Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saat Teduh Renungan Tentang Kasih Karunia Untuk 3 Hari

Saat Teduh Renungan Tentang Kasih Karunia Untuk 3 Hari
Agung Raditia Wy

Renungan kali ini sebenarnya melanjutkan seri renungan 3 hari sebelumnya tentang penharapan di dalam Injil Yesus Kristus. Untuk Renungan saat teduh yang tentang penharapan, linknya akan saya taruh di bagian akhir renungan ini.

Pengharapan yang dinantikan oleh Israel, tentang Mesias telah digenapi di dalam Yesus, inilah yang akan menjadi pusat dari setiap tulisan saya, renungan saya dan bagaimana setiap ayat Alkitab kita memandang dengan perspektif/cara pandang Injil Yesus Kristus. 

Alkitab menjadi sangat istimewa karena adanya Injil Yesus Kristus, Allah menyatakan diri-Nya di dalam kasih-nya melalui daging. Tanpa perspektif Injil Alkitab hanya akan menjadi buku hukum dan buku yang menyakitkan karena memberitakan kepada kita betapa berdosanya diri kita.

Untuk membawa Anda pada pertumbuhan, cara pandang yang benar tentang dunia. Mengenal Allah yang berbelaskasih kepada pendosa. Maka Alkitab memberitakan semua itu kepada kita, mengembalikan kita kepada Allah dan rancangan-Nya untuk menikmati kemuliaan yang ada di dalam Dia saja.

Renungan kali ini terdiri 3 renungan yang berkesinambungan. Kita akan memulainya dan kiranya Allah Roh Kudus bekerja melalui tulisan yang sangat terbatas ini dan Kebenaran sejati semakin tertanam di dalam hati dan pikiran Anda maupun saya. Selamat bersaat teduh.

Saat Teduh Renungan Tentang Kasih Karunia Untuk 3 Hari

1. Keselamatan Anugerah Allah

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Roma 3:24 Dan oleh kasih  karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Dasar dari iman Kristen bukanlah kebenaran diri sendiri, inilah yang menjadi pembeda iman kita dan budaya dunia, bahkan agama-agama besar dunia. Tetapi, Kekristenan menekan kecenderungan manusia yang suka membenarkan diri, hingga benar-benar kerdil. Semua ini terjadi di dalam diri manusia, sampai ia bertekuk lutut dan mengakui, “saya hanya debu dan abu ya Allah.”

Kasih karunia pada dasarnya adalah penerimaan yang radikal, di mana Anda tidak perlu menjadi sesuatu untuk bisa masuk ke dalam kasih ini. Kekristenan dan kasih karunia adalah kesatuan, di mana keselamatan di dapatkan bukan berdasarkan apa yang manusia kerjakan tetapi berdasarkan apa yang Yesus Kerjakan.

Untuk dapat mengerti apa itu kasih karunia, kita harus lebih dulu mengerti keseriusan dari pemberontakan kita, kehendak kita, bahkan kecenderungan manusia. Kita pada dasarnya tidak pernah  menginginkan Allah, dalam dosa-dosa kita, kita  bahkan lebih suka dengan kefanaan dan menikmatinya. Meskipun kita tahu kita gagal  untuk  menikmati semuanya.

Di  dalam kehidupan yang fana, manusia menyembah yang ia ciptakan. Ia tidak tidak bisa menyembah Allah yang kekal dan kudus. Sebab manusia manusia tidak kudus. Manusia di dalam kematian rohani, manusia hanya menunggu kebinasaan. 

Namun, di antara permusuhan yang terjadi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, Kristus telah mati untuk kita  ketika ketika  kita  masih berdosa. Pengertian ini membawa kita pada kasih yang radikal, kasih yang kita kenal, kasih tanpa syarat. 

Philip Yance menjelaskan, “Delapan jalan Budha, pengajaran karma Hindu, perjanjian orang Yahudi, dan syariat orang Muslim semuanya menawarkan cara untuk mendapatkan penerimaan. Hanya Kekristenan yang berani menjadikan kasih Allah tidak bersyarat.”

