Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Harian Tentang Percintaan; "Andai Aku Punya Pacar"

 

Andai Aku Punya Pacar Seri 1

"Andai dia menjadi milikku Pasti aku lebih semangat"

“Kalau saya punya pacar pasti saya lebih semangat, karena dia akan selalu menyemangati saya. Kalau saya punya pacar saya pasti tidak kesepian. Kalau saya pacaran saya pasti bahagia. Dan kalau saya punya pacar cantik atau ganteng, perhatian, dan dia mau mengerti saya, saya sekarang akan semakin semangat melayani, beribadah, dan berdoa bahkan belajar.”

Semua kata-kata di atas, saya sangat yakin, pasti pernah hadir dalam benak kita. Bisa jadi Anda sekarang sedang jatuh cinta dan memikirkan hal seperti yang saya tulis.Ketika jatuh cinta segalanya terasa indah, terutama dalam alam lain diri kita. Selalu memikirkan betapa indahnya saat bersamanya nanti.

Sampai akhirnya ada yang mampu memperoleh cintanya berjuang bersama di masa muda, dan tidak jarang juga ada yang bertepuk sebelah tangan. Mari kita pikirkan dan fokuskan lagi, saat kita sudah bisa hidup bersama “pacaran” saling menyemangati, saling mengingatkan untuk membaca Alkitab, dan segala hal bersifat rohani. Lalu kita bersyukur kepada Allah, karena Dia mau memberikan pasangan pada kita, dan pasangan itu membawa kita lebih dekat pada Allah. Pertanyaan saya, saat Anda tidak bersama lagi. 

Apakah Anda akan tetap membaca Alkitab dan rajin berdoa dan mengucap syukur? Atau selama ini Anda sedang menjadikan pasangan Anda sebagai tuhan atau Anda juga sedang menjadikan diri Anda sendiri sebagai tuhan atas diri pasangan Anda.

Tulisan ini terinspirasi dari perbincangan;

Tulisan saya ini terinspirasi dari perbincangan, saya dengan teman saya. 

Ia mengeluhkan ketika ia mendekati lawan jenis, ia berpikir bahwa ketika mereka bersama nanti akan saling menguatkan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Visi yang bagus tapi ini kesalahan.

Buktinya ketika telah bersama justru keduanya tertekan, seiring berjalannya waktu. Mungkin di awal hubungan mereka saling menolong, mereka saling menguatkan dan bahkan keduanya terlihat semakin dekat dengan TUHAN, hal itu baik. 

Berbanding terbalik dengan apa yang teman saya pikirkan. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk hidup masing-masing. Ada banyak hal yang terjadi justru keduanya saling merugikan. Apa yang salah dengan hubungan tersebut?

Bukankah kita juga begitu sering memikirkan, ketika jatuh cinta bahkan pada saat kita bersiap-siap jatuh cinta, kita merasa ketika bersama dengan orang yang kita sukai, semua permasalahan hidup dapat teratasi. Dunia akan menjadi tempat yang indah untuk injakan kaki. Tanpa kita sadari kita sedang menjadikan manusia lain yang penuh kekurangan sebagai sember rasa aman, rasa nyaman, bahkan juruselamat kita.

Nyatanya semua itu adalah pemikiran kosong yang menggiring pada penderitaan, kecemasan, tekanan, dan frustasi, dan hal-hal yang merusak diri lainnya. Belum lagi ketika kita benar-benar mengenal orang tersebut dengan mental yang belum siap dan mental orang yang bersama kita masih bermasalah karena masa lalu dan pola asuh. Beberapa orang akan merasakan bahwa pribadi atau pasangannya adalah miliknya sehingga ia ingin berlaku seenaknya dia.

Alkitab sangat serius memberi contoh pada kita, kekuatan cinta yang berakhir pada kehancuran. Yaitu ketika kita menjadikan orang yang kita sukai sebagai tuhan dan pemenuh nafsu kita dan disetiap konteks hubungan selalu terjadi. Hubungan yang mempunyai harapan sebagai tempat dimana kita dapat merasa aman. Inilah kita, dan hati kita yang selalu mencari rasa nyaman pada sesuatu yang salah, dan berujung pada penyembahan berhala.

