Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Advent; Apa yang Kita Rayakan Saat Natal (R.C. Sproul)

R.C. Sproul

Apa yang kita rayakan saat Natal bukanlah kelahiran seorang bayi, sama pentingnya dengan itu, tetapi yang sangat penting tentang kelahiran bayi itu adalah bahwa dalam kelahiran ini kita mendapati inkarnasi Allah sendiri. Inkarnasi berarti kedatangan-Nya dalam daging. 

Kita tahu bagaimana Yohanes memulai Injil-Nya, “Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah Allah.” Jadi dalam pernyataan pengantar yang sangat rumit itu, dia membedakan antara Firman dan Allah, dan kemudian di napas berikutnya mengidentifikasi keduaNya, “Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah Allah.” Dan kemudian di akhir pengantar, dia berkata, "Dan Firman itu menjadi daging (manusia) dan diam di antara kita." 

Sekarang dalam "daging" ini, jika Anda mau, tentang Kristus yang menampakkan diri di planet ini, bukan karena Tuhan tiba-tiba berubah melalui metamorfosis menjadi seorang manusia, sehingga kodrat ilahi semacam lenyap atau menjadi bentuk kedagingan baru. Tidak, INKARNASI BUKANLAH PENGURANGAN melainkan PENAMBAHAN, di mana pribadi kedua yang kekal dari Tritunggal mengambil ke atas diri-Nya kodrat manusia dan menggabungkan kodrat ilahi-Nya dengan kodrat manusia itu untuk tujuan penebusan.

Pada abad ke-19, para sarjana liberal mengemukakan sebuah doktrin yang disebut "Kenotic theory" tentang inkarnasi, dan Anda mungkin pernah mendengarnya, idenya adalah bahwa ketika Yesus datang ke bumi ini, Dia mengesampingkan sifat-sifat ketuhanan-Nya sehingga Tuhan-manusia setidaknya menyentuh keilahian-Nya tidak lagi memiliki sifat-sifat ilahi berupa kemahatahuan, kemahakuasaan, dan lainnya. 

Tapi tentu saja, hal itu akan menyangkal natur Allah, yang tidak bisa diubah. Bahkan dalam inkarnasi, natur ilahi tidak kehilangan sifat-sifat ilahi-Nya. Dia tidak mengkomunikasikannya ke sisi manusia. Ia tidak mendewakan kodrat manusia, tetapi dalam misteri persatuan antara kodrat ilahi dan kodrat manusiawi Yesus, kodrat manusia adalah benar-benar manusia. Itu tidak maha tahu. Itu tidak mahakuasa. Bukan itu saja. Tetapi pada saat yang sama, sifat ilahi tetap sepenuhnya dan benar-benar ilahi. BB Warfield, cendekiawan besar di Princeton, dalam mengomentari teori kenosis pada zamannya berkata, “Satu-satunya kenosis yang dibuktikan oleh teori itu adalah kenosis otak para teolog yang menyebarkannya.” - bahwa mereka telah mengosongkan diri mereka sendiri, mengosongkan akal sehat mereka.

Namun bagaimanapun juga, yang dikosongkan adalah kemuliaan, hak istimewa, permuliaan. Yesus dalam inkarnasi tidak membuat Dirinya tidak memiliki reputasi. Dia mengizinkan kedudukan ilahi-Nya yang ditinggikan menjadi sasaran permusuhan manusia dan kritik dan penolakan manusia. 

Dia mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Ini adalah hal yang luar biasa bahwa Dia tidak hanya datang sebagai seorang manusia (pria), Dia datang sebagai seorang hamba (budak). 

Dia datang pada kedudukan yang tidak membawa kemuliaan, tidak ada martabat, hanya penghinaan. “Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati,” kematian yang memalukan di kayu salib.

Bagaimana Kebenaran Ini Mengubahkan Kita?

