Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Saat Teduh Mazmur 6:1-4 Ayat Alkitab Tentang Pergumulan

Pertobatan sejati adalah ketika hati dan pikiran Anda hanya terarah untuk menginginkan Allah saja tidak ada yang lain dan muak dengan dosa, membenci dosa ternyaman di dalam diri Anda.

Judul Renungan : Pergumulan 

Ayat Alkitab bacaan firman Mazmur 6:1-4

Mazmur 6:1-4 (TB) Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu. Kasihilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah Aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar, dan jiwaku pun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?

Kita akan memulai perenungan dari ayat 1 dan 2, di mana Mazmur, jelas, ini adalah buku nyayian orang Yahudi. Dan Nyayian ini dimulai dengan satu realita yang dibukakan oleh Daud. Yaitu realita dari teologi sifat Allah yang bukan hanya pengasih, panjang sabar dan berkasih karunia. Dia juga Allah yang murka, Dia adalah Allah yang kudus membenci dosa, dosa adalah pemberontakan manusia.

Renungan Mazmur kali ini mengajari kita, satu ketakutan besar yang seharusnya ada di dalam hati setiap orang percaya. Satu kegentaran yang kudus, kegentaran yang dipenuhi kesadaran akan kebutuhan terbesar kita yang adalah pribadi TUHAN itu sendiri. 

Merenungkan satu keindahan yang akan terhilang, satu cinta yang akan pergi dari hadapan kita, satu pribadi yang dapat dipercayai, dapat diandalkan, di mana kita puas di dalam Dia. Dan Dia mendiamkan kita, dia pergi dan memarahi kita karena ketidaksetian. Biarlah kita sadar bahwa Dia Allah yang kudus dan menuntut kekudusan kita. 

Bukankah amarah Tuhan jauh lebih menakutkan, bukan hanya menakutkan, kita benar-benar kehilangan cinta yang sejati, kasih yang indah. Ketika Allah yang berkuasa, mulia, kudus dan suci itu murka. Tidak ada yang dapat melawan-Nya. 

Daud memulai nyayian permohonannya dengan kegentaran. Ketakutan yang sejati akan murka Tuhan yang kudus. Mengapa ia begitu takut, mengapa ia begitu gentar. Dalam kegentaran ini, Daud melanjutkan dengan permohonan untuk disembuhkan oleh TUHAN. Tidak ada yang tahu pasti, penyakit semacam apa yang diderita oleh Daud. Tetapi Ia mengaitkan sakitnya itu dengan murka Allah.

Sehingga kita dapat belajar atau mengambil pelajaran penting apa yang ingin Daud sampaikan melalui permohonannya ini. Yaitu sakit penyakit yang disebabkan oleh dosa. Allah yang kudus membenci dosa, dosa adalah pemberontakan. 

Di mana manusia yang terbatas. Yang adalah ciptaan melawan Allah, tidak menyembah Allah melainkan hidup sesuai keinginannya dan menyembah ilah-ilah buatan pikirannya dan terwujud dalam bentuk patung dan lain sebagainya. 

Inilah akar dari permasalahan manusia, akar dari kutuk, akar dari penderitaan dan kesengsaraan. Yaitu dosa yang ada di dalam diri Anda dan saya, natur kita, kehidupan kita, hati dan pikiran yang selalu ingin menjadi tuhan atas diri sendiri.

Renungan Saat Teduh Mazmur 6:1-4 Ayat Alkitab Tentang Pergumulan

1. Meneriaki dosa akar dari semua penderitaan

Daud menyadari akan keberdosaannya, adalah api yang menyalakan murka Allah, di mana dosa manusia adalah teriakan manusia. Untuk berperang melawan Allah, di mana manusia menganggap dirinya berkuasa dan mampu mengendalikan segala sesuatu dan menyatakan “saya bertanggung jawab pada diri saya sendiri.”

