Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Matius 18:1-5 Menjadi Rendah Hati Seperti yang Yesus Katakan

Renungan Matius 18:1-5 Menjadi Rendah Hati Seperti yang Yesus Katakan

Matius 18:1-5 (TB)

1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”

2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

3 Lalu berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalama Kerajaan Sorga.

4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar di dalam Kerjaan Sorga.

5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.

Melihat dunia yang mementingkan kekuasaan untuk dapat menjadi yang terbesar. Dan tidak jarang seorang yang melebelkan dirinya hamba Tuhan, pelayan Tuhan, bahkan ia seorang pendeta. Untuk menjadi yang terbesar, ia menjadikan dirinya berwibawa, bersikap dingin kepada jemaatnya. 

Bahkan untuk berbicara kepadanya, jemaatnta berpikir seribukali. Karena wibawa yang ia taruh di dalam dirinya, karena kebesaran diri yang merasa bahwa saya layak dihormati.

Ketika melihat realita seorang yang mengaku hamba Tuhan, tetapi untuk menjadi besar, ia sama dengan cara dunia. Saya rasa ini adalah natur semua orang dan saya berkecencerungan melakukan hal yang sama. Baca Juga: Ayat Alkitab dan renungan.

Tanpa pergumulan yang terus-menerus, tanpa memandang kepada salib dan bagaimana Yesus menjadi sangat hina dan rendah. Maka suatu hal yang alami jika seorang yang berlebel hamba Tuhan menjadi besar tidak berdasarkan firman Kristus.

Maka dari itu, melalui renungan kali ini, bersama-sama kita belajar untuk menjadi seseorang yang hina di mata dunia dan mulia di mata Tuhan. Menjadi sama seperti Kristus dan memangkas setiap dahan dunia yang melekat pada diri kita yang memang seorang pendosa layak binasa.

Yesus memberikan kepada Anda dan saya pengertian yang samasekali berbeda dengan apa yang kita pikirkan, apa yang dunia ajarkan dan apa yang terbaik bagi kita. Semua itu Yesus runtuhkan seketika, ini keren saya rasa, dan saya sangat bersemangat untuk berbagi pemahaman saya tentang hal ini, tentang pengajaran Yesus yang sangat praktis dan mari kita gumulkan hal ini dan hidup sesuai denga napa yang Yesus perintahkan kepada kita sebagai wujud nyata dari kasih karunia-Nya yang melimpah di dalam kita.

Saya membawa Anda pada 2 kalimat penting untuk direnungkan. Pertobatan yang Yesus maksudkan. Di mana seruan ini, merupakan kemutlakan dari kehidupan baru. Dan buah pertobatan adalah kerendahan hati dan kehidupan yang menyambut Kristus sebagaimana Ia mengasihi orang yang rendah hati.

Mari kita mulai untuk merenungkan Injil kali ini!!!

Renungan Matius 18:1-5 Menjadi Rendah Hati Seperti yang Yesus Katakan

1. Pertobatan yang Yesus maksudkan

Saya harus bertobat setiap hari bahkan setiap saat, karena setiap saat saya berdosa di hadapan Allah, pikiran saya jahat dan hati saya jahat. Tanpa hati dan pikiran yang dipenuhi Kristus sangatlah gampang saya hidup berdasarkan prinsip-prinsip dunia ini dan semakin cinta pada apa yang secara alami sesat di dalam diri saya.

Bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah bertobat hari ini? Apakah Anda sudah melihat pada salib hari ini? Apakah Anda memandang pada Kristus Sang Injil yang adalah indentitas Anda sebagai orang Kristen.

Di mana salib dengan jelas memperlihatkan kontras antara prinsip dunia dan prinsp Allah yang adalah pencipta. Ketika melihat pada salib, di sanalah titik kesadaran bahwa kita adalah seorang berdosa. Yesus memberitahukan kepada para murid, “jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, maka kalian tidak masuk ke mana Aku berada.”

Yesus berasal dari Kerajaan Sorga, di mana Yesus pertama-tama mengkonfirmasikan kepada para murid bahwa inilah yang berkenan kepada-Ku. Menjadi seperti anak kecil. Kedua Yesus memberitahukan, bahwa natur manusia kalian secara alami tidak seperti ini. Jadi untuk bisa menjadi seperti anak kecil. Ini adalah tindakan yang disengaja, pertobatan yang disadari dan melihat pada bagaimana Yesus disalibkan menjadi sangat hina.

