Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Natal 2024

Judul Renungan; Tidak Menjadi Buta dan Picik

Bacaan Ayat Alkitab 2 Petrus 1:3-11

Ayat kunci; 2 Petrus 1:9

2 Petrus 1:9 (TB) Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Pengharapan kita telah dinyatakan sejak masa purbakala, pengharapan itu bukan berdasarkan sifat manusia dan keinginan manusia. Melainkan berdasarkan sifat Allah dan “kerelaan kehendak-Nya” (Ef. 1:11) ini tentang Allah yang menyelamatkan manusia dan pemberontakan terhadap diri-Nya, tentang seorang Penguasa yang merelakan diri-Nya untuk menyelamatkan musuh-musuh yang bodoh dan tidak berdaya, karena diperbudak oleh pihak lain.

Jadi inilah pengharapan kita, di dalam Injil Yesus Kristus, inilah yang akan terus kita renungkan melalui renungan natal untuk 30 hari ke depan. Di mana kita akan melihat bagaimana kelahiran Yesus, kehidupan Yesus, kematian Yesus, kebangkitan Yesus dan Yesus yang mengutus. Telah menjadikan kita berbeda, dari apa yang kita kehendaki berdasarkan budaya di mana kita hidup hari ini. 

Karena pada dasarnya, ketika kita ada di dalam Yesus, kita diubahkan menjadi milik kepunyaan Yesus. Untuk melawan setiap kecenderungan jahat di dalam hati kita, agar Yesus dapat dikenal melalui kehidupan kita. Dan segala kemuliaan hanya bagi Allah yang telah menganugerahkan kasih-Nya kepada kita, sebagai sumber harapan di dalam dunia fana hari ini. 

1. Apa yang harus kita benar-benar miliki?

Jadi inilah yang harus benar-benar kita miliki; 2 Petrus 1:5-8

Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, 

• dan kepada kebajikan pengetahuan, 

• dan kepada pengetahuan penguasaan diri, 

• kepada penguasaan diri ketekunan, 

• dan kepada ketekunan kesalehan, dan 

• kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, 

• dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 

Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Penghayatan akan kasih karunia Tuhan, membawa kia pada kehidupan yang utuh. Namun pada poin ini saya tidak membahas setiap detail apa yang Petrus jelaskan di dalam ayat 5-8, karena akan saya jelaskan di renungan berikutnya selama bulan Desember 2023.

Saya akan membawa Anda untuk memiliki kesadaran kebalikan dari setiap sifat yang Petrus jelaskan di ayat 5-8. Yaitu;

• Tidak memiliki iman,

• Tidak memiliki kebajikan,

• Tidak memiliki pengetahuan,

• Tidak memiliki penguasaan diri,

• Tidak memiliki ketekunan,

• Tidak memiliki kesalehan,

• Tidak memiliki kasih kepada saudara seiman,

• Tidak memiliki kasih kepada semua orang,

• Dan , ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Bukankah ini fakta dari kehidupan Anda dan saya, di mana akar dari semua itu adalah, lupa akan identitas diri di dalam Kristus. Saya sering lupa kalau saya adalah Hamba Kristus dan bukan hamba dosa. Saya sering lupa bahwa Kristus benar-benar mengasihi saya sehingga saya takut dan tidak mampu mengasihi sesama saya. Saya adalah seseorang yang seringkali tidak memiliki penguasaan diri saya tidak tekun dan tidak saleh.

Fakta ini, pada awalnya membawa saya pada rasa takut yang dalam akan kemarahan Tuhan terhadap diri saya. Namun, di titik inilah kita harus melihat kasih Tuhan, kasih yang memang membukakan setiap detail dosa untuk menunjukkan bahwa kita memang tidak akan dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Bahwa kita perlu bertobat setiap hari. 

Jadi kehidupan yang bertobat adalah kehidupan yang memiliki penguasaan diri dan penguasaan diri sejati hanya di dapatkan melalui kasih karunia. Dan kasih karunia diperoleh karena penggenapan akan makna natal, di mana Yesus membawa kita pada Allah yang kudus itu untuk menyembah dan memuliakan Dia di dalam kehidupan yang sangat singkat ini.

2. Bagaimana penguasaan diri membawa kita untuk selalu mengingat kasih karunia?

Saya merenungkan ini, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” (2Pet. 1:3) Jadi di sinilah kuncinya, kepercayaan pada kuasa Ilahi-Nya, bukan hanya percaya ini juga panggilan untuk menyerahkan diri, yaitu pertobatan dari daya pikir kita yang tidak sama seperti yang Allah inginkan.

Anda dan saya tidak dapat percaya kepada Allah, tanpa Dia lebih dulu menyatakan diri-Nya. Kita tidak akan menyerahkan diri kita jika kita  tidak mengakui dosa kita  dan masih selalu ingin hidup berdasarkan kebijaksaan kelahiran kita dari Rahim ibu kita. Jika kita tidak melihat pada kelahiran Yesus dan di sanalah kebijaksaan sejati, maka kita akan terus hidup dalam perbudakan dosa, karena kita tidak memiliki penguasaan diri yang berasal dari Kristus, kuasa Ilahi-Nya.

Karena itu, kita diajak untuk bertobat dari diri kita sendiri untuk mengenakan diri Kristus, untuk masuk ke dalam Persekutuan dengan-Nya. Dan masuk ke dalam pengenalan akan Dia, sehingga kita memiliki penguasaan diri. Jadi kasih karunia membawa kita pada penguasaan diri yang disertai oleh kuasa Roh Kudus, sehingga kita terus kembali pada kasih karunia, kasih mula-mula di mana kita mengecap Kristus sebagai Objak terindah untuk kita sembah.

Bukankah ini kabar baik yang diberitakan melalui natal, hari-hari ini saya merenungkan tentang penguasaan diri. Dan saya melihat diri saya gagal, karena saya mengandalkan diri saya sendiri dan lupa bahwa hidup saya telah dihampiri oleh Kristus untuk selalu bersandari pada-Nya dalam hal mematikan setiap detail dosa di dalam diri saya.

Jadi saudaraku, inilah kasih karunia Tuhan atas kita, Dia mengaruniakan Yesus Kristus sehingga sekarang kita dapat dengan puas memuliakan Dia.

3. Kelahiran Kristus membawa kita selalu kembali kepada Kasih Karunia

Inilah yang harus kita renungkan, bahwa Yesus telah hadir di dalam hati kita melalui Roh Kudus yang telah melahirbarukan. Natal kali ini, mengingatkan kita pada kasih Kristus, pernyataan dari kasih TUHAN yang telah menciptakan dan terus bekerja untuk membawa manusia kembali kepada diri-Nya.

Kiranya, natal 2023 ini, melalui renungan-renungan yang saya tulis untuk 30 hari ke depan. Membawa Anda semakin kagum pada kemuliaan Kristus, keindahan-Nya yang tidak lawan dan kehadiran-Nya yang memancarkan sukacita abadi di dalam setiap hati yang mau merendahkan diri dan bertobat dari segala dosa. Segala kemuliaan hanya bagi Allah, Amin.

4. Renungan Harian Natal Lainnya

Giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus