Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 23:1 Tuhan Adalah Gembalaku

Renungan Saat Teduh Mazmur 23 1 Tentang Tuhan Adalah Gembalaku

Judul Renungan: TUHAN Adalah Gembalaku

Bacaan Alkitab Mazmur 23:1

Mazmur 23:1 (TB) “Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”

Kita diselamatkan oleh pengharapan, dan pengharapan itu tidak akan mempermalukan kita, karena dasarnya sangat kuat. Adalah kewajiban orang-orang Kristen untuk memberanikan diri mereka sendiri untuk menghadap Tuhan Allah mereka. Dan di sini kita diarahkan untuk berbuat demikian oleh karena hubungan yang Dia miliki dengan kita maupun berdasarkan pengalaman yang sudah kita rasakan tentang kebaikan-Nya oleh karena hubungan itu tadi. ~ Matthew Henry (Tafsiran Mazmur 23)

Dosa adalah musuh paling mengerikan, musuh ini melekat pada diri manusia sejak ia ada dalam kandungan. Setiap kita ada dalam cengkraman yang mematikan ini, tidak ada yang bebas darinya, kita semua hidup hanya untuk binasa ketika ada di dalam dunia fana. Di mana dalam setiap pikiran dan perasaan begitu banyak pertanyaan.

Setiap keanehan menerpa setiap kita, setiap persoalan kehidupan yang tidak ada habisnya. Penderitaan yang menghampiri setiap manusia. Kita mengeluh kesakitan, tanpa arah dan tujuan yang jelas, karena pada dasarnya tujuan dalam dunia, adalah kefanaan yang sangat singkat. Namun kita dengan sekuat tenaga menghibur diri, “semuanya baik-baik saja.”

Saya mengundang Anda, untuk memikirkan ulang kehidupan Anda, untuk melihat setiap sudut ruangan pernapasan yang berhembus dari diri. Untuk menemukan kepuasan sejati yang indah dan memberikan kekuatan yang hidup dan memberikan damai sejahtera yang tidak sia-sia. Sebuah tujuan sejati yang akan kita temukan, dalam hidup yang dipenuhi kesementaraan.

Mendasari hidup kita pada salah satu Perikop Alkitab yang cukup terkenal. Mazmur 23. Perikop yang haruslah masuk ke setiap bagian syaraf kehidupan. Mempengaruhi setiap pemikiran, perasaan sehingga menghasilkan cara pandang yang benar, dalam masa-masa hidup yang sementara. 

Daud adalah penulis dari Mazmur 23, mengapa ia menganalogikan Allah sebagai Gembala. Pertama, konsep teologi orang Yahudi, memang seringkali memakai kata gembala sebagai gambaran dari Allah yang hidup dan menuntun (Kejadian 48:15, Yesaya 40:11). 

Kedua, Daud membentuk konsep teologi berdasarkan pengalamanan pribadinya, ia  adalah seorang gembala. Selanjutnya, oleh karena penyertaan tangan  TUHAN maka ia dapat selamat dari tangan Saul yang menginginkan kematiannya. Melalui pengalaman inilah Daud dengan penuh keyakinan dan sukacita yang dipenuhi Roh Kudus, menulislan Mazmur Daud, "TUHAN adalah Gembalaku."

Di dalam 1 Samuel 17:34-36, Daud menjelaskan bahwa ia adalah seorang gembala yang baik, gembala yang dengan setia menjagai domba-dombanya dan menyertai mereka. Ketika adanya bahaya singa yang akan menerkam dombanya, ia tidak lari, tetap dengan gagah membunuh singa tersebut.

1 Samuel 17:34-36 (TB) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, 

35 maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. 

36 Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."

Di dalam kehidupan kita, ada dua hal penting yang harus terpenuhi, dari konsep teologi yang Daud tuliskan memperkenalkan kita kepada Allah, Allah yang menjadi sumber pengharapan Anda dan saya sebagai orang Kristen. Dia adalah dasar, kita hidup, prinsip kita tentang bagaimana kita memandang kehidupan. Maka kita akan belajar tentang kepenuhan yang sejati untuk manusia, dari Allah untuk kemuliaan-Nya. 

Kepenuhan dalam hal jasmani, namun untuk bagian ini saya tidak bahasnya, karena akan di bahas di ayat 2. Saya akan berfokus pada kepenuhan secara rohani, di mana ini bersangkutan erat dengan Daud yang melindungi dombanya dari terkaman Singa dan Beruang. 

Lalu kita akan datang ke Perjanjian Baru, untuk sebuah kejelasan tentang Gambala yang sejati, Gembala yang tidak akan kekurangan cara untuk memenuhkan kita, mendidik kita untuk hidup kita semakin hari semakin memiliki keserupaan dengan Dia untuk sebuah tujuan sejati dari Allah, di mana kita hidup untuk menyembah Dia, melayani Dia, dan penuh di dalam Dia.

