Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saat Teduh Tentang Bersukacita; 1 Tesalonika 5:16

Saat Teduh Tentang Bersukacita Renungan 1 Tesalonika 5:16

1 Tesalonika 5:16 Bersukacitalah senantiasa

Ini merupakan sukacita yang berasal dari Allah, ini adalah sukacita yang diperjuangkan dan disenagaja. Tetapi tidak didasarkan pada apa yang dapat kita lakukan melainkan berdasarkan apa yang sudah Kristus lakukan bagi kita.Ketaatan kepada TUHAN saja yang menjadi sumber sukacita abadi bagi kehidupan kita.

Jadi perenungan yang harus terus menyerap ke dalam hati dan pikiran kita, adalah perenungan akan Kristus yang telah di salibkan. Inilah pusat dari sukacita kehidupan Kekristenan. Hari-hari makin jahat, kehidupan semakin hari semakin menunjukkan keberadaan yang tidak baik-baik saja. 

Sukacita yang disasarkan keadaan dunia sangatlah rapuh, ini adalah sukacita yang sangat tidak berguna, sukacita yang memberikan dusta bagi hati dan pikiran. Sukacita yang pada akhirnya menyesatkan kita karena menjauhkan dari Allah yang menciptakan kita.

Dunia menawarkan kita sesuatu, ada harga yang mahal harus dibayar untuk sebuah sukacita. Ada waktu yang dibuang sia-sia untuk sukacita, ada keluarga, persahabatan, dan kehidupan yang dikorbankan untuk sukacita. Yang pada akhirnya itu membawa kita pada penyesalan. 

Baca juga: Saat teduh tentang Kekuatiran

Namun, melalui 1 Tesalonika, ada sukacita yang berbeda, sukacita yang berasal  dari Tuhan yang Paulus tawarkan bagi Anda dan saya hari ini. Ada sukacita yang berasal dari Tuhan, ada sukacita yang memberikan kehidupan ada sukacita yang menjadi terang dalam kegelapan dan ada sukacita yang Allah sendiri kerjakan di sepanjang zaman dunia ini ada.

 Saat Teduh Tentang Bersukacita; 1 Tesalonika 5:16

Tetaplah Berdoa

Ketika kita hidup dalam Kristus, kita ada telah hidup dalam relasi yang indah dan penuh makna bersama Tuhan yang kekal. Dia yang telah menebus kita, Dia yang telah membebaskan kita dari hukuman dosa, sehingga kita bersyukur kepada-Nya dan menerima semua yang indah dan baik dari Dia yang Dia berikan secara Cuma-Cuma kepada kita untuk membawa kita dalam kehidupan yang lebih penuh dan lebih bersukacita lagi.

Sukacita yang Tuhan berikan, tidak dapat dipisahkan dari Pribadi-Nya, tidak dapat digantikan dengan apa yang bisa Ia berikan. Beberapa orang percaya bersukacita karena mendapatkan sesuatu yang Tuhan, ini tidak  salah kita harus bersukacita karena itu, tetapi ini bukanlah pondasi, ini bukanlah yang utama dan ini bukanlah tujuan yang memberukan sukacita.

Kita harus bertobat dari dokma yang telah meresap ke dalam hati dan pikiran kita di mana kita seringkali merasa bersukacita karena keadaan yang baik. di mana doa yang kita doakan dijawab dan itu sesuai dengan keinginan kita, kita mendapatkan sesuatu yang baik dari Tuhan seperti benda, harta, jabatan, jodoh dan lain-lain yang itu terpisah dari Pribadi Tuhan.

Baca Juga: Renungan Markus 3:31-35

Sehingga sukacita kita, bukan karena Pribadi Tuhan, bukan karena kita dapat berdosa, bukan karena adanya kesempatan untuk merenungkan firman. Tetapi sukacita kita karena Tuhan memberikan apa yang kita inginkan. Saudaraku, sukacita semacam ini, keliru, ini tidak membawa Anda bertumbuh semakin mengenal Yesus, kita harus bertobat dari sukacita yang semacam ini.

