Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Yohanes 14:6 Kebenaran Adalah Pribadi

Renungan Yohanes 14:6 Kebenaran Adalah Pribadi

Ayat Alkitab Yohanes 14:6

Judul Renungan: Kebenaran Adalah Pribadi

Yohanes 14:6 (TB) Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Ketika manusia zaman modern mengira kebutuhan mereka adalah uang, sebenarnya mereka tersesat sangat dalam. Padahal kebutuhan mereka akan uang adalah kasih, penerimaan dan kebenaran sejati yang adalah Pribadi. 

Uang bukanlah kebutuhan, uang bukanlah tujuan, uang merupakan alat untuk tujuan yang lebih besar lagi, bukan kita yang seharusnya melayani uang, uanglah yang seharusnya melayani kita di dalam pelayanan yang kita kerjakan setiap hari. 

Jadi saudaraku, kita adalah tuan atas uang dan tuan kita yang harus benar-benar dilayani oleh kita dan uang yang Tuhan percayakan kepada kita, adalah Tuhan yang telah menyelamatkan kita dari kutuk akibat dosa yang ada di dalam kita, kita telah dibebaskan dari dosa dan kini kita bukan lagi pelayan dosa yang di dalamnya melayani yang. 

Kita adalah pelayan Kristus, di mana uang kita haruslah melayani Kristus saja. Semua ini didasarkan pada kasih kita pada Allah yang lebih dulu mengasihi kita ketika kita masih berdosa. Inilah kebenaran itu, kebenaran yang telah menjadi manusia, kebenaran yang adalah Pribadi, Dialah kebutuhan kita, Yesus Kristus Tuhan kita. Sebab kita diciptakan untuk Dia dan bagi Dia.

Ketika orang modern mencari kebahagiaan, padahal kebutuhan mereka adalah kemuliaan keterkaguman pada sesuatu yang lebih besar, lebih mulia dan lebih indah. Ketika orang modern menginginkan kehidupan yang bebas, padahal yang mereka butuhkan adalah kebenaran firman Tuhan. Untuk mengarahkan mereka pada kebebasan yaitu menyembah Allah yang benar dan memberikan Dia di dalam-Nya saja ada sukacita, kepuasan dan keberanian untuk hidup. 

Di dalam artikel Khotbah berjudul “Metode Berteologia Calvin” yang ditulis oleh Pdt. Agus Marjanto, M.Th memberikan penjelasan demikian;

Di manakah kebenaran itu? Bagaimana sikap kita seharusnya berhadapan dengan kebenaran? Bagaimana sikap hati kita mencari kebenaran serta siap menerima kebenaran? Kebenaran adalah salah satu dari 4 hal yang paling dicari oleh manusia. Manusia tidak mungkin bisa hidup kecuali mereka bertemu dengan 4 hal ini. 

“Pertama adalah ketertakjuban, sense of wonder, ke-2 adalah kebenaran, ke-3 adalah cinta, dan yang ke-4 adalah kekekalan.  

Kalau kita membaca Alkitab, kita tahu empat-empatnya bergabung kepada satu pribadi yaitu Yesus Kristus. Kebenaran di dalam Alkitab adalah bukan statement yang mati. Kebenaran di dalam Alkitab itu bukan kumpulan tulisan-tulisan di dalam sebuah buku. Kebenaran di dalam Alkitab itu adalah pribadi Kristus Yesus sendiri. 

Yesus mengatakan, “Akulah, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Dan Kristus sekarang sudah di sorga, Dia meninggalkan Firman-Nya. Di dalam Firman-Nya dan Alkitab itu adalah kebenaran. Maka ketika kita membaca Alkitab adalah suatu usaha untuk mencari dan mendapatkan kebenaran.” 

Sumber; https://www.griisydney.org/2022/10/23/metode-berteologia-calvin/

Kehidupan baru berdasarkan Injil yang membuahkan etika moral yang tidak lagi berdasarkan diri sendiri yang lemah. Melainkan berdasarkan karya Kristus di atas kayu salib, salib Kristus inilah yang menajadi pusat dari kemenangan Kekristenan kita, menjadi pusat dari kehidupan yang berkemenangan, menjadi pusat dari kehidupan yang bertahan di tengah badai kehidupan yang mematikan. Inilah harapan kita salib Kristus, Dialah harapan kita Dia adalah Pribadi. Yesus Kristus Tuhan kita.

