Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-ciri Orang yang Tidak Dewasa Secara Rohani; Menjadi Kristen Ubur-ubur


Kristen Ubur-ubur

2 Timotius 4:3 (TB) "Karena waktunya akan datang di mana orang tidak mau lagi mendengarkan ajaran yang benar. Sebaliknya, mereka akan mencari ke sana ke mari untuk mendapatkan guru-guru yang akan mengajar mereka tentang hal-hal yang enak didengar— yaitu sesuai dengan keinginan hati mereka saja." 

Kita berada di zaman kehidupan yang masih dikuasai oleh dosa, di mana sih jahat bekerja siang dan malam berjuang untuk menyesatkan umat Tuhan. Mereka melemahkan, menggoda, menawarkan kebutuhan dan menginjak-injak manusia. Mereka mengkaburkan visi Allah, membawa kita pada Injil yang palsu tetapi menyenangkan dan itu bisa dikatakan berkat Tuhan.

Tetapi, melihat Allah yang berkuasa dan berdaulat atas kehidupan hari ini, baiklah hati dan pikiran kita terarah pada Dia. Sama seperti Daniel yang dengan berani menolak untuk memakan makanan yang berasal dari baal dan menolak untuk tidak berdosa kepada Allah. padahal bisa saja ia berkata bahwa makanan tersebut adalah berkat Tuhan.

Sama seperti Yesus yang menolak untuk merubah batu menjadi roti. Saudaraku baiklah kita bisa melihat dengan kuasa Roh Allah bahwa kita taat  hanya pada Dia saja.

Baca Juga: Renungan Kolose 3:5-7

Pemerintahan di Babel berganti, tetapi Daniel tetap hidup hingga masa tuanya dan menjadi seseorang yang menunjukkan kemuliaan Tuhan di tengah kesesatan manusia. 

Demikianlah kita harus tetap kuat, percaya kepada Allah, tetapi meminta hikmat-Nya sehingga kita tidak tersesat, tidak menyenangkan telinga saja.

Kita harus bertobat dan terus mendengarkan Injil yang mengoyak hati dan hidup dalam Injil yang mempengaruhi cara hidup kita, cara kita berelasi, cara hidup kita bekerja, bersekolah, berkeluarga dan bekerja. 

Baiklah Injil Tuhan Yesus Kristus menjadi pusat dari semua sisi hidup kita, Dialah tempat kita berharap, memohon dan berseru-seru. Untuk dibebaskan dari penyesatan yang terus terjadi sampai waktunya tiba, Kristus datang ke dalam dunia.

Tulisan klasik oleh J. C. Reyle dari Sastra-Hidup, yang baru-baru ini saya baca akan membawa kita pada 11 poin perenungan. Untuk memikirkan kembali ciri-ciri Kriste ubur-ubur. Dan di setiap poin renungan saya akan membawa kembali hidup memandang hanya pada salib Yesus, kembali hidup untuk melayani Yesus dalam relasi kita dengan sesama manusia.

Kristen Ubur-ubur oleh J.C. Ryle (1816-1900)

Ciri-ciri Orang yang Tidak Dewasa Secara Rohani; Menjadi Kristen Ubur-ubur

1. Menolak Injil yang murni

“Manusia yang belum bertobat membenci berita Injil dan semua ajarannya yang alkitabiah. Mereka selalu mencari alasan untuk menolaknya.”

Ini tidak hanya berbicara tentang orang-orang yang bukan Kristen, mereka sangat jelas tidak percaya. Menjadi permasalahan adalah kalangan Kristen sendiri. 

Ada yang mengaku percaya Yesus, tapi sangat tidak mengerti Injil, bahkan menjawab pertanyaan yang apa itu Injil. Mereka tidak mengerti.

Inilah alasan saya, beberapa hamba Tuhan lain yang terus mengabarkan Injil di kalangan orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus. Injil adalah pondasi dari Kekristenan, Injil tidak boleh tidak dimengerti oleh kita.

Ketika mengerti Injil, yang menjadi permasalah. Hati yang menolak Injil. Ini merupakan pergumulan yang cukup berat bagi kami yang mengasihi Yesus, berdoa untuk orang percaya yang tersesat. Karena tidak percaya pada Injil yang murni, tidak bergairah akan Injil dan tidak mau bertobat. Beberapa orang berkata, “aku percaya Yesus cukup.” 

Baca Juga: Renungan Kolose 3:1-4

Ini sangat berbahaya, Anda percaya Yesus dan menolak untuk mengerti Injil, padaha Yesus adalah Sang Injil, Yesus dan Injil tidak bisa dipisahkan.

Kehidupan yang menolak Injil, pada dasarnya sedang menolak untuk mengenal Yesus dengan benar. menolak untuk taat kepada Yesu dan menolak untuk meninggalkan dosa. Karena Injil yang sejati akan selalu membukakan dosa dan mengudang untuk hidup dalam pertobatan sejati.