Untuk melihat, Mazmur 23:1 dari perspektif Injil maka saya menjelaskan dua poin; Pertama Singa dan Beruang Rohani kita, Kedua Gembala Rohani Sejati kita. Untuk sebuah kepenuhan tanpa kekurangan di dalam Allah pencipta semesta alam. Amin.

1. Singa dan Beruang Rohani kita

Manusia bukan hanya kurang rohani, lebih menyedihkan dari pada itu, manusia mati rohani (Kejadian 2:17). Pada realitanya, manusia ada di dalam kematian kekal. Kehidupannya hanya menunggu waktu terbaik untuk memasuki kehidupan selanjutnya untuk keterpisahan yang sejati dari Allah yang Rohani.

Saudaraku, saya mengajak Anda untuk hidup dalam pertobatan, Kekristenan adalah pertobatan. Berita Injil adalah berita yang memerintahkan untuk Anda dan saya bertobat, bukan hanya meninggalkan dosa dengan rasa cinta yang sama terhadap dosa. Tetapi, meninggalkan dosa dengan rasa muak dan benci yang dalam terhadap dosa, meskipun itu dosa paling nyaman. Seperti dosa mempertahankan harga diri dalam keangkuhan dan ketiadaan kemurahan hati.

Baiklah kita semua bergumul dengan hal ini, saya begitu menganggap serius, bahwa dosa sangat berbahaya. Ia ada dalam kenyamanan, pengandalan diri sendiri, ke-aku-an dan cita-cita kita yang paling mulia. Memberikan kita kendali atas diri, dan mematikan keintiman dengan Allah yang kudus.

Inilah dia, Singa dan Beruang kita, yaitu dosa, Singa dan Beruang ini sangat jinak, ia tidak akan menerkam. Ia memberikan kita keamanan, kenyamanan, ketentraman, dan kekayaan. Bahkan Kecurangan dan kecenderungan yang melawan Allah, merekalah yang mengajari kita, mereka sangat baik, ketika kita masih menjadi serigala buas yang siap memangsa domba. Ketika kita ada dalam kematian dan berusaha menunjukan suasana, “semuanya baik-baik saja.”

Saudaraku tidak, tidak, kita tidak sedang baik-baik saja, Singa dan Beruang kita adalah penjahat, pendusta yang sangat tua, ia pandai dan ia ada di hati yang mengacaukan kehidupan dengan kepalsuan kedamaian. Mereka adalah dosa yang mengerikan, melawan Allah pencipta langit dan bumi (Yesaya 1:2-4). 

Tidak akan pernah ada kepenuhan di dalam dosa, ini adalah suatu kebodohan, kita mengandalkan kefanaan dan diperbudak olehnya. Kita melakukan segala sesuatu semau kita sesuai arahan Singa dan Beruang kita.

Mungkin sekarang, Anda bertanya kepada saya. Apa hubungannya penjelasan saya yang menakutkan dan menyakitkan tentang dosa manusia dan Gembala, dan penjelasan saya menunjukkan betapa berkuasanya dosa di dalam diri kita.

Kita harus menyadari, ini realita yang ada, dosa memang sangat berkuasa atas diri setiap orang, Paulus di dalam Roma 7, mengakui hal ini dengan sangat serius. Anda harus melihat diri Anda, permasalahan kita, dosa bukan hanya berkuasa atas diri kita, kita adalah pecinta dosa, kita suka dengannya, kecenderungan kita yang tidak kudus, ingin selalu menjauhi yang kudus. Karena kita adalah kematian, sedangkan Allah adalah kehidupan. Kita telah nyaman di dalam perbudakan dosa.

  • Sekarang yang harus Anda renungkan, kecintaan seperti apa yang Anda miliki terhadap sesuatu yang bukan Tuhan?
  • Di mana Anda menaruh keamanan Anda, di sana, kesejahteraan, dan sukacita Anda?

Maka inilah masalah kita, kita sering memberikan diri kita kepada kefanaan, rasa aman palsu yang ada di hati dan pikiran, selalu berpusat pada diri sendiri, bukan TUHAN, selalu pada benda fana, pada kekayaan, bukan Kristus. 

  • Renungkan ini, buanglah semua rasa aman yang demikian dan bertobatlah. 
  • Ceraikan Singa dan Beruang Anda, matilah bersama Kristus, disalibkanlah bersama Kristus. 
  • Ini adalah kematian atas dosa, dan hiduplah di dalam kasih karunia, terimalah anugerah. 

Di dalam Kristuslah adanya kehidupan baru, bersama Sang Gembala Agung yang memberikan kepunuhan sejati, bukan kepalsuan tetapi kenyataan di mana Anda dan saya ditebus dari dosa yang memperbudak dan membinasakan kita.