Mungkin beberapa orang akan melemahkan dosa, dengan cara melihat setiap sisi kehidup, mencari penyebab dari semua hal yang terjadi dalam kehidupan. Kita bersusah payah mencari penyebab dari perkelahian dua sahabat, rumah tangga yang rusak dan perceraian, anak-anak muda yang lebih memilih menikmati kehidupan yang tidak bermoral dan meracuni diri sendiri. 

Jika saya sebutkan satu persatu setiap hal yang terjadi dalam kehidupan, yang nyata-nyata di hadapan kita saat ini yang sedang tidak baik-baik saja. Orang-orang yang mengaku percaya Yesus namun masih mencintai kemunafikan, keserakahan, kesombongan rohani, merasa diri layak untuk diselamatkan. Bebarapa pendeta Tuhan masih mencintai uang. Kehidupan yang kering dan kosong. 

Jemaat-jemaat yang rajin ke Gereja masih mempercayai kuasa kegelapan untuk menopang kelanjutan hidup mereka selama ada di dunia yang fana. Semua itu saya rasa tidak perlu ada penelitian ilmiahnya. Bukan saya meremehkan penelitian ilmiah, penelitian ilmiah sangat penting. Tetapi mari kita kembali ke Alkitab, semua hal yang telah rusak di dalam dunia adalah akibat dari dosa, kita pendosa, hati kita seringkali gelap, seringkali pikiran kita kacau. 

Kita mengira kita membutuhkan sesuatu yang lain untuk menghibur diri kita. Kita kira kita memerlukan harga diri untuk kepuasan. Kita kiran kita membutuhkan pendidikan yang tinggi sehingga hidup menjadi lebih baik, masa depan penuh harapan. Kita kira diri kita membutuhkan kekasih untuk mengisi kekosongan kita.

Saudaraku orang Kristen, orang percaya, saya tidak bosan-bosannya mengingatkan Anda, berhentilah jadi bodoh. Berhentilah berharap pada dunia fana, berhentilah berharap bahwa daging yang menempel pada tulang Anda saat ini tidak akan membusuk dan menjadi makanan cacing tanah suatu saat nanti. 

Berhentilah berharap pada dunia yang pasti akan lenyap. Dan berhentilah mempercayai perasaan dan pikiran Anda yang setiap saat dikotbahi oleh setan, oleh kuasa kegelapan. 

Bukalah Alkitab dan bacalah itu, renungkanlah dan bertobatlah. Berdoalah untuk penyesalan yang mendalam. Penyesalan yang sungguh-sungguh. Bahwa Anda adalah pendosa yang layak binasa. Saya ingin Anda sadar, bahwa dunia tidak sedang baik-baik saja. Anda tidak sedang baik-baik saja, Anda sadang ada di dalam murka kekal yang kudus oleh Allah yang baik dan berbelaskash itu.

Jika Ia tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, dan merelakan Yesus disalibkan dan menerima setiap murka kekal. Yesus yang sangat Ia kasihi dan menerima cacian, penghinaan, pukulan, diludahi pendosa. Dipermalukan, ditelanjangi, disalibkan, diejek, dihina, setiap orang yang mungkin melihat ketika ia membuat mujizat. Mereka menggelengkan kepala mereka ketika melihat Dia telanjang dengan tubuh yang sudah hancur tergantung dikayu salib.

Jika Allah merelakan Anak-Nya yang Ia kasihi dan kepada-Nya Allah berkenan. Bagaimana mungkin lebih lagi Ia tidak merelakan Anda binasa karena kekerasan hati Anda, rasa cinta Anda pada dunia, dosa-dosa yang Anda cintai dan sembuyikan. Dan kehidupan Anda yang mementingkan diri sendiri. yaa Allah pasti merelakan orang-orang Kristen palsu ini binasa. 

Karena itulah yang mereka pilih. Tuhan tidak akan sayang pada pendosa yang tidak mau bertobat, pendosa yang menolak Injil yang terus diberitakan Roh Kudus, para pengkotbah yang setiap mengkotbahkan Injil dan seruan pertobatan. Inilah definisi dari menghujat Roh Kudus, dosa yang tidak di ampuni.