2. Meragukan Firman Tuhan

“Akar dari segala kejahatan terletak dalam diri manusia yang telah berdosa dan ketidakpercayaan mereka pada Firman Tuhan yang sempurna.”

Saya terus diingatkan, berhenti memikirkan kecukupan hidup, pikirkanlah jiwa-jiwa, bawahlah mereka kepada Yesus dan layani mereka pribadi ke pribadi dan percayalah pada harta berhargamu yang ada di Matius 6:33. Firman Tuhan adalah Injil yang menyelamatkan.

Saya juga seseorang yang ragu-ragu. Tetapi marilah kita berlajar untuk selalu kembali kepada firman Tuhan, sebagai pondasi yang langkah dan tindakan yang kita kerjakan. Jika melayani marilah kembali kepada firman untuk menjadi pondasi pelayanan. Jika bekerja marilah kemabali pada firman untuk menjadi pondasi pekerjaan yang itu pun untuk pelayanan.

Firman adalah kekuatan, ini tentang Allah yang berkuasa dan berjanji. Dan ketika kita di dalam Yesus, hidup kita adalah milik-Nya. Jadi tidak ada asalan untuk kemabli berpikir bahwa ini tentang pelayananku, ini tentang pekerjaanku dan ini tentang relasiku dan keluargaku. 

Mari kita ubah pemikiran yang demikian, ini tentang Kristus dan Ia yang akan memberikan kepada kita apa yang memang itu diperlukan untuk pekerjaan-Nya di dalam dunia. Marilah kita, belajar firman, kita harus benar-benar menjadi orang yang Alkitabiah dalam berpikir, merasakan dan bertindak. Jika kita ingin benar-benar menikmati Kristus melalui kasih karunia yang telah ia anugerahkan.

Keraguan akan firman muncul, karena kita memusatkan kehidupan pada diri sendiri dan keinginan kita yang sangat tersembunyi. Sehingga keraguan itu datang dan kita seringkali tidak percaya pada Allah, marilah kita bertobat. Dan tidak menjadi Kristen ubur-ubur.

3. Menolak ajaran Alkitabiah

“Mereka yang sombong menolak ajaran yang alkitabiah sebab ajaran ini tidak memberi mereka ruang untuk menyombongkan diri mereka.”

Sekarang lihatlah diri kita, waktunya untuk jujur, untuk hidup dengan hati nurani yang murni. Saya sempat berargumen dengan beberapa teman yang menyatakan bahwa dokrin tidaklah penting untuk diajarkan.

Saya menyanggah, bukan doktrin tidak penting, tetapi mari kita perhatikan apakah pengajaran yang mempengaruhi kita sehat atau pengajaran dunia yang menguntungkan kita, yang memberikan makanan pada berhala dalam diri kita.

Baca Juga: Renungan Markus 8:31-38

Saya ingin kita memperhatikan, diri kita jangan-jangan ketika kita menolak doktrin yang menegur dosa, doktirn yang sehat, doktirin yang keras, yang merobek hati, yang membuat kita tersinggung. Lalu kita berkata doktrin tidak penting. 

Ini karena melalui doktrin tidak ada ruang untuk kita dapat bermegah, tidak ada ruang untuk berhala kita dipuaskan. Marilah kita lihat hati kita dan mengakui jika itu benar-benar cacat.

Pusat dari setiap doktrin yang sehati adalah Alkitab, pusat dari Alkitab adalah Kristus. Jadi ketika doktrin membawa Anda pada penyangkalan diri, pada kehidupan yang membenci dosa, ini adalah bagian kecil dari doktrin yang Alkitabiah, jadi teruslah belajar Alkitab sebagai dasar, padanglah Yesus sebagai pusat kehidupan.

4. Malas belajar

“Mereka yang malas tidak menyukai ajaran yang alkitabiah sebab ajaran ini merepotkan pikiran mereka dan membuat mereka harus mempelajarinya sendiri.”

Pada abada modern, pada masa di mana saya hidup saat ini, saya memperhatikan bahkan diri saya sendiri seringkali malas untuk belajar. Karena itu membuat pikiran saya berpikir dan itu cukup melelahkan. 

Tetapi setiap kemalasan untuk berpikir, untuk memperhatikan ajaran yang tidak sehati dan mempelajari ajaran sehati dan membawa kembali Alkitab. Ini kemutlakan yang harus dikerjakan orang percay seumur hidupnya. 

Disetiap zaman setan terus bekerja memakai pengajar sesat, maka pada setiap zaman sebagai orang yang cinta pada Yesus, teruslah belajar. Teruslah memberikan kritik pada zaman ini dan teruslah kembali pada Alkitab sebagai pondasi.

