Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membangun Kehidupan Doa

Ketika saya menulis artikel ini, bukan karena saya telah berhasil membangun kehidupan doa yang memuaskan untuk diri saya sendiri. Melainkan karena saya berkali-kali gagal untuk berdoa secara mendalam. Saya telah membaca banyak buku tentang doa, namun itu tetap tidak menjadikan saya seorang pendoa. 

Saya rindu untuk melakukan doa yang memuaskan seperti yang tahun lalu telah saya lakukan. Namun faktanya kesepian, kesunyian dan doa yang aman dalam ketentraman pikiran tidak dapat saya lakukan hari ini dan saya tidak tahu hari-hari berikutnya. Sehingga saya menyimpulkan bahwa saya adalah manusia gagal, melakukan doa yang benar-benar memuaskan.

Saudaraku, bagaimana dengan Anda, apakah Anda merindukan doa-doa yang memuaskan. Ini bukan tentang jawaban doa seperti yang Anda inginkan, ini tentang doa itu sendiri yang menjadi tujuan dari meditasi untuk kita hidup di dalam Sang Ilahi, menikmati keindahan-Nya dan dapat benar-benar melihat kesetiaan-Nya. Melalui kematian Yesus di atas kayu salib.

Artikel ini juga, tidak sedang memberikan kepada Anda arahan untuk selalu berdoa, melainkan bagaimana seharusnya Anda berdoa dan menikmati doa tersebut. Oleh karena ketika Anda dan saya berdoa, kita merenungkan Pribadi yang benar-benar berkuasa, Pribadi yang menciptakan kita dan Dia telah datang kepada kita untuk bersekutu dengan Dia, Dia yang berkuasa itu telah mengundang kita untuk hidup di dalam Dia dan mengenal Dia sehingga kasih kita tertuju pada Pribadi-Nya.

Ketika kita memiliki pemahaman tentang doa, bahwa doa adalah persekutuan yang jujur di hadapan Allah, di mana semua perasaan kita dapat kita ungkapkan di hadapan-Nya. Karena pada dasarnya tidak ada yang tersembunyi di  hadapan-Nya, tidak ada yang tidak Dia ketahui. Dia tahu, Dia peduli dan Dia ingin kita memberitahukan semua hal tentang kita kepada-Nya, untuk dapat menerima bagaimana Dia pada dasarnya sangat-sangat peduli terhadap kita, tidak mengabaikan kita dan tidak pernah Dia berlaku tidak setia.

Bahwa tujuan dari doa, bukanlah apa yang kita minta, bukanlah kehendak kita, bukanlah apa yang kita anggap baik untuk diri kita sendiri. Tujuan dari doa adalah doa itu sendiri, di mana Allah menjadi pusat dari doa, di mana kita melalui doa-doa yang terpusat pada Allah, kita dapat mengetahui kehendak Allah, kita dapat semakin mengenal Dia dan pada akhirnya kita dengan penuh kesadaran memberikan diri kita kepada-Nya, kita beriman kepada-Nya. Roh Kudus bekerja di dalam diri kita ketika doa kita berpusat pada Allah, Dialah tujuan utama dari doa-doa kita, yang terus kita rindukan.

Pada dasarnya, ketika kerinduan untuk berdoa di dalam hati hadir, itu adalah kasih karunia Tuhan. kerinduan ini hadir dari jiwa yang hidup, kerohanian yang menginginkan air kehidupan yang Rohani yaitu Yesus Kristus. kita dapat bersyukur karena kenyataan bahwa kita memiliki kerinduan yang mendalam untuk berdoa. 

Saya yakin, ketika Anda rindu untuk berdoa, untuk menikmati doa-doa tersebut di mana pengenalan akan Allah tujuan dari doa Anda. Kerinduan tersebut berasal dari Allah Roh Kudus, yang terus menumbuhkan rasa haus, rasa lapar, rasa rindu akan kasih terbesar di alam semesta, kasih yang telah menghidupkan jiwa manusia, kasih Kristus Tuhan kita. Sampai di sini, kita bersama-sama mengajukan pertanyaan. Bagaimana kita  dapat membangun kehidupan doa?

Saya akan mengajak Anda merenungkan ayat-ayat Alkitab berikut ini, yang dapat memberikan Anda kekuatan ketika Anda merenungkannya. Untuk selalu berdoa, untuk selalu melihat pada kasih karunia Tuhan kita.

Yesus, secara langsung memberikan perintah untuk berdoa. Dan ingatlah ketika Anda berdoa, pada dasarnya Anda telah sampai pada jawaban doa, karena Allah tidak pernah mengabahkan doa Anda. 

Lukas 21:36 (TB) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” 

Kita hidup di dalam dunia yang membenci Kristus, kuasa kegelapan terus berjuang untuk menghentikan persekutuan kita dengan Kristus, ketika Anda dan saya berseru untuk berdoa, kita telah menang, kita menikmati kasih karunia, kita hidup dalam kehendak Tuhan dan dapat melanjutkan kehidupan kita untuk melakukan kehendak Tuhan.

Mazmur 119:10 (TB) Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. 

Inilah yang dapat menjadi ini doa kita, menjadi dasar dari ungkapan hati kita, menjadi kekuatan untuk selalu membangun kehidupan doa yang memuaskan, di mana Allah dimuliakan, pikiran kita tertuju pada salib Kristus dan kehidupan kita terus berjuang di dalam kasih karunia untuk taat pada kebenaran-Nya, pada perintah-Nya, kita mencari Allah dan Dia menolong kita untuk datang kepada-Nya, karena pada dasarnya Dialah yang telah datang kepada kita, untuk menyatakan keberadaan-Nya yang penuh kasih, penuh kemuliaan, penuh dalam segala hal yang baik untuk kepenuhan jiwa kita karena pada dasarnya kita ini ada untuk diri-Nya.

Doa yang memuaskan, memberikan jiwa kita kekuatan untuk puas dalam kasih karunia-Nya untuk dapat kembali kepada Dia, menemukan diri kita aman di dalam Dia, hidup kita untuk diri-Nya dan Dia untuk kita, untuk inilah kita hidup dan kini hidup dalam kehidupan yang baru. Bertobat dari dosa dan berdoa di dalam nama Yesus. 

Mazmur 34:18-19 (TB) Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Doa membawa kita pada kehidupan yang menyadari bahwa hidup kita untuk Tuhan dan kita dipuaskan hanya oleh Tuhan melalui doa-doa yang penuh kerinduan dan hati yang patah. Karena Dia Tuhan yang menerima kita apa adanya, untuk mengubahkan kita serupa dengan Kristus, melalui doa-doa kita yang terpusat pada-Nya.

Yohanes 16:24 (TB) Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.