Kebenaran dan Pengharapan adalah Satu

Selanjutnya di dalam suatu renungan yang dikirimkan kepada saya, dengan sangat indah menjelaskan. Bahwa pengharapan kita adalah Kebenaran dan baik pengharapan dan kebenaran itu adalah Seorang Pribadi, yaitu Yesus Kristus itu sendiri.

“Pengharapan bukanlah suatu benda, tempat, situasi, maupun pengalaman. Pengharapan adalah seorang Pribadi, nama-Nya Yesus.

Bila kita memperhatikan dan dengan teliti menyimak perkataan orang-orang di sekeliling kita, kita akan sadar bahwa semua orang terobsesi dengan harapan. Hari demi hari, hal-hal yang kita lakukan sebenarnya digerakkan oleh harapan. Sally, gadis kecil kelas tiga SD berkata kepada ibunya saat bersiap ke sekolah, "Aku sungguh berharap anak-anak perempuan suka berteman denganku." Hari itu, ibunya juga membatin, "Kuharap pernikahan kami membaik." Tim, seorang remaja, berkata kepada sobatnya, "Aku dapat pekerjaan sambilan baru. Semoga yang ini baik." Seorang ayah berharap dirinya tidak termasuk dalam pemangkasan karyawan yang sedang dilakukan oleh perusahaannya. Kehidupan kita digerakkan dan diarahkan oleh harapan, mulai dari yang kecil seperti mengharapkan makanan enak hingga hal besar seperti berharap bisa punya kekuatan moral untuk melakukan kewajiban.

Kita semua mencari pengharapan yang tidak mengecewakan, yang tidak membuat kita hilang harapan pada akhirnya. Kita juga mau percaya bahwa apa yang kita harapkan akan terjadi. Apa yang kita minta dari sesuatu tempat kita menaruh harapan? 

Kita memintanya memberi ketenteraman hati, makna hidup, tujuan dan arah, alasan untuk tetap melangkah, bantuan untuk melewati kesukaran dan kekecewaan. Kita memintanya memberikan kelepasan dari rasa iri atau cemas, sukacita di pagi hari dan istirahat di malam hari. Itu permintaan yang besar. Fakta tersebut memperhadapkan kita pada realita ini-bila pengharapan kita mengecewakan, berarti pengharapan itu keliru.

Roma 5:1-5 berbicara tentang pengharapan yang tidak mengecewakan bahkan di tengah penderitaan. Mungkin Anda berpikir, "Di mana pengharapan. itu bisa ditemukan?" Pengharapan kuat yang tidak lenyap ditelan perubahan situasi, tempat, dan relasi yang terjadi sepanjang hidup kita-pengharapan yang tidak akan pernah mengecewakan hanya bisa didapat dalam satu hal. Bukan dalam benda tertentu, sesungguhnya, dalam seorang Pribadi, Yesus. 

Sadar atau tidak, Dialah yang dicari-cari oleh hati kita yang berharap, sebab yang sesungguhnya kita cari adalah kehidupan, hidup yang benar-benar mengubahkan dan memuaskan hati-hidup sepenuhnya, hidup yang berlimpah. Orang lain bisa mengasihi dan menghormati Anda, tetapi mereka tak dapat memberi kehidupan. 

Situasi bisa membuat hidup Anda lebih mudah, tetapi tidak bisa memberi hidup. Tempat bisa membawa perubahan tertentu dalam hidup Anda, tetapi tak dapat memberikan hidup. Prestasi bisa membuat Anda puas untuk sementara, tetapi tak bisa memberi hidup. Pengharapan kekal sejati tak pernah ada dalam hubungan horizontal, hanya vertikal, yakni di kaki Mesias, Dia adalah pengharapan itu sendiri. Hari ini, letakkanlah hati Anda yang berharap dalam tangan-Nya. Pelajari lebih lanjut dan dapatkan kekuatan dari: Kolose 1:15-29

Oleh Paul David Tripp

Saya membawa Anda untuk melihat keterkaitan antara kebenaran dan pengharapan, di mana keduanya mengacu pada Pribadi yang sama yaitu Kristus. Bahwa kehidupan tanpa Yesus adalah kehidupan yang benar-benar tanpa harapan, tanpa kebenaran dan keji di hadapan Allah. Hanya di dalam Yesus kita dibenarkan, dikuduskan dan disucikan oleh karena Yesus benar, suci, benar dan memberikan pengharapan sebab Dialah Sang Pengharapan itu sendiri. 

