Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Yakobus 3:13-15 Berita yang Benar Dari Allah

Renungan Yakobus 3:13-15 Berita yang Benar Dari Allah

Ayat Alkitab Yakobus 3:13-15

Judul Renungan; Berita yang Benar Dari Allah

Yakobus 3:13-15 (TB) 13 Kalau di antaramu ada orang yang bijaksana dan berbudi, hendaklah ia menunjukkannya dengan hidup baik dan dengan melakukan hal-hal yang baik, yang disertai kerendahan hati dan kebijaksanaan. 14 Tetapi kalau kalian cemburu, sakit hati, dan mementingkan diri sendiri, janganlah membanggakan kebijaksanaan itu, karena dengan itu kalian memutarbalikkan berita yang benar dari Allah. 15 Kebijaksanaan semacam itu tidak berasal dari surga. Ia berasal dari dunia, dari nafsu manusia, dan dari setan!

Segala sesuatu yang benar, berasal dari Dia Sang Kebenaran, kebijaksanaan yang ada di dalam diri manusia, ketika itu berasal dari Tuhan. Menghasilkan buah-buah kebenaran yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,  memberitakan keselamatan dengan kerendahan hati. 

Pada dasarnya kebijaksanaan berasal dari Allah, semua ini buah dari kehidupan yang memiliki persekutuan dengan kematian Kristus. Oleh karena itu, Yakobus memberitakan bahwa hanya kebenaran yang berasal dari Allah saja yang dapat menjadikan manusia berbudi, bijaksana hidup berdampak untuk membawa orang lain pada nilai-nilai kekal.

Kehidupan yang baru, menjadikan kita manusia yang kekal bersama-sama dengan Dia yang telah menciptakan kita. Kebenaran Allah membenarkan kita yang telah bersalah mati di dalam segala dosa. kebijaksanaan itu berasal dari Dia yang telah hidup secara sempurna di dalam dunia ini, Dialah Tuhan kita Juruselamat kita, Dia adalah Yesus Kristus.

Yesuslah yang telah hidup secara bijaksana, kebijaksanaan-Nya berpusat pada ketaatan-Nya pada Allah yang telah mengutus-Nya ke dalam dunia ini. Yesus telah melakukan segalanya dengan sempurna, Ia mengasihi dengan bijaksana, Dia mengampuni dengan bijaksana, dan Dia menentang dosa dengan bijaksana. Bahkan hikmat Allah yang terkandung di dalam Injil yang terpusat pada salib Kristus, telah mematikan kuasa dosa di dalam diri manusia, dosa tidak lagi berkuasa sehingga kita yang percaya kepada Yesus diselamatkan.

Di dalam kasih karunia keselamatan inilah, kita berproses untuk menjadi bijaksana, untuk menjadi seseorang yang mengasihi Allah dan sesama manusia. Untuk hidup tidak lagi merugikan diri sendiri dan orang lain, melainkan hidup untuk memberitakan kebijaksanaan Allah yang ada di dalam Injil Yesus Kristus.

Dahulu ketika masih hidup di dalam kebijaksanaan sendiri, seperti yang Yakubus tuliskan. Semua yang hadir dari dalam diri kita, berlawanan dengan kebenaran Yesus Kristus. Buah yang hadir dari dalam diri kita adalah kebencian, iri hati dan segala hal yang jahat. Kita merasa bahwa kita bijaksana, padahal kita adalah pemberontak yang melawan Allah dan tidak taat pada Dia yang telah menciptakan kita bagi diri-Nya sendiri.

Hidup di bawah kuasa nafsu diri sendiri, segala hal yang berasal dari setan bagi kepentingan diri sendiri bekerja secara bebas di dalam diri kita. Kita diperbudak oleh keinginan daging, kita hidup dalam keinginan daging dan benar-benar hidup dalam ketidakberdayaan yang sangat mengerikan. Inilah akar dari kesepian, frustasi, terkucilkan dan segala  hal yang membuat hati dan kita merasa benar-benar tidak nyaman.

Allah membebaskan kita dari perbudakan, Inilah yang kasih karunia kerjakan, untuk tidak lagi membebaskan kuasa dosa di dalam diri kita, agar kita hidup dalam damai sejahtera yang berasal dari kebenaran Injil. Ketika kita percaya pada percikan darah Yesus di atas kayu salib, kita dimampukan untuk menang melawan dosa, untuk hidup dalam kebijaksanaan yang berpusat pada Injil.

Jadi sekarang kita hidup dalam kabar baik yang berasal dari pekerjaan Allah yang sempurna dikerjakan oleh Kristus. Kemegahan kita bukan lagi berdasarkan kebijaksanaan kita (kalian cemburu, sakit hati, dan mementingkan diri sendiri). Kemegahan kita berdasarkan kebijaksanaan Yesus Kristus, berdasarkan kasih Yesus yang mengubahkan setiap kita yang bersekutu dengan Dia. 

Kita hidup untuk semakin serupa dengan Dia dan melakukan apa yang Dia inginkan kita kerjakan selama kita hidup. Sebab kini kita bukan lagi budak dosa, kita adalah hamba Allah yang dikasihi, diperbaharui untuk menerima kebajikan Kristus karena Dia ada di dalam kita agar kita dapat memberikan kasih karunia kepada dunia yang membutuhkan. Amin.