Lima poin penting yang akan kita renungkan dalam hal cinta masa muda ini, semoga poin-poin ini menyadarkan Anda sebagai anak muda dan orang tua yang memiliki anak muda untuk sungguh-sungguh dalam hidup kita memandang hanya pada Yesus. Sang Injil yang memberikan diri-Nya pada kita. Dan membawa anak kita kepada Injil bahkan pacar mereka kepada Injil Kristus.

Karena jujur poin-poin ini juga sendang memukul hati saya yang jahat, dan merobeknya sehingga benang kasih Yesus semakin nyata saya rasakan. Saya berharap Anda yang membaca tulisan ini juga semakin mengenal Sang Injil dan semakin rindu menikmati Dia setiap saat.

1. Dusta Ular Pada Adam dan Hawa, Anda Dan Saya Sedang Didustai

Kidung Agung 8:6-7 (TBTaruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.

Salomo dikenal sebagai Raja Israel yang berhikmat dan mempunyai banyak Istri maka ia akan sangat mengerti apa itu cinta, dan setiap buah yang akan muncul dari cinta. Cinta itu seperti meterai, meterai pada zaman dulu jika dilepaskan dari gulungan surat akan menyebabkan kerusakan pada bagian surat yang dipasangkan meterai. Begitulah cinta yang digambarkan penulis. Jika cinta mengalami penolakan akan ada hati yang hancur, jika cinta tidak sama seperti yang dipikirkan akan selalu meninggalkan bekas luka.

Bahkan cinta itu kuat seperti maut, kita tentunya pernah mendengar berita seseorang mati bunuh diri karena putus cinta. Mungkin Anda berpikir itu adalah hal yang konyol tetapi Alkitab mengatakan cinta itu maut. Itu bukanlah kekonyolan tetapi hal itu adalah akibat dari perbudakan dosa, dosa atau dusta ular selalu menyatakan apa yang Anda dan saya pikirkan itu baik dan indah. 

Namun realita tidak sesuai kenyataan, hati yang kosong dan telah dikecewakan dan tidak melihat keindahan lagi. Maka sih ular akan menyatakan bahwa tidak ada gunanya hidup. Mencintai sesama manusia atau lawan jenis dengan pemikiran bahwa dialah sumber kehidupan, kebahagianmu dan milik yang harus dimiliki. Merupakan dosa yang serius dan iblis memakai hal ini untuk menjadikanmu tidak berguna bagi kemajuan Injil. 

Mencintai sesama manusia atau lawan jenis dengan pemikiran bahwa dialah sumber kehidupan, kebahagianmu dan milik yang harus dimiliki. Merupakan dosa yang serius dan iblis memakai hal ini untuk menjadikanmu tidak berguna bagi kemajuan Injil. 

Bahkan seperti dunia orang mati, merupakan gambaran yang mengerikan dunia orang mati adalah dunia tanpa kebebasan hanya terdiam dalam kegelapan. Digerogoti oleh berbagai jenis ulat, beginilah gambaran cinta oleh penulis yang menikmati cinta palsu dari yang dunia ini tawarkan karena pada akhirnya Salomo jatuh dalam penyembahan berhala karena istri-istrinya. 

Apakah Anda masih mau jatuh cinta? Coba pikirkan hal ini, ular yang dulunya berbicara kepada Hawa, bahwa ketika ia memakan buah yang Allah perintahkan untuk tidak dimakan. Ular membohongi Hawa, “kamu tidak akan mati memakan buah itu kamu akan menjadi seperti Allah.”

Hawa menilai dirinya berharga ketika ia mendengar kata-kata ular, lagi pula buah tersebut dipandang sangat menarik untuk dimakan. Bahkan Hawa merasa ia mempunyai hak untuk sama seperti Allah. Bukankah ini gambaran diri kita, kita merasa selalu berhak bebas, tanpa kita sadari kebebasan tanpa Allah adalah perbudakan dosa.

