Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Daniel 3:12 Tentang Menyembah yang Layak Di Sembah

Renungan Daniel 3:12 Tentang Menyembah yang Layak Di Sembah

Ayat Alkitab Daniel 3:12

Judul Renungan: Tentang Menyembah yang Layak Di Sembah

Daniel 3:12 (TB) Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan.

Kita harus melihat kedalaman diri kita dan harus mengerti bahwa kita adalah seorang penyembah, seorang pengagum, seorang yang diciptakan untuk memuliakan Tuhan. Tetapi ketika manusia jatuh ke dalam dosa, manusia yang pada awalnya diciptakan untuk Tuhan tetapi kini, ketika ia berdosa ia telah menjadi Tuhan atas dirinya sendiri.

Seorang pengkhotbah yang hidup pada tahun (1874 -- 1917), Bernama Oswald Chambers setelah kematiannya. Isterinya menulis semua khotbahnya dalam bentuk renungan. Maka saya rasa penjelasan tentang dosa di bawah ini sangatlah jelas dan menolong kita untuk mengerti esensi dari dosa.

“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12 (TB)

“Alkitab tidak mengatakan bahwa Allah menghukum umat manusia karena dosa satu orang, tetapi karena sifat/natur dosa, yaitu klaim saya atas hak saya terhadap diri saya, masuk ke dalam umat manusia melalui satu orang. Dan, Manusia lain menanggung sendiri dosa umat manusia dan menyingkirkannya (Ibr. 9:26) -- sebuah wahyu yang dalamnya tiada terhingga.”

Sifat dari dosa bukanlah keadaan imoralitas dan perbuatan salah, tetapi sifat dari “menyatakan diri” (self realization)  yang menggiring kita berkata, “Akulah tuhan diriku sendiri – I am my own god.” Sifat ini dapat bekerja dalam moralitas yang beradab atau imoralitas yang tidak beradab, tetapi hal itu selalu mempunyai persamaan dasar – klaim saya atas atas hak saya terhadap diri sendiri.”

Ketika Tuhan kita menghadapi orang-orang yang dengan semua kekuatan jahat di dalam diri mereka, atau orang-orang yang hidup bersih, bermoral dan lurus, Dia tidak menghiraukan degradasi moral dari yang seseorang atau pencapaian moral dari orang yang lain. Dia memandang pada sesuatu yang kita tidak lihat, yaitu sifat atau perangai manusia. (lih Yoh 2:25).

Dosa adalah sesuatu yang saya terlahir bersamanya dan saya tidak dapat menanganinya – hanya Allah yang dapat menangani dosa melalui Penebusan. Melalui Salib Yesus Kristuslah, Allah menebus seluruh umat manusia dari kemungkinan hukuman akibat mempunyai warisan dosa. 

Allah tidak pernah menuntut tanggung jawab seseorang karena warisan dosa dan tidak menghukum siapa pun oleh karenanya. Penghukuman datang apabila saya menyadari bahwa Yesus datang Kristus datang untuk membebaskan saya dari dosa, tetapi saya menolak Dia melakukannya untuk saya. Sejak saat itu, saya mulai mendapat meterai hukuman. “Inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang……" (Yoh 3:19)

Jelas dari penjelasan renungan di atas, bahwa ketika kita berdosa/menjadi pendosa. Kita telah menjadi tuhan atas diri sendiri dan jika bisa dan memiliki kesempatan kita ingin menguasai lingkungan kita dengan berkuasa maka kita berpikira kita akan bahagia.

Penyembahan berhala terjadi di dalam diri manusia. Melalui cerita kitab Daniel 3, dapat melihat gambaran yang mengambarkan diri manusia hari-hari ini dari Nebukatnezar. Kita harus mengerti bahwa, penyembahan berhala di awali dengan kekaguman pada ciptaan. Demikianlah patung itu yang di mana Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Tidak mau menyembah dan tetap mempertahankan identitas mereka sebagai seseorang yang menyambah Allah yang benar, Allah yang berkuasa Allah yang menciptalan langit dan bumi.

Patung yang megah, dengan segala kemuliaan yang palsu. Semua itu hanya menunjukkan satu hal yaitu sang raja Babel. Pada dasarnya ialah tuhan atas bangsanya, ia menunjukkan betapa berkuasanya dia dapat menciptakan kemegahan yang begitu rupa sehingga layaknya apa yang ia ciptakan itu sembah. Sangat menarik, karena pada akhirnya ia menemukan orang-orang gila yang berani melawannya dan tidak mau menyembah apa yang telah Nebukatnezar ciptakan. Hal ini membuat ia murka dan tidak mau kemuliaannya dinodai hanya kerena ia tidak disembah.

