Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Identitas Orang Percaya

Identitas Orang Percaya

Ketika merenungkan identitas diri, di dunia modern saat ini, kita seringkali salah mendefinisikan diri kita. Kita memberikan lebel bahwa inilah saya, saat saya memiliki orang tua yang kaya. Inilahh saya saat berhasil dan inilah saya terlihat dari pakaian saya yang mahal.

Abad 21 media sosial adalah tempat yang sangat indah dan memberikan kesenangan tersendiri untuk menunjukkan identitas diri. Kita seringkali terjebak untuk menunjukkan diri kita yang seringkali itu kebohongan. Kita ingin menerima like dan berbagai lambang yang membuat candu. 

Kita bahagia ketika ada yang memberikan like, semakin banyak semakin bahagia. Ingin mendapatkan pujian di kolom komentar, terutama komentar yang memuliakan diri kita melalui postingan kita, kita hidup di era di mana identitas diri didapatkan di dunia maya. 

Kita merasa tidak berharga ketika tidak ada like dan komentar yang memuliakan kita. Saudaraku, jika anda hari ini seperti ini, saya sangat berharap anda meninggalkan identitas palsu anda dan mari kita lihat identitas sejati dalam Kristus.

Segala hal di dalam dunia apa pun itu, dapat menjadi identitas diri seseorang. Baik itu suku, agama dan jabatan. Semua itu baik, semua itu tidak ada salahnya. Tetapi semua identitas yang ada di dalam dunia sangatlah fana. 

Maka dari itu, saya akan membawa anda melalui artikel kali ini untuk benar-benar melihat identitas diri anda sebagai manusia. Identitas sejati yang indah dan kekal, identitas yang diberikan oleh Tuhan sejak manusia diciptakan. Identitas diri yang seharusnya membawa kita semakin bertumbuh dan menjadi manusia yang bersemangat dan dapat berguna bagi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

1. Orang Berdosa dan Dijadikan Hamba Kristus

Semua orang telah berbuat dosa, karena keberdosaan, natur sejak dalam kandungan adalah kehidupan yang memberontak kepada Allah dan tidak ingin taat. Sebab pada dasarnya dosa dalah keinginan untuk menjadi tuan atas diri sendiri. Menjadi tuhan atas diri, inilah dosa, kita hidup dan tidak mengenal Allah meskipun hati nurani kita bersaksi tentang Dia.

Roma 3:23 (TB) Sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Kita adalah orang berdosa, indentitas diri kita di luar Tuhan, ketika masih ada di dalam dunia dan diperbudak oleh nafsu duni dan tidak pernah percaya kepada Yesus dan tidak bertobat untuk menyerahkan diri hanya kepada Tuhan.

Puji Tuhan, di dalam Kristus kita diselamatkan dari dosa dan kutuk hukuman dosa, kita yang adalah hamba dosa di dalam Yesus dijadikan hamba kristus. Di dalam Dia kita diperdamaikan dengan Allah, kita orang berdosa yang artinya musuh Allah kini diperdamaikan untuk menjadi hamba Allah, hamba Kristus dan hidup untuk Kristus.

Roma 3:24 (TB) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kita dibenarkan karena iman kepada Kristus, percaya hanya oleh Dia saja kini identitas kita yang adalah orang berdosa budak dosa dan hamba dosa. Menjadi orang percaya, yaitu hamba Kristus. Identitas di dalam Kristus menjadikan kita Hamba Kristus yang benar-benar dikasihi dan dijaga oleh kasih karunia melalui pekerjaan Roh Kudus yang ada sampai hari ini bersama-sama kita.

Kita adalah hamba Kristus. Untuk pembelajaran lebih lanjut dan perenungan pribadi, melihat keindahan dari bagaimana kita yang adalah budak dosa dan kini menjadi hamba yang dikasihi. Baca Roma 5:1-11 dan Roma 6:1-14 dan dilanjutkan Roma 6:15-23.

Roma 6:17-18 (TB) Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

“Tuhan menciptakan kita untuk persekutuan dengan diri-Nya dan persekutuan dengan umat-Nya. Di situlah kita menemukan jati diri kita. Jangan mengorbankan siapa yang Tuhan ciptakan untuk Anda agar berpegang teguh pada dosa yang telah mengubah Anda menjadi. Anda dimaksudkan untuk kekudusan. Rangkullah, bukan dosamu." Stephen G Meyers, God to Us: Covenant Theology in Scripture , hal 74

“Saudaraku, rangkullah kekudusan dan berdisiplinlah dalam kehidupan yang saleh. Lakukan ibadah pribadi, melalui perenungan Injil di dalam Alkitab dan berdoa yang dilakukan terus-menerus.”

Dari hamba menjadi sahabat Kristus. Mari kita melihat identitas di dalam Kristus sebagai sahabat Kristus.

2. Menjadi sahabat Kristus

Yohanes 15:15 (TB) Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Yesus sendiri, Dia yang pada akhirnya disalibkan. Untuk memberikan diri-Nya ditimpa dosa, menyebut bahwa para murid pada waktu itu adalah sahabat-Nya. Begitu juga dengan anda dan saya yang hari ini adalah murid Kristus.

