Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Yesaya 55:8-9 Tidak Ada yang Pasti Masih Misteri

Renungan Yesaya 55:8-9 Tidak Ada yang Pasti Masih Misteri

Ayat Alkitab Yesaya 55:8-9

Judul Renungan Tidak Ada yang Pasti Masih Misteri

Yesaya 55:8-9 (TB) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Pada akhirnya berdasarkan tradisi orang Yahudi, nabi Yesaya mati digergagi, hingga tubuhnya terpisah menjadi dua. Mengapa hal yang tragis ini terjadi pada dia, bukankah Allah sendiri berjanji bahwa rancangan-Nya sangat tinggi bahkan indah. 

Mengapa Allah mengijinkan orang yang Ia kasihi mengalami penderitaan yang begitu mengerikan, bahkan sampai pada hari kematiannya pun Allah seolah-olah diam dan tidak bertindak apa-apa untuk menyelamatkan Yesaya.

Cerita Alkitab, merupakan cerita realita, bukanlah cerita manusia super yang dapat melakukan segala sesuatu karena alami dari diri mereka. Bukanlah cerita yang benar-benar indah, di mana semuanya akan berakhir bahagia dari satu buku ke buku yang lainnya. Kecuali kitab Wahyu.

Cerita Alkitab memberitahukan kita, satu kejadian yang tidak terduga, kejadian yang ada di luar pemikiran bisa saja terjadi. Kejadian yang memberikan kita pengertian bahwa, dunia di mana kita tempat saat ini benar-benar tidak pasti.

Ketika saya menikmati membaca cerita rasa Salomo dan semua pencapaiannya untuk pertama kali. Saya benar-benar terkejut pada akhirnya, di masa jaya Salomo ia jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Sepertinya pengalaman dari nenek moyangnya di masa lalu tidak cukup kuat untuk melepaskan Salomo dari dosa yang sama, dilakukan nenek moyangnya di padang gurun. Dan itu membuat Allah benar-benar murka. Sehingga mereka banyak yang terbunuh.

Setiap kejadian di dalam Alkitab, seharusnya membawa anda dan saya pada kesimpulan kehidupan yang pasti akan terjadi. Bahwa dalam hidup tidak ada yang pasti, semua itu adalah misteri, pada akhirnya anda dan saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. 

Kita hidup di abad 21, di mana seseorang yang tertata, seseorang yang memiliki visi, seseorang yang melakukan segala sesuatu dengan tujuan yang pasti. Akan sangat dipuja, saya sempat memuji diri saya sendiri dengan segala rencana matang hidup saya. 

Saya ingin lulus kuliah pada umur yang telah saya perhitungkan, saya ingin mendapatkan kekasih pada semester 5 agar setelah menyelesaikan kuliah saya dapat langsung menikah. Dan saya ingin menjadi gembala sidang setelah menyelesaikan kuliah teologi saya. Tetapi semua itu, ketika saya menulis artikel ini, jauh berbeda. 

Pada waktu itu saya sangat mengira bahwa saya orang paling berhikmat, tentu itu karena saya membaca Alkitab dan mendalaminya. Sehingga saya memiliki rancangan yang indah bagi masa depan saya. Tetapi apa yang saya tahu, hanya sebatas memori yang tidak lengkap, saya berfokus pada diri saya tanpa mengenal Tuhan yang nabi Yesaya sembah, TUHAN yang mengijinkan Yesaya digergaji secara sadis dan mati begitu saja. Itulah Tuhan yang saya kenal sekarang, Dia yang memiliki kehendak bebas secara mutlak.

Tuhan yang Memiliki Rencana

Saya ingin anda mengerti bahwa Alkitab bukan tentang penulis Alkitab itu sendiri, sehingga kitab Yesaya, bukan tentang Yesaya. Ini cerita tentang TUHAN, yang memakai Yesaya, menjadi nabinya, menjadi utusan untuk memberitakan siapa TUHAN yang telah dikhianati oleh orang Israel. 

Steven Lawson memberikan penjelasan dengan sangat baik tentang Alkitab, “Setiap buku dalam Alkitab pada akhirnya adalah tentang Tuhan. Yesaya bukan tentang Yesaya tapi tentang Tuhan Ayub, Daniel dan Hosea bukanlah tentang mereka tetapi tentang Tuhan. Dan hidupmu bukanlah tentang dirimu, tetapi tentang Tuhan.”