Kemalasan belajar Alkitab, merupakan racun yang pada akhirnya membunuh kehidupan rohani kita, membawa kita lebih dalam untuk cinta pada dosa. 

Mendasarkan hidup pada pemikiran, emosi dan keadaan yang mendesak kita untuk semakin jauh dari Allah. marilah kita belajar Alkitab, untuk menghidupi dengan hati yang berfokus pada kehendak Kristus.

7. Tidak peduli

“Mereka yang acuh atau tidak peduli menganggap bahwa ajaran yang alkitabiah hanyalah masalah kata-kata dan nama-nama serta tidak peduli apa yang harus dipercayai.”

Ini sama seperti mendirikan rumah, tetapi tidak peduli pada dasar dari rumah tersebut. Maka pada waktunya alam akan merobohkan rumah tersebut. 

Sama seperti seorang tukang bangunan yang berkata, “semennya terserah saja, kayunya bebas, besinya yang murah saja, lantainya bekas tidak masalah, pasirnya ambil saja di mana ada pasir, batu-batanya tidak usah terlalu memikirkan kualitas yang penting ada batu-bata.”

Betapa celakanya rumah yang dibangun oleh tukang bangunan yang demikian sesat. Marilah kita perhatikan diri kita untuk peduli pada setiap kata, konsep berpikir, ajaran Alkitabiah dan cara hidup yang memperhatikan diri sendiri. melihat sampai kedalam hati dan kiranya kita sungguh-sungguh belajar Alkitab kita dan merenungkannya siang dan malam.

6. Membenci ajaran yang Alkitabiah

“Mereka yang pikirannya benar-benar duniawi sangat membenci ajaran yang alkitabiah sebab ajaran ini mengutuk dunia yang mereka cintai.”

Kawan mereka adalah dunia, mereka cinta pada dunia, mereka mengikut Yesus agar Yesus menolong mereka memenuhi cinta mereka pada dunia, agar dunia semakin cinta pada mereka maka mereka berdoa pada Yesus, “tuhan berkan ini, berikan itu, lakukan ini dan lakukan itu.”

Mereka hidup dan terlihat dekat dengan gereja, dengan tata ibadah sangat rajin. Tetapi pada akhirnya mereka adalah orang-orang yang tidak pernah menginginkan Yesus, mereka menginginkan apa yang Yesus dapat berikan.

Mereka mengklain janji Tuhan untuk kepenuhan mereka agar mereka semakin cinta dunia, mereka berpuasa agar doa dijawab. Mereka beriman dengan iman yang besar, sebagai remot untuk mengendalikan tuhan mereka sehingga berkat-berkatnya tercurah.

Mereka ini benci pada ajaran yang Alkitabiah, karena mereka akan dihantam dan diserukan untuk bertobat. Berhala-berhala mereka akan disinggung oleh pengajaran Alkitabiah, hati mereka akan disakiti, tidak ada pujian, tidak ada senyuman. 

Mata yang tajam mengkritik, kata-kata yang tajam mengoyakkan hati untuk bertobat. Mereka tidak suka ini, mereka yang bebal akan pergi dan tetap mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Mereka akan mencari guru yang mereka sukai.

7. Kristen yang lembek

“Ada konsekuensi dari meluasnya ketidaksukaan orang-orang terhadap ajaran yang alkitabiah di mana hal ini sangat berbahaya, yaitu munculnya istilah "Kekristenan Ubur-Ubur".

Mereka mudah tersinggung, mereka sangat rapuh, dan tidak kuat melewati dunia yang penuh penderitaan. Mereka bekecenderungan untuk menyalahkan Allah. Mereka akan sangat frustasi dan sangat muda meninggalkan Yesus yang tidak seperti mereka harapkan.

8. Mereka tidak memiliki prinsip

“Kekristenan Ubur-Ubur adalah kekristenan yang lemah, yang tidak mampu mempertahankan dan menjaga diri mereka sendiri.”

Terpeting bagi mereka, kalau ini lebelnya Kristen, kalau khotbahnya keren dapat membuat saya tertawa terbahak-bahak maka inilah kebenaran. 

Mereka lemah dan tidak memiliki cara hidup seperti Yesus yang tegas pada dosa, mereka diam-diam cinta dosa dan selalu berkata, “jangan menghakimi sesama.” Lalu “jangan terlalu keras pada diri yang berdosa.” Padahal mereka cinta dosa mereka. 

9. Semua ajaran Kristen sama saja

“Kekristenan ubur-ubur terjadi karena mereka tidak memiliki ajaran yang kuat dan alkitabiah sehingga ajaran apapun selalu dapat diterima dan dianggap sama.”

