Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 28:14 Orang yang Benar-benar Berbahagia

Renungan Amsal 28:14 Orang yang Benar-benar Berbahagia

Ayat Alkitab Amsal 28:14

Judul Renungan: Orang- yang Benar-benar Berbahagia

Amsal 28:14 (TB) "Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka."

Firaun merupakan contoh baik yang ada di Alkitab, untuk memperlihatkan kepada kita, malapetaka yang akan menimpa orang-orang yang keras hatinya. Kekerasan hati manusia merupakan buah dari dosa, dosa selalu berakhir pada kebinasaan. Jika tidak ada pertobatan setelahnya dan pertobatan sejati hanya di hasilkan oleh kasih karunia, hanya ketika Roh Kudus menyatakan Injil di dalam hati manusia sehingga manusia tersebut menyerah di hadapan Allah yang kudus, ia memandang pada Kristus yang telah disalibkan.

"Tidak akan ada pertobatan atau iman sampai hati dibaharui (re-created). Tetapi pada saat kelahiran kembali, Roh Kudus memberikan karunia iman pertobatan (the gift of repentant faith), kepada orang-orang berdosa – membawa mereka kepada iman yang menyelamatkan di dalam Kristus dan memampukan mereka untuk berpaling dari dosa. Hasilnya adalah pertobatan yang dramatis". ~John MacArthur, dalam Strange Fire, 2013

Tidak ada sedikitpun hal baik dan menyenangkan yang dapat dihasilkan dari dosa. Selain pemberontakkan yang pada akhirnya semua yang ada di hadapan kita menjadi sangat buruk. Kekerasan hati, berakar dari pikiran jahat yang dikuasai oleh tipu muslihat ilah zaman ini. Kita terjebak di dalam kebebasan palsu yang dunia ini janjikan kepada pikiran kita, ini merupakan kuasa yang menguasai sejarah umat manusia. Sehingga Anda dan saya hari ini dapat melihat sejarah kelam umat manusia yang berdarah, kematian dan penderitaan yang sangat mengerikan. Manusia memakan manusia, manusia membunuh manusia, manusia memperbudak manusia dan manusia benar-benar hidup dalam kematian kekal yang nyata. Ini merupakan akibat dari kekerasan hati manusia yang penuh dosa.

Di mana setiap orang yang mengeraskan hati mereka, pada dasarnya mereka menjadikan diri  mereka sebagai tuhan, mereka merasa bahwa merekalah pemilik dunia ini terutama kehidupan mereka sendiri. Saudaraku Anda dan saya memiliki kecenderungan yang sama yaitu mengeraskan hati dan melakukan apa yang kita anggap baik berdasarkan cita-cita kita. Di mana semua itu terpisah dari Allah, kita hidup dalam kematian kita, yaitu kekerasan hati kita sendiri.

Malapetakalah yang menimpa kita, manusia-manusia yang suka melawan Allah. Melalui renungan ini, ada panggilan untuk kita bertobat, marilah kita senantiasa takut akan TUHAN. Sama seperti Daud yang telah ditegur oleh nabi Natan akan segala dosa-dosanya, ia bertobat. Baiklah kita tidak mengeraskan hati, ketika mendapati diri telah terlalu dalam menikmati dosa-dosa. Marilah kita kembali kepada Kristus, marilah kita melihat pada Dia yang telah menjadi dosa, agar kita  yang pendosa binasa. Ketika percaya kepada Dia, kita memperoleh kebenaran-Nya.

Yesus Kristus, jalan kebenaran dan hidup, mengaruniakan kepada kita, kelimpahan pengampunan. Ketika kita mengaku, Ia menyucikan kita sehingga kita berkenan kepada Allah. Hubungan yang diperbaharui dan diperbaiki di dalam Yesus merupakan berkat terbesar yang harus Anda dan saya bersyukur.

Tidak akan ada kebahagiaan, bagi jiwa yang masih keras dan diperbudak oleh dosa. Tidak ada jiwa yang bebas jika Kristus tidak menjadi TUHAN atas dirinya. Maka dari itu, penyerahan diri kepada Kristus, merupakan perjalanan pertobatan setiap hari. Untuk semakin takut kepada Allah dalam kasih-Nya dan rancangan-Nya yang indah. 

Kehidupan yang bahagia, ketika rancangan Allah, dinyatakan secara jelas, dan kita dapat mengerti setiap rancangan-Nya atas kehidupan kita, di mana kita dipanggil untuk menikmati Dia dan memberitakan Dia. Rancangan ini dapat dimengerti ketika hati kita, hanya terarah pada Kristus, untuk mendapatkan kemuliaan Kristus dan selalu bersuka di dalam-Nya. Semua ini Roh Kudus kerjakan di dalam kehidupan yang baru, kehidupan yang tidak lagi berdasarkan hikmat sendiri, melainkan hikmat yang terkadung di dalam kuasa Allah, kuasa itu adalah Injil Yesus Kristus (Rom. 1:16-17).

Betapa indahnya kebahagiaan sejati, karena kita telah menerima kemuliaan Allah di dalam keselamatan yang dianugerahkan kepada kita melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus. hanya bersama-Nya. Kita bertobat dari dosa, kita takut dan gentar akan kekudusan-Nya. Maka di sanalah kita mendapati diri sangat-sangat bahagia di dalam Dia sampai selama-lamanya. AMIN.