Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membangun Hubungan Pribadi Dengan Tuhan; Kehidupan yang Semakin Intim Bersama Kristus

Membangun Hubungan Pribadi Dengan Tuhan; Kehidupan yang Semakin Intim Bersama Kristus

Contoh Hubungan Dengan TUHAN

Kita berdoa, untuk mengobrol dengan Tuhan, kapan saja di mana saja. Kita dapat membaca Alkitab, merenungkan, dan menulis setiap apa yang kita dapatkan melalui pembacaan Alkitab kita. Menuliskan dan mengingat apa yang Yesus telah sampaikan kepada kita melalui ayat Alkitab.

Melalui pekerjaan kita, apapun yang sedang kita kerjakan, baiklah semua itu berpusat pada Yesus, untuk semakin mengenal Dia dan memuji memuliakan Dia. 
Mazmur 84:3 (TB) Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.

2 Timotius 4:8 (TB) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. 

Bagaimana Membangun Kreatifitas Hubungan Dengan TUHAN?

Doa Saya dan marilah kita bersama berdoa berdasarkan Yohanes 16:12-13a Hanya Roh Kudus saja, yang dapat memenuhi setiap kebutuhan jiwa kita. Roh Kudus yang pasti akan melengkapi dan berbicara kepada kita yang sedang membaca tulisan ini.

Ketika seseorang yang berkata, bahwa ia ada hubungan yang khusus dengan seseorag, lalu apa yang akan muncul di dalam pikiran saudara? Bisa bermacam-macam tentunya, ketika seseorang memiliki hubungan yang khusus dengan seseorang tentunya ada yang spesial antara mereka.

Manusia, memiliki hakikat, segambar dengan Allah (Kejadian 1:26-27). Allah tidak menciptakan kita sewajah. Tetapi seperti Dia, segambar, menuruti gambar-Nya. Baik itu pria dan wanita. Allah Tritunggal menghendaki agar manusia menjadi seperti Allah, berkuasa atas semua yang ada di dalam dunia. Ciptaan yang diciptakan sebelum manusia diciptakan.

Gambar berasal dari bahasa Ibrani “tseh-lem” yang artinya kemiripan. Akar kata yang tidak digunakan diubah menjadi naungan. 

Manusia memiliki kemuliaan Allah untuk menjadi naungan yang memancarkan kemuliaan Allah. Jadi tidak ada satupun manusia yang diciptakan tidak berguna.

Iman Kristen percaya, meskipun manusia yang mengalami kecacatan sejak lahir. Mereka tetaplah berguna bagi Allah. Ketika orang tersebut, memiliki hubungan dengan Allah. Maka dari antara kita murid Kristus, tidak jarang akan dipanggil oleh Yesus, untuk melayani mereka ini.

Kita diperintahkan untuk membawa Injil kepada mereka. Ketika Injil meresap ke dalam diri seseorang, itu mengubah konsep diri yang salah menjadi konsep diri yang sesuai dengan definisi TUHAN yang menciptakan mereka, mereka berharga bagi Allah. Sehingga mereka dapat menjadi berkat, dalam keterbatasan meraka.

"Masterpiece (karya besar)  hubungan antara Allah dan manusia."

Manusia diciptakan untuk menikmati indahnya kesatuan dengan Allah dan dengan sesama manusia dan alam semesta yang ada di bawah pemerintahan manusia (Yohanes 17:21-22), ini merupakan rencana Allah dari mulanya.

Agar manusia dan Allah memiliki kesatuan dalam hubungan pribadi kepada pribadi-Nya, untuk menjalani kasih yang indah dan menyenangkan. Begitu juga dengan hubungan antara sesama manusia, untuk menjadi satu komunitas yang mengasihi Kristus saja.

“Menikmati hubungan dengan manusia menjadi kesenangan Allah.”

Allah Bapa mengasihi Yesus, hanya kepada Yesus saja Ia berkenan (Matius 3:17, Yesus belum mati di atas kayu salib, Allah Bapa sudah mengasihi Yesus Kristus. Ini adalah kesenangan Allah, ini bukanlah hubungan yang transaksional atau saling memberi untuk mendapatkan kuntungan satu sama lain. Ini adalah hubungan kasih yang memang demikianlah kasih yang mengikat Mereka.

Kita berhubungan dengan Allah, untuk memiliki sukacita dengan Allah, manusia adalah kesenangan Allah.

Yeremia 1:5 (TB) ”Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

Yeremia belum melakukan apa-apa, Allah telah memilih dia, ini berdasarkan kasih karunia yang ada di dalam Allah sendiri. Dia yang secara sempurna mengasihi manusia yang seharusnya binasa.

“Menikmati relasi dengan manusia menjadi pusat kasih Allah.”

Allah telah memilih kita, (Efesus 1:4), kita menjadi pusat dari kasih Allah, kita adalah pusat dari kasih sayang Allah. Tetapi hubungan Allah dan manusia telah rusak. Hubungan itu telah hancur. Oleh karena melanggar perintah Allah, manusia tidak taat (Kejadian 2:17). Rasul Paulus menjelaskan melalui (Efesus 2:1), dengan jelas diberitahukan oleh Paulus, bahwa kita mati dalam dosa kita, karena kita hidup di dalamnya.

Akhirnya Kejadian 3:6, memberitahukan kita bahwa, buah itu dimakan oleh mereka berdua, Adam dan Hawa. Sejak kejadian ini mereka telah mati. 

Pengertian mati; di dalam Kejadian memiliki pengertian dapat dibaratkan bahwa Adam sedang menekan Bom Waktu. Bom itu, akan meledak pada waktunya, yaitu pada waktu kematian. Ketika daging kita masuk ke dalam liang kubur.

Umur yang menjadi pendek, menuju kematian dikubur, kematian daging kembali ke tanah. Hubungan yang rusak dengan Allah (Kejadian 3:8-10). Manusia menjadi takut, karena mereka telanjang.

Adam dan Hawa telah melanggar perintah Allah, maka bersembunyi. Manusia menjauh dari Tuhan (Roma 3:23). Manusia mengecewakan Allah, tidak mencapai kemuliaan Allah, telah gagal mencapai kemuliaan Allah. Upah dosa adalah maut dan dosa selalu menghadirkan ketidakadilan yang melahirkan penderitaan. Bagi orang-orang lemah.

Saudaraku, kebinasaan yang seharusnya ditimpakan kepada kita, karena kita orang berdosa. Puji Tuhan Pemulihan hubungan hanya ada di dalam Yesus Kristus, inilah Injil (Matius 27:50-52). Di sini tabir Bait Suci telah terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Ini menunjukkan pemulihan hubungan antara Allah dan manusia.

Di mana yang dulunya manusia harus melewati tabir Bait suka dengan pertolongan iman dan darah anak domba untuk dapat berhubungan dengan Tuhan. Kini kita di dalam Yesus, memperoleh kemerdekaan untuk kapan saja di mana saja dapat memiliki hubungan dengan TUHAN.

“Hubungan yang telah rusak ini, hanya dapat dipulihkan dengan dibayar oleh nyawa kudus Yesus Kristus.”

Kini di dalam Yesus, kita hidup dalam kemerdekaan. Kita memiliki keberanian untuk selalu memiliki hubungan dengan Allah. Inilah Injil (Ibrani 10:19-20). Kita dimerdekakan oleh darah Yesus, tetapi masih adakah yang membuat saudara yang tidak ingin datang kepada Yesus? marilah kita bertobat dari segala ketakutan kita yang berasumsi bahwa Yesus menginginkan kesempurnaan kita agar kita dapat datang kepada-Nya. Tidak.

“Saudaraku, Ia ingin kita datang kepada Dia, dengan apa adanya kita dengan segala dosa-dosa yang dapat kita akui dihadapan-Nya.”

1 Yohanes 1:7 (FAYH) Tetapi, jikalau kita hidup dalam terang kehadiran Allah, sama seperti Kristus, maka bersukacita dan bersekutulah kita seorang dengan yang lain dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari setiap dosa.

Yesus memerdekakan kita ketika kita berbuat salah. Buah dari kemerdekaan memberikan keberanian untuk kepada Tuhan dan saudara kita, kita dengan berani mengakui dosa kita dan bertobat.

Kita berduka dan bersedih karena dosa dan kita hanya menginginkan salib Kristus yang membebaskan kita dari dosa.

Ini begitu indah anugerah dari Yesus Kristus. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita, Dia ada untuk selalu memeluk kita karena rasa sakit akibat dosa. Pengorbanan-Nya cukup untuk melepaskan dan mengampuni kita ketika kita bertobat.