Kasih karunia adalah keselamatan dari murka Allah, dari hukuman kekal, dan merima satu-satunya kasih yang diberikan tanpa adanya syarat tertentu atau cara untuk mendapatkannya. 

Karena kekristenan memberikan kepada kita satu definisi kasih yang mengidupkan, kasih yang menerima lalu mengubahkan, kasih yang memberikan sesuatu terlebih dahulu dan kasih yang membebaskan dan memberikan kelegaan. Sehingga penerima kasih, diberikan kehidupan untuk memuliakan Allah.

Manusia yang diselamatkan dari kematian kekal, tidak ada samasekali alasan untuk bermegah. Ia hanya akan memiliki alasan kuat  untuk memuliakan Allah. Kemegahan hanya menjadi milik Allah, kemuliaan dan kekuatan, kehebatan dan kesetiaan hanya milik Kristus.

Bukan tanpa alasan keselamatan yang ada di dalam Kekristenan tanpa syarat. Ini semua tidak bisa lepas dari darah yang dicurahkan di Perjanjian Lama, dan digenapi di dalam Yesus, darah yang mahal, kekudusan yang menjadi dosa. kehidupan yang selayaknya menerima hadiah. Namun menerima murka Allah, semua ini diterima di dalam tubuh Kristus.

Anda dan saya yang berdosa Yesus yang menerima hukuman dosa, Anda dan saya yang memberontak. Di kayu salib Yesus dirumukkan oleh Allah, Yesus dipandang sebagai pendosa besar. Kehancuran reputasi Kristus merupakan tanggungan yang harusnya Anda dan saya terima.

Keselamatan anugerah Allah, karena Kristus berbelaskasih kepada kita, Yesus menjadikan dirinya dosa dan tidak menjadi benar. Tetapi menerima semua natur berdosa kita, sehingga di dalam Dia kita dibenarkan. 

Dia adalah pembela kita, Dia adalah Tuhan yang dalam kekayaan hikmat dan kasih, menunjukkan satu pertunjukkan indah untuk membawa kita kepada Allah, sehingga kita bisa berkata, “Tuhan aku berdosa, aku tidak layak, aku tidak benar, tolong aku untuk bertobat.”

Baiklah pengertian kita akan kasih karunia, membawa kita pada kehancuran hati untuk melihat kedalaman hati kita yang berdosa. Akan begitu sulit bagi Anda mengaku bahwa Anda pendosa, terutama Anda yang adalah orang agamawi, Kristen dari lahir. Karena demikianlah saya, tetapi saya ingin menunjukkan satu hal tentang kedalaman hati saya.

Saya layak menerima ini

Saya merasa saya layak menerima kasih Allah, saya  merasa sayalah yang telah menjadikan diri saya bisa menerima anugerah.  Tetapi ketika melihat definisi dosa yang adalah kematian, jika melihat definisi kebenaran saya adalah kain kotor. 

Saya dipermalukan, bahkan dalam perjuangan saya untuk keselamatan saya, semua itu adalah wujud nyata dari keberdosaan saya. Di mana saya ingin menjadi tuhan dengan cara  membayar  TUHAN yang  kudus dan hidup. Sedangkan, saya mati, abu dan debu. Tidak bisa, selamannya tidak akan bisa, sampai akhirnya anugerah Allah itu merobek  ke-aku-an saya, menunjukkan dengan jelas kecacatan dan kebusukkan saya. 

Bukan tentang apa yang saya lakukan, tetapi tentang hati yang busuk dan melawan Allah, tidak tunduk dan tidak berpenyerahan. 

Ini kecenderungan Anda dan saya, kita manusia diciptakan untuk bebas dalam titik tertentu, maka dari itu kasih karunia memberikan kebebasan itu rasa malu sehingga kita mengakui dalam kelemahan dan ketiadaan iman. Bahwa hanya Allah yang benar dan kudus.

Mungkin Anda berpikir, itukan Anda, bukan saya. Baiklah, saya ingin tegaskan kita semua sama. Hanya saja, ada yang masih kuat menyembuyikan keberdosaan-Nya dan menolak untuk diselamatkan oleh kasih karunia. 

