Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 23:3 Jalan Kebenaran Di Dalam TUHAN

Saat Teduh Renungan Mazmur 23 3 Tentang Jalan Kebenaran Di Dalam TUHAN Kesegaran Jiwa Dalam Dia

Judul Renungan: Jalan Kebenaran di dalam TUHAN Kesegaran jiwa dalam Dia

Bacaan Alkitab Mazmur 23:3

Mazmur 23:23 (TB) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Menjadi permasalah Anda dan saya bukanlah kekurangan daya berpikir untuk melakukan banyak hal untuk kesenangan dan kenyamanan diri. Walaupun pada akhirnya kenyamanan itu sebuah kepalsuan yang menggiring kita pada kehidupan yang kosong tanpa makna. 

Kita berusaha untuk memperhatikan diri sendiri, kita berusaha untuk mencintai diri dan tidak peduli dengan sekitar. Ini kekeliruan yang mengerikan, kita adalah manusia sosial, bagaimana mungkin kita dapat bahagia dengan mencintai diri sendiri. 

Berarti kita tidak bisa hidup, tidak memperhatikan sesama, alam, bahkan dalam kesendirian kita di kebun paling pedalaman, di tengah hutan. Kita akan dengan tekun memperhatikan sayuran ataupun pohon yang kita tanam. 

Ini menunjukkan satu realita dari diri manusia, untuk sebuah hubungan yang benar, hubungan yang indah, hubungan yang memberikan kesegaran jiwa di jalan yang benar. Pertanyaannya, dari manakah kita dapat menemukan hubungan yang demikian.

Pada ayat-ayat sebelumnya saya telah menyelaskan tentang Daud yang menyatakan bahwa TUHAN adalah Gembala yang membawa Ia ke padang Rumput hijau, dan air yang tenang. Ini bukan tentang kehidupan yang mendapatkan kenyamanan karena kendisi yang baik-baik saja. Tetapi ketenangan dan damai sejahtera karena pada akhirnya kita dapat mengerti bahwa Tuhan telah memberikan diri-Nya sendiri menjadi milik kita.

Apa yang Daud katakan, merupakan luapan dari hati, di mana semua  itu berdasarkan pengalaman yang ia rasakan bersama dengan Allah, Allah yang menyertai dia, memberikan ia rumput hijau dan air tenang. Semua ini tentang bagaimana Allah menyertai Daud dan membawa dia pada kehidupan yang berlimpah dengan ucapan syukur.

Bagaimana dengan Anda, adakah kehidupan Anda selama ini menikmati apa yang Tuhan kerjakan. Walaupun masalah dan persoalan tetap ada. Anda dapat berkata, “saya memuji kemuliaan-Mu ya Allah, biarlah hati saya  berpaut hanya pada-Mu dalam kesesakan dunia ini. Saya tidak memberikan Anda paksaan untuk memuliakan Allah dalam kesesakan Anda. 

Tetap, marilah kita terus memberikan waktu-waktu kita untuk berdosa, merenungkan setiap Ayat Alkitab dan menuliskannya. Hidup yang semakin dekat, semakin dekat, banyak-banyaklah saat teduh. Pribadi dengan membaca Firman TUHAN. Karena inilah yang menyegarkan jiwa. 

Seperti yang dikatakan oleh R.M. McCheyne, “Jikalau kamu ingin menjadi  lebih giat dalam agamamu, lebih giatlah dalam waktu teduhmu, jangan labih giat dalam usahamu di hadapan umum” Geoge Mueller, berkata “saya  melihat bhawa hal yang penting yang wajib saya kerjakan setiap hari ialah menjadikan jiwa saya bergembira dalam Tuhan.”

Saudaraku saat teduh, kegembiraan, ucapan syukur tidak bisa dipisahkan. Pikirkanlah Injil, sama seperti Daud memikirkan betapa Allah adalah Gembala yang baik. Kali ini Daud memberikan kepada kita pemahaman yang lebih jelas tentang penyertaan Allah yang sedemikian rupa. Yaitu Dia yang membawa pada Kebenaran yang menyegarkan jiwa.

Saat Teduh Renungan Mazmur 23:3 Tentang Jalan Kebenaran Di Dalam TUHAN Kesegaran Jiwa Dalam Dia

Kita akan menemukan alasan pasti yang Daud katakan untuk dapat kita mengerti tentang TUHAN yang memberikan kita  keselamatan melalui Sang Kebenaran yang telah disalibkan. Mari kita mulai…

1. Kebenaran sejati yang menyegarkan

Gembala yang baik itu, memberikan diri-Nya yang di mana saya menjelaskan itu adalah rumput hijau dan air kehidupan. Di mana Ia juga pada ayat selanjutnya di jelaskan menyegarkan jiwa. Kehidupan yang indah dan menemukan kepenuhan sejati, ketika Allah menjadi bagian kita.