Bersama Daud saudaraku saya ingin Anda, mari bersama membaca ulang bahkan merenungkan ayat 2, “Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.” Yaa bertobatlah, lihatlah diri Anda dan mohonkanlah belaskasihan Allah. berlarilah kepada Injil, salib Yesus Kristus di sanalah belaskasihan Allah Bapa dinyatakan. Dan di sanalah satu-satunya sumber pengharapan Kekristenan kita.

Saya bedoa, kiranya dari tempat yang mahatinggi Roh Kudus, tercurah atas diri Anda. melalui tulisan yang sederhana ini. Anda melihat satu realita kabar buruk yang adalah kehidupan Anda yang ada di dalam natur berdosa. Roh Kudus yang sama menginsapkan Anda sehingga Anda berlari kepada salib dan menjadi Kristen sejati yang berpenyerahan kepada Kristus dan menjalani kehidupan yang berpusat pada Yesus setiap saat. Amin.

Selanjutnya kita masuk pada poin yang kedua cerita indah dibalik setiap realita. Alkitab memberitakan kepada kita. Kemenangan yang Allah kerjakan melalui diri-Nya sendiri sebagai wujud nyata dari belaskasihan-Nya yang kudus.

2. Keindahan dari kabar baik itu 

Daud percaya, ketika sakit penyakit menimpanya, ketika tulang-tulangnya rapuh, ia gemetar. Ketika ia melihat bahwa dirinya berdosa. Ia memohon kepada Allah, agar Allah tidak murka. Di sini Daud memperjelas kemabali tentang karakter Allah yang ia sembah. Allah yang di mana tempat ia dapat, berseru dan memohon belaskasihan Allah.

Kita memiliki Allah yang berbelaskasihan. Bukan hanya itu, Ia bahkan telah merasakan semua kesakitan kita. Dia melalui Yesus Kristus telah menjadi manusia. Firman menjadi daging, memberikan kepada kita  diri-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa. 

Daud dengan penuh kepercayaan, penyerahan diri. Memandang kepada Allah, dengan cara pandang yang benar. “Kasihanilah aku. TUHAN, sebab aku mereka.” Banyak hal yang akan membuat Anda merana. Dalam kontek ini, Daud menjelaskan bahwa ia sedang sakit. Ia ingin disembuhkan. Tetapi jika kita mengacu kepada teologi Perjanjian Lama, sakit penyakit berkaitan erat dengan sakit rohani yang disebabkan dosa.

Itu mengapa di ayat 2, Daud memohon ampun. Saudaraku belas kasihan Allah ada di dalam Yesus, ini adalah bukti nyata yang menjadi pengharapan iman kita, kepada Dialah kita dapar percaya dan hidup kita diselamatkan oleh Dia.

Bukan persoalan penyakit jasmani, ini tentang Anda mati di dalam dosa-dosa Anda, Anda adalah budak dosa. Tetapi puji Tuhan, “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran (Roma 6:18). Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8:2).

Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan (II Korintus 3:17), hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan iyu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah (I Pertus 2:16). Kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah (I Korintus 3:23), dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya (Efesus 1:14).

Ketika hukuman Kristus dijatuhkan kepada-Nya, Ia seketika menjadi budak ada di dalam kematian dosa. Di atas kayu salib kita dapat memikirkan dan merenungkan betapa jahat dan mengerikannya pemberontakan kita, dosa-dosa yang kita kerjakan dan menghancurkan kehidupan kita.

Yesus yang ditelanjangi, dipermalulan. Semua ini menunjukkan ketelanjanan kita akibat dosa, rasa malu yang teramat sangat dari diri kita. Semua rasa sakit yang Yesus rasakan, semua cacian dan makian yang Kristus dapatkan merupakan kejadian nyata yang menunjukkan betapa pantasnya kita binasa. Namun seperti ayat-ayat di atas yang telah saya gabungkan menjadi pragraf.