Cinta seperti api, membakar. Api mampu memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia, bisa positif bisa juga negatif. Dalam hal percintaan pun demikian. Api cinta itu membakar hati untuk bersemangat dan hati yang bukan diciptakan untuk cinta yang biasa-biasa saja, tetapi untuk cinta kudus dan mulia. 

Api cinta yang salah adalah api kematian, oleh karena kita salah mencintai, salah menyalakan api, api cinta dinyalakan kepada manusia biasa yang berdosa dan tentunya tidak akan pernah memuaskan cinta kita. Dan cinta yang salah ini pun karena ular dalam bentuk yang berbeda itu mengatakan hal yang sama, “kamu akan selalu bahagia bersamanya.”

2. Ular yang berbicara pada Hawa

Apa yang ular katakan saat itu kepada Hawa, adalah perkataan dusta yang sama ia dengungkan di telinga Anda dan saya hari ini. Pada saat ini bukanlah soal memakan buah, buah pengetahuan, buah itu sudah berubah menjadi definisi pengetahuan dalam diri kita. 

Kita sekarang mampu mendefinisikan baik buruk berdasarkan pikiran kita, disanalah kesamaan kita dengan Allah. Ular benar berkata bahwa Hawa akan seperti Allah, tetapi Ia tidak sepenuhnya benar, dan setengah benar adalah kesalahan atau ketidakbenaran. Hanya Allahlah kebanaran. 

Anda dapat merenungkan sendiri secara mendalam, dalam Kejadian 3 TB.

Ular menyatakan bahwa, Allah sedang membohongi Hawa. Bahwa ia akan mati jika memakan buah pengetahuan baik jahat. ular dengan gampang menyatakan bahwa mereka sesekali tidak akan mati tetapi akan menjadi seperti Allah. Mempunyai kemuliaan dan kekuasaan. Pengetahuan baik dan jahat berdasarkan pemikiran sendiri.

Ular Masih berbicara pada kita sampai hari ini dengan bentuk yang berbeda

Pada bagian ini kita akan mempelajari bentuk dari pembicaraan ular kepada kita, dia sudah tidak berbentuk ular tetapi dengan kebohongan yang sama, dan akibat yang sama.

2 Samuel 13:1-22 TB, adalah cerita cinta yang sangat murni diawal ceritanya. Amnon anak Daud, mencintai Tamar adik dari Absalom. Dari cerita inilah kita akan belajar bahwa begitu berbahayanya, jika pribadi yang dicintai dianggap sebagai sumber kebahagiaan dan kenikmatan.

Amnon sangat menyukai Tamar, namun ia mendengar nasehat dari teman-temannya Yonadab (Lihat Ayat 5) untuk berpura-pura sakit dan meminta Tamar melayaninya atau mengantarkan makanan ke kamar Amnon, ketika mereka berdua ada di kamar maka diperkosalah Tamar. Apakah Amnon puas, apakah ia bahagia, apakah ia semakin mencintai Tamar. 

Hal yang mengejutkan terjadi. Alkitab menuliskan, “kemudian timbulah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasakanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: “Bangunlah enyalah!” (Lihat Ayat 15)

Ketika saya membaca cerita ini saya akan sangat membenci Amnon, tetapi di sisi lain Alkitab sedang menunjukan isi hati kita manusia menunjukan diri saya sebenarnya, isi hati yang selalu dipengaruhi oleh suara iblis, suara ular. Ular dalam cerita ini, berbentuk manusia, Amnon mempunyai seorang sahabat Yonadab ia seorang yang cerdik. Kejadian 3:1 (TB) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu:

Cerdik dari kedua ayat diatas adalah dua kata yang sama dipakai untuk mendefinisikan pribadi Yonadab dan sih ular tua. Mari renungkan, pada masa kini ular itu bukan hanya akan berbentuk seorang kawan yang akan memperngaruhi kita untuk hidup jatuh dalam dosa, mencintai diri sendiri dan orang lain dengan cara yang salah.