Menerima kasih karunia, namun menambahkan ke-aku-an di dalamnya sehingga tidak ada penyerahan dalam iman yang demikian. Saya benar karena ada kebenaran saya, bukan hanya kebenaran Kristus. Yaaa Allah kiranya orang yang demikian segera bertobat.

Untuk menutup renungan ini, saya berdoa kiranya Anda dirumukkan sama seperti Kristus sehingga Anda bertobat, begitu juga saya, saya setiap hari membutuhkan hanti yang hancur dan remuk untuk melihat keindahan dan kenyamanan, bahkan kedalaman dari kasih Yesus, keselamatan anugerah Allah merupakan kenikmati tak terhingga yanng dapat jiwa Anda dan saya nikmati. Amin.

Dua Pertanyaan refleksi

1. Apa yang menjadikan Anda dapat yakin bahwa Anda telah diselamatkan? Bacalah 1 Petrus 3:8 I Korintus 15:14 dan Roma 10:9-10.

2. Apa yang Anda mengerti tentang keselamatan adalah anugerah Allah?


2. Menerima Kristus berarti berpenyerahan diri

Yohanes 1:12 (TB) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.

Wahyu 3:20 (TB) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang mendengar suaru-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Kristus yang membenarkan kita, adalah Dia yang menjadi pengganti untuk menerima semua hukuman dosa. Tetapi, kita akan melihat satu masalah dari kemanusiaan kita, hal ini telah saya singgung di dalam renungan-renungan saya sebelumnya. 

Ini tentang ketakutan kita, tentang bagaimana ketakutan ini menjadi penghalang kita untuk bisa menerima Kristus. Ketika kita tidak menerima kasih Yesus, pada saat itulah kita tidak menyerahkan hidup kita pada Yesus.

Ketika kehidupan tanpa penyerahan kepada Yesus, pada saat itulah kita tidak memuliakan Allah, kita tidak memiliki persekutuan dengan Dia. Dan pada saat itulah kita tidak menemukan kepuasan terdalam diri kita, kita hanya mendapati diri kita ada dalam sukacita-sukacita dangkal tanpa kasih.

Pada dasarnya ke-aku-an kita, tidak ingin menerima kenyataan, bahwa kita harus berpenyerahan kepada Kristus. Kita masih tetap ingin menjadi tuhan atas kehidupan kita, kita tidak ingin dikendalikan. Kita ada di dalam cengkraman halusinasi, bahwa kita mampu mengendalikan segalanya.

Kita harus kembali pada pengertian, akan tetapi Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, pada saat kita masih berdosa. Dalam keengganan kita untuk menerima Kristus. kenyataan-Nya tetap sama kita telah ditebus. 

Kasih Yesus tidak pernah berubah, ini kasih sekali untuk selamanya. Bukan kasih murahan, tetapi undangan yang kudus dan mulia. Untuk meninggalkan kebohongan dari kebenaran kita dan mengenakan kebenaran Yesus. inilah yang dimaksudkan, menerima Kristus.

Ia adalah Firman yang menjadi manusia, Ia yang memberikan darah yang mahal. Secara sempurna melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan. Yaitu menerima Allah, melakukan rancangan Allah dan setia pada Allah tanpa pemberontakan.

Dengan kata lain, penyerahan diri kepada Yesus, haruslah berpusat pada Yesus untuk kekuatan dari Yesus. Sebab kuk yang Ku pasang itu ringan dan belajarlah kepada-Ku karena akau lemah lembut. Kepuasan sejati akan Anda temukan di dalam Kristus. 

Ketika kita menerima Dia dan pada saat itulah permusahan, pertentangan, kita dengan Allah dihilangkan. Kita diperdamaikan dengan Allah oleh karena kematian Yesus, ketika aliran kasih itu mengalir dalam diri. Kita menjadi anak-anak Allah (Roma 5:10). 

Yesus yang datang, mengetok pintu hati, melalui pemberitaan Injil yang dapat kita dengar dengan telinga dan kita pikirkan dengan pikiran kita. 

