Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 7:1-3 Tentang Kuasa Di Balik Semua kejahatan yang Menerkam

Renungan Mazmur 7 1-3 Tentang Kuasa Di Balik Semua kejahatan yang Menerkam

Mazmur 7:1-3 (TB) Nyanyian ratapan Daud, yang dinyanyikan untuk TUHAN karena Kush, orang Benyamin itu. Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.

Kebenarannya adalah, kita sedang berada di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Di mana setiap orang yang ada disekitar kita, selalu mendasarkan segala sesuatu secara logika yang telah berdosa dan perasaan yang berdosa. Di mana setiap orang secara alami mencintai perasaannya dan segala hal yang menyakitkan perasaan, haruslah disingkirkan.

Kebencian Saul, bermula dari perasaan iri terhadap Daud, hanya karena satu nyayian, bahwa Daud telah membunuh berlaksa-laksa sedangkan Saul hanya ribuan orang (1 Samuel 18:7). Nyayian ini memanaskan hati Saul, sehingga ia berniat untuk membunuh Daud. Inilah latar belakang dari Mazmur 7, saudaraku orang Benyamin yang Daud maksudkan adalah Saul, yang ingin membunuhnya.

Ketika memikirkan dunia di mana Anda dan saya berada sekarang, bagaimana kita hidup, seringkali saya secara pribadi yang menginginkan belas kasihan dari orang sekitar saya. Namun jika dipikirkan lebih dalam lagi, lebih jauh lagi, seringkali saya mendapati bahwa belas kasihan dari sesama sangatlah rapuh.

Kita harus sadar, semanjak manusia yang jatuh ke dalam dosa tidak ada yang baik dapat manusia hasilkan. Semua hal yang Anda dan saya pikirkan, segala sesuatu yang kita anggap baik dan benar, selalu mengacu pada pemberontakan yang mendalam terhadap Allah yang harus disembah dan dimuliakan.

Saudaraku, kita harus menyadari kebenaran yang sejati, bahwa Kristus yang disalibkan pada dasarnya. Membawa kita kembali kepada Allah, membawa kita untuk bersama-sama dengan Duad berkata, “kepada Tuhan saja aku berlindung.”

Ada kuasa kegelapan di balik semua kejahatan dan kerusakkan yang terjadi dan dapat Anda dan saya lihat dengan jelas hari lepas hari ini. Maka dari itu baiklah kita melihat setiap penderitaan bukan hanya sekedar penderitaan, tetapi ini perperangan rohani, artinya kita harus mengalahkannya dengan kuasa Roh Kudus, tanpa kuasa Allah yang kudus, maka kita tidak akan dapat melawan.

Yesus mengingatkan kita di dalam (Yohanes 15:5). Di luar Yesus Anda dan saya tidak dapat melakukan apa-apa. Maka dari itu, kita harus mengerti bagaimana Mazmur yanng Anda dan saya renungkan saat ini, mengingatkan kita, bahwa hanya ketika Kristus menjadi pusat kita, maka kita dapat melakukan sesuatu yang berguna dan bermakna. Berdasarkan definisi yang sempurna dari Allah yang sejati.

Ketika kita tahu bahwa tujuan kehidupan yang telah ditebus dan hidup dalam kasih karunia adalah untuk menjadi serupa dengan Kristus. Maka keserupaan dengan Dia adalah berharap dan percaya secara penuh kepada Allah Bapa. Dan hidup dalam sukacita untuk mempercayakan diri kepada Kristus bahwa hidup Anda dan saya bukan lagi milik kita, tetapi milik Allah yang kudus dan mulia dan berkuasa.

Penderitaan selalu membawa kita pada keraguan yang mendalam akan keberadaan Allah, kita akan selalu bertanya-tanya. Tetapi baik Anda yang saat ini ada di fase penderitaan, maupun yang akan mengalami penderitaan. 

Saya mengajak Anda untuk melihat kepada Allah, bagaimana Ia adalah jaminan bagian kita, diri-Nya sendiri Ia berikan, sehingga adanya pengampunan di dalam Dia dari Dia. Dan adanya pengharapan akan hari depan yang terus menerus bersama-sama dengan Dia terus-menerus. Mari kita masuk ke poin-poin:

Renungan Mazmur 7:1-3 Tentang Kuasa Di Balik Semua kejahatan yang Menerkam 

1. Adanya jaminan pengampunan

Keselamatan yang berasal dari Allah, merupakan keselamatan dari dosa, ini bukan hanya tentang Anda dan saya percaya Yesus mati lalu masuk ke sorga. Lalu Anda selama di dunia hidup semau Anda, tidak peduli sebaik apa pun kehendak Anda, semua itu adalah buah dari dosa, buah dari segala pemberontakan terhadap Allah yang kudus.

Kita harus sadar, bahwa tanpa kasih karunia, tanpa Roh kudus ada di dalam hati dan bekerja memberitakan Injil kepada kita, sehingga kita dimampukan untuk mengerti dan dapat percaya kepada Yesus. Maka kita hanya ada di dalam kebinasaan kekal, mustahil untuk dapat memberikan diri dan semua kebenaran kita kepada Kristus yang tidak dilihat, tanpa pekerjaan yang nyata dan sejati dari Roh Kudus. 

Iman adalah anugerah Allah, pengampunan dosa adalah kasih karunia. Dan perlindungan yang sejati dari Allah yang hidup, Allah yang mencipakan langit dan bumi (Kejadian 1:1). Kita harus sadar bahwa permasalahan terbesar kita, bukan hanya berasal dari luar diri kita, seperti permasalahan Daud, di mana Ia ingin dibunuh oleh Saul.