2. Gembala Rohani sejati kita

Yohanes Pembaptis pada akhirnya berseru, "itulah Dia Anak Domba Allah, penghapus dosa dunia," (Yohanes 1:29). “Akulah Gembala yang baik, yang menyerahkan nyawa-Nya untuk domba-dombanya.” Kata Yesus (Yohanes 10:11) Seorang gembala sejati, tidak akan lari jika dombanya ditimpa bahaya.

Yesus adalah domba sejati dan Gembala sejati. Ia adalah Domba yang berkuasa untuk mengembalakan domba bodoh yang seringkali tersesat dan tidak bisa melawan jika Singa datang untuk menerkam, mencabik, dan memakan sih domba. Kiranya kita terus berjaga-jaga, dengan Kristus Ia memberikan kita kekuatan (Matius 26:41).

Petrus memberikan nasehat yang sangat baik tentang dosa, dan kewaspadaan kita yang harus terus dilakukan dalam kehidupan. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, sih Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan menadri orang yang tepat ditelanya.” (1 Petrus 5:8).

Saudaraku perceraian dari dunia, memberikan kita kehidupan baru (2 Korintus 5:17). Kehidupan yang bercerai dari dunia, kita menerima karya keselamatan dari Yesus, kita ditebus dengan darah yang mahal. Kita menerima Roh Kudus, untuk memampukan kita hidup di dalam Dia dan secara sempurna membenci setiap dosa.

Inilah Gembala yang baik itu, Dia adalah Yesus Kristus yang telah disalibkan, kepada-Nya yang seharusnya menerima kemuliaan, tetapi untuk sebuah kemuliaan sejati Dia menjadi sangat hina. Daging yang dirobek, dikoyak dan kesakitan yang tiada tara. 

Cawan murka Allah yang pahit, itu Ia meninumnya hingga tidak tersisa. Hukuman kekal yang diterima Yesus, memungkinkan kita tidak dihukum, kita menerima kebebasan untuk membenci dosa dan merdeka dalam hal menyembah Allah yang benar.

Di dalam Kristuslah kita dapat berkata, “TUHAN adalah Gembalaku, tidak akan kekurungan aku,” kepenuhan rohani, sukacita (Yohanes 14:27). Di di dalam Dia, ada kebangkitan dan hidup, kehidupan baru yang benar-benar hidup (Efesus 2:4-5). Kelimpahan di dalam Kristus, oleh Gembala yang baik yaitu Kristus. kita ada di dalam kehidupan Rohani, ini bukanlah janji kosong, ini bukanlah janji tanpa arti.

Tetapi, ini adalah makna sejati dari kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus, kehidupan yang di dalam kelimpahan kasih karunia dari Allah. Karena kasih, belaskasihan yang sejati dari Allah. Ia membebaskan kita dari dosa, agar kita kembali kepada rancangan yang sejati untuk sebuah tujuan utama. 

Yaitu, menjadi gambar Allah, berkuasa atas semua ciptaan lainnya dan menyembah Allah yang benar, sesuai dengan yang telah Kristus kerjakan selama di dunia, melaksanakan kehendak Bapa, dan menikmati kemuliaan di dalam Bapa, dipermuliakan oleh Bapa.

Sehingga kita tahu sekarang, Gembala kehidupan rohani kita, di dalam jasmani yang fana adalah Kristus. Dia yang telah menghancurkan kuasa dosa, maut telah di kalahkan (1 Korintus 15:55). 

Maut tidak ada sengatnya. Sama seperti Daud menghajar singa yang menyerang dombanya, demikianlah Kristus telah disalibkan untuk menghajar sengat muat, sehingga maut tidak berkuasa bagi kita yang telah menjadi milik-Nya (1 Yohanes 5:11-12).

Saudaraku, kita bisa tenang sekarang, untuk melangkah dengan tujuan baru, keserupaan dengan Anak Allah, Sang Gembala Agung. Melaksanakan kehendak Allah, di dalam kehidupan rohani kita, yang terus menerus mengalahkan dan mematikan kecenderungan berdosa kita.

Untuk menutup renungan ini, saya mengajak Anda untuk merenungkan kabar baik ini, Injil Yesus Kristus. Bagaimana Injil dapat menjadi cara pandang Anda, salib menjadi kesukaan Anda, dan Dosa adalah musuh Anda.

Bagaimana Anda hidup dalam cita-cita Kristus atas diri Anda dan mematikan kehendak Anda untuk kehidupan yang ada di dalam pertobatan sejati, menyenangkan Allah, melayani Kristus, dan inilah hidup itu, ketika kita dengan sukacita berkata, “TUHAN adalah Gembalaku, aku tidak akan kekurangan, Ia bagianku kata jiwaku.”

Segala pujian hanya bagi Allah, Roh Kudus memampukan kita untuk hidup dalam ketaatan, penyerahan, dan kepercayaan hanya kepada Sang Gembala Agung kita, Yesus Kristus. Amin.