Kita harus kembali pada sukacita yang Alkitabiah. Di mana Paulus menjelaskan, berdoalah senantiasa. Sebab doa adalah kehendak Tuhan, sukacita sejati hanya akan didapatkan ketika kita mengenal Tuhan dan persekutuan kita dengan-Nya sangatlah intim.

Tidak ada yang lebih penting dari berdoa, berdoa, dan berdoalah. Fokuskan hidupmu hanya pada Tuhan dan kehendak-Nya, jangan biarkan diri anda dikaburkan oleh ilah zaman ini, jalanilah kehidupan dengan ketekunan yang berpusat pada Kristus, untuk mengenal Kristus.

Di dalam postingan Facebooknya 17/03/2022, Wisaksono S. P. menuliskan;

“Saya akan bahagia jika saja saya memiliki….” Saya tahu bahwa seringkali saya mengucapkan frasa seperti itu secara TERUS MENERUS. Masalahnya, jika kita mengejar kepuasan dunia, kita tidak akan pernah menemukannya. ⠀

Dunia ini tidak pernah menawarkan rasa cukup untuk memuaskan kita. Karena pada dasarnya kita diciptakan untuk dunia yang lain. ⠀

Tidak ada relasi (profesional atau personal) yang bisa membuat kita benar-benar mengalami sukacita yang langgeng, karena kita diciptakan untuk mengenal Tuhan. 

Tidak ada kesempatan yang benar-benar bisa membuat kita bahagia, karena pada dasarnya kita diciptakan untuk melayani dan memuliakan Tuhan. ⠀

Tidak ada harta benda yang benar-benar bisa membuat kita bahagia, karena pada dasarnya kita diciptakan untuk menjadi milik Tuhan.

Hidup untuk Tuhan dan kita akan mengenal damai dan sukacita yang sejati.

Ya Tuhan, tolonglah kami yang bodoh, tolol dan seringkali sangat tidak mengerti bahwa Engkaulah tujuan hidup kami sehingga sukacita hanya dari Pribadi-Mu saja.

Yesus yang telah disalibkan, Dialah tujuan kami, untuk semakin serupa denangan Dia dan menjadi seperti kehendak Allah. Tuhan bawalah kami pada pengenalan akan Kristus lebih jauh, lebih dalam dan lebih nikmat.

Baiklah sekarang, kita terus hidup dalam doa-doa yang untuk mengenal Allah, memuji Dia dan percaya bahwa dari Dialah yang terbaik hadir. Walaupun itu bertentangan dengan natur kita yang sudah dirusak oleh dosa, natur bobrok pemberontak. 

Roh Kudus memampukan kita, untuk selalu dapat menemukan sukacita melalui doa-doa yang berpusat pada kehendak Tuhan dan yang ingin selalu mengenal Pribadi Tuhan.

Mengucap syukurlah dalam segala hal

Ini bukanlah ucapan syukur yang buta dan sama seperti ucapan syukur yang dunia ini serukan. Pondasi dari ucapan syukur kita adaalh firman Tuhan, mengenal sifat Allah dan percaya bahwa kehidupan kita aman di dalam tangan-Nya yang berkuasa. 

Kita bersyukur karena Allah sendiri yang telah daang kepada kita dan memberikan anugerah-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus. Dia yang disalibkan itu, inilah dasar dari ucapan syukur kita yang menjadi pondasi sukacita Kekristenan kita. 

Renungkanlah Injil dan bersyukurlah untuk kasih yang sempurna itu, hidup kita harus benar-benar melekat pada-Nya untuk semakin hari semakin mengasihi Tuhan. Kita bersyukur karena Allah sendiri, kita bersyukur karena dapat menganl Dia, kita bersyukur karena kehidupan kita diubahkan. Dan dosa tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita.

