Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 119:23-24 Untuk Merenungkan Ketetapan TUHAN

Renungan Mazmur 119:23-24  Untuk Merenungkan Ketetapan TUHAN

Ayat Alkitab Mazmur 119:23-24

Judul Renungan; Untuk Merenungkan Ketetapan TUHAN

Mazmur 119:23-24 (TB) Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.

Kehidupan yang Bersukacita, bukan karena pura-pura bahagia, damai Kristus di hati, mengakui dosa dan membenci bahkan jijik terhadap dosa.

Pada Mazmur 119, kita akan belajar kembali bahwa untuk berbahagia, dan bahagia itu adalah bahagia sebagaimana untuk itu kita diciptakan. Yaitu diciptakan untuk menikmati Allah, melakukan apa yang Allah mau, dan Allah terus-menerus mengasihi kita. 

Sekalipun musuh-musuh kita bermupakat untuk melawan kita, dan selalu ingin mencelakakan kita. Dalam hal ini saya tidak tahu musuh Anda siapa, saya  tidak tahu persoalan Anda, saya tidak tahu seberapa menderitannya Anda saat ini. Dan saya tidak tahu seberapa parah Anda menerima ketidakadilan dari manusia lainnya.

Satu hal yang saya tahu Yesus tetap mengasihi Anda, seperti yang Mazmur nyatakan, “sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku,” ya adanya kepercayaan diri dari Pemazmur. Renungkan hal ini, memang Mazmur mampu merenungkan ketetapan-ketetapan Allah, untuk tetap menjaga Kesehatan jiwanya. 

Saya tidak akan memaksa Anda melakukan hal yang sama untuk bahagia. Tapi saya akan jelaskan betapa kita pada dasarnya tidak akan mampu berbahagia merenungkan ketetapan Allah, tidak akan mampu karena kita adalah manusia berdosa. Dan setiap dosa-dosa kita adalah perjalanan menuju kebinasaan kekal. Penderitaan sejati karena dosa, kita terpisah dari kemuliaan Allah.

Kita akan selalu saja terjebak dalam hikmat yang terkandung dalam diri kita. Hikmat itu menuntun kita untuk menjadi juruselamat atas diri kita sendiri. Maka ketika saya membaca Mazmur ini saya sedikit tidak bersemangat, karena ketidakmampuan saya untuk dapat  berbahagia hanya karena membaca dan merenungkan firman Tuhan. Ini suatu hal yang mustahil dan konyol. Bukankah pemikiran kita sama. 

Ketika kita mengalami masalah, menjadi korban, dan lain-lain. Oleh karena dosa yang sudah tertanam dalam diri kita seringkali kita tidak mencari Allah. Kita lari mencari hal-hal lain yang terlihat indah dan membahagiakan dan kacaunya hal-hal itu justru menambah kesukaran di hidup kita. Inilah kecenderungan kita. Maka sangat cocok bagi kita nasehat dari Amsal berikut; untuk meninggalkan dosa-dosa di mana kita mengandalkan hikmat diri sendiri.

Amsal 3: 6-8 (TB) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu. 

Puji TUHAN, Allah yang kita sembah adalah Pribadi yang setia, kita tidak akan mampu menikmati-Nya. Untuk dapat menjadi seperti Pemazmur bukan terletak pada seberapa besar iman kita, seberapa bijak kita, seberapa pandai kita, seberapa lama doa-doa kita, dan seberapa banyak kita membaca Alkitab. Untuk bisa menjadi seperti Pemazmur. Kita harus percaya kepada Kristus, memberikan diri kita kepada-Nya, bahwa hanya dalam Dialah adanya keselamatan dan kesukaan yang nyata akan firman Tuhan.

Kita harus percaya bukan karena integritas kita tapi karena Allah kita adalah integritas itu sendiri, bukan karena kita setia, tapi Allah adalah setia. Maka sadarilah kita hanya harus melepaskan semua kemampuan kita, mengosongkan diri kita, biarlah Roh Allah saja yang memenuhi kita, bahkan untuk mengosongkan diri kita, kita sangat perlu anugerah Allah untuk memampukan kita.

Ketika kita percaya anugerah Allah, maka setiap persoalan hidup tidak selesai tetapi hati kita diperbaharui oleh Roh Kudus, hati yang baru itulah pada akhirnya menikmati Allah, menikmati persekutuan dengan Yesus, Sang Anak Tunggal Bapa yang menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus kita dari hukuman dosa kita. 

Hal paling dasar dan dasar dari semua penderitaan dan permusuhan adalah dosa, Yesus kalahkan kutuk dosa dengan kasih, keadilan, dan ketaatan sampai mati di kayu salib. Roh Kudus, penghibur, menginsapkan kita dari dosa-dosa kita, maka sekarang mari kita bertobat, dan menikmati Allah, 

“hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.”

Kita dimampukan untuk menikmati firman Allah, untuk berbahagia atas-Nya. Meskipun musuh-musuh kita lebih kuat daripada kita tetapi kita akan tetap tenang sebab Allah kita adalah pribadi berkuasa, pengasih, dan adil. Kita hidup merenungkan ketetapan Allah, dari cara pandang Injil, di mana Allah yang bekerja dan pekerjaan-Nya sudah selesai melalui karya salib. Kita diselamatkan dan hidup bagi  Dia.

Untuk dapat mempercayai sifat-sifat Allah itu maka dimulai dari menikmati setiap firman, Injil, kasih karunia, dan karya salib. Bukan berbahagia karena harta dunia, kondisi dunia yang baik karena semua yang dunia tawarkan untuk memuaskan nafsu daging kita, adalah perjalanan menuju kebinasaan. 

Kiranya Allah yang adalah sumber hikmat itu menuntun kita untuk semakin mengenal Yesus dan bersukacita oleh Roh Kudus, Damai sejahtera berlimpah atas diri Anda. AMIN

Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 119:23-24 Untuk Merenungkan Ketetapan TUHAN"