Baiklah, hati kita selalu disentuh oleh kasih karunia itu, penyerahan diri kepada Kristus berarti hidup dalam pertobatan dari ke hari. Semakin bertumbuh ke arah Dia dan hidup  dalam kepuasan kasih untuk kemuliaan demi kemuliaan yang dapat kita beritakan. 

Ini adalah kemuliaan Yesus, ini adalah visi Allah melalui hidup kita yang menerima Kristus. yaitu membawa Injil kepada orang-orang yang sesat sama seperti kita dahulu, sesat dalam kegelapan dunia.

Kehidupan di dalam Kristus membukakan kepada kita setiap realita ketidakmampuan kita untuk bisa hidup dalam kepuasan sejati damai sejahtera sejati, setiap hari bahkan setiap saat. 

Kiranya kita dimampukan untuk mengulang hal yang sama, yaitu menerima Kristus sebagai satu-satunya Pribadi di mana kita dapat menyerahkan kehidupan kita, cita-cita kita dan kebenaran kita. inilah Kekristenan yang benar-benar menerima Kristus 

Kita disadarkan, mengenakan manusia baru, menginginkan cita-cita Kristus dan kebenaran-Nya menjadi milik kita. Ketika Anda dan saya menerima Kristus, artinya kita mengambil semua hal tentang Kristus, kehidupan yang ada di dalam kehendak Allah, melaksanakan kehedak Allah dan melakukannya  dengan mata tertuju hanya kepada Kristus (Ibrani 12:1-2).

Kita tahu bahwa pengertian dari Kristen adalah pengikut Kristus, menjadi murid Kristus dan orang-orang yang menerima Dia sebagai Tuhan dan juruselamat. Menjadikan diri milik Yesus, berserah dan sampai pada ujung penyerahan, Anda dan saya tidak lagi memiliki hak atas kehidupan. 

Anda menerima Kristus atau tidak samasekali, ini adalah keputusan hidup dan mati. Yesus mengetok pintu hati Anda, ingin mendapatkan Anda. 

Tetapi tidak ada paksaan maupun permohonan di sana. Yang ada didikan dan kasih anugerah yang melimpah. Agar Anda menjadi anak-anak Allah. 

Saudaraku Anda yang saat ini, belum menerima Kristus, belum taat  kepada-Nya, belum memberikan kehendak, Anda kepada-Nya. 

Saya hanya bisa berkata Kristus menunggu Anda mengambil keputusan yang penting ini,  agar Anda kehidupan Anda, menjadi milik-Nya dan Anda bercerai dari dunia, atau tidak samasekali. Dan hiduplah berdasarkan ke-aku-an Anda dan terimalah keterpisahan dari Kristus selamanya ini adalah kebinasaan kekal, Inilah neraka itu, ketika jiwa Anda benar-benar terpisah dari Kristus yang Kudus.

Namun, jika Anda berkeputusan untuk percaya Kristus, ini artinya Anda memberkan kehidupan Anda, dan melepaskan semua hal tentang Anda. Bergumullah secara serius, kiranya Roh Kudus memberikan Anda kekuatan dan pengertian. Bagian ini, kita akan mendalaminya di renungan berikutnya yaitu Jaminan Keselamatan. 

Ketika Anda menerima Kristus, darah-Nya, salib di mana semua dosa musnah merupakan jaminan keselamatan yang benar-benar bisa kita percayai atau Yakini. Inilah yang menjadi kesukaan saya hari-hari ini, dalam gelapnya dunia, Injil menjadi kesukaan untuk terus diberitakan apapun resikonya. 

Dua Pertanyaan untuk Refleksi

1. Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah bercerai dari dunia dan hidup untuk menjadi mempelai Kristus karena Anda dimampukan untuk menerima Kristus? Renungkan dan tuliskan hasil  perenungan Anda Roma 12:2 1 Yohanes 2:15-16!

2. Apa yang Anda bisa ketahui tentang menerima Kristus? Silahkan dipikirkan dan renungkan!


3. Jaminan Keselamatan, menjadi milik Yesus 

Yohanes 5:24 (TB) Aku berkata kepadamu: sesungguhnya berangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

I Yohanes 5:24 (TB) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

Penolakan terhadap kasih karunia, merupakan dosa tersebar yang tidak akan ada lagi pengampunan. Inilah yang dimaksudkan menghujat Roh Kudus. Menolak untuk diselamatkan, lebih mempercayai keselamatan yang dapat dihasilkan diri sendiri. 