Kita harus melihat, dengan jelas penomena inilah yang terjadi sekarang. Anak muda tidak peduli pada pengajaran, orang-orang tua tidak peduli pada anak mereka yang penting ke gereja. Mereka tidak memiliki pondasi yang benar, yang sejati yang berpusat pada Yesus.

Yesus yang mereka kenal, hanyalah Yesus yang akan selalu memberikan semua keinginan dan kebutuhan jasmani yang mereka inginkan. 

Mereka mendapatkan banyak versi dari Kekristenan, sehingga prinsip mereka pada akhirnya kembali pada diri sendiri, pada perasaan dan pemikiran mereka. Lalu didukung oleh ayat Alkitab.  Ini sangat berbahaya, kiranya kita bertobat. Dan kembali pada pengajaran yang benar.

10. Pemimpin Ubur-ubur

“Para pemimpin bertipe Ubur-ubur adalah mereka yang tidak memiliki prinsip ajaran yang pasti. Kotbah ubur-ubur adalah kotbah yang isinya tidak menyadarkan para pendosa akan dosa mereka dan tidak menguatkan iman orang percaya. Tipe kekristenan ubur-ubur yang terburuk adalah mereka yang tidak dapat membedakan mana ajaran yang alkitabiah dan mana yang bukan. Mereka menganggap bahwa semua ajaran itu sama.”

Khotbah Kristen haruslah menegur dosa, membukakan realita hati yang selalu ingin dipuaskan oleh kenikmatan fana. Baiklah kita hidup dalam kesadaran bahwa tidak semua ajaran yang disampaikan di atas mimbar, setiap pengajaran yang ada di youtube, di media sosial itu sehati.

Jika Anda menemukan apa yang saya tulis, renungan yang saya bagikan tidak berpusat pada Yesus, tidak mengkritik Anda dan cara hidup Anda. Maka saya bersalah kepada Tuhan, saya tidak sedang membawa Anda untuk menginginkan Pribadi Tuhan, tapi pemberian Tuhan dan ini penyembahan berhala.

Sayangnya, mimbar gereja hari-hari ini banyak yang dipakai untuk penyembahan berhala yang sangat terselubung. Mereka seolah-olah menyampaikan Yesus, padahal mereka sedang menyampaikan keinginan manusia dan memakain Yesus sebagai alat untuk mengwujudkan apa yang mereka inginkan. Inilah yang harus kita perhatikan dengan baik.

Seperti yang dikatakan oleh Dustin Benge ciri-ciri guru palsu adalah;

  • Mereka menyenangkan manusia (Dengan kata-kata yang indah dan menghibur).
  • Mereka menghindari teologi yang berbobot (karena tidak menguntungkan tapi melelahkan).
  • Mereka meremehkan Injil (karena bagi mereka asal percaya masuk surga).
  • Mereka membangun kerajaan dunawi (yang penting banyaknya jemaat bukan).
  • Mereka dengan sengaja memutarbalikan kitab suci (karena ini menguntungkan mereka).
  • Merek memberikan makan emosi (mereka suka jika perasaan manusia dipuaskan meskipun itu bukan kebenaran tetapi hanya lelucon dan basa basi).
  • Mereka mengkompromikan kebenaran (bagi mereka konsep tidak penting yang penting lakukan saja yang baik).

11. Marilah lihat diri kita

“Karena itulah rasul Paulus memperingatkan orang percaya dalam 2 Timotius 4:3 supaya orang percaya tidak menjadi orang kristen ubur-ubur”

Tujuan utama saya menuliskan renungan, untuk membawa kita melihat diri kita sendiri, bukan hanya orang lain dan keadaan zaman. Bagaimana kita melihat setiap pengajaran itu mempengaruhi hati dan pikiran kita, kita melihat bagaimana natur kita yang berdosa dan kita begitu gampang untuk menjadi Kristen ubur-ubur. 

Demikianlah, mari kita berjaga-jaga, untuk selalu hidup berpusat pada Yesus, bergumul dihadapan Allah untuk mematikan setiap dosa di dalam diri. Untuk selalu berani menentang pengajaran yang tidak sehat dan membawa hati dan pikiran kembali pada Alkitab dan taat pada apa yang Allah perintahkan bagi kita.

Tuhan terimakasih telah membawa kami merenungkan bahwa diri kami gampang juga jatuh. Tetapi kami mohon Roh Kudus memampukan kami untuk taat pada visi-Mu, kehendak-Mu bagi diri kami. Yaitu kami tidak menjadi Kristen yang lemah, putus ada, tersesat dan mudah mengikuti arus dunia. Biarlah kami mampu berdiri tegak di atas firman-Mu, di mana hanya itulah harta berharga kami sekarang dan sampai selama-lamanya. Dalam nama Yesus. Amin. 

Posting Komentar untuk "Ciri-ciri Orang yang Tidak Dewasa Secara Rohani; Menjadi Kristen Ubur-ubur"