Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Ratapan 3:22-24 Kasih Setia dan Rahmat TUHAN

Renungan Saat Teduh Ratapan 3  22-24 Ayat Alkitab Tentang Kasih Setia dan Rahmat TUHAN

Judul Renungan: Kasih Setia dan Rahmat TUHAN

Ayat Alkitab Ratapan 3:22, 23, 24

Ratapan 3:22-24 (TB) “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”

“Tuhan memilik banyak kesengsaraan, maka Ia menyeimbangkannya dengan banyak Rahmat-Nya.” ~ Crossville, TN: Publikasi Puritan, 2021. 61

“Jika Anda bertanya, 'Mengapa ini terjadi?' tidak ada cahaya yang datang, tetapi jika Anda bertanya, 'Bagaimana saya bisa memuliakan Tuhan sekarang?' akan selalu ada jawaban.” ~ J. I. Packer

Dalam kesengsaraan, baiklah kita yakin bahwa Allah tetaplah Dia yang berbelaskasihan. Saat Allah mendidik kita, baiklah kita bertanya, bagaimana saat-saat Allah mendidikku aku tetap memuliakan Dia. Maka Anda akan puas dengan jawaban-Nya. Karena kasih setia Tuhan tidak berkesudahan dan rahmat-Nya selalu baru.

Kehancuran dan kesedihan, inilah gambaran bahkan kenyataan di balik Kitab Ratapan. Yang ditulis oleh Yeremia. Sebelum masuk ke ayat-ayat pengharapan yang berasal dari kasih Allah, kesetiaan Allah. Mari masuk ke dalam pikiran dan perasaan dari Yeremia, bagaimana rasa sakit, galau, bingung dan bahkan hampir tanpa harapan menyelimuti cara pandangnya pada saat ia menulis kitab Ratapan.

Yerusalem adalah kota yang megah, identitas bangsa Israel, belum lagi Bait Allah yang telah didirikan oleh Salomo, merupakan kebanggaan. Semua nilai hidup mereka terletak pada hal-hal yang terlihat, kekayaan, kemewahan, keindahan dan semua ini menjadikan mereka sebagaimana mereka dapat bermegah pada masa itu.

Tetapi, pada realitanya, pada saat Yeremia menuliskan kitab Ratapan, semua kemegahan yang menjadi kebanggaan bangsa Yahudi, hanya puing-puing saja. Kemegahan Bait Allah yang menjadi sumber kebanggaan mereka telah menjadi reruntuhan yang tidak berharga. Mereka dibuang, ke Babel, identitas mereka sekarang sebagai pendatang. 

Seolah-olah Allah benar-benar membuang mereka dan tidak lagi memperdulikan mereka. Masa pembuangan, terjadi selama 70 tahun. Bangsa Israel dibuang selama itu, inilah yang Allah janjikan. Saudaraku, ketika identitas diri kita, kita letakkan pada hal-hal yang fana. Maka kita akan benar-benar frustasi ketika semua itu hilang dari kehidupan kita, ketika hal itu diambil dari kita. 

Dididikkan Allah kepada bangsa Israel sangatlah keras, pekerjaan tangan-Nya adalah bentuk kesetiaan-Nya secara konsisten. Untuk menjaga terus kemurnian hati manusia, dalam konteks ini bangsa Israel. Allah tidak ingin orang-orang kesayangan-Nya menempatkan identitas diri di atas semua hal fana yang pada akhirnya akan lenyap. Allah ingin kita bermegah karena kita adalah milik-Nya dan hidup kita penuh kasih seperti Dia.

Untuk mempermudah kita belajar, saya membagikan renungan ini dalam 3 poin, di mana ketiganya mengarah ke kepada Allah atau memperkenalkan Allah yang penuh rahmat karena Dia adalah Allah yang setia, berkehendak dan tidak akan pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya.

1. Selalu ada pengharapan

Dalam kesedihan Yeremia, dari pasal 3 ayat 1-20, ketika merenungkan dan memperhatikan nada dari penulisan Yeremia, Ia sangat-sangat sedang bersedih. Ini adalah kesedihan yang mendalam,  bagaikan tanpa harapan, seperti  disobek-sobek.