Matius 1:21 (TB) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

"Jika kita dapat memadatkan semua kebenaran Natal menjadi hanya tiga kata, ini akan menjadi kata-kata: "Allah menyertai kita." Kita cenderung memusatkan perhatian kita pada Natal pada masa bayi Yesus Kristus. Kebenaran yang lebih besar dari hari raya Natal adalah keilahian-Nya. Yang lebih mencengangkan daripada bayi dalam palungan adalah kenyataan bahwa bayi yang dijanjikan ini adalah Pencipta langit dan bumi yang mahakuasa - 𝘵𝘩𝘦 𝘰𝘮𝘯𝘪𝘱𝘰𝘵𝘦𝘯𝘵 𝘊𝘳𝘦𝘢𝘵𝘰𝘳 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘦𝘢𝘷𝘦𝘯𝘴 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘦𝘢𝘳𝘵𝘩! " ~John MacArthur

Saya membawa Anda untuk tidak sekedar memikirkan perayaan demi perayaan, tetapi pada Sang Bayi yang adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Diamlah sejenak dan pikirkan ini secara mendalam. Apakah Anda telah memikirkan-Nya, bahwa dunia yang besar dengan segala kemegahannya. Pencipta-Nya telah menjadi seorang bayi yang rentan dengan penyakit, lemah dan harus dilayani oleh dua orang pasangan muda.

Ini luar biasa, dan tujuan utama dari apa yang terjadi di sini adalah Matiuas 1:21. Menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Ya inilah tujuan itu, inilah yang akan Dia kerjakan selama hidup-Nya dan bagi saya secara Pribadi, Yesus; kehidupan-Nya, pelayanan-Nya, kematian-Nya yang mengerikan, dan kebangkitan-Nya yang menjadi pengharapan. Inilah natal, yang dapat menembus ke dalam setiap hati, terutama hati saya, inilah Injil yang berkuasa membawa saya untuk diubahkan karena keselamatan, pengampunan dosa dan kehidupan yang dipusatkan pada karya Yesus Kristus di atas kayu salib. Dan tujuan dari semua ini, adalah kemuliaan nama Tuhan.

Saya baru-baru ini menuliskan renungan dari Mazmur 22:23, Mazmur 22, memberitakan kepada Anda dan saya, ringkasan dari tujuan utama natal, Ilahi menjadi jasmani. Yaitu; Mazmur 22:23-32 (BIMK)

23 Perbuatan-Mu akan kuceritakan kepada saudara-saudaraku;

dalam pertemuan umat-Mu aku memuji-muji Engkau. 

24 Pujilah Dia, hai orang-orang takwa!

Agungkanlah Dia, semua keturunan Yakub!

Sujudlah kepada-Nya, semua keturunan Israel!

25 Sebab Ia tidak memandang hina orang tertindas,

dan tidak meremehkan kesengsaraannya.

Ia tidak berpaling dari orang itu,

tetapi mendengar bila ia minta tolong kepada-Nya.

26 Di tengah kumpulan umat aku memuji Engkau,

karena segala yang telah Kaulakukan.

Di depan umat yang takwa

kupersembahkan kurban yang kujanjikan.

27 Orang miskin akan makan sampai kenyang;

orang yang datang kepada Tuhan akan memuji Dia.

Semoga kamu sejahtera selama-lamanya!

28 Semua bangsa akan ingat kepada Tuhan dan kembali kepada-Nya,

segala suku bangsa akan sujud menyembah Dia.

29 Sebab Tuhanlah yang berkuasa,

Ia memerintah bangsa-bangsa.

30Semua orang besar akan sujud di hadapan-Nya,

semua manusia fana akan sujud menyembah Dia.

31 Angkatan-angkatan berikut akan berbakti kepada Tuhan,

Ia akan diberitakan turun-temurun.

32 Kepada bangsa yang lahir kemudian akan dikabarkan

bahwa Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya.

Soli Deo Gloria.