Ini adalah kedekatan yang begitu indah dan menyenangkan. Tanpa batasan, kita dapat datang kapan saja kepada Yesus, kita dapat menceritakan apa saja tentang hidup kita kepada Dia. Dari ayat ini kita tahu bahwa kita dapat bermegah, melalui iman kita kepada Kristus, bahwa kita adalah sahabat pencipta dunia ini.

Identitas sejati kita sebagai manusia, yang ada di dalam Kristus adalah sahabat Kristus. Ada rasa aman sejati dari apa yang telah Yesus sendiri katakan kepada kita. Kita yang seharusnya binasa, tetapi karena kasih karunia diselamatkan melalui iman kepada Kristus.

3. Menjadi Anak Allah

Perjanjian Baru, secara radikal memberikan identitas diri kepada manusia yang ada di dalam Kristus, mereka yang telah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Allah adalah Bapa kita, kita anak-anak Allah yang dikasihi dan diperhatikan. Inilah identitas sejati manusia dan identitas ini hanya ada di dalam Kristus.

Yohanes 1:12-13 (TB) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Menjadi Anak Allah, dari yang awalnya musuh Allah, kini diangkat menjadi anak kesayangan. Karena Kristus ada di dalam kita dan oleh karena kita anak Allah akan selalu ada pertobatan sejati. Identitas di dalam Kristus, membawa kita sadar bahwa dosa keberdosaan kita adalah musuh yang mendukakan Bapa kita, kita dipisahkan dari Bapa yang mengasihi kita karena dosa pemberontakan.

Tetapi siapa yang menerima Kristus kita membenci dosa kita dan terus hidup untuk berada di dekat Bapa kita, kita mengenal Dia dan hidup untuk memuliakan Dia. Inilah identitas kita, anak Allah yang sangat dikasihi untuk memuliakan Dia dan untuk itulah kehidupan kita yang baru.

4. Menjadi Murid Kristus

Anak Allah yang pada saat yang sama dijadikan sahabat Kristus dan hidup sebagai murid. Ini sangat penting, kita murid Yesus seumur hidup kita, artinya pusat dari kehidupan di mana kita dapat belajar, di mana kita dimampukan untuk semakin bermoral. Adalah Injil Yesus Kristus.

Pusat dari identitas diri orang percaya adalah Injil, di dalam berita Injil yang menjadi pusat adalah Yesus yang disalibkan dan telah bangkit. Dia yang memiliki belas kasih kepada manusia yang berdosa, untuk manusia inilah Yesus menjadi daging dan mati disalibkan menggantikan kita yang seharusnya menerima murka Allah.

Menjadi murid Yesus, berarti sepanjang hidup kita, memusatkan hati dan pikiran kepada Yesus. Untuk belajar kepada Dia dan melalui Alkitab kita, kita mengenal Dia dan merenungkan kasih karunia-Nya. Kasih karunia yang ada di dalam Yesus, merupakan sumber kekuatan kita, kita percaya bahwa Dia beserta kita ketika kita terus belajar untuk meneladani Dia.

Kehidupan yang berpusat pada Yesus, berarti berjuang untuk semakin serupa dengan Dia. Hidup untuk taat pada kehendak Allah Bapa, sama seperti Yesus yang taat sampai mati di atas kayu salib. Yesus adalah seseorang yang menyangkal diri, Dia memikul salib yang seharusnya kitalah yang merasakan penderitaan itu.

Maka dari itu, jantung dari kehidupan seorang murid Yesus adalah Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus, menjadi murid-Nya. Tidaklah mudah, kita harus mati atas diri sendiri, atas dosa dan hidup untuk berbuah bagi Kristus.

Matius 16:24 (TB) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Lukas 9:23-25 (TB) Kata-Nya kepada mereka semua: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

Jerry Bridges dengan sangat baik menjelaskan tentang kehidupan kita yang ada di dalam kasih karunia, kita adalah murid-murid yang tidak sempurna. Namun kasih karunia terus menyempurnakan kita.

“Kita tidak akan sepenuhnya mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita, dan tidak pernah sepenuhnya mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Setiap hari kita selayaknya pantas menerima murka Allah, tetapi setiap hari kita berdiri di hadapan-Nya dalam kasih karunia, diterima oleh-Nya hanya melalui jasa Tuhan kita Yesus Kristus.”

Untuk pembelajaran lebih lanjut tentang identitas diri di dalam Kristus, Anda dapat merenungkan ayat-ayat Alkitab berikut ini; 1 Tawarikh 25:8; Yesaya 8:16; 50:4; 54:13; Matius 9:14; 10:1, 42; 11:1; Markus 2:18; Lukas 5:33; 6:17; Yohanes 6:66; 9:28; Kisah Para Rasul 11:26; Efesus 1:3-5; 1 Petrus 2:9-10

Posting Komentar untuk " Identitas Orang Percaya"