Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cahaya Injil

Cahaya Injil

Kejadian 1:3-5 (TB) Berfirmanlah Allah: ”Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

2 Korintus 4:4 (TB) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

2 Korintus 4:6 (TB) Sebab Allah yang telah berfirman: ”Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Ibrani 1:3 (TB) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi

Kabar baiknya, kita diciptakan untuk tujuan mulia dan hidup dalam kemuliaan. Kita diciptakan untuk Dia yang menciptakan kita, Allah yang menciptakan kita mengetahui apa yang paling kita butuhkan, Dia mengerti apa yang kita perlukan untuk hidup. Dan kabar buruknya kita adalah orang-orang mati, mati di dalam dosa, pemberontak, kita telah melawan Allah, kita tidak menginginkan Allah dan melawan Dia agar bebas dari-Nya. 

Sampai akhirnya kita ada di dalam kutuk dosa yang kapan saja kita mati dan selamanya binasa. Inilah fakta dari keberadaan Anda dan saya, sebagai manusia yang lahir dan hidup di dalam dunia fana, tanpa harapan dan mati.

Hati dan pikiran kita begitu gelap, hidup di dalam dunia ini kita bersikap seolah-olah tanpa kita dunia ini tidak akan berjalan. Kita merasa bahwa kitalah segalanya, hati kita sombong, cara berpikir kita sombong, kita melakukan segala sesuatu. Kita kira apa yang kita kerjakan menyelamatkan, sebagai manusia yang memang hati nurani kita menyatakan bahwa kematian adalah masalah utama dari hidup, maka setelah kematian. 

Setiap orang menginginkan kehidupan yang baik di sorga maka mereka melakukan kebaikan. Namun perbuatan baik tanpa perubahan hati, merupakan Kesia-siaan. Karena pusat dari perbuatan baik tetaplah manusia yang memiliki hati pemberontak, melawan Allah yang berkuasa. Bagaimana Anda dan saya mendapatkan kehidupan, merupakan pertanyaan yang esensi bagi keberlangsungan hidup dan pengharapan di dalam dunia yang gelap tanpa harapan.

Cahaya Injil, ada ketika penciptaan bahwa cahaya itu tidak bergantung pada apa pun selain Allah sendiri. Injil merupakan cerita tentang penciptaan, bahwa Allah merupakan pondasi dari alam semesta bahwa Dialah yang berkuasa dan hidup untuk menyertai perjalanan kehidupan di dunia ini. Dia tidak pernah tidur, ini adalah permulaan yang baik, ketika merenungkan Alkitab kita. Allah sendiri yang menjadi berita utama, Allah sendiri yang berinisiatif menciptakan alam semesta beserta isinya dan pada akhirnya Dia menciptakan manusia yang menjadi gambar dan rupa-Nya di dalam dunia ini.

Baiklah kita melihat pada Injil Yesus Kristus, cahaya itu menyadarkan kita akan keberadaan dosa di dalam diri, dosa yang sangat-sangat nyata. Dosa yang mematikan, dosa yang merupakan musuh utama dari kehidupan, dosa yang memisahkan kita dari Allah, dosa merupakan hati dan pikiran kita yang sombong dan tersesat. 

Cahaya Injil menyadarkan kita akan kenyataan diri yang berdosa, diri yang binasa, diri kita yang tidak layak dan benar-benar mati. Kita tersungkur di hadapan Allah oleh karena kenyataan ini, bahwa kita berdosa, pendosa binasa. Ketika melihat pada salib Kristus, dari sana terpancar kemuliaan Kristus yang memberikan kehidupan, memberikan hari-hari yang baru menyegarkan jiwa. Kita dimatikan di dalam kematian Kristus lalu dihidupkan di dalam kehidupan Kristus.

Yesus yang mati untuk menerima segala dosa kita, segala kutuk dosa kita, segala hukuman dosa kita, Dia juga yang telah mengalahkan dosa, mengalahkan maut. Sehingga ketika kita percaya kepada-Nya, kita bertobat dari dosa untuk hidup bagi Dia, cahaya kemuliaan Allah yaitu Injil. Menyinari setiap sudut hati kita untuk menyadarkan akan keberdosaan kita, sehingga kita bertobat dari dosa dan hidup bagi Yesus.

Ketika merenungkan kebenaran akan Injil, saya dilegakan, saya sangat bersyukur, saya yang adalah pendosa besar. Diselamatkan oleh kebesaran kasih setia Allah, Allah yang sama sekarang ketika saya ada di dalam Yesus. Dia melalui Pribadi Roh Kudus Allah menyertai Anda dan saya, menyinari setiap sudut hati agar kita bertobat dari dosa, agar kita hidup bagi Allah setiap hari. 

Jadi sekarang, oleh karena kasih karunia, kita bukan lagi budak dosa, kita bukan lagi seseorang yang hidup dalam kegelapan. Melainkan hidup dalam terang Injil, Injil Yesus Kristus terus benar-benar berakar kuat di dalam hati dan pikiran kita sampai saatnya kita bertemu muka dengan Kristus, sahabat sejati kita, terpujilah Allah sampai selama-lamanya. Amin.