Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen Tentang Kekuatan Hidup

Renungan Kristen Tentang Kekuatan Hidup

Menaruh harapan pada kekuatan keadaan dunia

Dunia yang tidak pasti, kadang memberikan kejutan yang membuat kita kebingungan. Seringkali membuat kita salah arah dan seolah hidup benar-benar tidak ada artinya. Seringkali juga ketidakpastian hidup membuat kita marah hingga kita benar-benar merasa tidak nyaman dengan diri sendiri. Bahkan ketika dunia menunjukkan keberadaannya yang telah ada di dalam kutukan akibat dosa. 

Itu benar-benar menyakitkan setiap pribadi yang hidup di dalamnya. Yang awalnya baik-baik saja, tiba-tiba hidup kita rasanya benar-benar hancur, berdasarkan konteks permasalahan hidup masing-masing tentunya. Yang paling menyakitkan adalah kehilangan orang yang kita cintai. Semua orang takut akan hal ini, semua orang merasa bahwa ketakutan ini tidak perlu dipikirkan dan biarlah semua yang baik terjadi jika bisa.

Baca Juga: Santapan rohani 2022

Tetapi faktanya, semua hal yang tidak terduga selalu saja terjadi pada setiap orang. Permasalahan hidup, terjadi tanpa diundang. Tanpa adanya peringatan, semua yang awalnya baik-baik saja, kini terasa sangat tidak baik. keadaan dalam hidup ini berubah-ubah, perasaan kita berubah-ubah, keinginan kita berubah-ubah. 

Hanya Kristus yang tidak pernah berubah. Ia tetap sama, Ia adalah manusia yang berkuasa karena Dia adalah Tuhan. Ia tetap Tuhan yang mengasihi manusia, peduli pada penderitaan manusia dan Ia telah dibunuh dalam keadaan fana tetapi bangkit dalam keadaan kekal. 

Ia tetap sama dalam kekekalan dan Ia tidak pernah terpengaruh oleh keadaan dunia. Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia, Ia tetap sama. Kebenaran ini haruslah tertanam dalam hati dan pikiran kita setiap saat.

MATIUS 24:35 Alkitab Berita Baik (BM) Langit dan bumi akan lenyap, tetapi firman-Ku kekal selama-lamanya.”

Menaruh harapan pada kekuatan diri sendiri

Demikianlah harapan sejati, kekuatan hidup yang dapat dipercaya. Hanya ketika kita benar-benar berharap pada TUHAN yang tidak pernah berubah. Tetapi faktanya, kita adalah orang-orang yang lebih percaya pada diri sendiri. Inilah permasalahan terbesar yang ada di dalam diri kita.

Kita tahu bahwa diri kita terbatas, tetapi di sisi lain, kita seperti ingin selalu menjadi pahlawan atas diri kita sendiri. Kita ingin menjadi yang terbaik menurut versi kita dan lingkungan kita, kita tidak ingin tidak dipandang. 

Kita ingin semua orang melihat kita dan pada akhirnya mereka mengakui prestasi kita. Tetapi di sisi lain, dunia tidak berpihak pada kita. Mungkin beberapa orang akan beruntung, tetapi tidak semua orang. Di mana hasil dari semua keterpusatan pada diri sendiri adalah frustasi, jika berhasil maka kesombongan yang mengerikan dan merusak.

Demikianlah kita menaruh kekuatan di hidup kita, pada diri sendiri, kita memusatkan segala hal bahkan dunia dan lingkungan kita, seolah-olah kitalah pusat dari semua itu. Ini akan berdampak pada mental kita yang seringkali cemas, merasa takut dan tidak berdaya. Ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi atas kehidupan kita.

Kita takut jika gagal, kita bahkan menyalahkan diri sendiri yang tidak sempurna. Kita tidak pernah benar-benar dapat melakukan yang kita inginkan. Kita berjuang tetapi pada akhirnya diri sendiri akan selalu mengingatkan kita, “aku lelah, aku tidak bisa, aku tidak mampu.”

Jika kita berhasil, hidup akan semakin sulit, karena keangkuhan hidup, tidak adanya rasa puas. Dan keserakahan melingkupi kita. Beberapa pemimpin Kristen yang berjuang untuk sebuah gereja dengan kehidupan yang berpusat pada diri, pada akhirnya akan jatuh dengan sendirinya. 

Mungkin mereka terlihat hebat, dengan banyaknya jemaat yang mereka gembalakan. Tetapi pada akhirnya, kehidupan yang berpusat pada diri, merupakan kehancuran yang bukan hanya memisahkan kita dari sesama. Tetapi juga memisahkan kita dari kemuliaan Allah.

Baca Juga: Renungan Yoel 2:12-17

Saya rasa, mungkin para motivator akan memberikan arahan kepada anda, perkatakanlah hal-hal yang positif, maka kehidupanmu akan semakin positif. Tapi faktanya tidaklah demikian, diri kita lemah, kita rapuh dan tidak berdaya. Ketika kita berpusat pada diri sendiri, pada kekuatan diri yang lemah. Kita akan benar-benar menemukan diri kita pada lembah kelam tanpa gembala.

Untuk itu, lihatlah pada Sang Gembala (Mazmur 23), Dialah yang dapat kita harapkan. Dialah kekuatan hidup kita dan bukanlah diri sendiri. Saudaraku, nasehat dari Amsal berikut ini akan membawa anda pada pengertian untuk berharap hanya pada Tuhan dan menyangkal diri sendiri yang lemah dan benar-benar tidak berdaya.

Amsal 3:5-7 (BIMK) Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri. Ingatlah pada TUHAN dalam segala sesuatu yang kaulakukan, maka Ia akan menunjukkan kepadamu cara hidup yang baik. Janganlah menganggap dirimu lebih pandai daripada yang sebenarnya; taatilah TUHAN dan jauhilah yang jahat.