Masalah kita adalah dosa, di dalam Perjanjian Baru, Yesus Allah manusia telah disalibkan oleh karena kehendak Allah Bapa, melalui orang-orang berdosa bangsa Romawi. Untuk memperlihatkan betapa buruknya dosa, betapa dosa adalah ketelanjangan yang menyakitkan dan memalukan. Di mana dosa adalah penderitaan di kedalaman diri yang tidak memiliki kemuliaan Allah. 

Yesus merelakan dirinya menerima semua hukuman dosa yang seharusnya Anda dan saya terima, ini adalah tentang kasih yang begitu besar, Dia yang membawa kita lepas dari kutuk hukuman dosa. Membebaskan kita dari kasih akan diri sendiri yang rapuh. Dan memberikan kepada kita kasih yang sejati, yaitu diri-Nya sendiri yang adalah kasih.

Jaminan pengampunan, ada di dalam Kristus, disadarkan akan dosa, disucukan dari dosa dan hidup dalam kekudusan untuk Allah dan melayani Dia sampai selama-lamanya. Hanya Injil yang adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan, yang dapat melepaskan kita dari kuasa penderitaan. Di dalam kelamnya hidup, dikejar oleh kematian, tetapi jiwa yang tenang dan anggung tetap besukacita di dalam Kristus.

Kuasa kegelapan yang menerkam, membawa daging untuk kembali dalam dosa keraguan akan Allah yang hidup. Memberikan kebinasaan kepada daging, untuk terus dipuaskan di dalam dalam daging. Dengan segala dosa yang melekat terhadap diri manusia. 

Di dalam Kristus, kita dijaga dengan kuasa yang memenangkan perperangan melawan dosa. Kuasa yang menghidupkan dan memberikan kehidupan yang sejati bagi jiwa. Maka percaya kepada Tuhan dengan iman yang sejati, tidak bersandari pada pengertian sendir. Dan akuilah dosa dan Ia akan mengampuni dan menyucikan dari dosa, menyelamatkan dari saul-saul yang ingin merusak kerohanian kita sehingga kita semakin jauh dari Allah.

2. Adanya jamiman penyertaan/pembelaan

Bersama-sama Daud, kita dapat percaya, bahwa Allah adalah bersama-sama dengan kita, bahwa Allah beserta kita dan bahwa Allah benar-benar mengasihi kita. Ia memberikan  kepada kita jaminan penyertaan-Nya, hal yang paling penting dalam hidup, bahwa kita tidak sedang sendiri dan ada Allah yang menyertai kita dan memampukan setiap kita tetap tenang dalam penderitaan.

Daud terlampau percaya, bahwa Allah yang sejati, tempat di mana ia berlari dan berharap. Adalah Allah yang berkuasa dalam keadilan dan kasih-Nya. Allah memberikan pengampunan, telah saya jabarkan di poin yang pertama. Pengampuan Allah melalui Yesus Kristus adalah jalan masuk untuk menerima Dia sebagai sahabat yang sejati, yang beserta dengan kita. 

Di dalam (Yohanes 15:14-15), bahwa kita yang menerima keselamatan dari-Nya adalah sahabat-Nya. Dia beserta dengan kita dan kita bersama-sama dengan kita. Kepercayaan yang demikian haruslah kita tanamkan di dalam diri, berdoalah sehingga kita semakin hari semakin percaya dan yakin akan keselamatan yang ada di dalam Kristus, keselamatan yang menjadikan kita berharga dari yang pendosa yang layak binasa.

Penggenapan dari keselamatan yang dari Allah, Dia yang membebaslan Daud pada masa itu dari maut, ketika Daud ingin dibunuh oleh Saul. Adalah Allah yang sama, Dia membebaskan kita dari dosa dan berjanji menyertai kita sampai selama-lamanya. Demikianlah ketika kita ada dalam rancangan-Nya dan melakukan semua hal yang menjadi visi-Nya.

Kita diselamatkan tidak hanya sampai pada keselamatan kita, kita diberikan kehidupan yang baru bukan hanya sampai bagaimana kita dapat menikmati Allah dan kemuliaan-Nya. Berdasarkan Matius 2:19-20. Kita dipanggil untuk melayani Dia, memberitakan Injil kepada sesama kita, memberitakan Injil sebagai satu-satunya kabar sukacita sejati yang memberikan kemenangan atas dosa.

Sebagai penutup renungan kali ini, saya mengutip kata-kata dari Steven Lawson tentang sukacita sejati di dalam Kristus, “Sukacita terbesar adalah untuk mengenal Yesus Kristus. Sukacita terbesar kedua adalah untuk membuat-Nya dikenal.” 

Bersama-sama Paulus bahwa hidup kita bukan kita sendiri tetapi Yesus yang hidup di dalam kita, oleh karena itu, hanya ketika Injil Yesus Kristus yang sejati di dalam hati, di dalam pikiran dan mengubahkan kita dari dalam keluar. Perubahan watak dan kehidupan yang melimpah dalam kasih kepada sesama dan dipenuhkan di dalam diri oleh kasih yang sempurna dari Allah.

Baca Juga: Permohonan untuk kehidupan yang murni

Tuhan, bawalah aku ke dalam kesadaran yang pasti, bahwa kuasa kegelapan selalu dan ingin selalu membawa saya ke dalam galapnya dosa kehidupan. Namun karya keselamatan yang berasal dari Allah telah sempurna Kristus kerjakan untuk aku dan aku diubahkan oleh-Nya dan untuk Dia saja kini aku hidup. Mampukan aku Tuhan, tetap bersandar pada-Mu, tolong aku Tuhan untuk selalu dan terus menerus kegum kepada-Mu. Amin.