Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 10:14 Sampai Pada Kebijaksanaan

Renungan Amsal 10:14 Sampai Pada Kebijaksanaan

Ayat Alkitab Amsal 10:14

Judul Renungan; Sampai Pada Kebijaksanaan

Amsal 10:14 (TB) Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.

Amsal 10:14 (BIMK) Orang bijaksana menghimpun pengetahuan; jika orang bodoh berbicara, ia memancing kecelakaan.

Pengetahuan yang bijak, berasal dari Allah sendiri, dengan takut akan Da, karena mengenal Dia melalui kasih yang diberitakan Injil kepada kita. Maka kebijaksanaan menjadi bagian kita setiap hari, dengan mengenal Allah yang benar, bersekutu dengan Allah, maka pengetahuan akan menjadi bagian di dalam diri kita yang memberikan kepuasan dan gairah untuk hidup di dalam dunia yang tidak pasti bahkan seringkali tanpa harapan.

Ini bukan tentang Anda harus menacari pengetahuan, untuk kepenringan yang sia-sia, utuk kepentingan yang sama seperti orang-orang pada umumnya. Ini bukanlah hikmat yang berpusat pada cara berpikir kita untuk mendapatkan pengetahuan. Ini adalah hikmat Allah, tentang wawasan dunia sehingga kita tahu bagaimana cara mengasihi manusia di dalam dunia ini, yang berakar dari kasih kepada Allah yang menciptakan kita.

Dari pengertian inilah, kita melihat pada Injil yang menjadi pusat perenungan kita, Injil yang membawa kita pada pengetahuan sejati tentang hidup. Injil yang membawa kita pada kebijaksanaan sejati untuk hidup. Injil inilah yang akan terus direnungkan, Injil yang benar-benar berkuasa untuk membawa manusia terbebas dari hikmat palsu dunia ini, terbebas dari filsafat dunia yang membawa semakin menjauh dari kasih karunia Allah. Injil yang menyelamatkan dari dosa, dosa yang menjerat kita dalam kekelaman dan kematian kekal. 

Injil membawa kita untuk menyadari natur kita sebagai manusia yang berdosa, kita yang tidak mencari Allah, kita yang bijaksana dalam kebodohan. Manusia telah masuk ke dalam lubang dosa yang menjadikan ia benar-benar bodoh di hadapan Allah, meskipun kita seringkali merasa bahwa diri kita berhikmat. Namun pada dasarnya kita adalah orang berdosa yang binasa. Injil menerangi setiap sudut hati kita, dengan benar, membawa kita pada kejahatan diri sendiri sehingga kita dapat menyesali setiap dosa itu. Tidak sampai pada penyesalan, penglihatan akan dosa diri sendiri, membawa kita pada pertobatan.

Apa yang paling penting dalam hidup ini, yaitu pertobatan itu sendiri, Allah yang memanggil kita melalui Injil menginginkan pertobatan kita, menginginkan pengakuan kita. Bahwa kita orang berdosa, bahwa kita orang lemah yang binasa, bahwa kita mati ketika melihat kemuliaan Allah, bahwa kita bodoh dan benar-benar memerlukan pengetahuan kebijaksanaan yang terkadung di dalam kasih Allah yang sempurna

Kita diciptakan untuk Allah, kita gambar-Nya untuk memancarkan kemuliaan-Nya. Dan Allah sendiri yang memanggil kita kepada diri-Nya melalui Injil. Hikmat Allah terkandung di dalam Injil yang berkuasa menyelamatkan kita, Injil yang memberikan kebijaksanaan, Injil Kristus di mana Dia telah hidup sempurna, mati disalibkan dan telah bangkit dari kematian. Segala sesuatu yang Dia kerjakan, benar-benar sempurna untuk menyelamatkan kita dari dosa yang membuahkan kebodohan. Agar kita mendapatkan pengetahuan akan Allah, bahwa untuk Dialah hidup kita, ada tujuan kekal dibalik kehidupan Anda dan saya sekarang ini.

Pengetahuan akan Allah, membawa pada kehidupan yang sejati. Inilah kebijaksanaan, semua ini hanya berasal dari Allah yang memberikan kasih karunia kepada manusia. Tidak didasarkan pada kehebatan manusia, tidak didasarkan pada perbuatan baik manusia, benar-benar bukan didasarkan pada apa yang manusia kerjakan. Semua ini semata-mata terjadi atas dasar perbuatan Kristus, Dia yang telah hidup sempurna, mati disalibkan dan Dia yang telah bangkit dari kematian. Yesus inilah kebijaksanaan dan pengetahuan akan Kristuslah yang harus kita kejar.

Menutup artikel ini, bersama Paulus kita berkata. Filipi 3:10-11 (TB) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Soli Deo Gloria.