Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 23:2 Bimbingan Penyertaan TUHAN

Saat Teduh Renungan Kristen Mazmur 23  2  Tentang Bimbingan Penyertaan TUHAN

Judul Renungan: Bimbingan Penyertaan TUHAN

Bacaan Alkitab Mazmur 23:2

Mazmur 23:2 (TB) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

“ Saya memiliki segala sesuatu dalam kelimpahan bukan karena saya punya simpanan uang banyak di bank atau karena saya punya ketrampilan dan kepandaian untuk mendapatkan nafkah untuk hidup tetapi karena saya punya Tuhan Yang Adalah Gembalaku!!"~ Charles Spurgeon 

Kebesaran kemahakuasaan Allah, yang melekat pada pikiran dan hati kita, seharusnya membuat kita tidak khawatir. Namun realitanya, setiap kita tidak dapat membendung air kesakitan, kesesakan, keanehan, dan hal-hal lain yang ada di dalam diri yang membuat kita merasa seolah-olah mau mati saya.

Ketika Daud menulis, Mazmur 23, pada intinya ia tidak sedang berada di tempat yang indah dan berumput hijau. Ia ada di padang gurun, di buru oleh seorang raja yang sangat menginginkan kematiannya. 

Namun, ketika merenungkan apa yang Daud tuliskan, TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Ini adalah ungkapan penuh sukacita, cara pandang yang  benar, dan kehidupan yang penuh dengan air kehidupan sejati dari Allah yang berkuasa. 

Sehingga kita dapat belajar, ini bukan tentang kondisi, bukan tentang keadaan yang penuh berkat, kelimpahan, keadaan yang aman. Ini bukan pula pada stuasi yang di mana Daud sedang sukses, bukan pula dalam keadaan yang sedang baik-baik saja. Saya yakin Daud sangat menyadari kapan saja ia, bisa mati. Tetapi sekali lagi saya ingin Anda mengucapkan ayat 1, “TUHAN adalah Gembalaku.”

Seorang Gembala Agung sejati telah masuk ke dalam dunia, dengan memberikan kehidupan-Nya yang sempurna. Kita yang adalah pendosa besar boleh menerima kehidupan yang sejati. domba-domba yang bodoh, menerima penyertaan, kehidupan sejati yang dipenuhi sukacita, sukacita ini dari hati yang bergetar karena diliputi kekudusan Kristus yang ada di dalam kita.

Saudaraku, di dalam Kristus ada panggilan untuk pertobatan sejati, ada panggilan untuk membenci dosa, bergumul untuk mematikan diri di atas dosa-dosa yang menjijikan. Dan hidup untuk bersama Kristus membawa umat Allah yang terhilang kepada Kristus untuk kehidupan sejati yang hanya berasal dari Gembala Agung Yesus Kristus.

Pada ayat 2 dan 3, kita mendapati kiasan yang indah, tentang apa yang menjadi kebutuhan dari Domba, namun, kita akan membahas ayat 2 saja pada bagian kali ini. Ketika Anda dan saya percaya, kita mendapatkan gambaran, bahwa kita adalah domba Allah. Ini menunjukkan betapa gempangnya kita tersesat, betapa gampangnya kita mati di dalam kesesatan. Dan kita adalah domba-domba bodoh yang aman di dalam Kristus. 

Daud menjelaskan 2 hal penting tentang tuntunan Allah terhadap kita yang ada di ayat 2, bagaimana Ia membawa kita pada kehidupan yang benar-benar memuaskan di dalam Dia. Bagaimana Ia memberikan kita acara pandang baru yang indah dan cara pandang yang berfokus kepada Allah.

Ini adalah penyertaan TUHAN untuk membimbing kita kepada rumput hijau yang indah dan air yang tenang menyegarkan. Sehingga kita hidup dalam pertobatan sejati dan membenci semua harta dunia, penyembahan berhala yang sering dikotbahkan pengkotbah-pengkotbah yang cinta dunia dan hartanya.

