Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen Tentang Kuasa Doa dan Harapan

Renungan Kristen Tentang Kuasa Doa dan Harapan

Kebenaran yang Alkitabiah yang berpusat pada Injil, harus kita mengerti dengan baik sehingga kita dapat melakukannya dalam praktik kehidupan. Kebenaran Alkitabiahlah yang harus menjadi pondasi perilaku kita sehari-hari, sehingga hidup kita memancarkan Injil kepada dunia. Memberikan rasa dan terang bagi dunia yang akan membusuk dan ada di dalam kegelapan pekat dosa.

Saudaraku, kita dipanggil tidak untuk hidup bagi diri sendiri, kita diselamatkan bukan hanya dari hukuman dosa sehingga kita tetap cinta pada dosa, tetapi kita diselamatkan dari dosa yang artinya setiap hari seharusnya kehidupan Kekristenan kita membenci dosa dan semakin muak pada dosa yang ada di dalam diri sendiri.

Ketika saya berbicara tentang dosa, ini bukan hanya tentang kehidupan yang tidak bermoral, kejahatan yang memiliki konsekuensi sosial yang tinggi. Ini juga tentang definisi kehidupan anda dan saya. Ini juga tentang dosa yang tidak terlihat, seperti sombong, melakukan yang baik karena menginginkan lebih dari Tuhan, kehidupan yang berpusat pada diri sendiri di mana segala hal tentang diri. Bekerja untuk menumpuk uang sebanyak mungkin, tidak pernah memikirkan kemajuan pemberitaan Injil.

Semua dosa pasti berpusat pada hati. Yaitu keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup. Semua ini berasal dari diri sendiri, kehidupan kita yang ada di dalam dosa dan berbudakan. Kehidupan yang berpusat pada diri sendiri, inilah esensi dari kehidupan kita yang berdosa.

Hidup dalam keserakahan, hidup dalam kebaikan untuk diri sendiri dan tidak pernah benar-benar mengenal Allah sebagai Pribadi. Kita tetap hidup berdasarkan apa yang diri anggap baik dan benar berdasarkan cita-cita. Kita bisa saja datang ke Alkitab lalu membaca Alkitab, tetapi pada saat yang sama kita masih mengandalkan diri sendiri dan tidak pernah tunduk pada Alkitab.

"Kita harus bertobat hari ini, kita harus kembali kepada Kristus, kepada salib, kepada kehidupan yang berpusat pada keinginan Kristus dan Kristus sebagai Pribadi. Kita harus bergumul, kita harus mengakui dosa kita dan percaya hanya pada Yesus, berserah pada salib dan taat pada Yesus sebagai TUHAN. Dan menikmati Yesus sebagai Juru Selamat."

Saya menjabarkan di dalam tulisan ini, mendahuluinya dengan membawa anda untuk sadar akan keberdosaan anda dan saya. kehidupan yang berpusat pada diri merupakan esensi dari dosa. Untuk kita dapat masuk ke dalam kehidupan dosa yang benar, pengharapan yang benar dan didasarkan pada kehendak TUHAN. Bukan kehendak diri sendiri.

Gereja hari-hari ini, ketika berbicara tentang doa dan pengharapan, selalu saja berpusat pada keinginan diri. Lalu beberapa pengkhotbah mengatakan, “semuanya akan baik-baik saja, semua akan indah pada waktunya, rajinlah berdosa dan lakukan bagian anda.” pertanyaan saya bagaimana jiwa semuanya semakin sulit, bagaimana jika semuanya tidak baik-baik saja sampai pada hari kematian anda. apakah firman Tuhan bohong.

Jawab saya tidak, pendeta anda yang berkhotbahlah yang berbohong tentang doa dan pengharapan. Ia tidak sedang memusatkan baik dosa dan pengharapan pada Kristus tetapi pada keinginan diri yang berdosa, ingin mengatur Tuhan dan ingin memuaskan berhala-berhala dalam dirinya sendiri.

Kita harus bertobat dari pengertian doa dan pengharapan yang salah, kita harus benar-benar mempelajari Alkitab kita secara pribadi, bukan karena paksaan tetapi karena memang ingin mendapatkan kebenaran. Saudaraku renungkanlah Yesus melalui Alkitab anda.

Tentang dosa dan pengharapan, saya membawa anda pada Roma 12:12, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam dosa!

Saya akan menjelaskan tentang doa dan pengharapan berdasarkan surat kepada jemaat Roma. Biarlah kita dapat mengerti bagaimana doa dan pengharapan haruslah selalu dan terus berpusat pada Kristus yang telah memberikan diri-Nya untuk kita.

Mengapa saya harus berdoa?

Pada dasarnya, doa tidak pernah berkuasa. TUHAN-lah yang berkuasa, Injil yang berkuasa menghidupkan seseorang yang mati dalam dosa (Efesus 2:1, 4). sehingga memiliki kehidupan baru dan kehidupan yang baru inilah adanya doa sebagai kesenangan dan sukacita untuk bertemu Tuhan dan keheningan dan ketenangan

"Jadi bertobatlah dari pengertian bahwa doa anda berkuasa. Doa tidak berkuasa tapi TUHAN yang berkuasa."