Amsal 3:5-7 (TB) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.

Menaruh harapan pada sesama manusia

Ketika diri sendiri diragukan, kita seringkali memberikan kepercayaan kita pada sesama. Ini bukan tentang kepercayaan yang sehat dan baik adanya. Yang saya maksudkan adalah kita percaya kepada sesama selayaknya kita percaya kepada Tuhan.

Kita mengagumi manusia lebih dari apa yang seharusnya kita lakukan, kita manaruh semua harapan kita pada manusia yang juga orang berdosa. Seorang ayah menaruh harapannya pada seorang anak, yang telah ia sekolahkan. Ia berharap anaknya tidak akan gagal, ia berharap anaknya dapat menjadi seperti yang ia harapkan sehingga dapat menjadi kebanggaan keluarga.

Seorang anak muda menaruh harapannya pada seorang kekasihnya, ia berharap kekasihnya dapat memberikan kebahagiaan seperti yang ia inginkan. Demikianlah seterusnya, kita berharap pada manusia. Lalu ketika manusia tersebut gagal memenuhi yang yang kita inginkan.

Baca Juga: Renungan pagi singkat 

Kita membenci orang tersebut, kita bahkan menghujat, dan tidak lagi percaya. Kita kecewa sampai setengah mati dan pada akhirnya kita hidup tanpa harapan.

Jika keadaan dunia, diri sendiri dan orang lain tidak dapat diharapkan. Dari manakah kekuatan hidup yang memberikan harapan dapat kita peroleh? Jawaban dari pertanyaan ini, kita mendapatkannya melalui Injil Yesus Kristus, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan baik kita sebagai orang Yunani dan orang Yahudi (Roma 1:16).

Kiranya peringatan Nabi Yeremia di bawah ini, membawa kita pada Injil, untuk kembali pada Injil dan menjadikan Injil saja pusat kehidupan, sumber kekuatan, dan tempat di mana kita dapat mengaku dosa kita dan diampuni.

Yeremia 17:5-6

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! 

17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. 

Berpusat pada Injil Yesus Kristus, inilah kekuatan hidup kita yang baru

Yeremia 17:7-6 (TB)

17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 

17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Filipi 4:13 (TB)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Matius 11:28-30 (TB)

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Berpusat pada Injil, berarti menaruh harapan hanya pada Kristus, kita datang kepada Dia dan mengaku semua dos akita, semua kesalahan kita yang di mana kita telah mengandalkan dunia ini, diri sendiri, dan sesama manusia. Kita yang telah tenggelam di dalam penyembahan berhala yang menjijikan.

Bertobat dari segala dosa dan menerima kasih karunia, kita hidup dengan cara yang benar. Oleh Roh Kudus kita diarahkan untuk benar-benar kembali pada Allah saja di dalam Yesus. Kita dibawa pada salib di mana semua dosa disalibkan.

Hanya ketika kita mengandalkan Tuhan, kekuatan hidup itu nyata, walau pun penderitaan datang. Ketika hidup kita setia pada Injil, kita tahu bahwa penderitaan kita tidak sia-sia. Dia yang telah menebus kita dari penderitaan kekal, menjamin bahwa penderitaan kekal tidak akan menyentuh kita lagi.

Di dalam Yesus, perkara terbesar yaitu dosa, telah dikalahkan. Kini kita masuk dalam penderitaan Kristus untuk menikmati Yesus yang lemah lembut. Di dalam Dia saja dan taat kepada Dia untuk masuk lebih dalam ke dalam tujuan TUHAN atas dunia melalui hidup kita, maka kekuatan hidup benar-benar nyata bagi hidup kita. 

Sebab kekuatan itu, menjadi milik kita tidak untuk Kesia-siaan. Kita dipanggil untuk menang atas dosa, hidup menikmati Kristus dan memberitakan Kristus. Dia berjanji akan selalu menyertai kita sampai akhir zaman. Demikianlah kehidupan kita yang baru di dalam Kristus, kehidupan yang berpusat pada Dia untuk melayani Dia dan menerima kuasa.

Kekuatan dalam hidup, hanya diperoleh dari ketaatan pada kehendak Kristus, melalui konteks kehidupan kita masing-masing. 

Baiklah, apa pun yang anda lakukan saat ini, hidup anda merenungkan Kristus, menikmati persekutuan dengan Kristus dan disipilin untuk menjadi berkat dan Kristus dimuliakan melalui kehidupan anda. 

Demikianlah saya juga bersama-sama kita, berjuang untuk tetap setiap pada kehendak Kristus dan hidup bagi kemuliaan-Nya. Selanjutnya, saya akan membawa anda pada ayat-ayat Alkitab yang memberikan saya juga kekuatan ketika saya memikirkan, merenungkan dan menikmati setiap makanan rohani ini.

Saya berdoa, kiranya ayat-ayat pada poin berikutnya, menguatkan anda, dan memabawa anda untuk kembali merenungkan Kristus, sifat-sifat Allah dan memuliakan Dia di dalam hati dan pikiran anda. Segala pujian hanya bagi TUHAN.

Ayat Alkitab untuk Renungan kekuatan hidup

Yesaya 40:28-31 (TB) 

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Ulangan 31:6 TB

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Matius 21:21 TB

Yesus menjawab mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.

Markus 10:52 (TB)

Lalu kata Yesus kepadanya: ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

1 Samuel 30:6 (TB)

Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.

Yesaya 41:10 (TB)

janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Keluaran 15:2 (TB)

TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. 

Filipi 4:6-7 (TB)

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.