“Ia membelokkan jalan-jalanku, merobek-robek aku dan membuat aku tertegun.” Tetapi, ketika Anda memasuki ayat 21. Yeremia memulai dengan kata “tetapi,” hal inilah yang kuperhatikan oleh sebab itu aku akan berharap. Yeremia menunjukkan cara pandang yang bertentangan melalui tulisannya.

Yeremia, mengajari kita tentang harapan, harapan adalah tentang cara pandang yang benar. Cara pandang yang benar akan  ada di  dalam diri Anda ketika Anda dan saya melakukan sama persis seperti yang Yeremia kerjakan di ayat-ayat selanjutnya. Sebelum masuk ke sana atau poin berikutnya.

Saya akan sedikit menjelaskan kepada Anda, agar kita sama-sama sadar, apa saja yang menjadi penghalang kita bisa kehilangan pengharapan.

Tanpa harapan dan bagaimana itu ada?

Kita ada di dalam cengkraman dosa, yang saya maksudkan adalah kesalahan terbesar kita baik itu sadar atau pun tidak sadar kita seringkali ingin menjadi tuhan, ketika ada di dalam masalah. Kita ingin masalah itu selesai, lalu kita ingin mengubah keadaan menjadi seperti semula, seperti yang kita inginkan dan rindukan. Lalu kita gagal dan tidak mampu, lalu kita marah dan frustasi.

Dalam dosa, kita seringkali ingin menggantikan posisi tuhan terhadap diri kita, kita ada dalam ilusi bahwa kita memiliki kuasa untuk  mengubah keadaan. Saudaraku, semua hal yang Anda pikirkan dan rasakan di dalam  diri Anda adalah dusta yang mengerikan, itu adalah benih pemberontakan untuk tidak bergantung kepada Allah yang sejati. sehingga cara pandang Anda diubahkan.

Perubahan cara pandang sangatlah penting dan kabar baiknya. Tuhan memberikan kita kuasa untuk mampu mengubah cara pandang kita terhadap suatu persoalan. Inilah yang menjadi dasar Yeremia menuliskan ayat 22-24. Ini adalah tentang perubahan cara pandang. Di mana cara pandang yang beru berpusat pada kasih setia Allah yang Ia nyatakan di dalam Kristus kepada Anda dan saya.

Bagaimana memandang suatu persoalan bahwa ada harapan di sana, harapan itu adalah Allah itu sendiri. harapan itu adalah didikan yang menjadikan Anda dan saya semakin murni di hadapan Allah, dikuduskan disucikan dan dibawa pada realita bahwa dunia di mana Anda berada sekarang adalah fana sehingga Anda tidak lagi merindukannya sebagai tujuan hidup, Anda disadarkan oleh Allah. 

Tantangan untuk Anda; apa yang Allah inginkan melalui persoalan hidup Anda? bagaimana persoalan hidup Anda mengubahkan Anda sehingga Anda hidup dalam pertobatan? Pada siapa Anda berharap dan bagaimana Anda dapat mempercayai bahwa itu benar-benar harapan Anda.

Harapan saya, hanya pada TUHAN, karena sifat-sifat-Nya yang sempurna. Marilah kita masuk ke dalam  poin-poin berikutnya.

2. Kesetiaan TUHAN

Inilah harapan Yeremia, kasih setia Tuhan, kasih setia dari janji-janji Tuhan. Saudaraku di dalam persoalan. Apa yang memasuki pikiran dan perasaan Anda merupakan pembentuk diri Anda ketika Anda ada di dalam masalah. Roh Kudus yang ada di dalam orang-orang percaya, merupakan jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruh-Nya (Efesus 1:13-14).

Bukan hanya itu, harapan mungkin bisa saja hilang di dalam persoalan. Tetapi ketika Anda benar-benar telah menjadi milik Tuhan maka Anda akan mendapatkan kembali harapan tersebut, sebab Anda tahu, Anda mengerti dan Anda yakin bahwa Allah adalah Dia yang setia.