Kita harus mengerti bahwa TUHAN adalah kebenaran, tidak ada sedikit pun, yang Allah hasilkan tanpa kebenaran. Semua yang baik, semua yang benar, itu berasal dari atas. Semua hal yang berguna, bermanfaat untuk memberikan kebahagiaan dan kesenangan, mendatangkan sukacita dan cinta. Semua itu berasal dari atas (Yakobus 1:17).

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Yohanes 14:6 (TB). Jelas ketika kebenaran kita paralelkan dengan Injil Yesus Kristus, maka Dialah Sang Kebenaran, Yesus yang disalibkan itu.

Sangat penting kita mengerti bahwa Yesuslah kebenaran sejati. Ia adalah Tuhan menjadi manusia (Yohanes 1:1). Ia telah menjadi daging untuk masuk ke dalam kehidupan manusia yang fana, manusia berdosa yang menyedihkan. Domba yang bodoh, tak bergembala, domba yang lemah tidak berdaya, domba yang setiap saat diterkam oleh singa.

Yesus adalah Gembala yang benar, Dia kebenaran yang berkuasa menghancurkan kuasa maut. Dia kudus dalam kemanusiaan-Nya. Tidak pernah setitik pun ditemukan Yesus melakukan kesalahan. Tetapi Ia yang melepaskan ke-Allahan-Nya menjadi hamba yang hina, mendapatkan kematian yang menyedihkan, ia  terhitung di anatara para penjahat. (Lukas 23:32-33, Filipi 2:8, I Pertus 3:18).

Tidak ada sedikit pun kebenaran yang ada di dalam diri manusia yang melayakkannya untuk bisa mendapatkan keselamatan, belas kasihan Allah. Ketika Yesus harus naik ke atas kayu salib Ia menerima hukuman manusia, tetapi bukan itu yang menyakitkan. 

Yesus menerima hukuman kekal dari Allah Bapa, semua cabikan dan luka Yesus, memberikan kepada saya secara pribadi, setiap dosa yang busuk di  kedalaman hati dan pikiran. Seketikan memasuki sebokan tubuh Kristus, Ia menerima semua dosa, sehingga seolah-olah Yesuslah yang melakukan semua dosa kita.

Kebencian Yesus terhadap dosa, menjadikan penderitaan ini semakin mengerikan. Dia yang kudus merasakan semua kesakitan dari ketidakkudusan kita, kemuliaan tidak ada di dalam Yesus, yang ada hanya kebusukan dosa, kengerian dari murka Allah yang menyala. Hal inilah yang menimbulkan ketakutan ketika Yesus ada di taman Getsemani, “seperti mau mati rasanya” kata Yesus.

Semua ini untuk membayar lunas dosa-dosa kita, kita yang adalah pendosa besar, ketika Kristus menjadi milik kita, ketika kita beriman kepada-Nya, ketika kita taat dan berpenyerahan kepada Ke-Tuhanan Yesus.

Pada saat itulah kebenaran, kekudusan, kesucian, hati yang baru, cinta yang baru kepada sesama, cara pandang baru. Kita miliki, ini semua adalah cara pandang Yesus, cara pandang yang indah dan mulia dipenuhi kekudusan sejati dari sorga (Roma 3:20). 

Kita dilahirbarukan, hanya di dalam kehidupan baru inilah kita bisa berkata, Tuhan yang menyegarkan jiwaku, Tuhan yang memberikan aku kebenaran-Nya sehingga aku dapat memanggil Allah sebagai Bapa yang terkasih. Ini adalah kehidupan baru yang ada di dalam kasih karunia, berproses dalam kasih karunia dan hidup untuk mencapai kesempurnaan Kristus di dalam kasih karunia.

Kasih karunia itu, Sang Kebenaran yang menyegarkan jiwa.

  • Hanya di dalam Yesus, keinginan Yesus, dan cita-cita Yesus atas kehidupan kita, kita menemukan kebenaran sejati, karena kita dibenarkan oleh curahan darah-Nya yang kudus. 
  • Darah yang kudus inilah yang menyegarkan jiwa, memberikan kita sukacita sejati, keamanan dan pergumulan untuk bersama-sama dengan-Nya mengarungi kepahitan dan kejahatan dunia, kuk yang ringan, letih lesu, Yesus memberikan kelegaan. 
  • Dia adalah Gembala yang baik, Pikirkan Dia, penuhkanlah hati kita dengan ayat Alkitab yang memberitakan Dia, karena Alkitab adalah Injil!

Selanjutnya kita akan belajar, bagaimana semua ini adalah tentang kemuliaan dan nama-Nya.

2. Mengapa perbuatan itu terlalu ajaib?

“Oleh karena nama-Nya” Ketika saya memikirkan apa yang Daud sampaikan, saya merasa sangat malu, ketika saya memikirkan betapa saya layak menerima apa yang Kristus lakukan untuk saya, saya kira karena nama manusia, karena nama saya maka Yesus rela menderita. Ini kesesatan yang saya terima dari pengajar kacau yang memuliakan manusia.