Menunjukkan oleh karena penderitaan Krisrus, kita beroleh kemerdekaan sejati. Anda harus meyadari bahwa keselamatan yang Cuma-Cuma. Kepercayaan Anda kepada Allah, iman yang dianugerahkan. Semua itu berpusat pada satu pengertian  yaitu kehidupan Anda yang adalah milik Allah. Bukan lagi milik Anda sendiri. Anda yang di bawa untuk memiliki kehidupan yang dibenarkan dikembalikan ke dalam penyembahan yang benar kepada Allah pencipta alam semesta. 

Inilah belaskasihan Allah yang Daud mohonkan, inilah yang dapat kita mengerti siapa Allah yang kita sembah. Inilah pergumulan yang sejati. yaitu hidup untuk taat, kagum, dan berpenyerahan kepada Tuhan Yesus dalam setiap sisi kehidupan. Hidup untuk menyembah Dia dan melayani Dia atas dasar kesadaran penuh bahwa Yesus sudah lebih dulu memberikan diri-Nya.

Roh Kudus yang adalah bagian kita, terus menyadarkan kita akan dosa-dosa kita, membawa kehidupan kita pada pertobatan sejati untuk kembali berpenyerahan kepada Kristus saja. Inilah pergumulan kita adalah pergumulan melawan dosa, hidup dalam pertobatan dan secara serius membenci apa yang Allah benci dan terus-menerus hidup dalam pertobatan yang sejati.

“Marilah, baiklah kita berperkara – firman TUHAN” Yesaya 1:18, ini adalah jalan persekutuan untuk semakin dekat dan mengenal Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kabar baik itu memberikan kepada kita pemahaman bahwa Allah telah mencari manusia, Allah yang memanggil manusia dan menyelamatkan merekan untuk diri-Nya sendiri. 

Saya sangat suka penjelasan dari William Gurnall ‘The Christian In Complate Armor’

“Rekonsiliasi wajib mengupayakan persekutuan dengan Allah. Seandainya Allah diam-diam berkata, “engkau adalah teman-Ku — telah-Ku perintahkan engkau tidak akan pernah masuk neraka. Dan tangan-Ku memegang surat kelepasanmu sehingga engkau tidak akan pernah ditangkap karena hutang-hutangmu kepada-Ku. Tetapi berkenaan dengan persekutuan, janganlah mengharapkan apapun. Aku sudah muak dengan engkau sekarang dan engkau tidak akan lebih mengenal Aku lagi.” Jika anda mendengar sang Bapa mengatakan demikian, akankah Anda bersemangat dengan perdamaian tersebut? Sekalipun jika api yang menyiksa itu dipadamkan, sengsara neraka akan tetap ada dalam kegelapan suram tanpa kehadiran Allah.”

Penjelasan di atas memberikan gembaran yang menakutkan dari ketidakhadiran Allah dalam sisi kehidupan Kekristenan kita, baiklah kita terus mencari wajah-Nya di dalam Kristus, hidup dalam kekudusan dan pertobatan setiap saat.

Baca Juga:

Pada akhirnya bersama Daud kita berseru, "dan jiwakupun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama p  lagi? Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu."

TUHAN tolong aku, bawalah aku pada kesadaran dan penyesalan bahwa sesuatu yang menakutkan ketika aku ditinggalkan oleh-Mu, tolong aku untuk menyadari tanpa-Mu walau api neraka telah padam. Itu tetaplah sesuatu yang menakutkan, tetapi di dalam-Mu, cinta kasih yang indah aku percaya walau api nerakan menyala dengan mengerikan. Tetaplah sukacita oleh kemuliaan-Mu aku dapat rasakan. Kuduskan aku dalam kekudusan-Mu dan ampunilah aku ya TUHAN. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Saat Teduh Mazmur 6:1-4 Ayat Alkitab Tentang Pergumulan"