anda mencari kepuasan dari kefanaan yang sia-sia. Kita semua tidak mampu menemukan kemuliaan sebab kiya kehilangan kemuliaan Allah.

Namun di atas kayu salib semua yang jahat dan rusak dan kematian semua itu dibalik oleh Yesus. Bukankah ini Injil ini kabar baik. Dari sini Anda akan mengerti bahwa Salib yang ditaruh di pundak Anda sangat ringan dan menyenangkan. Penderitaan memang akan selamanya menjadi definisi Anda dalam kefanaan. Tapi salib Kristus, selamanya mendefinisi tubuh kekekalan Anda.

Setiap penderitaan kita sangat ringan, karena tidak ada penderitaan kekal di sana. Di dalam kebajikan dan kemurahan Allah Ia yang telah mengutus Anak Tunggal-Nya. Menjadi penubus yang sempurna. Semua hukuman dosa, semua kebusukkan, semua kejahatan hati kita telah ditimpakan kepada Sang Gembala. Tuhan Yesus Kristus, sehingga Anda dan saya sekarang berpengharapan di dalam dunia yang melelahkan. 

Penjelasan dari seorang puritan Willam Gurnall (1616-1679) “Allah mengungkapkan kegembiraan ketika orang berdosa menerima damai sejahtera-Nya. Sukacita merupakan kesaksian tertinggi yang bisa diberikan untuk rasa damai kita. 

“Kasih bagi kesukacitaan adalah seperti bahan bakar untuk api. Jika kasih hanya ada pada kumpulan sedikit sisa kayu bakar — hanya sedikit keinginan dalam hati — maka percikan kegembiraan yang keluar darinya tidaklah cukup panas. Jadi karena Allah begitu bersukacita mengampuni orang berdosa, afeksi-Nya juga besar dalam tawaran damai-Nya.”

“Faktanya, motivasi yang mendominasi Allah untuk mengampuni orang fasik adalah bahwa "Dia berkenan akan belas kasihan." “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?” (Mikha 7:18).”

Saudaraku di dalam Kristus akan selalu ada undangan untuk bertobat, membenci dosa dan melihat hanya kepada Injil. Di sanalah kita akan menemukan damai sejahtera. Kita tidak diciptakan untuk pemberontan, kita tidak diciptakan untuk menikmati dosa. kita hanya untuk kemuliaan Allah, maka sadarilah bahwa dosa adalah perbudakan. Musuh Anda, dosa tidak pernah mengasihi Anda, ia membohongi Anda dan ingin Anda binasa. Dalam penderitaan dan tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan yang mengasihi Anda. 

Dosa-dosa Andalah yang membawa penderitaan ini lebih dalam, ini bukan hanya tentang penderitaan fisik ini juga perperangan rohani. Maka suatu penghiburan besar bahwa TUHAN kita bermurah hati mengaruniakan kehidupan sejati di dalam Yesus oleh karena kebajikan-Nya. Inilah sukacita Injil yang dapat kita pelajari. 

Inti dari salib Yesus Kristus yang merupakan kebajikan Allah, karya keselamatan, pengampunan dosa dan penyertaan ditengah lembah kelam. Hidangan yang tersedia, rumput yang indah dan air yang tenang. Inilah bagian kita Tuhan Yesus yang disalibkan dan telah bangkit.

3. Berdiam dalam Rumah TUHAN

Pada bagian akhir, ungkapan Daud satu kerinduan jiwa yang teramat dalam. Di mana Daud sangat mengerti yang mejadi keperluan terbesar manusia yaitu. TUHAN. “Aku akan diam bersama Engkau dalam rumah-Mu untuk selama-lamanya” Mazmur 23:6b (FYH; Firman Allah yang hidup). Ya diam di dalam rumah TUHAN, inilah kerinduan Daud.

Jika Anda mengerti, saya juga berkali-kali di dalam setiap tulisan saya. Menngingatkan bahwa kehidupan kita dicipakan untuk menyembah dan memuliakan TUHAN. Tidak ada tujuan lain. Bukan pekerjaan, bukan pasangan hidup, bukan makanan, dan bukan dunia fana apalagi semua dosa yang ada di dalam diri kita.

Saya selalu mengulang hal ini, karena ini sangat penting tertanam di pikiran dan perasaan Anda. Saudaraku. Daud hidup di dalam Perjanjian Lama, maka pada saat yang sama sebenarnya ketika Daud mengungkapkan Ia ingin tinggal di rumah TUHAN. 

Merupakan sesuatu hal yang mustahil. Kita tahu bahwa yang dapat datang dan tinggal di rumah Tuhan, kemah suci hanyalah orang terpilih yaitu orang Lewi. Sorang iman yang harus suci dan kudus. Sedangkan Daud adalah seorang raja, ia tidak ada hak untuk masuk ke dalam rumah TUHAN.

Saudaraku pelajaran yang sangat penting dari ungkapan Daud ini, memiliki hubungan erat dengan Yesus yang telah menyatukan hubungan kita dengan Allah Bapa. Kita tidak perlu lagi datang ke kemah suci, atau pun datang ke Yerusalem.

Karena di dalam Yesus, kita datang ke hadirat Allah, melalui Roh dan kebenaran (Yohanes 4:24). Saudaraku kita dibenarkan oleh kebenaran Yesus, kita mendapatkan kekudusan karena Kristus yang kudus menjadi tidak kudus. Ia menerima semua hukuman dosa kita, sehingga kita lebih dari pemenang. Semua lembah kelam, semua penderitaan, semua kefanaan di dalam dunia ini. Bukanlah masalah.

Karena pada dasarnya kita berdiam di dalam rumah TUHAN, karena Kristus ada di dalam kita dan kita di dalam Yesus. Kita menjadi milik Yesus dan Yesus milik kita. Kita memiliki kehidupan baru, dilahirkan kembali oleh Roh Kudus sehingga memiliki cara pandang baru tentang kesusahan dan penderitaan.

Untuk menutup pernungan ini, bagaimana kita telah memandang Dia adalah TUHAN yang bermurah hati, kebajikan-Nya Ia berikan bagi kita. Paling tidak ada 3 hal penting yang harus tertancap dalam pikiran Anda ketika Anda ada di dalam penderitaan;

1. Penderitaan mengingatkan Anda, betapa Anda tidak memiliki kemampuan dan kendali atas hidup. Anda bukan Tuhan, Anda tidak bisa hidup berpusat pada diri sendiri.

2. Penderitaan mengingatkan Anda sebagai orang percaya, bahwa hidup Anda bukan untuk dunia ini. Semua penderitaan ini akan segera berakhir dan teruslah hidup mencari jiwa untuk dibawa kepada Kristus dan menikmati Kristus.

3. Penderitaan membawa kita pada penyerahan total pada kuasa Allah, hidup yang berpusat pada Kristus. Melihat pada salib-Nya dan di titik inilah kita dapat mengerti apa yang Daud maksudkan tentang kebajikan Tuhan yang mengikutinya.

Baca Juga:

Saudaraku, pandanglah terus kepada Allah, inginkanlah Dia. Jangan biarkan kehidupanmu tidak menginginkan-Nya. Jangan biarkan pemikiranmu hidup berkelana di dalam kehampaan dunia yang sudah jatuh. Tetapi nikmatilah Tuhan, terus berdoa, renungkanlah Firman dan bertumbuhlah dalam iman kepada TUHAN kita Yesus Kristus. Amin.