Kita tahu bahwa doa adalah komunikasi kita kepada Tuhan, kita dapat menyampaikan semua isi hati kita kepada-Nya. Sama seperti Yesus di taman Getsemani, Ia ingin jiwa boleh Ia tidak disalibkan. Tetapi pada akhirnya Yesus menuruti kehendak Allah Bapa.

Mari kita perhatikan dengan baik tentang doa yang ada di surat Roma, surat ini dituliskan oleh Paulus untuk memberitakan Injil kepada jemaat Roma. Kita tidak akan mengerti dengan benar tentang doa yang ada di pasal 12:12, jika kita tidak memperhatikan keseluruhan isi kitab Roma, jika kita tidak mengerti bahwa doa adalah cara hidup yang baru di dalam Yesus Kristus dan inilah doa yang berpusat pada Yesus.

Paulus menjelaskan bahwa kita adalah orang berdosa, kita adalah orang binasa. Tetapi diselamatkan hanya oleh kasih karunia dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita dibenarkan, dikuduskan dan untuk hidup suci kepada Kristus.

Setelah Paulus memberikan Injil melalui Surat Roma, lalu kita masuk ke Roma 12, di ayat 1 Paulus menjelaskan, saya menggunakan pemahaman saya “kamu sudah merenungkan Injil yang murni, kamu tahu kamu orang berdosa dan telah bertobat dan menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus, kamu dikuduskan, dilayakkan dijadikan anak Allah dan sekarang kamu memiliki hidup baru, maka dari itu persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah karena itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Jadi sekarang kita dapat mengerti bahwa doa adalah wujud kepercayaan kita kepada Allah, di mana doa yang berpusat pada Kristus adalah persembahan hidup kita. Lalu Paulus menjelaskan di ayat 2, “kamu harus berbeda dari pada orang-orang dunia, agar kamu tahu apa kehendak Allah, yang baik dan yang sempurna.”

Doa yang berpusat pada Kristus adalah kehendak Allah, ini adalah doa yang tidak berpusat pada keinginan sendiri tetapi kehendak Allah. Kita mencari kehendak Allah melalui doa-doa yang menggunakan Alkitab, kita berdoa untuk berkomunikasi dengan Tuhan tanpa memaksa kehendak kita, kita belajar melalui doa-doa kita hidup kudus, hidup jujur dengan hati yang murni di hadapan Allah.

Berdoa dengan cara menikmati kehidupan doa, karena kita mencintai Kristus, dapat mencintai Dia karena kita mengenal Dia, merenungkan Dia dan Dialah yang layak menerima ketaatan kita. Kita harus bertobat dari kecenderungan doa yang seringkali ingin mengatur Tuhan.

Dengan berdoa kita mendapatkan sukacita yang dari Allah, tujuan utama dari sukacita adalah hati yang semakin mengasihi jiwa-jiwa. Kita tidak akan dapat melayani sesama kita jiwa hati tidak bersukacita. Ini adalah sukacita yang berasal dari kasih Kristus, dari kuasa Injil yang ada di dalam diri dan melalui doa-doa yang terus berpusat pada Kristus dan keinginan-Nya.

Kita mendapatkan sukacita, mengapa kita bersukacita. Karena kita dirancang TUHAN, untuk taat kepada Kristus, di dalam kehidupan yang baru setelah kita percaya kepada-Nya. Melalui doa kita dapat mengerti hati Allah yang juga mengasihi jiwa-jiwa, melalui doa kita tahu bahwa tujuan dari doa adalah berdoa bagi sesama kita untuk dijangkau oleh Injil.

Melalui doa, kita diperbaharui terus dan menjadi seseorang yang berbelaskasihan. Karena doa yang berpusat pada Yesus kita mendapatkan kekuatan untuk menjadi seseorang yang peduli pada sesama kita yang memerlukan Injil.

Maka dari itu, Paulus menasehatkan di dalam Roma 12:13, untuk kita menjadi seseorang yang mau menolong orang lain dan memberkati orang lain. Orang-orang kudus Allah yang juga melayani. Doa yang berpusat pada Kristus, menjadikan kita orang-orang yang mengasihi dan tidak pura-pura.

Kehidupan doa yang adalah kehendak Allah, memberikan kepada kita pengertian yang kaya. Ini tentang relasi dua arah, antara kita dalam kehidupan yang baru dan Allah yang kudus. Saudaraku, berdoa, berdoalah, dan berdoalah sampai anda merasakan kehadiran Tuhan, sampai engkau menikmati doa bukan karena jawaban yang sesuai keinginan anda. Tetapi karena doa adalah perintah Kristus, kehendak Allah dan Ia mau supaya kita berdoa.

Doa bukanlah saja tentang kita meminta kepada Tuhan saja lalu kita menunggu jawaban, bisa ya, bisa tidak. Ini sangatlah dangkal dan miskin. Dan marilah kita beralih pada doa yang berpusat pada Kristus, pada doa yang adalah kehendak Kristus bukan kehendak kita.

