Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan 2 Timotius 2:23 Menghindari Persoalan yang Bodoh

Renungan 2 Timotius 2:23 Menghindari Persoalan yang Bodoh

Ayat Alkitab 2 Timotius 2:23

Judul Renungan; Menghindari Persoalan yang Bodoh

2 Timotius 2:23 (TB) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.

Ketika kita percaya kepada Kristus, bahwa hanya oleh karena Dia saja dan kita menjadi milik-Nya, maka sekarang kita beroleh hidup yang baru. Kehidupan ini adalah kehidupan yang diubahkan, kehidupan yang tidak lagi mencintai dosa, melainkan kehidupan yang benar-benar membenci dosa dan tidak lagi bersekutu dengan dosa. Kita sadar, bahwa dosa yang ada di dalam kita merupakan perbudakan yang membawa pada kematian kekal, terpisah dari Allah yang menciptakan kita.

Ini berarti, kita adalah hamba Kristus, bukan lagi hamba dosa. Pada ayat sebelumnya, kita diajak untuk merenugkan, sebagai hamba Kristus kita haruslah menjauhi nafsu orang muda dan mengejar kasih, keadilan dan damai sejahter. Paulus pada ayat kali ini, membawa kita lebih dekat pada bagaimana seharusnya seorang Murid yang adalah hamba Kristus hidup, berlaku saat ada di, keluarga, pekerjaan, masyarakat, dan gereja di mana ia bersekutu bahkan melayani.

Di dalam kehidupan yang baru inilah, kita dipanggil untuk melayani, pelayanan yang didasarkan pada kasih bagi jiwa-jiwa. Kita hidup untuk menjadi berkat, menjadi jawaban bagi mereka yang mencari kebenaran. karena kebenaran itu adalah Kristus dan kehidupan sejati itu hanya didapatkan dari Kristus saja. Maka dari itu, karena kasih Yesus kepada jiwa-jiwa termasuk kita, ketika kita telah diselamatkan. Kita dipanggil untuk memberikan Dia, meceritakan Dia, dan menunjukkan bahwa kehidupan yang ada di dalam Yesus menyembah Yesus benar-benar berbeda dari orang-orang yang tidak percaya dan tidak berharap pada Yesus.

Ada kemuliaan yang tidak terkatakan, ada kasih yang meluap dari hati, kasih yang tulus oleh karena Yesus lebih dulu mengasihi. Bahkan kasih itu dinyatakan ketika kita masih berdosa, ketika kita masih menjadi musuh-Nya, ketika kita masih memberontak dan tidak ingin taat. Ketika kita masih ingin selalu menjadi tuhan atas kehidupan kita sendiri. ketika kita masih mencintai berhala yang ada di hati dan pikiran kita, ketika kita masih sangat-sangat mencintai dunia ini dan segala isinya. Kasih itu dinyatakan dan menyatakan bahwa kehidupan yang sejati ada di dalam Dia, yaitu Yesus Kristus.

Berdasarkan kasih inilah, sekarang kita belajar untuk tidak hidup mempertahankan keinginan sendiri, harga diri dan kebenaran diri sendiri. sehingga kita benar-benar hidup untuk mengejar damai sejahtera dengan banyak orang, kita tidak ingin berkelahi berdasarkan bahwa saya benar Anda salah. Kita  hidup bukan lagi untuk kebenaran dir sendiri dan ingin dimuliakan. Melainkan berdasarkan kasih kepada saudara kita, kepada sesama manusia dan kasih yang kita bagikan adalah kasih yang telah kita dapatkan dari Yesus yang telah disalibkan dan telah bangkit dari kematian akibat dosa.

Kita tidak menyukai pertengkaran yang dicari-cari apalagi untuk mempertahankan kebenaran kita, kita dengan senang hati mengakui kesalahan. Dan dengan senang hati mengalah dan dengan senang hati berdamai ketika orang tersebut tidak menjadi racun dan menghalangi pelayanan. Namun pada saat yang sama, jika orang-orang yang suka bertengkar ini benar-benar menggangu fokus pelayanan kita, maka lebih baik kita menghindari mereka dan tidak berinteraksi dengan mereka. Pada saat yang sama, ketika kita menghindari pertengkaran. Kita pada dasarnya menjaga kewarasan kita untuk terus melayani.

Kita menjaga kewarasan kita agar kita dapat, memberikan hidup kita kepada orang-orang yang dapat dipercaya. Mereka yang mau bertumbuh untuk semakin mengasihi Yesus dan menjadi seseorang yang dengan sukacita memberitakan kasih Yesus. Jadi sekarang, kita tahu tujuan dari kita haruslah mengabaikan pertengkaran dan tidak masuk ke dalam persoalan yang dicari-cari, yang tidak berguna. Semua ini karena kasih, karena kita ingin melayani Kristus, kita harus hidup untuk Kristus bagi kemajuan pemberitaan Injil. Dan semakin serupa dengan Yesus dalam kasih-Nya, belas kasihan-Nya, anugerah-Nya, dan keadilan-Nya. Terpujilah Tuhan sampai selama-lamanya. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan 2 Timotius 2:23 Menghindari Persoalan yang Bodoh"