Poin ini membawa Anda kepada penerapan praktis dari kehidupan Kristen yang sejati, yaitu tentang bagaimana Anda dapat percaya pada kesetiaan Tuhan? Alkitab, tidak ada cara lain selain merenungkan firman siang dan malam bahkan setiap saat setiap hari setiap waktu dan kapan pun di mana pun. 

Mungkin Anda sekarang menjawab, “saya bukan pelayan Tuhan, bukan orang teologi, dan bukan seorang pendeta, bagaimana mungkin saya dapat merenungkan sedemikian hari di kepala saya hanya ada firman Tuhan, itu bukan pekerjaan saya.” 

Saudaraku Anda harus sadar, ini bukan tentang pekerjaan, ini tentang bahwa pikiran Anda dan perasaan Anda tidak akan pernah luput dari serangan setan, pikiran Anda adalah berdosa, perasaan Anda berdosa. Kita selalu berkecenderungan memakai hati dan pikiran kita yang licik untuk kebaikan namun akhirnya menuju maut (Yeremia 17:9 dan Amsal 14:12, 16:25).

Tidak peduli sebaikapapun yang Anda pikirkan, tidak peduli sebahagia apa pun yang Anda rasakan. Tidak peduli Anda sedang sedih. Natur berdosa dari pikiran dan perasaan tetaplah sama. Artinya baik pikiran dan perasaan adalah pusat dari perbudakan diri kepada kuasa kegelapan yang di mana dari sanalah muncul tindakan, kemunafikan, pemberontakan, tidak patuh pada orang tua. Semua persoalan hidup berasal dari sana.

Ketika perbudakan ini, tidak dibebaskan oleh firman Tuhan, maka pada saat yang sama Anda akan terus tanpa harapan. Karena Anda diperbudak oleh kuasa kegelapan, Anda merasa Anda seorang yang bebas. Tetapi Anda sebenarnya budak. perbudakan harus diganti dengan kemerdekaan, yang dapat memerdekakan Anda hanyalah Firman yang menjadi manusia, semua itu Anda dapat temukan ketika Anda merenungkan Alkitab.

Kasih setia Tuhan, ingin membebaskan Anda dari perbudakan semacam ini, kasih setia Tuhan berasal dari ayat Alkitab. Didisiplinkan diri Anda, lakukan apa yang harus Anda lakukan. Kehidupan Anda adalah milik Tuhan, ketika Anda mengaku Anda telah percaya kepada Yesus. 

Kita masuk pada Injil, di mana puncak kejelasan dari kelepasan pikiran dan perasaan dari perbudakan dosa. ada di dalam Injil, hanya melalui Injil Anda akan benar-benar bisa mengecap kasih setia Tuhan, hanya penaklukan diri kepada salib, Anda dapat berkata sama seperti Yeremia bahwa Anda ada harapan dan Anda dapat sesegera mungkin berharap, ini adalah harapan yang berpusat pada Injil Yesus Kristus.

3. Rahmat yang adalah Injil

Rahmat Allah adalah bukti dari kesetiaan Allah, Ia tidak pernah tidak berbelaskasihan kepada orang-orang berdosa. Ini terbukti, karena begitu besar kasih-Nya, sehingga Kristus rela menjadi manusia dan mati di kayu salib. Ini merupakan sifat Allah yang Yeremia sebutkan tidak akan pernah habis rahmat Tuhan.

Ketika Anda beriman kepada Yesus, ini bukan tentang apa yang Anda kerjakan tetapi tentang apa yang Yesus kerjakan sehingga Anda dimampukan untuk mengerjakan sesuatu yang berguna. Pada saat inilah Anda akan selalu dan selalu mendapatkan pengharapan meskipun dalam lembah paling kelam.

