Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Para Rasul 7:59 Kematian Di Saat Kita Masih Hidup

 
Kisah Para Rasul 7:59 Kematian Di Saat Kita Masih Hidup

Kematian Di Saat Kita Masih Hidup

Kisah Para Rasul 7:59 (TB) Sedang mereka melemparinya  Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah Rohku.”

Salah satu cerita di dalam Alkitab yang dapat Anda renungkan berkali-kali, saya harap hati Anda bergetar. Ketika pertama kali mulai mendalami ayat ini, saya mendapatkan satu jawaban yang indah dan dan satu jawaban menyakitkan, ketika merenungkan ayat di atas.

Pertama saya adalah milik Allah, ini sangat indah, ini kabar baik, ini kabar sukacita. Bahkan Kristus menjadi milik saya, saat saya ada di dalam  Kristus. Kedua pada saat yang sama realita berkata barangsiapa mengasihi Yesus, ia akan dibenci oleh dunia.

Yesus datang ke dunia untuk menghancurkan kedamaian palsu. Ia membawa pedang untuk mengadakan permusuhan dengan dosa, kelaliman dan kematian yang dicintai oleh manusia.

Dunia membenci Injil Yesus Kristus, tetapi mari kita perhatikan Stefanus, pehatikan sebaik-baik mungkin, berdoalah agar Roh Kudus membukankan Keindahan Ayat di atas. Sehingga Anda bersukacita dan puas ketika merenungkan, renungan ini, saya serius mengajak Anda untuk membaca ulang ayat di atas dan renungkan. 

Minta Roh Kudus untuk memberikan pengertian yang indah dari ucapan Stefanus di dalam kematiannya. Berdoalah untuk sebuah pengertian untuk apa dan bagaimana seharusnya hati bersikap dan tertuju. Saya ingin membawa Anda pada pengertian yang Yesus ajarkan secara nyata.

Karena hidup Anda bukan untuk menikmati dunia ini dan segala hartanya. Bukan, kehidupan Anda bukan untuk cita-cita Anda, kehidupan Anda bukan untuk ambisi Anda. 

Seharusnya Anda mengerti hal ini jika Anda seorang murid Kristus. Karena kehidupan Anda haruslah berdasarkan ambisi Kristus, cita-cita Kristus dan semua hal yang Kristus inginkan untuk kemuliaan-Nya melalui kehidupan Anda. Kristus sebagai pusat, hidupuku bukan aku lagi melainkan Yesus yang hidup dalam aku.

Kekristenan adalah ketaatan keapada anugerah Allah, inilah kematian saat hidup, melihat secara jelas kita adalah pendosa. Kita harus mati atas dosa, untuk melayani Kristus, berbuah di dalam Kristus.

Bertobat membenci dosa dan mengarahkan pandangan hanya kepada salib Kristus, sehingga sama seperti Stefanus berkata di kedalaman hati kita, “ke dalam tangan-Mu ku serahkan hidupku dan kematianku Rohku, karena hidup dan matiku adalah Kristus.” Penyerahan total yang radikal kepada kasih anugerah. Amin.