Dosa pada dasarnya menjadikan Anda dan saya kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Sehingga kemuliaan kita yang rapuh, menyedihkan dan sangat fana. Itulah yang menjadi kebanggaan kita dan kita pada akhirnya menjadi orang-orang yang selamanya kehilangan kemuliaan Allah. tidak menyembah Allah yang sejati, adalah kematian kekal di bumi dan kehidupan selanjutnya di dalam kekekalan.

Sadrakh, Mesakh dan Abednego, memberikan kepada kita keyakinan yang sejati. Di mana mereka tau, yakin dan bahkan siap untuk mati. Karena perkara ini, mereka siap dibuang ke dalam api, karena mereka tahu, kematian mereka adalah perjumpaan dengan Allah yang mereka sembah.

Saudaraku, pelajaran penting dari kehidupan yang menyembah Tuhan, menyembah Yesus yang disalibkan. Yesus yang hadir di dalam perapian yang menyala hadir sebagai penyelamat dan membakar orang-orang yang membakar mereka. Adalah Dia yang membebaskan Anda dan saya dari dosa kita, dengan memberikan diri-Nya menjadi dosa dan dihukum mati. 

Demikianlah Dia saja yang layak mendapatkan semua sembah kita, mendapatkan penghormatan kita bahkan nyawa kita adalah selayaknya Dia mendapatkannya. Karena jika Anda dan saya di dalam Kristus kita sangat sadar, bahwa kehidupan kita adalah milik-Nya secara utuh. Di dalam Di akita dikuduskan untuk hidup baginya dan hidup dalam keberanian untuk menyatakan bahwa kita akan terus menyembah Allah yang sejati dan meninggalkan berhala-berhala kita.

Tentang berhala itu sendiri, di dalam bukunya “Follow Me” 42  David Plaat menjelaskan;

"Ketika kita berbicara tentang menyembah berhala dan ilah palsu, kita seringkali membayangkan orang Asia yang membeli ukiran kayu, pahayan batu, maupun patung emas. Tetapi bagaimana dengan seorang lelaki yang sedang melihat gambar pornografi secara online atau menonton tangan film yang tidak kudus. Kita tidak membayangkan sebagai seorang perempuan yang terus berbelanja demi memuaskan keinginannya. Orang-orang yang sangat materialisme. Kita tidak memikirkan bahwa setiap orang yang berjuang untuk sampai pada puncak karir mereka, tergila-gila akan hiburan olahraga, suka makan berlebihan, hobi yang terlalu kelewatan dan semua hal yang untuk memanjakan diri."

Saudaraku, berhala pada masa kini telah berubah bentuk, tetapi dengan prinsip yang sama. Berhala itu akan selalu membuat Anda kagum dan kekaguman Anda pada berhala akan mengalahkan kekaguman Anda pada Allah. Makan sadar atau pun tidak Anda setiap hari dan setiap saat sedang menyembah. Tetapi pada apa dan siap itu itulah yang harus Anda dan saya renungkan saat ini, di mana modern?

Hanya ketika Anda mengerti identitas diri Anda, sama seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Maka Anda akan melihat hanya kepada Kristus, Dia yang menebus Anda dan Dialah objek dari kekaguman hati dan pikiran Anda, Dia adalah pribadi yang pantas menerima semua sembah Anda dan saya. Karena kita diciptakan untuk menyembah Dia, melayani Dia dan menikmati persekutuan yang indah bersama-Nya.

Saya harap, nasehat Paulus di dalam 2 korintus 10:5 (TB) “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan seriap kubu yang dibangun ileh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikian dan menaklaukkan kepada Kristus,” hiduplah dengan  pikiran dan perasaan yang tunduk pada kasih karunia Yesus Kristus, betapa indahnya kasih Tuhan, yang menyelamatkan.

Penyembahan berhala, segala jenis kekaguman yang tidak kagum pada Allah adalah dosa dan inilah akar dosa. Yaitu menjadi Tuhan dan menjadikan tuhan palsu dalam kehidupan yang sebenarnya diciptakan untuk Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya. Sampai selama-lamanya.

Tuhan, mampukan aku melihat setiap berhala di dalam diriku. Dan secara serius aku membuang setiap praktik penyembahanku dan hanya menawan pikiran dan hatiku kepada kasih karunia Kristus. Amin.