Ini sangat bertentangan dengan natur manusia yang suka menjadi pahlawan bagi diri sendiri. jika lebih kuat bagi sekitarnya. Dan kita melihat contoh hamba-hamba Tuhan yang merasa bahwa ia tidak memerlukan kawan sekerja yang harus mengingatkannya dan berkata tidak pada kesesatan hatinya.

Kita melihat bagaimana kecenderungan kita yang lebih suka individualisme agar menjadi jagoan dalam bidang kita, karena saya seorang pelayan, maka yang saya singgung adalah pelayan Tuhan yang merasa tidak perlu teguran.

Seorang pelayan Tuhan yang merasa bahwa dirinya telah berjuang untuk Tuhan dan pencapaiannya adalah tentang ia dapat melakukan yang terbaik untuk Tuhan padahal bagi kemuliaan diri sendiri. sehingga akar inilah yang menghasilkan buah yang anggkuh dan secara alami kita enggan untuk menjadi anak kecil.

Kita harus bertobat dari delusi yang setan buat, bahwa kita adalah orang dewasa sehingga hal itu menjadikan kita orang-orang angkuh. Ketika kita di dalam Yesus dan percaya kepada Dia sebagai Tuhan/Tuan atas hidup kita.

Bukan hanya itu, Yohanes menjelaskan kepada kita Yohanes 1:12 bahwa setiap kita yang menerima Yesus kita diberikan kuasa untuk menjadi anak Allah. saudaraku mari renungkan ini dan untuk masuk pada perenungan ini dan membawa kita pada kesadaran akan kebutuhan kita pada Yesus dan menjadi anak kecil.

Saya harus menjelaskan lagi tentang natur kita yang berdosa dan ketiadaan harapan di dalam dosa. Yesus menjelaskan tentang, bahwa kita harus bertobat, bahwa para murid harus bertobat. Ini menunjukkan keseriusan dari dosa, di mana setiap manusia ingin menjadi yang terbesar berdasarkan definisi mereka masing-masing. akar dari definisi yang salah ini adalah dosa.

Pembertontakan terhadap Tuhan, merupakan ketidaktaatan pada Tuhan, dan inilah yang Yesus ingin pangkas dari diri para murid pada waktu itu dan bagi Anda dan saya hari ini. Bertobat berarti menjadi anak kecil, seorang anak kecil selalu menginginkan orang tuanya, atau ayahnya untuk mendapatkan perlindungan.

Selain itu, ia secara jujur mengakui betapa ia binasa tanpa kehadiran ayahnya. Saudaraku, inilah yang Yesus maksudkan untuk kita bertobat. Yaitu kita menginginkan Allah saja di dalah Yesus, sebagai orang percaya apa yang menjadi keinginan terbesar Anda sekarang? Maka itulah yang menjadi Tuhan Anda.

Kekristenan memiliki tujuan yang jauh lebih besar, lebih mulia dan indah. Yaitu kehidupan kekal bersama Allah pecipta. Sebab kita diciptakan untuk Dia, yaitu menyembah Dia dan menikmati Dia. Seorang anak kecil akan selalu menikmati kebersamaannya bersama ayah yang mengasihinya.

Ia selalu percaya bahwa ayahnya tidak akan pernah memberikan yang tidak baik bagi dia. meskipun seringkali keinginannya ditolak. Kasih seorang anak kecil kepada seorang ayah sangatlah murni. Saudaraku, kita yang telah percaya kepada Yesus adalah anak Allah maka kepercayaan kita kepada Allah seperti percaya seorang anak kecil inilah yang Yesus maksudkan.

Untuk menjadi yang terbesar, kita harus menjadi sangat rendah di hadapan Allah dan manusia. Inilah pertobatan, menjadi seperti Yesus, saya kira nasehat dari Petrus berikut ini menolong kita;

1 Petrus 5:5-6 (TB) “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Selanjutnya kita akan melihat; Amal 3:34 (TB) “Apabila Ia (Tuhan) menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.” Selanjutnya Matius 23:12 (TB) “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Hal yang paling menakutkan dari keangkuhan, tinggi hati. Bahwa Tuhan yang besar dan berkuasa, Diah musuh kita. Maka dari itu Yesus menjelaskan bahwa tidak ada tempat bagi orang sombong di Kerajaan Sorga. Saudaraku, marilah kita hidup bertobat dan menginginkan Yesus saja, Roh Kudus yang ada di dalam kita, kiranya memampukan kita untuk hidup dalam pertobatan dan menjadi semakin rendah seperti seorang anak kecil.