1. Bimbingan Allah menuju rumput hijau 

Kebutuhan seekor domba adalah rumput, seorang gembala sangatlah ahli, untuk menuntun domba-dombanya yang bodoh dan mudah tersesat. Ia membawa mereka ke rumput hijau, ia memberikan mereka kecukupan untuk di makan. Ia tidak akan membiarkan mereka hidup dalam kesusahan, terutama kesusahan yang membawa mereka kepada kematian.

Allah kita yang kudus, mengerti bahwa kematian yang sejati adalah keterpisahan dari Dia. Manusia akan sangat menderita dan tidak berdaya tanpa kemuliaan Allah. Namun selayaknya domba yang bodoh dan teresat, demikianlah manusia telah menjadi bodoh dan tersesat. 

Kita membutuhkan tuntunan dari Kristus, kita semua untuk sampai pada rumput hijau sejati, membutuhkan salib Kristus, darah kudus yang tercurah untuk menguduskan kita sehingga kita layak untuk menerima berkat Allah, terutama di sini adalah berkat rohani. Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi juga dari Firman Allah, Alkitab yang menjadi  prinsip kehidupan (Matius 4:4, Yohanes 6:33 dan 51).

Untuk sampai pada kepenuhan, yang nyata-nyata dari Alkitab, bacalah Alkitab dengan tujuan untuk menemukan Yesus, kekudusan Allah, kasih dan keadilan-Nya. Bagaimana Alkitab pada akhirnya mengkotbahkan Injil kepada diri, Anda diubahkan, cara pandang yang benar menjadi milik Anda dan Anda penuh, puas dan hidup hanya di dalam Allah untuk melayani Dia.

Jelas Allah mengetahui kebutuhan terbesar Anda dan saya, yaitu kelepasan dari dosa. Jika dosa yang di mana kita tidak akan bisa terlepas darinya, namun darah Kristus diberikan dengan Cuma-Cuma, melayakkan kita untuk kudus dan berkenan kepada Allah. 

Bagaimana mungkin ia tidak memberikan kepada kita kebutuhan jasmani (2 Korintus 9:8-11). Pada akhirnya setiap kecukupan itu adalah berkat yang untuk memberkati sesama, untuk kemajuan Injil, pemberitaan Injil dan kehidupan yang hanya berpusat pada salib, Injil Yesus Kristus.

Mengapa kita harus menjadi berkat, karena Allah mengerti jika kelimpahan Anda justru menjauhkan Anda dari-Nya. Menjadikan Anda tidak lagi berharap kepada-Nya maka Ia dengan pernuh kasih mendidik Anda. untuk hidup dalam belaskasihan kepada sesama, tetapi terlebih dahulu dipuaskan di dalam Dia.

Untuk hidup dalam kecukupan untuk terus berharap pada Dia saja dan bertobat dari kecenderungan yang suka mengandalkan harta, kesehatan, kehidupan sendiri, dan semua hal lain selain TUHAN. Baiklah kita tidak mengandalkan kelimpahan, kenyamanan, dan hanya berharap kepada Sang Gembala yang membawa kepada rumput hijau. Diri-Nya sendiri bukan hanya sumber, tetapi Dialah yang merupakan tujuan, keindahan, dan kenikmatan jiwa, untuk kita dipuaskan di dalam Dia.

Masalah boleh tetap ada, rasa sakit akan berkali-kali menghantam diri kita, kita mungkin akan dihianati oleh manusia lain. Kita akan gagal, kita tidak diberikan Allah kelimpahan. Kita merasa sendiri di dalam dunia. 

Namun, ketika kita diberikan kasih karunia, Roh Kudu menyadarkan kita, semua itu bukanlah fokus kita, karena melayani Dia, berdiam diri untuk bersaat teduh, berdoa, menulis penemuan Alkitab kita, membaca setiap lembar Alkitab kita, mengisinya dengan tintah pulpen kita untuk terus merenungkan, memenuhi hati dan pikiran dengan ayat Alkitab, maka inilah rumput hijau itu, kita berbaring dalam ketenangan oleh Firman TUHAN. 