Doa adalah tentang penyerahan diri kepada Tuhan untuk menikmati obrolan bersama Tuhan, agar kita benar-benar menerima kekayaan rohani yang melimpah dan pada akhirnya kekayaan rohani inilah yang kita pakai untuk melayani orang lain, dalam kasih dan hanya Yesus saja yang kita perkenalkan kepada orang yang kita layani. Inilah kehidupan doa yang kaya.

Pengharapan itu adalah

Pengharapan itu adalah Pribadi. Kita semua ingin selalu berlari pada harapan yang adalah keadaan hidup, kita semua tidak sabar untuk mencapai akan keadaan yang kita inginkan.

Kita semua suka berkhayal akan hidup yang lebih baik lalu kita berkata itulah harapan. Lalu kita berdoa lalu kita terjebak pada kenikmatan yang bukan realitas, terjebak pada sukacita palsu yang benar-benar kosong.  Apakah benar harapan adalah keadaan hidup??

Kekristenan menawarkan harapan yang adalah Pribadi, Dia yang telah disalibkan dan telah dikebangkit. Sebab Yesus adalah kekayaan hikmat Allah, Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Yang telah merelakan diri-Nya.

Untuk ditimpakan semua dosa, semua hukuman dosa dan semua kejatan, kemunafikan, pikiran kotor dan masih banyak lagi. Ditimpakan kepada Yesus, Dialah pengharapan itu, Allah sendirilah pengharapan kita, Dialah yang merelakan diri-Nya untuk menjadi milik kita dan kita menjadi milik-Nya.

Roma 11:33-36, akan memberikan kepada kita pengharapan yang luar biasa, tentang bagaimana ketika kita merenungkan Pribadi Allah, Yesus Kristus dengan penuh sukacita dan kesegaran jiwa. Bacalah dan diamlah sejenak, baca perlahan.

Roma 11:33-36 (TB) O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Inilah dasar pengharapan kita, yaitu Allah yang berkuasa, Allah yang besar dan kudus, Dia yang adil dan kasih. Baiklah kita terus belajar untuk mengenal Dia di dalam Kristus, kita memiliki hubungan yang intim bersama dengan Dia.

Selanjutnya tentang Injil, inilah pengharapan kita, Injil kekuatan Allah, tentang apa yang Allah kerjakan bagi kita untuk menjadikan kita manusia baru. Dan memang atas dosa.

Roma 8:1-3 (TB) 

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 

Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. 

Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.

ROMA 8:31-39 (BM) 

Oleh itu, apakah yang boleh kita katakan sekarang tentang semua itu? Jika Allah berpihak kepada kita, siapakah dapat melawan kita?

Allah tidak menghalang Anak-Nya mengalami penderitaan, tetapi mempersembahkan Anak-Nya sebagai korban untuk kita semua.

Jika Allah mengurniai kita Anak-Nya sendiri, tidakkah Dia akan memberikan segala sesuatu yang lain? Siapakah berani menuduh kita, umat yang sudah dipilih oleh Allah?

Tiada seorang pun, kerana Allah sendiri menyatakan kita tidak bersalah. Siapakah dapat menyalahkan kita?

Tiada seorang pun, kerana Kristus Yesus membela kita! Dialah yang sudah mati, bahkan sudah dibangkitkan daripada kematian dan berada di sebelah kanan Allah.

Apakah yang dapat menghalang Kristus mengasihi kita? Tiada sesuatu pun dapat menghalang Kristus mengasihi kita: baik kesusahan, kesukaran, penganiayaan, kelaparan, kemiskinan, bahaya mahupun kematian.

Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, “Sepanjang masa kami menghadapi bahaya maut kerana Engkau. Kami diperlakukan seperti domba yang akan disembelih.”

Tidak! Dalam semuanya kita mendapat kemenangan yang sempurna daripada Dia yang mengasihi kita! Aku yakin bahawa tiada sesuatu pun dapat menghalang Kristus mengasihi kita: baik kematian mahupun kehidupan, baik malaikat mahupun penguasa lain di angkasa, baik hal-hal yang berlaku sekarang mahupun pada masa yang akan datang; baik hal-hal yang di langit mahupun yang di bumi - tidak ada sesuatu pun di alam semesta yang dapat menghalang Allah mengasihi kita, seperti yang sudah ditunjukkan-Nya melalui Kristus Yesus, Tuhan kita!

Saudaraku, pengharapan kita bukanlah keadaan hidup di dunia, yang ideal seperti yang kita inginkan. Pengharapan itu adalah Kristus, Pribadi yang merelakan diri-Nya menjadi dosa agar kita yang berdosa menjadi milik Allah. Inilah Injil, membawa kita mengerti bahwa dosa adalah masalah utama kita dan Injil Yesus Kristus adalah pengharapan kita, yang mengubahkan dan memberikan sukacita yang melimpah.

Renungkanlah Injil dan hiduplah oleh Injil. Saya berdoa, kiranya anda terus hidup berdasarkan Alkitab, mulai mempelajari Alkitab anda dan mengenal Allah sebagaimana Ia adalah Pribadi yang berkehendak. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Kristen Tentang Kuasa Doa dan Harapan"