Kita memiliki kecenderungan yang salah, memang demikian adanya natur kita. Kita menginginkan kehidupan ini tentang kita, kita mempelajari Alkitab dan merenungkannya. Lalu berpikir bahwa semua itu tentang kita, kita ingin menjadi kaya seperti Abraham, kita ingin disertai seperti Yusuf, kita ingin menjadi seperti Paulus yang terlihat berhasil dalam pelayanan. Semua hal baik, tentang kita, kita inginkan, kita berdoa untuk mendapatkannya.

Padahal, semua kehidupan yang tercacat di dalam Alkitab tentang TUHAN, tentang Dia yang memiliki rencana, Dia yang mengerti dengan jelas dan pasti. Bahwa kehidupan yang berpusat pada diri manusia adalah kehidupan yang buruk, kehidupan yang terkutuk, kehidupan yang lari dari Dia dan memberontak terhadap Dia. Ini adalah esensi dari dosa manusia.

Kita telah belajar, esensi dari dosa, kita telah melihat dengan jelas diri kita. Saya telah memulainya pada pendahuluan artikel ini. Maka sekarang mari kita melihat pada TUHAN, yang mengutus Yesaya untuk memberikan firman-Nya kepada Israel. Dan rencangan yang tinggi seperti apa yang TUHAN maksudkan, untuk direnungkan dan menjadi kekuatan baru, menjadi pengalaman berharga tentang pengenalan akan Allah yang benar, Alkitabiah.

Dia adalah Allah yang pribadi, Dia memiliki kehendak sama seperti kita karena Dialah yang menciptakan kita, Dia berkuasa dan yang terpenting. Anda dan saya harus mengerti bahwa Allah itu kudus, Dia mulia dan indah, Dia adalah pusat dari alam semesta. Kehendak Tuhan, jauh lebih tinggi dari kehendak kita, kita adalah manusia terbatas yang berdosa, kita telah memberontak terhadap Allah.

Melalui tulisan ini, ketika anda merenungkan Allah yang kudus, dan dapat mengerti bahwa tujuan hidup anda adalah Tuhan, ada panggilan untuk bertobat, panggilan untuk membenci dosa dan menginginkan Allah. 

Ada perintah untuk memberikan diri kepada Allah dan belajar untuk mengenal Dia lebih pribadi melalui Alkitab anda, untuk membaca Alkitab dari kacamata Injil, bahwa segala hal di Alkitab itu tentang Allah yang menyatakan diri-Nya. Rencana-Nya yang tinggi dan kasih-Nya kepada manusia yang berdosa dan pasti binasa di luar TUHAN.

Inilah rencana TUHAN, yaitu mengembalikan manusia kepada diri-Nya, saya tidak ingin anda berpikir bahwa rencana TUHAN yang tinggi adalah kehidupan seperti yang anda dan saya bayangkan. Tidak, ini adalah misteri, dan tugas anda dan saya dalam ketidakpastian rencana Tuhan, kita memiliki hak untuk berserah penuh pada tuntunan Tuhan, kita diberikan kuasa untuk taat, dan hidup sesuai rencana Tuhan, hidup bagi Dia dan kemuliaan-Nya.

Berserah Pada Tuntunan Tuhan

Merenungkan Yesaya 55:8-9, ini adalah undangan untuk berserah dan taat pada rencana Tuhan, untuk hidup bagi kemuliaan-Nya. Dan tidak lagi memusatkan kehidupan ini pada diri sendiri, bagi kepenuhan diri. Kita harus mendoakan setiap rencana kita, di mana rencana tersebut didasarkan pada rencana Tuhan, yaitu keselamatan jiwa-jiwa. Jika rencana anda di luar ini, itu bagi kepuasan anda, kiranya Tuhan tidak membukan jalan dan menghancurkan anda sehingga anda kembali pada rencana Allah bagi anda.