Bagian terakhir dari ayat 3, melawan pengajaran yang dengan segala keangkuhan natur manusia. Yang menyatakan bahwa manusia berharga, maka Yesus rela mati di kayu salib. Seolah-olah karena manusia adalah segala-galanya sehingga Yesus rela manjadi manusia.

Pengajaran seperti ini akan memunculkan Kristen-kristen egois yang tidak menemukan makna sejati dari kasih karunia, dari Injil dan dari kematian akibat dosa. Betapa busuk dan menjijikannya dosa yang ada di hati Anda dan saya, yaa itu mengerikan, itu busuk, itu kematian kekal dan Anda dan saya tidak ada harganya, kita debu dan abu, layak binasa, layak dibuang ke api neraka, kegelapan yang sejati karena pemberontakan.

Sadarlah Kristen rendahkanlah dirimu di hadapan tangan yang berkuasa, bertobatlah dari pemahaman yang menganggap dirimu berharga. Ini kesesatan, Anda orang berdosa yang dilayakkan dan dibenarkan, Yesus yang berharga, Allah yang harus dimuliakan, kehidupan Anda hanya sekedar hamba yang tidak lebih dari cacing yang harus tunduk dan sujud menyembah TUHAN.

Kita harus menyadari, karena Nama-Nya yang mulia dan berkuasa maka Ia melakukan belaskasihan-Nya. Ini hanya anugerah semata-mata, cacing timpang yang kotor dan tidak layak. Yesus rela menjadi cacing agar kita pendosa besar diselamatkan.

Mungkin Anda bertanya, mengapa saya sangat kasar dengan mengatakan manusia cacing, dan Yesus rela jadi cacing? Baik saya jawab, Alkitab sendiri yang menyatakannya, Yesus rela menjadi cacing dan tidak ada yang menerima Dia. Ini semua dinubuatkan di dalam Mazmur 22:7 “Tetapi aku ini seperti cacing, bukannya manusia, suatu kecelakaan kepada manusia dan suatu kehinaan kepada orang banyak.”

Saya memberitakan semua ini, untuk menunjukkan kepada Anda, sehingga Anda menyadari betapa berdosanya diri Anda dan saya. Kita harus mengerti hal ini secara serius, sehingga ketika kita memandang kepada salib Kristus, kita mengerti ap aitu kemuliaan, ap aitu belaskasihan Allah, apa itu kasih karunia. 

Tidak peduli sebenar sebusuk, Anda Yesus tetap menerima Anda, oleh karena nama-Nya Ia melayakkan kita untuk memanggil Allah Bapa, kita dapat berkata Gembala baik yang membawa saya yang berdosa, cemas karena dosa, susah karena dosa tanpa pengharan tanpa dosa tanpa harapan tanpa sukacita. Tetapi ketika melihat kepada Yesus, hati yang baru menginginkan Dia, saya sadar bahwa saya telah dibebaskan dari murka Allah, saya dilayakkan, segala pujia hanya baginya.

Baca Juga: 

Saya berdoa kiranya Anda mengerti bahwa Anda ditebus untuk Allah, untuk mengabarkan nama-Nya dan bersukacita di dalam Dia. Menikmati persekutuan yang nyata, untuk inilah Anda dan saya bahkan semua umat manusia diciptakan. Demi nama-Nya yang mulia dan kudus. 

Charles Spurgeon Dalam sebuah renungan menuliskan;

“Orang Kristen, jika engkau telah diselamatkan, sementara engkau bergembira, bersyukurlah dan bersikaplah penuh kasih. Melekatlah pada salib yang telah menghapus dosamu; layani Dia yang melayani engkau. Tunjukkanlah kasihmu dengan bukti yang ekspresif. Karena engkau dengan bebas diampuni demi Kristus, pergi dan beritakan kepada orang lain kabar gembira tentang rahmat yang mengampuni.”

“Jangan puas dengan berkat yang tak terkatakan ini hanya untuk dirimu sendiri, tetapi sebarluaskanlah kisah salib. Kegembiraan suci dan ketegasan suci akan membuat engkau menjadi pengkhotbah yang baik, dan seluruh dunia akan menjadi mimbar untuk engkau berkhotbah.”

Pada akhirnya kepuasan jiwa, kebenaran yang melekat pada kita, memberikan kita DNA Injil yang jelas. Berita salib Yesus Kristus yang menyelamatkan. Sang Gembala yang telah mematikan singa muda yang ganas. Sehingga domba yang bodoh dapat aman di dalam Dia untuk sebuah amat Agung dari Kristus.

Baca Juga:

Jadi saudaraku, inilah yang dapat kita renungkan, bahwa segala sesuatunya sekarang bukan lagi tentang kita tetapi tentang nama Yesus, Allah yang berkuasa. Allah yang mulia, Allah yang layak menerima tunduk, sujud, menerima penyerahan diri kita yang telah dikuduskan (Roma 2:1). Dan hidup demi nama-Nya untuk melayani Dia dan puas di dalam Dia. Inilah kesegaran jiwa sejati, ketika Kristus menjadi pusat kehidupan. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 23:3 Jalan Kebenaran Di Dalam TUHAN "