Merupakan dosa yang paling tua, inilah yang dilakukan nenek moyang kita, yaitu Adam dan Hawa menyelamatkan diri sendiri. Mereka membuat dari daun Ara cawat, untuk menutup rasa malu mereka, terhadap akibat dari dosa.

Rasa takut dan rasa malu, membawa kehidupan kita pada perjuangan untuk sebuah keselamatan palsu. Kita memuliakan tuhan yang dapat kita bayar, menyembah tuhan yang bukan pribadi. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, bukan hanya menolak Allah, tetapi menggantikan Allah yang berpribadi menjadi ilah yang dapat diciptakan dan fana. 

Karena pada dasarnya ketidak kudusan manusia, menjadikannya benar-benar terpisah dari Allah, Manusia, di dalam lingkupan dusta setan. Memproglamasikan, bahwa dirinya adalah miliknya sendiri, setiap kehendaknya merupakan yang terbaik untuk dirinya sediri. Ia tidak pertanggung jawab apapun kepada siapapun. Sungguh ini suatu dusta pikiran dan hati yang berdosa.

Namun, waktu yang berlalu membuktikan, manusia bukan hanya gagal, tetapi juga semakin menyedihkan. Ini adalah bukti nyata, bahwa Anda dan saya tidak benar-benar memiliki  kehidupan kita, kita diperbudak oleh satu sistem yang tidak terlihat. Kita menderita dalam sistem ini, jiwa kita terluka dan hati nurani kita berkata, “binasa, binasa saya binasa.” Walaupun kita menolak untuk menyerahkan diri kepada Krstus secara utuh. 

Apa yang sedang saya tulis di atas, merupakan realita Kekristenan hari-hari ini, kita di bawa pada kasih karunia yang bukan dari Alkitab. 

Kita mengenal kasih karunia pemberian cuma-Cuma. Kita senang atas itu, karena dengan adanya kata Cuma-Cuma, kita berpikir bahwa kitalah pusat dari kasih karunia. Tidak saudaraku kita salah. Pada saat yang sama kita tidak pernah benar-benar berpenyerahan pada kasih itu, sehingga pengendali hidup kita adalah diri kita.

Kehidupan Kristen yang seperti ini, haus akan pujian, haus akan kemuliaan diri, dan akan sangat cepat tersinggung ketika berhala di dalam dirimya diganggu. Berhara ini bertopengkan harga diri. Ketika sebuah perkataan meyinggung dan menyakitkan hati mereka, mereka akan panas dan merasa bahwa harga diri mereka diinjak-injik. 

Inilah kekristenan kita, menawarkan kasih karunia yang mengubahkan prilaku dengan kekuan sendiri. Tidak pernah membukakan dosa dan menyebut diri sendiri sebagai pendosa besar yang sebenarnya tidak layak menerima kasih karunia. 

Saudaraku pengandalan diri sendiri, percaya pada kebaikan diri dan kebenaran diri dan keindahan sekitar. Merupakan dosa tertua yang telah terjadi di Taman Eden, saya bisa menjelasakan ini, tetapi baiklah Anda baca kembali Kejadian 3. Karena bukan dosa ini fokus saya.

Adakah harga diri dari seorang mayat rohani seperti Anda sehingga Anda sebagai orang Kristen sangat haus penghargaan dan kemuliaan diri. Kita harus menyadari status kita sebagai pendosa dan melihat bagaimana karya keselamatan, salib Kristus dan kasih itu dengan penuh kerelaan menerima kita, sehingga kita benar-benar hidup dalam kasih dan mampu mengasihi sesama. 

Saudaraku egosentris, adalah penghancur terbaik kehidupan Kristen Anda, ia mungkin tidak terlihat dibalik senyuman ramah Anda dengan segala kerohanian keagaman Anda tetapi ia akan meledak pada waktunya. Memperlihatkan dirinya bahwa ialah musuh terbesar Kekristenan dalam hal penyerahan diri di dalam keselamatan. 