Setiap persoalan baik, penderitaan baik, itu akan membawa kita pada kehidupan yang terdidik, untuk semakin membenci dosa dan mencintai Kristus, berjalan dalam jalan bahaya melawan dunia bersama Kristus dan kita disalibkan bersama Dia untuk sebuah kerinduan baru yang penuh harapan. Dengan berkata TUHAN adalah Gembalaku takkan kekurangan aku, ia membawa aku kepada rumput hijau, yaitu diri-Nya dan Firman-Nya. Setiap kebutuhan jasmaniku Ia cukupkan, jika ada lebih, itu adalah untuk kemajuan pemberitaan Injil. 

Saudaraku, baiklah Ada merenungkan ini, sebuah cara pandang hidup yang di dalam Kristus. Bahwa hanya di dalam Dia saja, Anda menemukan kehidupan Anda aman tenang. Dan tidak takut bahaya, karena apakah yang dapat dilakukan dunia, hanya membinasakan daging. Sedang Allah menyelamatkan kerohanian kita, karena Kristus penebus kita.

Baiklah Poin ini membawa Anda pada cara pandang yang benar tentang bagaimana Allah, menuntun Anda kepada rumput hijau yang bukan kefanaan, harta fana yang seperti dipikirkan orang pada umumnya. Tetapi ini adalah bimbingan dalam kedaulatan Allah, untuk Anda dapat percaya kepada Yesus sebab di dalam Dia adanya kehidupan kekal (Yohanes 3:16, Roma 8:1-2, Efesus 2:8-9). Amin.

2. Penyertaan untuk sampai air yang tenang

Domba yang bodoh dan tidak berdaya, tidak akan mungkin bisa minum dari air yang tidak tenang. Sang Gembala sangat mengerti bahwa kehidupan domba yang lemah dan tidak berdaya, saat ada di air yang deras. Domba tersebut akan ketakutan, bahkan tidak berdaya, ia tidak bisa minum.

Yesus dengan jelas memberikan kepada kita penghiburan melalui, Matius 11:28, Kita semua letih lesu karena dosa, arus kehidupan yang kuat menghantam. Setiap aturan dunia, aturan agama, masyarakat yang senis maupun rasis dan dalam dunia sekolah, perkuliahan, pekerjaan, rumah tangga. Bahkan kita berkecenderungan untuk menjadi sama dengan semua itu, hal-hal yang menyusahkan diri kita sendiri.

Semua itu melelahkan, kita mencari air tenang dengan cara kita, melalui semua cara dunia. Tetapi pada akhirnya semuanya mengecewakan kita, kita tidak berdaya, kita benar-benar rapuh. Demikianlah domba itu harus di bawa ke dalam kehidupan yang dialiri air tenang, mari kita lihat air tenang ini, dengan pandangan yang terarah, kepada Sang Injil, kepada Sang Juruselamat kita karena Dialah Air tenang itu.

Tetapi sebelum itu, kita harus mengerti dan melihat setiap kita, Anda dan saya, kegilaan perjuangan kita yang berpeluh dan berkeringat. Kesakitan dan lelah, tak bergembala untuk mencapai air tenang itu (Matius 9:36).

Beberapa anak muda mencari air tenang dengan menonton pornografi, bahkan orang dewasa, bahkan ada yang dengan cara bercinta sebebas mungkin, melakukan hubungan di luar nikah. Terjabak dalam halusinasi kehidupan bahwa semuanya baik-baik saja. Beberapa lagi mengira dengan cara menerapkan konsep cinta romantis maka ia mendapatkan air tenang.

