Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri Orang yang Mengasihi TUHAN Bagian 2

 Ciri Orang Yang Mengasihi TUHAN Bagian 2

Kehidupan Mengasihi Yesus, Ketika Menjadi Orang Percaya Seharusnya Tidak Menyembah Berhala (Efesus 5:5-6)

Efesus 5:1-2 (TB) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.  

Artikel ini lanjutan dari artikel yang membahas ayat 3-4. Dan pada bagian ini kita akan membahas ayat 5-6. Dan saya membagi pertikop ini menjadi 5 bagian. Yaitu ciri-ciri orang yang sungguh-sungguh mengasihi Yesus. Maka kita akan menjauhi hal-hal yang Alkitab peringatkan untuk tidak ada dalam diri kita yang telah Allah kuduskan.

Dasar dari Perbuatan Baik

Pada ayat 1-2 adalah dasar dari setiap perbuatan baik kita. Selalu saja kita diselamatkan, lalu kita merespon bukan untuk selamat tetapi agar kita semakin mencintai Yesus. Yesus mengasihi kita, menyerahkan diri-Nya sebagai pengganti kita. Ia menerima hukuman dosa kita. Ia menjadi korban yang sempurna. Ketika kita tidak bisa menyenangkan hati Allah, memberontak terhadap Allah. Maka oleh kematian Yesus kita diperdamaikan.

Sehingga Ketika kita memandang hanya pada Yesus kita akan tersipu malu. Karena kita sadar Pribadi yang secara tulus dan murni mencintai kita. Kita membenci Dia bahkan tidak menginginkan-Nya. Injil kabar baik Adalah Pribadi yang harus kita kasihi. 

Serahkan diri kita hati kita hanya pada Yesus, pada-Nya segala kedamaian jiwa dirasakan. Inilah yang Paulus maksudkan dalam, “sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Orang Kristen yang mengasihi Yesus

Efesus 5: 5-6 (TB) Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

Ciri-ciri orang yang mengasihi Allah dalam ayat di atas merupakan hal yang sangat penting kita lakukan. Orang sundal merupakan manusia yang mencintai diri sendiri, oleh karennya ia melakukan segala hal, untuk memuaskan nafsunya. Hanya untuk dia bagi dia dan mengorbankan orang lain bahkan dirinya sendiri. Cemar atau serakah adalah orang yang sama yaitu mereka berpusat pada diri sendiri. Dalam bagian ini mungkin Anda berpikir bahwa ciri-ciri itu bukan Anda.

Mencuri kemuliaan Allah

Baiklah saya akan menunjukan bahwa ciri-ciri itu merupakan kita. Dalam kehidupan paling beragama dan hal terbaik yang kita lakukan dalam pelayanan kita. Kita seringkali bersundal bahkan serakah. Oke mari kita renungkan bagaimana ayat ini menunjuk pada diri Anda dan saya. 

Kita baru saja melakukan hal terbaik dalam pelayanan kita, kita dipuji, lalu kita merasa sedikit saja, “ternyata saya dapat melakukan pelayanan yang luar biasa maka aku memang pantas untuk Allah kasihi.” Atau Anda sedang melakukan kebaikan lalu Anda berpikir karena kebaikan Anda itulah Anda layak menerima kasih Yesus. Maka Anda sedang mempraktikkan apa itu keserakahan. 

Anda mencuri kemuliaan Allah. Dan Anda merasa bukan karena karya salib sempurna maka Anda diselamatkan melainkan karya salib Yesus tidak sempurna maka Anda harus menambahkan dengan kebaikan Anda agar Anda dapat dikasihi. Dengan kata lain Anda telah mencemarkan nama Tuhan dengan cara berbuat baik, dan Allah adalah sesosok preman yang harus Anda bayar agar ia mengasihi Anda. Inilah kita, dosa kita yang paling sulit kita mengerti. Semoga Anda mengerti.

Jika kita tahu demikian jahatnya diri kita. Dalam hari paling dalam diri kita sebenarnya tidak menginginkan Allah. Maka bertobatlah. Akui kelemahan kita, akui ketidak mampuan kita. Yesus begitu mengasihi kita. Bukan karena kita berusaha sempurna dihadapan-Nya, melainkan karena kita ini adalah definisi dosa yang terpisah selamanya dari kemuliaan Allah. Dan Yesus datang menawarkan kita untuk mau mengakui kemuliaan itu.

Kehidupan yang tidak tersesat

Nasehat berikutnya adalah janganlah kita sesat, oleh karena kata-kata Hampa. “6Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.” Kata-kata hampa yang dimaksud adalah kata-kata yang bukan Injil. Kata-kata yang hanya membawa kita menikmati kekayaan dunia tanpa adanya pemberitaan Injil di dalam setiap pemberitaannya. 

Hampa dalam arti kosong, sesuatu yang kosong berarti tidak ada artinya, hanya berpusat pada kenikmatan sementara. Maka janganlah kita sebagai orang yang sudah percaya Yesus mau tersesat atau terjebak dalam kehidupan yang seperti itu dan perkataan seperti itu. Hendaknya kitan hidup dalam kasih Kristus memuji-muji Allah.

Ayat terakhir untuk kita dalam Mazmur merupakan nasehat untuk selalu memuji Tuhan setiap waktu, melihat kedalaman Injil, kemegahan, dan kemuliaan Tuhan.

Mazmur 34:2-3 (TB) Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

Lihat hati kita selidiki dan undanglah Roh Kudus menyelidiki kedalaman hati kita yang pada dasarnya jahat. Apakah kita bermegah karena Allah atau kita bermegah karena pencapaian kita, untuk menyogok Allah. Bila kita yang mengaku percaya Yesus, tidak mau bertobat, lalu tidak jijik, bahkan tidak meninggalkan keserakahan. Maka kata percaya yang keluar dari mulut kita bukanlah karena sentuhan kasih Yesus. Melainkan kita mau terlihat baik dan beragama di depan orang lain. Maka hidup kita akan tetap sama tidak ada perubahan, kering tetap kering. Sombong tetap sombong. Penipu tetap penipu. Semuanya tentang saya harus untung. Kiranya Allah yang adalah kasih selalu menginsapkan kita. Soli Deo Gloria. Amin.