Ular pada masa sekarang telah berubah menjadi sinetron, film-film romatis, lagu romantis, kata-kata indah tentang cinta, puisi-puisi cinta. Dan berbagai gembaran keluarga ideal bahkan semua berkat Tuhan yang diberikan kepada kita, semua itu bisa menjadi jelmaan ular agar kita tidak menyembah Allah melainkan memuliakan berkat. 

Kita secara tidak sadar telah membuat standar kebahagiaan bagi diri. Ular telah berhasil mempengaruhi Anda dan saya. Anda merasa kesepian jika tidak memiliki pacar, Anda secara gila-gilaan menjadikan diri Anda menarik agar lawan jenis terkesan. 

Setiap saat menonton film romatis, lagu romantis, dan segala jenis cerita romantis entah itu drama korea dan apapun itu, lalu dengan penuh semangat memikirkan jika hidup Anda sama seperti yang dilihat dan bayangkan tersebut, Anda pasti bahagia.

Doa-doa Anda mulai berpusat pada kebahagiaan yang berpusat pada kisah cinta romantis. Jika Allah memberikan cinta romantis maka Anda berjanji akan mempersembahkan itu semua untuk Allah. Dalam tidur Anda merasa gelisah karena doa Anda tidak dijawab, tetapi seketika Anda terseyum karena memikirkan orang yang Anda sukai. 

Sadarilah semua hal yang terlalu menyenangkan, Anda pikirkan dan Anda lihat semua itu kebohongan ular, dan tidak ada sedikitpun kebahagiaan disana. Yang ada adalah kebohongan, kebencian, kehampaan, kekosongan, frustasi, tidak puas, dan penyembahan berhala. 

Maka sadarilah ular itu sudah berubah bentuk ia tidak lagi menawarkan buah pengetahuan. Ia selalu memutarbalikkan fakta, selalu yang ia sampaikan setengah benar, dan itu ketidakbenaran. Kita diciptakan bukan untuk sebuah dusta ular, cinta adalah berkat Allah namun kita sedang melakukan kesalahan besar ketika mencintai manusia dan berharap pada manusia untuk kebahagiaan kita, orang itu bahkan bukan diciptakan untuk kepuasan kita.

4. Kamu tuhan atas diriku atau aku tuhan atas diriku dan kamu 

Bila Anda tidak mencintai Yesus maka Anda akan menjadikan pacar Anda tuhan, dan jika pacar Anda tidak mencintai Yesus ia akan menjadikan Anda tuhan. Dosa yang begitu serius, karena keduanya menjadikan manusia berdosa sebagai sember keamanan, sumber kebahagiaan, dan sember segala pemujaan kepada Yesus.

Penyembahan berhala dalam bentuk ular, pohon, lembu emas, patung-patung emas, gunung dan kemegahan dunia. Telah berubah, kini manusia juga menyembah pikirannya contohnya adalah orang ateis. Orang-orang yang memuja cinta romantis, terjadi dalam kehidupan remaja, pemuda, bahkan orang dewasa. 

Roma 1:22-23, 3:23-24 (TB) Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Selalu berpusat pada harapan bahwa itu semua memberikan kebahagiaan yang utuh, kebahagiaan yang sempurna, dan selalu berharap lebih dari orang lain. Kita menjadikan orang lain sebagai tuhan ketika kita merasa ia adalah sember kebahagiaan kita. Dan ia menjadikan kita tuhan ketika ia pernah berkata, “tanpa kamu aku tidak dapat hidup.” Itu benar adanya ia sadang memujamu, ia sedang menjadikanmu berhalanya.

Ia menjadikanmu tuhan, ketika ia merasa rajin ibadah karena ia mencintaimu, Ia rajin berbuat baik, dan melakukan hal-hal bermoral lainnya, karena kamu. Semua ini terlihat indah dan baik, bahkan akan membuatmu bangga pada dirimu sendiri bahwa kamu telah mampu mengubahkannya. Tanpa kamu sadari kamu telah menjadi tuhan atas dirimu dan dia.

