Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Pengkhotbah 1:9-11 Betapa Tidak Pentingnya Hidup

  

Ayat Alkitab Pengkhotbah 1:9-11 

Judul Renungan; Betapa Tidak Pentingnya Hidup

Pengkhotbah 1:9-11 (TB) Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.

“Keadaan apa dalam kehidupan di bawah matahari ini yang Anda bayangkan akan memuaskan jika Anda memilikinya? Apakan Anda yakin akan dipuaskan?” ~ Timothy Keller 

Jika kita salah mengartikan hidup, betapa tidak ada gunanya hidup ini. Ketika kita salah mengambil jalan hidup dan bukan untuk itu kita diciptakan, maka semua itu akan membawa pada kehidupan yang benar-benar tidak penting. 

Beberapa orang hidup untuk memuaskan perasaan mereka, mereka merasa, “jika aku menikah maka hidup akan lebih baik.” Dan banyak hal lainnya yang sia-sia pada akhirnya tidak memuaskan manusia. Terlebih tidak memuliakan Tuhan, padahal kepuasan sejati hanya ada di dalam kebenaran Tuhan, menikmati kemuliaan-Nya.

Lalu ada yang hidup untuk mencapai kepopuleran, lalu ada yang berjuang untuk hidup mendapatkan banyak uang. Beberapa orang memutuskan hidup sebagai seorang pembunuh karena sangat berani membunuh. 

Karena tidak berani melakukan kejahatan yang merugikan orang lain, maka beberapa orang memilih untuk menjadi orang baik. Tetapi betapa tidak bergunanya hidup, jika Anda memikirkannya lebih jauh ketika semua itu didasarkan pada apa yang perasaan kita inginkan.

Banyak bukti dari kehancuran kehidupan yang didasari pada perasaan kita. Anak-anak muda karena perasaan cinta, mereka saling merusak baik itu batin, masa depan, bahkan secara fisik. 

Banyak bukti lain dari apa yang dapat terjadi ketika kehidupan dihidupi untuk mendapatkan semua kemegahan yang terlihat sekarang ini. Semua perasaan yang menginginkan kenyamanan dan kenikmatan, yang di mana semua manusia menganggap itulah tujuan hidup.

Saudaraku, dunia ini diciptakan untuk kita? Atau kita untuk dunia? Pertanyaan ini haruslah Anda pikirkan baik-baik. 

Saya berasumsi Anda akan menjawab dengan akal sehat, dunia ini diciptakan untuk diri Anda/manusia. Tetapi apakah Anda sadar, betapa hati dan pikiran Anda terpikat oleh dunia sehingga Anda merasa seolah-olah semua yang ada di dunia ini sesuai dengan pandangan masyarakat pada umumnya itulah tujuan hidup.

Beberapa orang tua, menyatakan kepada anak mereka bahwa tujuan kamu sekolah, belajar lulus sekalolah atau kuliah. Carilah kerja dan menikahlah jika sudah saatnya. Inilah nasehat yang sangat baik didapatkan oleh kita dari keluarga. 

Tujuanku sebagai orang tua, membiayai hidupmu untuk sementara ini. Tetapi coba pikirkan apakah ini tujuan dari Anda diciptakan, apakah ini tujuan anak Anda lahir dari hubungan kasih antara Anda dan pasangan Anda? 

Jika inilah tujuan itu, lalu mengapa Anda merasa hidup Anda sangat kosong, ada yang kurang, sia-sia dan tidak ada yang baik. Kehidupan mengecewakan, anak Anda mengecewakan Anda, pasangan Anda mengecewakan Anda.

 Jika mereka adalah tujuan dan jika keinginan Anda adalah tujuan. Lalu mengapa seolah semesta tidak ingin tujuan itu terjadi atas hidup Anda. Apa maunya hidup ini, apa tujuan hidup ini. Kemanakah kita dapat mencari tujuan hidup. Selama masih hidup sekarang ini.

Sekarang mari kita pikirkan apa yang dikatakan Salomo melalui ayat yang menjadi dasar perenungan kita. Agar kita sadar betapa hidup ini, kenangan hidup ini dan semua hal yang kita capai adalah sias-sia. Setelah kematian menjemput Anda maupun saya. 

Renungan ini, akan membawa Anda pada rasa frustasi yang tinggi untuk merenungkan hidup, untuk jujur pada diri sendiri. Apa yang akan Anda capai di dunia, tidak ada artinya, mengapa? Karena kematian sangatlah nyata, ia kapan saja dapat datang dan kehidupan kita sekarang akan dilupakan. 

Sebesar apapun jasa hidup yang kita lakukan, kita pasti akan dilupakan, kenangan akan hilang kehidupan baru di dalam dunia berlanjut. Adakah Anda sekarang membayangkannya, lalu melihat lobang hitam yang sedang menyedot nyawa Anda untuk masuk ke dalamnya.

