Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amos 3:3 Pelanggaran yang Dikarenakan Tidak Menginginkan TUHAN

Renungan Amos 3 3 Pelanggaran yang Dikarenakan Tidak Menginginkan TUHAN

Amos 3:3 TB Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?

Ayat yang menjadi dasar renungan kita kali ini, berisi pertanyaan retorika yang sebenarnya tidak perlu dijawab, karena sudah pasti jawaban dari pertanyaan ayat di atas adalah tidak. Sebelum masuk mengapa Amos memberikan pertanyaan di atas, kita lebih dulu harus mengetahui bahwa bangsa Israel sedang berada di dalam keamanan, kenyamanan dan kehidupan yang baik-baik saja berdasarkan apa yang mereka miliki.

Kehidupan di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, kita dapat melihat bagaimana begitu banyak orang dengan mudah mendapatka kekayaan. Mereka mendefinisikan berkat Tuhan dengan banyaknya uang yang mereka peroleh. Di mana orang yang dicintai Tuhan adalah orang yang kaya, sehat dan hidup dalam kelimpahan.

Celakanya, definisi dari kesuksesan ini sangat-sangat Alkitabiah, dan ini masuk dalam kesesatan yang telah merasuki pemikiran orang Kristen masa kini, memasuki pemikiran para pengkhotbah masa kini dan bagaimana sebenarnya orang-orang Kristen yang seperti ini belum pernah melihat Kristus sebagai harta berharga mereka.

Seperti yang Yesus jelaskan tentang kerajaan Allah seumpama harta yang terpendam di suatu ladang dan sangat berharga. Ketika hart aitu ditemukan dan seseorang yang menemukannya menyadari bahwa itu sangat berharga. Ia akan menjual semua hartanya untuk mendapatkan harta terpendam tersebut, yang berada di suatu landang (Matius 13:44-46).

Keamanan palsu yang Bangsa Israel miliki pada saat itu adalah keamanan dan kekayaan negara dibawah pemerintahan raja Yerobeam ke II. Dan ditambah lagi mereka merasa identitas sebagai bangsa pilihan Allah merupakan kondisi yang aman mereka miliki di mana tidak ada bangsa seperti mereka yang sangat-sangat disertai Tuhan. Baca Juga: Renungan pagi Kristen Singkat.

Mereka hidup di dalam dosa dan tidak pernah menginginkan Allah, pada saat yang sama karena berkat yang melimpah, hal ini menjadi jaminan bahwa Allah menyertai sehingga dosa menjadi sesuatu yang kecil, dosa bukanlah Tindakan yang serius. Dan tidak pernah ada pertobatan sejati di Israel.


Kehidupan hari-hari ini berhala yang memikit hati manusia

Kita hidup dalam dunia yang dipenuhi dengan tuntutan, di mana setiap definisi kehidupan yang ada selalu didasarkan pada pemikiran manusia, yang jelas itu adalah pemikiran kita sendiri. Sehingga kita melihat melalui media massa, setiap orang berjuang untuk mencapai yang Namanya kesuksesan dan mencari nama. Memang sekilas tidak ada yang salah dengan hal ini di mata dunia. Tetapi pada saat yang sama jika Anda dan saya perhatikan semua ini adalah buah dari dosa.

Manusia mengerjakan sesuatu yang benar-benar fana, di mana setiap tujuan hanya didasarkan kehidupan sekarang. Beberapa orang berpendapat, “paling tidak ketika saya sukses di dunia ini, ketika saya mati nanti, saya tidak mengalami yang namanya penyesalan.” Tujuan utama di dunia adalah mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.

Manusia kehilangan tujuan utama dari kehidupan, ini masalah besar, kita pada dasarnya tidak diciptakan untuk semua kefanaan, tidak untuk menikmati setiap ciptaan yang bahkan tidak seperti kita. pada dasarnya manusia telah jauh berjalan dalam lembah kelam dan dengan bodohnya berkata, “aku baik-baik saja.”

Tujuan dari kehidupan adalah uang, “jika saya memiliki uang maka saya akan mendapatkan keamanan dan kehidupan yang dipandang berharga oleh sekitar saya. Jika saya kaya, saya dapat menikmati kehidupan ini dengan segala keamanan yang saya dapatkan dari kekayaan dan usaha saya.”