Renungkan hal berbahaya ini, inilah diri kita saya juga bernah hidup dalam titik ini, bahkan ketika saya menulis artikel ini, saya merasa jijik pada diri saya dan dosa ini. Dosa yang membuat saya terikat dan memperbudak. Sama seperti Israel ingin kembali ke Mesir. Anda menjadikan ia tuhan ketika Anda ingin selalu bahagia dan damai sejahtera saat bersamanya. Sehingga karena damai sejahtera inilah Anda selalu mengalah darinya, karena tidak mau bertengkar dengannya. 

Anda menjadikan dia tuhan ketika Anda berharap ia akan berubah, sungguh menyedihkan Anda sedang menantikan tuhan Anda mengasihi Anda.Inilah hati kita orang percaya jika tidak melihat dan memandang pada Yesus, jika bukan Yesus pusat kehidupan kita. Kita akan tetap rajin ke gereja, melayani, dan melakukan hal baik lainnya. Namun disisi lain kita berharap tuhan sejati palsu itu datang memberikan kebahagiaan melalui cerita cinta romantis kepada kita.

Kita masuk pada poin penting dalam bacaan kali ini. Hal yang akan menyayat hati Anda dan saya. Yaitu peran injil terhadap “harapan andai aku punya pacar, pasti lebih semangat.”

5. Undangan untuk menikmati Sang Kasih

Kejadian 1:1 TB, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, dan seterusnya pada akhirnya manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. 

Pada kejadian 1:31 TB, Allah mengatakan sungguh amat baik. Yesaya 43:6-7 TB, Manusia untuk memuliakan Tuhan. Dan Kolose 1:15-16, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Kehidupan kita bukan ada untuk mempunyai kehidupan yang menikmati hal-hal kosong yang fana dalam dunia ini. Kita, Allah ciptakan untuk suatu yang mulia, dan kemuliaan itulah kerinduan yang sangat dalam ada dalam diri kita. Kemuliaan itu adalah Allah sendiri yang menciptakan kita.

Undangan untuk kemuliaan itu ada pada perintah Allah pada Adam dan Hawa, bertambah banyak dan penuhilah bumi. Kita akan mempelajari bahwa perintah mulia dari Allah ini bukanlah suatu perintah hanya sekedar mempunyai anak dan penuhi bumi. Tetapi sebuah perintah untuk menambahkan jiwa-jiwa kudus untuk memuliakan dan memuji Dia.

"Marupakan perintah untuk menambahkan jiwa-jiwa kudus untuk memuliakan dan memuji Dia."  

Menambah orang-orang yang selalu menikmati Keindahan Allah, kasih Allah dan pengampunan yang sempurna melepas kita dari dosa hari lepas hari. 

Menambah orang-orang yang selalu menikmati Keindahan Allah, kasih Allah dan pengampunan yang sempurna melepas kita dari dosa hari lepas hari. Inilah panggilan kita. Persekutuan yang intim, satu sama lain. Inilah panggilan kita. 

Sebelum Adam dan Hawa mempunyai keturunan, mereka telah menjadi pemberontak Allah, mereka lebih mendengarkan ular, mereka telah mati rohani, mereka telah terpisah dari Allah. Dengan demikian saat Hawa melahirkan Kain dan Habel mereka hanya memiliki keturunan secara biologis yang memiliki rohani yang mati. Inilah Anda dan saya sejak dalam kandungan adalah dosa.

Kita adalah manusia yang tidak menginginkan Allah yang telah menciptakan kira, kita selalu ingin diri kitalah yang menjadi Allah. Hubungannya dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Kita dipanggil bukan untuk pacaran, menikah, dan memiliki anak biologis saja, tetapi haruslah memiliki anak rohani, meskipun ia bukan anak biologis kita, ia tetap bisa menjadi anak rohani. 