Mengingat-ingat kasih setia rahmat Allah, belaskasihan dan keharuman nama-Nya. Keindahan dan kemuliaan dan yang menjadi pusat dari mata rohani kita memandang. Perubahan cara pandang akan hadir ketika Injil menjadi pusat dari apa yang Anda pikirkan dan Anda rasakan.

I Pertus 3:18 “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita Ia yang benar untuk orang-orang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalan keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.” Rahmat Tuhan, adalah Dia memberikan diri-Nya sendiri menjadi bagian kehidupan kita, bersama Yeremia kita dapat merenungkan dan berkata. “Tuhan Yesus bagianku, kata jiwaku dan aku bersukacita karena Dia menyertaiku.”

Anda dan saya bukanlah orang benar, Anda dan saya bukan hanya layak menerima semua penderitaan saat di dunia. Bahkan kita layak untuk binasa selama-lamanya. Kita ada di dalam cengraman dosa, karena kita menyukai hal itu, kita cinta dosa dan kita lebih memilih untuk melawan Allah yang berkuasa dan kudus.

Saudaraku, Kristus mati, bukan karena Ia tidak benar, Ia adalah Sang Kebenaran yang menggantikan posisi kita dan menerima semua hukuman dosa kita, Ia menyelamatkan kita dari penderitaan kekal. tidakkah Anda melihat kasih karunia, ketika hati dan pikiran Anda telah dimasuki kasih karunia, ketika Alkitab yang Anda renungkan setiap saat, Anda pandang sebagai kelimpahan kasih karunia, Anda akan sangat mencintai Alkitab.

Yesus adalah wujud dari rahmat Allah, salib adalah tempat di mana semua dosa Anda dan saya ditelanjagi dan dijadikan tontonan di dalam diri-Nya. Yesus menerima semua murka kekal dari Allah, seharusnya Anda dan sayalah yang layak menerima murka kekal ini adalah Anda dan saya. Namun, kasih setia, rahmat Tuhan dan karena Yesus telah mati dan dibangkitkan dan memberikan mandat bahwa nama-Nya harus dikabarkan diseluruh dunia, maka hari ini Anda yang membaca artikel ini, diselamatkan oleh karena Yesus, oleh karena Anda percaya dan telah dilahirkan kembali.

Injil adalah berita baik yang memberikan kepada Anda dan saya berita buruk bahwa Anda layak binasa dan saya layak binasa. Tetapi Yesus dibinasakan untuk menjadi korban yang sempurna. Ini adalah rahmat Tuhan. Ada seruan untuk bertobat dari pengandalan diri sendiri dalam setiap persoalan. Ada seruan untuk bertobat dari ketidakpercayaan bahwa penderitaan itu baik untuk kita bisa semakin cinta pada Tuhan.

Kiranya Injil menjadi satu-satunya harta berharga dalam kehidupan Anda, Injil yang menjadikan Anda sangat peduli pada sesama sehingga bukan lagi diri sendiri yang menjadi pusat dari perhatian diri tetapi sama seperti Kristus yang juga mengasihi jiwa-jiwa demikian juga Anda mengasihi jiwa-jawa, Anda meratap karena dosa tetapi bertobat dan berlari kepada salib.

Karena baik itu kasih setia Tuhan, rahmat/belas kasihan Tuhan ada pada Salib Kristus. di sanalah Anda akan mendapati kelegaan sejati cara pandang yang baru. Dan kehidupan baru dari Kristus, kelahiran baru karena Yesus menjadi pemilik kehidupan Anda sehingga Anda hari semakin hari semakin berpengharapan, berkeyakinan bahwa Injil satu-satunya sumber dari kehidupan yang sejati.

Allah yang penuh kasih dan setia, telah berjanji sepanjang kehidupan umat manusia, Engkau yang telah memanggil manusia dan membebaskan mereka dari perbudakan. Biarpun didikan-Mu memberikan tamparan keras dan pukulan keras. Tetapi biarlah jiwaku berkata, bahwa Engkaulah bagian hidupku dan selama-lamanya aku mau bersuka di dalam-Mu dan memberitakan nama-Mu sampai selama-lamanya. Amin.