Inilah kehidupan, yang kita memiliki ketika jaminan keselamatan di dasarkan pada anugrah murahan yang tidak mendidik dan membukakan dosa dan tidak membawa hati dan pikiran membenci dosa dalam diri. 

Keselamatan di dalam Kristus, pada dasarnya adalah kemerdekaan atas dosa, membukakan berhala dalam diri dan memperlihatkan bagaimana Anda dan saya tidak ada sedikitpun kuasa dan kekuatan untuk dapat hidup sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. 

Kita telah memberontak, kita telah membenci Tuhan, kita telah mempergunakan nama Tuhan untuk kepentingan kita sebagai manusia. Dan kepuasan fana yang tidak ada habisnya, kiranya kita bertobat.

Namun, puji Tuhan jaminan keselamatan yang Kristus tawarkan, yang Kekristenan sejati Imani. Adalah Keselamatan yang di awali dengan kematian atas dosa, kehidupan baru yang membenci dosa. Dan berproses untuk semakin serupa Kristus, ketika Anda dan saya percaya kepada Yesus, menerima Yesus. saya akan menjelaskan 2 hal penting tentang jaminan keselamatan kita.

Pertama, Percaya bahwa Dia adalah utusan Allah 

Percaya bahwa Yesus satu-satunya utusan Allah Bapa, Dia memberikan darah-Nya yang kudus untuk menyucikan bagi yang percaya kepada Dia. Percaya bahwa Allah Bapa, Dialah yang satu-satunya layak untuk dimuliakan karena kasih-Nya, sebagaimana Dia ada. 

Kita dapat mengerti ketika kita percaya kepada Kristus dengan penuh keyakinan, bahwa kita telah pindah dari dalam maut ke dalam hidup yang kekal. Ini adalah tentang apa yang Yesus kerjakan, satu-satunya harapan kita adalah apa yang telah Yesus selesaikan untuk Anda dan saya. 

Inilah alasan mengapa orang Kristen tidak ada sedikitpun alasan untuk bermegah, selain bersyukur dan memuliakan Dia. Memberitakan Dia melalui  kehidupan sehari-hari.

Percaya Yesus berarti tidak lagi mempercayai kebenaran yang ada di dalam diri sendiri. karena kebenaran diri adalah pembuktian dari bagaimana dalamnya kesalahan kita. Keberdosaan yang melekat pada diri dan hidup yang semaunya sendiri.

Saudaraku, kenakanlah kebenaran Kristus, karena Dia membenarkan kita yang percaya, Dialah jeminan dan pembela kita. Dialah satu-satunya yang mengerjakan yang Bapa inginkan secara sempurna, Dialah manusia sejati Allah sejati yang menjadi pusat kehidupan kita.

Sehingga kita tahu sekarang;

  • Kristus adalah utusan Bapa.
  • Kristus diutus untuk menebus kita.
  • Kristus memberikan kasih sejati.
  • Kristus adalah keberan kita yang ada di dalam kita.
  • Kristus adalah pusat kehidupan, maka dari itu marilah kita masuk ke dalam penjelasan ke dua.

Kedua, menjadi milik Yesus 

Jaminan keselamatan Kristen adalah kasih yang saling memiliki. Antara Anda dan Kristus. Antara saya dan Kristus. Antara Gereja sebagai mempelai Wanita-Nya dan Yesus mempelai pria. Orang-orang kudus-Nya. Dan antara para Nabi, Rasul, Pengajar, Pengkotbah, Misionaris dan Kristus. Ada dalam ikatan kasih yang saling memiliki.

Oooo saudaraku kebenaran ini sungguh indah, Allah mengaruniakan  Yesus  untuk sebuah hubungan yang indah. Hubungan kasih yang intim dalam perjuangan bersama-sama. Bukan kasih yang dingin dan saling memanfaatkan.

Menjadi milik Yesus, Yesus milik kita satu-satunya yang berharga sumber sukacita dan pengharapan terang kehidupan jalan keselamatan dan roti kehidupan. Aliran air yang mengalir dari hati, sumber kasih bagi dunia di mana Yesus menjadi milik Anda dan saya yang mengaku percaya kepada-Nya.