Mungkin doa saya terlihat jahat, tetapi yang pasti, saya tidak ingin anda hidup di luar Tuhan dan dalam Kesia-siaan hidup. Saya sangat mengasihi anda sebagai sesama manusia, di mana kita diciptakan untuk Tuhan, bukan untuk kemauan pikiran kita yang berdosa, dan yang mendatangkan kutuk dalam kekayaan dan kesuksesan semu dunia. Tanpa Kristus, anda hidup dalam Kesia-siaan selamanya.

Untuk dapat benar-benar mengerti tuntunan Tuhan, mari kita melihat pada Kristus, karena Dialah wujud nyata dari rencana Allah yang sangat tinggi. Yesaya pada akhirnya mati, karena digergaji, tetapi kematiannya di dalam Tuhan tidaklah sia-sia, karena Dia pada masa itu sedang melayani anda dan saya. Untuk kitalah Dia bernubuat, untuk kitalah ayat indah tentang rencana Allah yang sangat tinggi setinggi langit, yaitu untuk keselamatan jiwa kita.

Sebab, pada akhirnya, keindahan dari rencana Allah, digenapi dalam Kristus yang telah disalibkan. Dia yang menanggung dosa kita, Dia yang telah menjadi dosa karena semua dosa kita ditimpakan kepada-Nya. Dialah kegenapan rencana Allah, dalam Dia ada keselamatan, di dalam Dia kepenuhan Allah, untuk memberikan kepada kita kehidupan yang baru.

Sehingga ketika kita merenungkan Injil Yesus Kristus, di dalam kehidupan yang tidak pasti saat ini, masa depan yang tidak tahu seperti apa. Kematian yang kapan saya bisa menjemput kita, kita mendapati rasa aman. Karena kepastian sejati ada di dalam kita, ketika kita di dalam Kristus, Dialah kepastian kehidupan kita, Dialah kekasih kita yang setia.

Kita yang seharusnya binasa, oleh kasih-Nya kita diselamatkan. Di atas kayu salib, kita dibebaskan dari dosa, kita membenci dosa karena Yesus di dalam kita, musuh terbesar kita adalah dosa, di mana dosa inilah yang menjadi penghalang mutlak untuk kita taat kepada Kristus. Namun karena kasih karunia, Roh Kudus yang ada di dalam kita, memberikan kepada kita kuasa, kekuatan untuk mematikan dosa, kita bertobat dan berjuang untuk taat kepada Kristus, hidup dalam rencana-Nya dan bagi Dialah hidup kita hari ini. 

Rencana Tuhan memang misteri dan tidak terselami, sangatlah tinggi. Memang tidak seperti keinginan kita. Namun yang baik dari Allah yaitu Kristus, merupakan kepastian hidup kekal, hidup melimpah secara rohani. Hidup dalam kepastian bahwa kita hidup untuk memuliakan Dia saja, sampai selama-lamanya, dipuaskan dalam Dia dan bagi Dialah segala yang ada saat ini. 

"Pesan Alkitab memberikan satu-satunya jawaban untuk kebutuhan paling mendesak umat manusia: mengenal Tuhan sendiri. Karena diciptakan oleh Tuhan untuk Tuhan, "diri" ini tidak akan pernah bisa dipuaskan. Apabila, kita kehilangan pandangan akan Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab, yang dapat kita lihat hanyalah diri kita sendiri, dengan hasratnya yang sia-sia untuk memenuhi keinginannya yang selalu berubah tetapi tidak pernah dipuaskan dengan kesenangan kelas dua di dunia ini." 

~Scott Hafemann, dalam  The God of Promise and the Life of Faith (2001)

Allah Bapa, terimakasih telah memberikan kepada kami, Kristus, sebagai jaminan kehidupan kami. Di dalam dunia yang tidak pasti, kami memiliki Yesus yang pasti, sebab Dialah rencana kekal Allah yang sangat tinggi. Dialah kebutuhan mendesak kami. Tuhan, tolong kami untuk memuliakan Kristus dalam diri kami, tolong kami untuk selalu memberitakan Dia, melalui pekerjaan kami, sekolah kami, keluarga kami bahkan saya yang saat ini menulis melalui media sosial saya dan blog pribadi saya. Biarlah segala kemuliaan hanya bagi Kristus sampai selama-lamanya. Dalam nama Yesus. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Yesaya 55:8-9 Tidak Ada yang Pasti Masih Misteri"