Kita dipanggil bukan untuk pacaran, menikah, dan memiliki anak biologis saja, tetapi haruslah memiliki anak rohani, meskipun ia bukan anak biologis kita, ia tetap bisa menjadi anak rohani. 

Kita mempunyai panggilan untuk menikmati kemuliaan Yesus, kita dipanggil bukan untuk bahagia bersama pacar atau orang yang kita sukai, kita dipanggil untuk bahagia bersama Yesus, dan kebahagiaan inilah yang kita bagikan kepada orang yang Allah percayakan kepada kita untuk kita kasihi. Membawa untuk bertumbuh bersama menjadi semakin serupa dengan Kristus, ketika pasangan kita juga telah sadar dan dengan sengaja ingin bertumbuh bersama.

Hidup kita bukanlah kita lagi, ketika kita sadar bahwa Yesuslah hidup kita, Yesus adalah tujuan kita, tujuan yang menghampiri kita yang memberikan diri-Nya untuk kita. Sehingga kita berbahagia dalam Dia, dan selalu menginginkan Dia saja. Jadi saat kita menikmati keindahan Yesus akan selalu ada keberanian dalam diri kita, “saya menikah atau tidak menikah bukanlah masalah.” 

Tujuan saya adalah mempunyai keturunan Rohani, menambah orang-orang untuk memuliakan Allah secara dalam, kalaupun Allah memberikan saya pasangan itu semua bukan tentang kami tetapi tentang bagaimana kami dapat menghasilkan keturunan Rohani, bukan hanya keturunan biologis yang pasti binasa jika Rohaninya tidak bangkit bersama Yesus. Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Tuhan tolong kami agar kami sadar betapa dalamnya dosa-dosa kami, kami selalu saja menyembah manusia, kami selalu berharap bahwa manusia adalah sumber kehidupan kami, kami menduakan Engkau, karena kami lebih mendengarkan ular. Tuhan ampuni kami, dan tolong kami agar kami hanya percaya kepada Kristus yang disalibkan dan telah bangkit Dialah kekasih hati kami. Tolong hari-hari kami, kami terus mengasihi-Mu melalui pemberitaan Injil yang kami nikmati dari pembacaan Alkitab kami. Amin.

Lanjut Seri 2.

_______________________________________________________________

Andai Aku Punya Pacar Seri 2

Orang mati membahagiakan orang mati berakhir pada kemalangan

Efesus 2:1 (TB) Kamu duhulu sudah mati karena pelanggran-pelanggaranmu.

Ketika ular berkata kepada Hawa, “sesekali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3:4-5 TB) saya memulai dari dua ayat yang saya pararelkan. 

Mempunyai makna mendasar tentang dosa, yaitu makna sebab akibat. Hal ini begitu penting kita ketahui. Ketika ular menyatakan bahwa Hawa tidak mati tetapi akibat dari memakan buah pengetahuan di Efesus 2:1 Paulus menyatakan ketika seseorang belum percaya, menyerahkan diri dan taat kepada Yesus adalah orang yang mati rohani.

Begitu mengerikannya jika Anda sampai hari ini belum hidup dalam Yesus, dan Anda memilih pasangan Anda dan ia juga belum hidup dalam Yesus. Inilah yang Yesus katakan, “orang buta menuntun orang buta,” atau saya perjelas dari ayat di atas, bahwa inilah yang terjadi dalam kehidupan Anda, “orang mati mencari kepuasan kepada orang mati lainnya.” Berakhir pada kematian kekal.

Orang yang masih mati rohani

Orang yang masih mati rohani selalu berpusat pada dirinya sendiri, ia tidak akan memikirkan apa yang terjadi pada hati dan jiwa orang lain yang terpenting adalah tantang dirinya. Bagaimana ia mendapatkan kebahagiaan dari kata sayang yang ia sampaikan kepada lawan jenis dan ia dapatkan. Hal inilah fokus utama orang yang masih mati rohani. Ia akan selalu ingin nafsunya dipuaskan, memanfaatkan untuk kepuasan pribadi, untuk pelampiasan egoisme dan narsisme.