Beberapa lagi mengkonsumsi minuman keras, obat terlarang. Tidak jarang dari beberapa kasus terbentuknya seorang pembunuh, spikopat, karena mereka mencari air tenang untuk kepuasan jiwa yang haus. Seorang suami mencari air tenang dengan cara bekerja, berselingkuh dan melakukan banyak hal untuk sebuah kepuasan dan ketenangan. Seorang istri berselingkuh untuk air tenang, menelantarkan anaknya. Mencari kesenangan dengan cara bekerja, untuk menjadi lebih baik dan terpandang.

Seorang mahasiswa membolos dari perkuliahan untuk mendapatkan air tenang, ada yang belajar tekun untuk sukses dan mendapatkan banyak pujian agar mendapatkan air tenang. Anak muda remaja dan pemuda mencari air tenang dengan cara belajar giat untuk kehidupan yang mapan ke depannya. Ada juga yang bermamas-malasan untuk ketenangan dan memberontak terhadap orang tuanya.

Seorang hamba Allah yang melayani di gereja pada akhirnya terjebak dalam cinta yang mendalam pada uang. Kekuasaan dan haus akan pujian dan kehormatan. Kehidupan yang ingin selalu menjadi yang benar, menjadi sangat munafik, kehidupan yang melayani tanpa kuasa. Namun tetap berkata, “Tuhan Yesus baik.” 

Pada akhirnya semua usaha manusia adalah kesia-siaan, rasa kosong yang teramat sangat ada di dalam diri setiap orang. Mereka menjadi sinis, ingin menyalahkan segala-galanya. Beberapa orang menyalahkan pemerintah, adanya keluar dari rumah tanpa busana dan menyalahkan kejadian, kehidupan dan negara. Karena semuanya tidak terkendali. Semua usaha manusia untuk air tenang sia-sia, mereka tidak mendapatkan damai sejahtera. Ini semua buah dari dosa, akarnya tertanam dalam, di hati dan pikiran setiap orang.

Ketika saya menjabarkan semua ini, saya tidak sedang menyalahkan Anda yang melakukan hal jni, saya tidak sedang ingin menghakimi. Karena setiap hal yang tertulis di sini adalah hal-hal yang saya pikirkan kemungkinan terjadi pada diri saya dan telah terjadi ketika saya mencari air tenang dengan cara cara sendiri. Saya berkecenderungan menjadi seorang suami yang akan berselingkuh, menjadi seorang pelayan Tuhan yang angkuh dan haus akan pujian dan pengakuan. Dan dosa-dosa menjijikan lainnya ini menghantam saya.

Semua umat manusia telah rusak dari dalam, hati dan pikiran dikuasai kendali untuk menemukan air tenang dengan cara masing-masing. Ketika saya memikirkan semua ini, satu hal yang saya tahu, saya membutuhkan air tenang sejati, saya membutuhkan gembala yang bisa membawa saya bukan pada kehampaan yang telah saya perjuangkan, tetapi pada AIR yang benar-benar memberikan kepuasan.

Saudaraku, kita semua membutuhkan Yesus Dialah tujuan hidup kita, bukan agar kita lapas dari penderitaan yang ada di dunia, bukan agar dunia ini aman dan tenang. Kita membutuhkan Yesus agar kita dibebaskan dari dosa-dosa kita, agar kita membenci dosa kita dan jijik pada pemberontakan hati kiita. Dan bertobat dengan memandang hanya kepada salib Kristus. inilah Dia air tenang itu Yesus Kristus, Sang Air kehidupan. Mengubahkan kita dari dalam.

Suatu ketika ada cerita indah tentang ini, seorang Wanita Samaria pendosa besar, berjalan untuk mendapatkan air yang ia inginkan. Untuk melepaskan dahaganya. Di siang hari yang panas ia datang ke sumur, di mana sumur tersebut ada di luar kota, dengan keringat yang menetas dari wajahnya dan berharap dahaga yang ia rasakan saat ini, akan segera terobatai saat sampai sumur nanti.

