Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Kita Mengikut Yesus? Apakah Karena Mujizat?

Mengapa Kita Mengikut Yesus Apakah Karena Mujizat

Mengapa Kita Mengikut Yesus? Apakah Karena Mujizat? 

Kita telah berada di dunia, di mana kita berdosa terhadap Tuhan, kita tidak pernah menginginkan Dia. Kita ingin diberikan yang terbaik oleh Tuhan. Tetapi pada saat yang sama kita secara alami benar-benar tidak menginginkan Tuhan. Inilah yang harus kita sadari.

Kesedihan saya, pada Kekristenan di zaman ini, di mana saya hidup hari ini. Kita lebih menginginkan mujizat dan tidak pernah menginginkan Pribadi Tuhan. Mungkin ada saja yang memberitahukan untuk bisa mendapatkan mujizat maka anda harus memiliki Tuhan. Pertanyaan saya, apakah Tuhan ingin diinginkan oleh anda yang tidak pernah benar-benar mengasihi Dia.

Kita penyembah berhala ulung yang binasa, kita ingin mujizat menjadi tuhan atas hidup dengan cara memanfaatkan Tuhan yang sejati. Kita harus bertobat dari pemahaman bahwa tujuan hidup kita adalah mujizat. Saudaraku, carilah kehendak Tuhan, matikanlah dosa dan kejarlah kasih karunia. Hiduplah untuk semakin menginginkan Tuhan, walau pun anda tidak mendapatkan mujizat di dunia yang fana. asalkan anda dimampukan untuk mematikan dosa dan hidup bagi kemuliaan Allah.

Adakah Kesalehan Hidup Untuk Semakin Menginginkan TUHAN Setelah Mendapatkan Mujizat Kesembuhan Jasmani?

Jawaban saya, TIDAK (ini berdasarkan pengalaman saya jadi bukanlah mutlak kebenaran). Saya dua kali mendapatkan mujizat. Pertama saya sudah mati namun dihidupkan kembali. Kedua saya diselamatkan dari kematian. Semua itu tidak membuat saya benar-benar menginginkan TUHAN.

Injil Kekuatan Allah yang murnilah yang membuat saya benar-benar menginginkan Kristus, Kematian-Nya yang berkuasa dan salib-Nya yang di mana dosa saya ditanggung oleh-Nya dan saya diampuni ketika bertobat. Terpujilah TUHAN yang telah membukakan kebenaran ini.

Bagi saya, melihat dosa-dosa melalui Injil, bertobat oleh karena berita salib dan watak yang terus diubahkan semakin serupa dengan Kristus. Walaupun harus sakit dan harus mati beberapa saat kemudian karena penyakit. 

Inilah mujizat sejati, ketika waktu-waktu yang sangat singkat dan adanya sakit penyakit anda dan saya dapat berkata, "terpujilah Tuhan, yang memberikan diri-Nya untuk selalu menjadi milikku, membenarkan aku dan menguduskan aku, terpujilah Tuhan yang akan membinasakan dagingku dan aku akan bertemu Kristus sebentar lagi dan hidup dalam kemuliaan."

Sembuh tidak sembuhnya sakit penyakit tidaklah penting. Yang penting di sini, pertobatan sejati menjadi milik Yesus selamanya. 

Janganlah kita menjadikan kesembuhan jasmani tuhan atas diri, ini penyembahan berhala, bukan penyembahan pada TUHAN yang sejati.

Jika mujizat dapat menjadikan manusia semakin cinta TUHAN, maka orang Israel adalah bangsa yang paling cinta TUHAN, tetapi faktanya mereka tetaplah orang-orang yang tegar tengkuk bahkan penyembah berhala. 

Ketika seseorang memaksa Allah memberikan mujizat, untuk kesembuhan, untuk kehidupan yang lebih berkelimpahan dan lain-lain yang menyenangkan bagi pikiran dan perasaan. 

Saya hanya mencurigai, orang tersebut sedang hidup dalam keinginan untuk tetap kekal dalam dunia fana saat ini dengan segala kecenderungan dosanya yang ia cintai. 

Orang yang demikian tidak pernah benar-benar menginginkan TUHAN, yang ia inginkan adalah dirinya sendiri dan segala keinginan fana yang menyedihkan. 

Mengumpulkan harapan untuk makanan ngenat dan karat. Ini sangat menyedihkan jika direnungkan kembali.