Orang yang mati rohani akan selalu saling menyalahkan, dapat terlihat jelas ketika Adam dan Hawa bertemu Allah, Adam menyalahkan Allah karena Allah telah memberikan Hawa kepadanya dan Hawa menyalahkan ular yang telah menggodanya. Terjadi perpisahan, antara Sang Kudus dan ciptaan yang telah mati dalam dosa, terjadi kehancuran relasi di antara laki-laki dan wanita. Dunia ini mengalami kutukan. 

Ketika Anda mengharapkan sesuatu yang indah dari cinta romantis, semua itu kebohongan. Hanya Injil yang dapat menyatukan relasi yang rusak itu, kasih karunialah yang mampu menghidupkan rohani yang mati. Sehingga cinta yang seperti maut, api, materai, menghasilkan buah-buah rohani untuk kemuliaan Allah, untuk inilah kita diciptakan yaitu berpasangan saling mengasihi dan kasih itu berdasarkan kasih Allah, kasih yang kuat untuk memuridkan anak-anak kita secara biologis dan yang bukan untuk kemajuan Injil. Bagi kemuliaan Allah.

Injil yang Menghidupkan

Setiap kita selalu berpikir tentang tujuan hidup, sebuah tujuan untuk mempunyai kehidupan yang ideal dengan cerita-cerita romantis antara diriku dan dirinya. Kita selalu ditawarkan oleh dunia ini sebuah fakta dari keindahan kisah cinta, sepasang kekasih yang hidup bahagia.

Ketika saya masih SD sampai dengan SMP bahkan SMK, begitu sering saya berimajinasi tentang kehidupan yang berpusat pada cinta romantis, kehidupan bahagia bila saya menemukan belahan jiwa saya. Inilah saya, dan saya yakin kita semua merasakan hal yang sama. Tanpa kita sadari bahwa televisi telah mendoktrin kita. 

Masa Androit, sosial media juga sedang mendoktrin anak-anak muda dengan berbagai tawaran yang terlihat indah. Tanpa kita sadari bahwa Yesus jauh lebih indah dari semua itu, saya berdoa kiranya Anda mau merendahkan diri dan memandang pada keindahan Yesus. Berdoalah, berteriaklah, dan bacalah Alkitab itulah cara memandang pada keindahan Yesus.

Pada Efesus 2:1 kita dinyatakan telah mati karena pelanggaran dan dosa-dosa kita, tetapi pada (ayat 4-5) “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkannya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita oleh kasih karunia diselamatkan.

Mati bukanlah mati fisik seperti orang yang terbaring di kuburan. Orang yang mati rohani dapat terlihat sangat baik, mereka tetap dapat menjadi pengkhotbah, mereka dapat melayani, menjadi majelis, tetapi tidak ada Roh untuk mau memberitakan Injil untuk kepentingan kemuliaan Allah, yang mereka inginkan adalah kepuasan diri mereka dan merekalah yang dimuliakan.

Kehidupan mereka berpusat pada diri sendiri, mereka melakukan segala sesuatu atas dasar keamanan diri dan kesenangan diri mereka, karena pada dasarnya orang yang mati rohani menjadikan diri mereka tuhan atas diri sendiri dan orang lain jika memiliki kesempatan. 

Inilah diri kita, ketika kita masih mati secara Rohani, Paulus menjelaskannya pada Efesus 2:2-3, pengajaran yang sangatlah memberi pengertian akan kehidupan kita ketika kita tidak mempercayai Yesus. Atau mempercayakan diri kepada Yesus agar Yesuslah menjadi kehidupan kita.

Maka ada undangan bagi Anda dan saya orang berdosa, untuk memberikan diri kita kepada Yesus. Kita mungkin memikirkan aku harus mempunyai pasangan yang cinta Yesus, tetapi apakah Anda sudah hidup dalam Yesus? Sudahkah Anda mempunyai Roh Kudus dalam diri Anda?