Bersyukur oleh karena Injil. Di dalam 1 Tesalonika 5, kita dapat merenungkan Injil. Di mana Injil inilah yang menjadi pondasri dari sukacita Kekristenan kita dan oleh Injil kita diajak untuk hidup saleh dan kesalehan inilah yang akan memperkaya sukacita kita, oleh karena kepuasan yang ada di dalam Kristus dan oleh Kristus.

Merenungkan Injil yang melahirkan sukacita 1 Tesalonika 5:4-11 (FAYH)

4 Tetapi, Saudara sekalian yang saya kasihi, Saudara tidak buta tentang hal ini, dan tidak akan dikagetkan seperti oleh pencuri, apabila hari Tuhan tiba.

5 Karena Saudara semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang, bukan milik kegelapan dan malam.

6 Berjaga-jagalah! Jangan tertidur seperti yang lain. Waspadalah akan kedatangan-Nya dan tetaplah sadar!

7 Malam hari adalah waktu tidur dan waktu orang bermabuk-mabuk.

8 Tetapi marilah kita, yang hidup di dalam terang, tetap sadar dengan memakai iman dan kasih sebagai baju zirah, dan pengharapan akan keselamatan sebagai topi pelindung.

9 Sebab Allah tidak berniat mencurahkan murka-Nya ke atas kita, melainkan menyelamatkan kita melalui Tuhan kita Yesus Kristus.

10 Ia mati untuk kita, sehingga kita dapat hidup bersama dengan Dia untuk selama-lamanya, entah kita masih hidup atau sudah mati pada saat Ia datang lagi.

11 Jadi, hendaklah Saudara saling memberi semangat dan saling membangun, seperti yang sedang Saudara lakukan.

Kita telah menjadi anak-anak Terang, kita telah memiliki pengharapan akan kehidupa yang indah setelah kematian. penghiburan ini datang karena dukacita jemaat Tesalonika karena kematian. Tetapi di dalam Yesus, kita yang mati hidup dan dimatikan atas dosa untuk benar-benar hidup bagi Yesus.

Marilah berjuang untuk hidup saleh 

Kesalehan hidup harus diperjuangkan, kekudusan hidup haruslah lahir dari hati dan pikiran yang jijik pada dosa. karena inilah sukacita itu benar-benar ada menjadi bagian kita, orang-orang kudus kepunyaan Tuhan. Tidak aka nada sukacita di dalam dosa, dosa selalu membawa pada kematian, selalu merusak dan mencuri kebahagian. 

Saudaraku lihat pada salib itu, di mana kekasih hatimu telah dibinasakan agar engkau tidak binasa. Masakan engkau masih ingin terus berkubang dalam dosa yang telah membawa engkau dalam kematian sejak di dalam kandungan ibumu. Yang itu adalah perbudakan yang memisahkan engkau dari tujuan hidupmu yaitu Tuhan dan membawa engkau ke dalam kegelapan hidup yang menyedihkan dan putus asa. 

Marilah kita bergumulkan ini dihadapan Tuhan dengan serius, tidak ada yang jago, hebat dan kuat.  Kita semua lemah, tidak setia dan kadang bingung. 

Tetapi jika merenungkan apa yang Paulus tulis bahwa Injil adalah kekuatan Allah (Roma 1:16-17), bukankah ini memberikan kita kekuatan untuk membinasakan keinginan daging dan menginginkan keinginan Yesus

Ibrani 12:3 (TB) Ingatlah selalu akan Dia (Yesus), yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Tuhan, bawalah kami pada kehidupan yang saleh, yaitu kami berdoa atas dasar firman, kamu bersyukur karena kami tahu Engkaulah Injil yang terus merasuki hati dan pikiran kami. Jadikan kami cahaya indah bagi dunia yang gelap sehingga nama-Mu saja dimuliakan melalui kehidupan kami.  Dan kami percaya ketaatan kepada Allah saja yang akan melahirkan sukacita sejati sebab untuk inilah kami hidup. Dalam nama Yesus. Amin.