2. Kerendahan hati dan kehidupan yang melayani

Menjadi seperti anak kecil, berari merendahkan hati, ini tentang diri sendiri yang merasa sangat berdosa dan semua kesuksesan, pencapaian hidup adalah sia-sia. Salomo dengan baik menjelaskan Kesia-siaan hidup melalui kitab Pengkhotbah. Sebab Yesus sendiri memberitahukan kepada kita, di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa yang berguna, bernilai kekal.

Di dalam Yesus, arah hidup kita yang fana, dibawah ke arah hidup yang bernilai kekal. dan semua arah ini dimulai dari pertobatan yang membuahkan kerendahan hati. Kehidupan yang rendah hati, di ini bukanlah gaya, di mana Anda selalu bersikap sopan di depan orang yang baru Anda kenal, di mana Anda selalu menyapa orang-orang, Anda selalu berusaha tersenyum. Kerendahan hati yang Yesus maksudkan adalah hati yang mengakui dosa di hadapan Allah, mengakui bahwa tanpa kasih karunia kita binasa.

Pada saat yang sama kerendahan hati, adalah kehidupan yang sangat sadar tanap Bapa di Sorga menyertai kita benarr-benar tersesat di dalam dunia ini. Selayaknya anak kecil yang berada di tengah hutan dan tidak ada siap-siapa bersamanya.

Kehidupan yang rendah hati selalu merenungkan Injil, di mana Yesus telah menjadi dosa, menggantikan posisi kita yang berdosa dan layak binasa. Yesus disalibkan karena ditimpakan kepada-Nya dosa manusia. Dan ketika kita percaya kepada-Nya kita dibanarkan dan dikuduskan.

Saudaraku, kehidupan yang rendah hati dan menyambut orang-orang yang dianggap hina bagi dunia. Kehidupan yang mengasihi keadilan dan kerendahan hati orang lain. Yesus menjelaskan di ayat 5. Siapa yang menyambut anak kecil, ia menyambut Yesus, Yesus yang disalibkan bahkan lebih hina dari seorang anak kecil.

Baca Juga:

Dia ingin memberitahukan kita, bahwa hati-Nya adalah untuk orang-orang lemah, putus asa dan kehidupan tanpa harapan karena dosa yang telah menjalar ke semua orang sebab semua orang telah berbuat jahat.

Tetapi konsekuensi dosa sangatlah mengerikan dan nyata. Yesus disalibkan untuk orang berdosa, Yesus melayani orang berdosa dan lemah. Yesus mengasihi pendosa dan disalibkan untuk pendosa. Saya ingin Anda menyadari ini, di mana hati Yesus berada. Di sanalah seharusnya hati Anda dan saya berada. Kehidupan yang melayani dilakukan Yesus, inilah amanat yang harus ada di dalam kita.

Melayani seperti Yesus melayani, mengasihi orang rendah seperti Yesus mengasihi dan marilah kita berdoa untuk ini. Bergumul untuk dimampukan melakukan seperti yang Tuhan kita lakukan. Kita tidak mampu, tetapi Roh Kudus yang ada di dalam kita yang memampukan kita dan memberikan kita terus pengertian yang mendalam akan kasih Allah.

Marilah kita belajar untuk melayani, berdoa untuk orang yang dilayani, membawa jiwa kepada Yesus, hidup dengan murah hati. Berbagi dan memberitakan Yesus merupakan tugas kita yang telah hidup sebagai anak kecil di hadapan Allah dan taat kepada Dia sampai napas kita tidak berhampus lagi.

Matius 25:45 (TB) Maka ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Tuhan yang baik dan pemurah, tolong kami untuk dapat terus belajar bergantung kepada-Mu. Menjadi semakin rendah hati dan melayani-Mu. 

Menyambut orang-orang yang hina, karena pada dasarnya Engkau disalibkan juga untuk mereka, bukakan mata hati kami, berikan kami kemampuan untuk berbelaskasihan dan segala kemuliaan hanya bagi-Mu saja sampai selama-lamanya. Di dalam nama Yesus. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Matius 18:1-5 Menjadi Rendah Hati Seperti yang Yesus Katakan"