Saudaraku, apakah benar setiap asumsi Anda tentang jika Anda memiliki ini dan itu Anda akan mendapatkan segala sesuatu dan Anda bisa ini dan itu dan semua itu memberikan kebahagiaan. Jika demikian, betapa tidak bergunanya hidup ini, tidak bermaknanya kehidupan karena hal kefanaan dan pada akhirnya diakhiri oleh kematian. Tidakkah kematian adalah sesuatu yang harus dipikirkan, tidakkah hati kita berteriak untuk mencari yang lebih besar dari hanya sekedar harta yang fana, di dunia ini.

Kita harus kembali ke tujuan utama kita diciptakan, kita ada untuk sebuah kemuliaan, di mana dunia yang ada saat ini diciptakan untuk kita. bukan kita untuk dunia, inilah yang harus kita pikirkan kembali untuk apa kita ada, untuk apa semua sumber daya yang ada pada kita saat ini.

Untuk apa sebuah berpendidikan? Untuk apa sebuah fasilitas? Untuk apa kita berkeluarga? Dan untuk apa? Apakah semua itu hanya untuk kita, sekedar kita nikmati hingga masa tua lalu selesai. Apakah semua itu bagi kemuliaan kita dan dapatkah kita dipuaskan oleh semua keberhasilan yang pada akhirnya membawa kita pada kesadaran yang mendalam akan kefanaan.

Bangsa Israel, telah memiliki semua itu, tetapi ada yang salah dengan mereka, mereka tidak berjalan dengan Allah, mereka menerima semua berkat janji Allah. pada yang sama hati mereka jauh dari Allah, mereka tidak ingin berjalan bersama Allah dan melakukan segala sesuatu berdasarkan apa yang mereka anggap baik dan benar.

Semua keinginan yang mengikat hati kita dan menjadikan kita mencintai hal itu  lebih dari cinta kita kepada Allah merupakan berhala kita, itu jauh tersimpan di kedalaman hati kita, itu jauh tersimpan dan tidak terlihat. Mungkin baik di mata dunia, tetapi di mata Allah itu tidak lebih dari penyembahan berhala yang mematikan dan memberikan Anda sengatan untuk semakin jauh dari Allah yang adalah tujuan hidup Anda dan saya.

Memiliki Allah dan menginginkan Allah

Ketika Anda mempelajari keseluruhan Alkitab, Anda akan mengerti mengapa Adam dan Hawa diciptakan. Dan semua ini semakin jelas ketika Allah memanggil Abraham sebagai suatu bangsa, dan pada akhirnya jadi suatu bangsa. Lebih jelas lagi ketika mereka dipisahkan dari orang Mesir, ini bukan hanya tentang mereka diperbudak dan Allah berbelaskasihan kepada mereka, pada saat yang sama Allah sedang memperkenalkan dirinya kepada dunia. 

Ia memiliki rencana yang lebih besar untuk mengembalikan manusia kepada diri-Nya dan hidup sesuai dengan keinginan-Nya dan semua itu sudah dapat dipastikan mendatangkan kebaikan.

Permasalahannya, bangsa Israel lebih mengutamakan sarana, mereka berpikir, menginginkan sarana, berkat dan semua hal yang dapat memuliakan diri mereka miliki adalah tujuan Allah memilih mereka. Kita seringkali memikirkan bahwa setiap pekerjaan yang baik, rumah, keluarga bahagia dan kesehatan adalah tujuan Yesus mati disalibkan. Ini benar-benar kacau. Sebagai Allah yang memiliki tujuan, setiap sarana yang Allah berikan bertujuan untuk bangsa Israel berjalan bersama-Nya. Melakukan kehendak-Nya dan menikmati Dia saja.

Berjanji bersama-Nya untuk melakukan kehendak-Nya, menyembah Dia bertumbuh ke arah Dia dan dibawa untuk hidup sebagai umat Allah yang memperkenalkan Allah yang berkuasa kepada bangsa kafir, memperkenalkan Allah yang membebaskan mereka dari Mesir, dengan kuasa dan kebesaran yang tidak dapat ditandingi oleh pemimpin dunia, bahkan yang paling besar. Allah ingin bangsa Israel menikmati Dia, memuliakan Dia dan memperkenalkan Dia kepada bangsa-bangsa.

Semua perjalanan untuk sampai pada tujuan yang lebih tinggi terhenti, Israel menikmati benda fana dan tidak menikmati Tuhan, Israel menyembah semua kefanaan dan bukan Tuhan. Saudaraku dapatkah Anda berjalan bersama Kristus yang telah disalibkan itu jika Anda tidak pernah berserah kepada Dia untuk taat pada kehendak-Nya. Jika Anda tidak pernah menyangkal diri dan memikul salib bersama-Nya. Jika Anda tidak pernah mati atas semua keinginan Anda dan menjadi hina sama seperti Yesus yang adalah ulat.