Dialah yang Anda dan saya butuhkan setiap hari, agar kita dapat mematikan dosa kita, agar kita dapat hidup dalam kasih dan benar-benar diterima untuk diubahkan semakin serupa dengan Yesus yang sempurna. Yesus adalah kebenaran yang memberikan harapan di tengah dunia yang berjalan ke arah kehancurannya.

Jalan Kebenaran dan Salib

Yesus memakai kata yang sama dengan apa yang TUHAN berikan jawaban kepada Musa. Yaitu “Aku Adalah” dalam bahwa Yunani dibaca menjadi “Ego Emi” (Akulah). Pernyataan Yesus ini memberikan penjelasan bahwa Dialah Tuhan yang ada di dalam Perjanjian Lama, Dialah pencipta alam semesta ini. Sehingga dari sini Anda dan saya dapat melihat kebenaran yang memberikan pengharapan, bahwa Tuhan yang berkuasa itu adalah Tuhan yang rendah hati, Dia mau datang kepada manusia untuk menjadi sama dengan manusia. Tujuan dari kedatangan Yesus inilah yang akan kita bahas selanjutnya.

Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Jalan Kebenaran dan Hidup.” Ini sangat penting untuk direnungkan, untuk berdiam diri dan berdoa untuk mengerti pernyataan yang mendalam ini tentang diri Yesus sendiri. 

Kita tidak memiliki jalan untuk dapat datang kepada Allah, kita tersesat di dalam dosa kita, kita menderita yang sia-sia di dalam segala dosa kita, kita ada dalam perbudakan dosa. Dan kita tidak dapat keluar dari dosa dengan cara kita sendiri, karena kita pada dasarnya mencintai dosa, kita tertipu oleh dosa, kita ada dalamnya dan menikmati dosa meskipun itu membawa kita pada kematian.

Tentang kehidupan, pada dasarnya ketika kita di dalam dosa, hidup di dalam dunia ini, kita mati dalam dosa itu sendiri. kita tidak memiliki kehidupan padahal kehidupan adalah kebutuhan kita, dosa mematikan kita, dosa menjadikan kita terpisah dari Sang Kehidupan yaitu Allah itu sendiri. 

Dosa adalah kematian dan kebutuhan kita adalah kehidupan. Dosa adalah kita tersesat, tidak ada jalan untuk dapat sampai kepada Allah dan kebutuhan kita adalah Jalan untuk dapat sampai kepada Allah. Inilah berita Injil itu, bahwa Allah berkarya, sepanjang sejarah kehidupan manusia, Allah datang untuk menyelamatkan manusia, untuk membawa manusia kepada diri-Nya, melalui Yesus Kristus. 

Ini tentang Inti dari bagaimana Yesus menggenapi Dia adalah Kebenaran, Dia adalah Jalan, Dia adalah Kehidupan. Semua ini digenapi melalui salib, di atas salib semua dosa, semua kebejatan, kebobrokan, dan kematian kita, diterima oleh Yesus. 

Agar kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Diberikan semua kebenaran-Nya, kita diberikan jalan untuk sampai kepada Allah Bapa, dan semua kekudusan-Nya menjadi bagian kita, jadi Yesuslah kebutuhan kita, Dialah yang membawa kita masuk ke dalam persekutuan yang benar-benar jiwa kita inginkan, yaitu persekutuan dengan Allah Bapa, persekutuan yang memuaskan dan memberikan kehidupan bahkan sukacita abadi. 

Hanya ketika kita di dalam Yesus, kita diberikan iman Roh Kudus ada di dalam kita, maka kita mendapatkan kebenaran dan pengharapan. Kita hidup, di dalam Yesus kematian tidak lagi berkuasa atas kita, kita diberikan jalan untuk dapat hidup di hadapan Allah Bapa, bersekutu dan benar-benar bertobat. 

Kita membenci dosa kita, karena kebenaran yang ada di dalam kita. Kita melayani Dia dengan sukacita, kita beroleh kekuatan untuk mengasihi sesama kita, kita berproses untuk menjadi sama dengan Kristus dari hari ke-hari, ini adalah proses pemuridan abadi sampai pada hari di mana kita dapat bertemu muka dengan Yesus. Soli Deo Gloria.

Posting Komentar untuk "Renungan Yohanes 14:6 Kebenaran Adalah Pribadi"