Sudahkah Anda membenci dosa? Sudahlah Anda meninggalkan berhala-berhala dalam diri Anda? Sudahkah Anda betobat dari penyembahan atas diri Anda sendiri? Sudahkah Anda menyadari bahwa ada Yesus yang sangat mencintai diri Anda?  Bahkan kecintaan pada diri sendiri selalu membawa kepada kebinasaan. 

Tetapi cinta-Nya, Yesus membawa pada kepuasan jiwa dan kepenuhan sukacita sorga tidak peduli apapun keadaan dunia saat hari-hari ini. Merobek hati Anda hidup terus merendahkan diri dan bertobat setiap hari. Injil menghidupkan, ketika kita hidup dalam Injil kita akan dengan gampang oleh karena Roh Kudus dalam kita, kita dapat memandang seseorang tersebut mempunyai kehidupan yang masih mati secara rohani atau sudah hidup dalam Yesus.  Kita akan memuliakan Yesus dan melakukan visi Yesus inilah makna dari pernikahan Kristen, cinta Kristen adalah ketaatan kepada Kristus selama-lamanya.

Cinta sangatlah kuat

Pada seri sebelumnya saya menulis hal-hal negatif dari cinta seperti api, cinta seperti materai, cinta gigih seperti dunia orang mati. (Kidung Agung 8:6-7 TB). Pada bagian ini kita akan melihat cinta dari sudut pandang Injil, Yesus sudah mati bahkan masuk alam maut karena kita yang berdosa. 

Para pemberita Injil memberikan diri mereka sampai titik darah penghabisan karena mereka mengasihi jiwa-jiwa, mereka membawa kabar baik tetapi mereka ditolak dan dianiaya. Cinta seperti api, api Roh Kudus yang menggerakan seseorang untuk memberitakan Injil bahkan suami istri untuk memberitakan Injil. 

Cinta melekat kuat seperti meterai karena satu visi yaitu visi memenangkan dan memuridkan jiwa-jiwa bagi kemuliaan Kristus, tidak ada yang dapat memisahkan pasangan kekasih yang berpusat pada Yesus walau kematian, karena mereka oleh kasih karunia untuk memuliakan Allah telah disatukan.

Cinta gigih seperti dunia orang mati, Yesus menjadi dosa, mati masuk ke dalam kerajaan maut terpisah dari kemuliaan Allah inilah cinta.  Karena cinta Allah merelakan Anak-Nya yang tunggal, untuk kemuliaan-Nya dan kita dapat menikmati Dia. 

Sepasangan kekasih tidak lagi, melakukan hal yang sia-sia. Cinta kini jauh lebih mulia. Karena cinta yang rela berkorban, cinta itu membawa jiwa-jiwa bagi Allah untuk memuliakan Allah. (Kejadian 1:28 TB) beranak cuculah secara biologis dan secara rohani dan penuhilah bumi. 

Sebelum mereka mempunyai keturunan rohani, manusia telah mati rohani, maka Allah yang sama mengulangi pemerintah ini dalam (Matius 28:19 TB), jadikanlah semua bangsa muridku (bukan hanya anak biologis tetapi anak rohani). Bawa anak-anak kepada Yesus, karena Yesuslah yang dapat menghidupkan kerohanian mereka. Ayat yang terakhir inilah visi kita. 

Saat masih sendiri dan sudah mempunyai pasangan visi kita adalah. (Efesus 2:10 TB) karena kita ini buatan Allahmu diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik (Memberitakan Injil dan memuridkan), yang dipersiapkan Allah sebelumnya.  Ia mau supaya kita hidup di dalamnya. Allah Kiranya memampukan kita mengerti bahwa kehidupan kita untuk mempunyai pasangan adalah visi Allah bukan visi kita, visi untuk kemajuan pemberitaan Injil. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Harian Tentang Percintaan; "Andai Aku Punya Pacar""