Kita menikmati persekutuan dengan TUHAN (Markus 1:35), berdoa dapat dimengerti dengan mengobrol, meminta, dan berseru-seru. Inilah kenikmatan persekutuan dengan Allah, Ia dan Allah memiliki relasi yang benar-benar dinikmati. Ada suasana yang rileks dengan Allah Bapa. Padahal Yesus sangat sibuk (Markus 1:32-34).

Berdoa bukanlah tentang kata-kata bagi dan indah bahkan panjang-panjang. Bukan ritual saja dan bukanlah sebuah laporan bahwa Anda rohani dan melakukan saat teduh dan doa.

Doa adalah persekutuan yang benar-benar dinikmati bersama-sama dengan Allah, bukan ritual sehingga Anda tidak mau berdoa dan bingung untuk berdoa.

Ini bukanlah hubungan yang formal. Di dalam Yesus ada kemerdekaan, oleh karena itu hubungan dengan Dia sangatlah memberikan rasa santai, rileks. Kita di mana saja dan kapan saja dapat memiliki relasi dengan Kristus.

Hidup yang dipimpin oleh Roh (Galatia 5:24-25). Dalam keadaan yang paling sulit, untuk taat kepada Allah dan melakukan kesalahan. Pada saat seperti ini Tuhan hadir, melalui Roh Kudus. Pada saat pencobaan, Allah menolong kita untuk benar-benar dipimpin oleh Roh Kudus. Matius 4:1.

Di dalam pencobaan, Allah ingin menikmati persekutuan dengan kita. Allah memiliki kuasa yang luar biasa, Allah ingin kita menikmat Dia saja. Hidup dalam kasih dan Ia hadir, Ia sangat kreatif untuk memanggil kita dan menolong kita. Dia datang dan ingin mendengar perasaan kita, Ia tidak jijik dengan kelemahan, ketidakmampuan kita. Dia justru datang, Dia justru ingin kita datang dan mengobrol dengan Dia.

Allah sangatlah kreatif, untuk mendatangi kita, Ia menyertai kita. Di dalam hidup selalu ada padang gurun.

Menikmati kehadiran TUHAN dalam Tugas

Lukas 6:12-13 (TB) Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:

Yesus mencari Bapa, untuk mengobrol dengan Allah Bapa, untuk memilih murid-murid-Nya. Ada diskusi yang indah, diskusi yang sangat-sangat intim. Untuk memilih orang-orang yang akan menjadi tongkat estapet Injil, sehingga injil dapat sampai keseluruh dunia.

Ketika melayani, memutuskan untuk di mana melayani dan dalam ketakutan dan tidak tahu akan masa depan. Marilah kita benar-benar berdoa kepada Allah, untuk berdiskusi dengan Dia.

 Allah ingin kita mengobrol dengan Dia, ketika ada masa-masa kritis untuk mengambil keputusan, kita seharusnya datang untuk mengobrol dengan Allah Bapa. Untuk berdiskusi dengan Dia, untuk bersama-sama menikmati hubungan Dia.

Menikmati kekuatan TUHAN saat menghadapi ketakutan (Lukas 22:43-44). Ini adalah ketakutan Yesus sangat dalam, sampai-sampai ada keringat yang menetes dan itu adalah darah. Ketika Ia akan disalibkan, tetapi, perasaan yang Yesus sampaikan kepada Allah Bapa, disertai dengan ketaatan yang memberikan kepada kita juga untuk taat kepada Allah yang sangat mengasihi kita.

Saat teduh, saat ingin mengobrol dengan Tuhan, bukanlah saat ada waktu, atau sesuai dengan jadwal-jadwal kita saja. Tetapi Tuhan yang mencari kita dan bertanya bagaimana perasaan kita. Ia akan memakai situasi apa saja yang terjadi untuk memiliki obrolan dengan kita setiap saat. Ia tahu waktu terbaik untuk mencari kita dan untuk berbicara dengan Dia.

Sekali lagi, Ia akan bertanya kepada kita. Bagaimana perasaan kita hari ini? Ini sangat indah, maukah Anda bertemu Dia dalam doa yang mengobrol dengan Dia. Dengan penuh kerinduan bahwa Dialah kekasih hati yang selalu ingin memiliki hubungan dengan kita.

Jadi oleh karena kemerdekaan dalam Yesus, kita dapat kapan saja memiliki hubungan dengan Dia dalam kasih yang memuaskan. Dia yang telah berinisiatif, untuk mencari kita, Dia yang telah lebih kreatif untuk membangun hubungan dengan kita. Terpujilah Tuhan dari selama-lamanya dan sampai selama-lamanya. Amin.