Dapatkah Anda memiliki tujuan yang utama dan bernilai kekal, jika kasih karunia tidak ada di dalam Anda dan Anda mengabaikan untuk mengingin Kristus saja, mencintai Kristus saja dan melakukan kehendak Kristus saja.

Dalam sehari, berapa jam Anda memikirkan Kristus?

Berapa jam Anda memikirkan setiap ayat Alkitab untuk Anda renungkan?

Setalah Anda beraktifitas, ketika adanya jeda sejenak, apa yang Anda pikirkan?

Apa yang ada di hati dan pikiran Anda ketika Anda sediri di kamar? Adakah Kristus yang Anda pikirkan, adakah salib, adakah Alkitab, adakah ayat Alkitab, adakah Anda memikirkan pelayanan seperti apa yang sejati?

Apakah Anda memikirkan tujuan utama dari pelayanan yang bukan hanya omongan manis, “saya melayani untuk memuliakan Allah sebab pelayan suatu kehormatan.” Betapa dangkalnya pemahaman Kekristenan Anda, adakah kasih Anda kepada sesama, sesama untuk Anda bawa kepada Kristus dan adakah ketika Anda bertemu orang baru, untuk memberitakan Injil kepada orang tersebut.

Saudaraku, dapatkah Anda memikirkan keindahan Kristus dan kagum pada hal itu? 

Sudahkan Anda menetapkan janji meskipun Anda tahu Anda akan gagal, berjanji untuk selalu memikirkan Yesus secara Alkitabiah dengan begitu Anda mempelajari Alkitab sungguh-sungguh. Adakah pemikiran Anda untuk membenci dosa Anda yang tersembunyi begitu dalam di hati Anda, dan memikirkan betapa besarnya kasih Kristus yang disalibkan.

Saudaraku, bisakah Allah menyatakan kehendak-Nya jika Anda dan Dia tidak pernah saling mengenal. Jika Anda tidak datang kepada Dia setiap saat meskipun sedang sibuk. 

Apakah Anda memuliakan Dia, melalui firman-Nya yang ada di dalam kepala Anda. Ketika Anda sendiri, adakah Anda selalu dan selalu ingin membicarakan Yesus ketika bersama orang yang Anda kasihi, kekasih Anda, keluarga Anda dan teman-teman Anda dan bersama mereka Anda bertumbuh. Saudaraku sudahkah Kristus menjadi pusat dalam hidup Anda.

Apakah Anda mengerti Injil?

Apakah Anda merenungkan Injil Yesus Kristus setiap saat?

Saudaraku, ketika Yesus disalibkan untuk Anda dan saya yang berdosa, di mana ditimpakan kepada-Nya semua hukuman dosa kita, kita yang tidak benar, busuk, menjijikkan dan saya tidak perduli sebaik apa pun Anda, Anda tetaplah pendosa besar yang di dalam hati Anda menyimpan berjuta berhala. Tetapi karena Rahmat yang besar dari Allah melalui Kristus kita diampuni ketika kita bertobat dan menyadari betapa binasanya kita tanpa Kristus. 

Baca Juga:

Dapatkan kita berjalan bersama Allah, jika Dia tidak pernah berjanji kepada kita, pada dasarnya bukanya Allah tidak pernah berjanji. Kitalah yang mengabaikan janji Allah dan mengingkan segala berhala di dunia ini dan terus hidup dalam lingkaran nenek moyang kita, yaitu hidup untuk mati, tanpa nilai kekal sama sekali. Kita harus bertobat dan datang kepada Yesus, datang untuk menurunkan diri kita di kaki salib-Nya dan berkata di hadapan-Nya. “Tuhan aku tidak memiliki ha katas hidupku, Kaulah sekarang yang memiliki-Nya, aku tidak mulia, Kaulah yang dapat menjadikan aku mulia ketika Yesus didalam aku.”

Tuhan mampukan kami berjalan bersama-Mu, untuk menikmati janji-Mu di mana ketika kami memberitakan Injil Engkau sajalah yang bersama kami dan memberikan segala kuasa dan kekuatan untuk hidup bagi kemuliaan-Mu dan menikmati Pribadi Engkau dalam tubuh fana yang pada akhirnya akan digantikan dengan tubuh kemuliaan untuk menjadi sempurna sama seperti kekasih kami Yesus Kristus, di dalam nama Yesus. Amin.