Tetapi ada pemikiran, “ahhh kalaupun aku meminum air sumur tersebut, aku akan haus lagi, tetapi semuanya baik-baik saja, aku besok akan kembali lagi untuk mengambil air sumur yang sama.” Betapa melelahkannya pekerjaan ini. Namun, ia bertemu dengan seorang guru Yahudi yang juga terlihat lelah, namun guru ini berbeda. Jika guru-guru lain akan menjauhi seorang Samaria, yang najis dan dianggap tidak layak.

Wajah-Nya bersinar, Ia sangat ramah, Ia tahu kalau Wanita di depannya bukan hanya orang Samaria yang dianggap hina. Yang Ia lihat ini adalah seorang Wanita yang berharap kepuasan sejati dari Allah. Dia melihat sesuatu kerusakan yang dalam, ini adalah kematian akibat dosa. Tetapi guru Yahudi ini sadar, Ia ada untuk semua dosa dan kelemahan, karena pada akhirnya Sang Guru ditelanjangi, dipermalukan karena dosa yang ada di hati Wanita Samaria ini, bukan hanya dia, ini ketelanjangan akibat semua dosa manusia.

Guru ini malah meminta air kepada Wanita Samaria yang berdosa, maka mereka memulai perkacakapan, dari yang pribadi sampai hal-hal rohani. Dan yang menjadi kesukaan besar dan amat indah, guru ini mengakui siapa Dia, dan Dialah yang dicari Wanita Samaria selama ini, bukan hanya Dia, semua orang Samaria/keturunan Yahudi campuran di kota itu sedang memantikan satu janji dari Allah tentang Mesias Sang Pembebas. (Yohanes 4:13-14).

“Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar kepada hidup yang kekal.” 

Barangsiapa percaya kepada Yesus seperti yang Kitab Suci katakan, darinya akan mengalir aliran air hidup. Sebab Kristus ada di dalam dia. Inilah pengharapan kita, yaitu ketenangan sejati, air hidup yang tenang dari TUHAN, yaa gembala bawalah kami orang berdosa ini pada air kehidupan-Mu, bawalah kami pada penglihatan yang jelas pada dosa kami sehingga kami jijik kepadanya dan damai sejahtera di dalam kudusan Allah ada di dalam kami.

Ini merupakan kabar baik, untuk Anda dan saya, kabar sukacita Injil yang sejati. Yesus yang disalibkan kepada-Nya ditimpakan semua hukuman dosa kita, kita yang seharusnya binasa, beroleh pengampunan dan kebenaran di dalam Kristus. 

Baca Juga:

Pada akhirnya Sang Gembala adalah Gembala sejati Yesus Kristus. Untuk membawa Anda dan saya kepada Sang Rumput hijau, makanan Rohani yaitu Roti kehidupan dan Air tenang rohani, yaitu Air kehidupan Yesus Kristus. ini adalah pemberitaan yang berpusat pada Kristus, Alkitab memberitakan kepada kita satu sukacita besar, di mana semuanya tentang Kristus.

Saudaraku, untuk menutup renungan ini, saya mengajak Anda untuk kembali terus hidup dalam keseharian. Jangan biarkan Injil tidak menjadi pusat perenungan, bacalah Alkitab untuk pertemuan yang indah dan intim bersama Yesus, sehingga aliran kasih karunia-Nya benar-benar nyata di dalam setiap sudut kehidupan Anda.

Baca Juga: 

Kiranya Allah Roh Kudus, terus menyertai Anda dan saya, untuk berjalan semakin disertai oleh Sang Gembala, untuk dipuaskan oleh Rumput hijau kehidupan dan dengan tenang menikmati air kehidupan kita di dalam segala sukacita dan damai sejahtera sejati. memberitakan salib Kristus dan menyerukan pertobatan. Memancarkan cahaya Injil bagi sesama, dan memuridkan anak-anak kita dan banyak orang di bawa kepada Sang Gembala. Amin.