Timothy Keller di dalam The Way Of Wisdom, menuliskan “Ini adalah wawasan yang menghancurkan. Artinya, jika hanya kehidupan di bawah matahari adalah tujuan Anda, maka apakah Anda akan menghabiskan hidup untuk menolong orang lain atau membunuh orang, pada akhirnya hidup ini sama saja, tanpa maknanya. Dunia sedang mengajak kita untuk hidup sepenuhnya untuk berbahagia di dalam dunia dan ambillah manfaat dari dunia.”

Charles Spurgeon juga memberikan penekanan yang indah untuk kita hari ini sebagai orang Kristen yang akan mengantarkan kita pada tujuan hidup. “Jika Anda hidup untuk diri sendiri, untuk uang, untuk ketenaran, atau untuk hal lain, maka Kristus bukanlah RAJA mu.”

Timothy keller melanjutkan, “Tetapi seorang Kristen tidak seharusnya seperti itu, kenikmatan kehidupan fana saat ini benar-benar tidak penting, tidak berguna dan benar-benar menyedihkan  ketika kehidupan itu terpisah dari TUHAN yang menciptakan kita.”

Dosalah yang menjadikan Anda dan saya, kita semua umat manusia, hari ini hidup untuk mencapai keinginan perasaan kita yang benar-benar salah. Pemberontakan kita terhadap Allah, kita yang dilahirkan di dalam Adam. 

Kita saat ini, sedang hidup dalam dunia yang menuju kematian yang mengakhiri seluruh kehidupan umat manusia. Waktu terus berjalan, malam digantikan pagi, demikian seterusnya. Sekarang mari kita temukan tujuan hidup kita.

Tujuan hidup yang datang kepada manusia

Jika dunia, psikologi, filsafat, dan konsep-konsep yang dibentuk oleh kehidupan kita, mengajak kita untuk terus berpikir dan mencari tujuan hidup. Betapa indahnya Kekristenan yang memberitahukan kita, bahwa tujuan hidup bukanlah cita-cita, bukanlah keadaan yang harus dicapai, bukanlah keadaan hati yang bahagia, dan bukanlah ketenangan seperti yang kita harapkan di dunia modern. 

Tujuan hidup manusia yang diberitakan oleh Alkitab Dia adalah Pribadi Ia Seseorang yang Kudus, pengasih, adil, guru yang sejati, tabib yang Ajaib, Ia suka menasehati dan Dia selalu ingin menyatakan kepada kita bahwa Ia sangat mencintai kita. 

Bukankah berita ini, membuat Anda tenang sekarang, bukankah ini kabar baik, bukankah ini pengertian yang harusnya kita sadari setiap hari, setiap saat bahkan dalam masa-masa paling kelam. Bahwa tujuan hidup kita adalah Pribadi, Dia adalah Yesus Kristus.

Inilah Injil, memberitakan konsep hidup yang tidak pernah dapat dianggap biasa oleh pemikiran manusia. Tetapi ketika ini diterima, dengan akal sehat dengan hati yang taat. Maka kita menemukan apa itu kehidupan yang indah dan bermakna dan dipenuhi tujuan yang bernilai kekal, walau kematian pasti akan datang kepada kita di dalam kemah fana saat ini.

Wahyu 3:20 (TB) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Yesus adalah tujuan hidup, Dia datang sekarang dan mengundang Anda untuk menerima cinta-Nya. Ketika Anda di dalam Dia. Seperti yang dijelaskan oleh Timothy keller, "hidup hanya benar-benar berguna ketika kita hidup dengan referinsi dan rasa syukur kepada Allah.”

Rasa syukur ini didasari pada kehidupan kekal yang ada di dalam Yesus, Yesus yang memanggil untuk datang kepada Dia. Untuk menikmati pesta kehidupan yang ada di dalam Dia. Melayani Dia, bergumul untuk mematikan dosa dan terus belajar mengenal Dia melalui Alkitab kita.

Kita diundang untuk makan bersama dengan Yesus dan Yesus bersama kita, ini tentang kehidupan yang memiliki relasi. Kehidupan yang menemukan tujuan hidup, di mana tujuan hidup kita bukan dunia ini, bukanlah cita-cita fana hidup kita. Melainkan Kristus lah tujuan kita, untuk taat kepada Dia dan hidup dalam kasih sehingga kita dimampukan untuk mengasihi sesama kita.

Tuhan jadikan kami orang-orang yang semakin mengenal Engkau dan mengasihi Engkau. Bawalah kami setiap hari untuk mengingat bahwa dunia ini fana dan Kristus lah tujuan hidup kami, karena Dialah Sang Kekal yang telah menebus kami. Sehingga hidup kami bermanfaat, di dunia ini bagi sesama kami dan memuji Engkau melalui kehidupan kami, dalam nama Yesus. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Pengkhotbah 1:9-11 Betapa Tidak Pentingnya Hidup"