Hidup itu ada di dalam Anak-Nya barangsiapa memiliki Anak ia memiliki hidup. Kepercayaan, penerimaan rohani yang hidup terhadap Kristus menjadikan kita memiliki Kristus. Keselamatan Kristen bukan tentang apa yang bisa kita lakukan, tapi tentang kepemilikan kehidupan baru (2 Korintus 5:17). Kita yang dulunya ada di dalam kematian, ketika Kristus menjadi pemilik kita pada saat yang sama kita memiliki kehidupan baru yang membenci dosa.

Kita masuk ke dalam ruangan kehidupan yang penuh pergumulan, dalam keberanian yang baru berperang melawan kecenderungan berdosa. 

Di dalam kasih karunia kita dimampukan. Kawanku Anda dan saya memiliki kehidupan berpenyerahan kepada Kristus, merupakan jalan satu-satunya untuk tetap kuat melawan setiap dosa, berjaga-jaga dan membenci setiap dosa untuk kehidupan yang semakin mengasihi Allah, mengasihi sesama, dan menerima realita kehidupan yang menyakitkan. 

Semakin Anda mencintai Kristus, dunia semakin membenci Anda, semakin dunia memusuhi Anda semakin dunia bertentangan dengan prinsip Anda, maka kenakanlah Kristus, senjata rohani yang Ia sediakan di dalam Efesus (Efesus 6;10-20).

Baca Juga:

Jaminan keselamatan Kristen, mencakup keseluruhan ini, di mana Anda diubahkan dengan cara  pandang baru. Anda menjadi musuh dunia, dimerdekakan untuk taat kepada Allah di dalam penyerahan penuh dan kesadaran di mana daging berlawanan dengan Roh. 

Hidup Anda dan saya bukan kita lagi tetapi Yesus yang hidup dalam kita, inilah jaminan keselamatan itu, percaya kepada Yesus dan menjadi miliki Yesus dan mengambil kehidupan Yesus, memikul salib, menyangkal diri dan mengikut Dia sampai bertemu muka dengan-Nya.

Penjelasan ini saya rangkum dalam berapa kalimat;

  • Jaminan keselamatan berarti kita dimiliki Yesus. Marilah berserah dan taatlah!
  • Jaminan keselamatan berarti kita memiliki Yesus, Marilah kita mengambil harta berharga itu dan meinggalkan yang berharga dari dunia! Bercerai dari dunia atau tidak samasekali dan binasalah.
  • Jaminan keselamatan berarti mengambil cita-cita Kristus dan meninggalkan cita-cita kita. Marilah bergumul untuk ini, ambillah sukacita dalam perjalan di jalan pekabaran Injil yang memuridkan!
  • Jaminan keselamatan Kristen berpusat pada Yesus, yang hidupku bukan aku lagi, melainkan hidup Yesus yang telah disalibkan itu dan oleh iman kasih karunia dalam Yesus yang telah menebus aku dari perbudakan dosa. 
  • Penyertaan yang sejati dari Roh Kudus, Yesus Kristus dan Allah dimuliakan. Berserahlah, yaa berserahlah dan nikmati kasih karunia itu, jadilah Injil yang terbuka bagi kematian yang disekliling Anda.

Satu Pertanyaan Refleksi

Kekristenan modern memusatkan keselamatan pada manusia, bukan Kristus. Ini adalah injil palsu yang rendahan, bahkan tidak menyelamatkan. Mereka berseru, “Percayalah kepada Yesus undanglah Dia agar masuk ke dalam hati Anda.” Seolah-olah Yesuslah yang tersesat sehingga harus diundang. Kita harus bertobat dan kembali kepada Injil yang sejati, bahwa kitalah yang sesat. Kitalah yang harus  menerima undangan keselamatan atau binasa selamanya.

Baca Juga: 

Bagaimana Anda mengetahui bahwa diri Anda benar-benar memiliki jaminan keselamatan tanpa kesesatan? Renungkanlah, berdoalah, dan bergumullah! Roh Kudus memampukan Anda. Amin.