Renungan Kristen Mengikut Yesus; Merenungkan Kristus Untuk 6 Hari
Sebagai orang percaya, kehidupan kita haruslah berpusat pada Yesus, kita adalah orang-orang mengikut Yesus dan terus bergumul untuk tetap berjalan di kehendak-Nya. Baiklah, hidup kita merenungkan Yesus setiap saat.
Ada 6 Renungan Kristen yang berpusat pada Injil. Renungan ini, seri perenungan Pribadi saya. Merenungkan Kristus setiap hari. Dengan tujuan, membawa anda yang membaca renungan ini, marilah arahkan pusatkan hati dan pikiran kita kepada Kristus. Baiklah kita, selalu jatuh hati kepada Kristus, Dia yang telah disalibkan dan bangkit. Selamat menikmati.
1. Di Malam yang Sepi
"Ia datang tidak mencari kebenaran, Ia datang bukan untuk yang berharga karena tidak berdosa, namun Ia datang untuk yang hina dalam kematian kekal. Agar kemuliaan dan kebenaran-Nya ditukarkan dengan kebusukkan Anda dan saya. Ia menjadi sangat hina agar kita menjadi mulia. Kita hidup di dalam kehidupan baru di dalam Yesus."
Ini perenungan pertama saya, di mana saya 7 hari ke depan akan membuat artikel tentang merenungkan Yesus, melalui apa yang saya pikirkan setiap hari/jam tentang Yesus, yang telah Dia lakukan untuk saya melalui kayu salib. Tentunya bagi seluruh umat manusia.
Pastinya perenungan saya ini, berdasarkan Alkitab secara khusus 4 kitab Injil yang terus saya pelajari. Yang telah mempengaruhi kehidupan saya sampai hari ini. Setelah pertobatan saya, meskipun saya tidak tahu pasti kapan saya pertama kali menerima Yesus.
Judul merenungkan Yesus kali ini, “di malam yang sepi,” saya ingin anda menjawab pertanyaan saya. Kapan Yesus mengalami malam yang sepi? Apakah Anda dapat menjawabnya? Saya harap anda memikirkannya sebelum anda melanjutkan pembaca kali ini.
Di taman Getsemani, di sanalah kesepian itu melanda pikiran dan hati Yesus, di sanalah Ia mengalami ketakutan yang teramat dalam. “ya TUHAN, jika bisa cawan ini lalu dari pada-Ku.” Inilah yang Yesus minta, jika bisa biarlah Ia tidak disalibkan dan hidup dalam kesenangan bersama-sama para murid yang saat itu benar-benar tidak peduli dengan-Nya. Karena mereka mengantuk.
Baca Juga: Renungan Mazmur 130:1-5
Kesendirian seakan benar-benar menyelimuti hati Yesus saat itu, Ia bahkan dapat merasakan bagaimana kuasa Allah tidak lagi melingkupi Dia. Ketika saya memikirkan Yesus saat itu, maka saya mendapati pikiran saya memikirkan pada saat itulah Yesus ditimpakan semua dosa semua umat manusia.
Di mana dosa menghasilkan kesepian yang teramat dalam, dosa menghasilkan ketakutan yang dalam akan penderitaan hidup. Dosa menjadikan manusia mati, dan kematian adalah kengerian bagi manusia. Inilah yang Yesus rasakan, inilah yang dialami oleh Yesus.
Saya tidak sedang membangun suatu teologi, bahwa Yesus pada saat itu berdosa. Bukan itu maksud saya. Yang saya maksudkan, bahwa bisa jadi, ya saya kurang yakin waktunya kapan. Saya hanya menduga, bahwa pada waktu itulah, sebelum Yesus ditangkap.
Ia mengalami apa yang namanya dosa, Yesus menjadi dosa karena anda dan saya, karena dosa kita, karena kita adalah manusia binasa, tetapi kebinasaan kita pada saat itu ditimpakan kepada Yesus. Inilah yang saya pikirkan ketika merenungkan kehidupan Yesus, di mana Ia hidup fokus pada satu tujuan kehendak Bapa atas diri-Nya. Yaitu agar Ia menjadi penebus yang sempurna.
Ini melegakan, ketika saya melihat diri saya yang berdosa dan layak binasa. Dan merenungkan kebesaran Yesus, di mana kemenangan-Nya bukanlah memanggil malaikat untuk mengalahkan tentara Romawi. Tetapi kemenangan-Nya, Ia diam dan mati disalibkan.
Ini kehinaan bagi manusia tetapi kemenangan dari pihak Allah. Dan oleh karena kebenaran inilah saya bertobat, betapa kasih Allah benar-benar nyata dan saya tidak ingin lagi diperbudak dosa dan hanya ingin selalu melayani Kristus dalam kekudusan.
Darah yang mengalir, menyucikan pendosa, itu adalah kita yang telah percaya dalam nama-Nya. Daging yang hancur oleh cambuk romawi. Itu adalah kemenangan atas daging, bahwa tidaklah benar memuaskan daging karena kepuasannya pasti dosa yang melawan Allah, tetapi biarlah daging itu merana karena tidak lagi menikmati dosa.
Tetapi Roh yang ada di dalam kita, semakin kuat. Yesus mengingatkan berdoalah, dan berdoalah sebab daging lemah tetapi Roh itu penurut. Ketika merenungkan Yesus, saya sangat sadar, Roh saya berkobar-kobar bersukacita. Merenungkan salib, itu melegakan, merenungkan bagaimana Yesus taat kepada Bapa, memberikan saya kuasa untuk hidup seperti Yesus yaitu taat kepada Allah Bapa.
Sekarang, apa yang dapat saya bagikan melalui perenungan saya hari ini, sebenarnya ini perenungan saya ketika saya berdoa malam tadi. Tentang malam yang sepi bersama orang-orang yang mengantuk. Dan hari ini saya putuskan untuk menulisnya.
Pelajaran penting yang sangat sederhana. Renungkanlah Kristus, dalam pembelajaran anda pada Alkitab anda. Dan renungkanlah Kristus melalui doa-doa anda sehingga ucapan doa anda adalah apa yang Kristus lalukan. Itu akan membawa anda pada pujian penyembahan penuh kekaguman yang sejati kepada Dia. Pikirkanlah setiap ayat Alkitab yang anda baca. Ya itulah Dia Yesus Kristus yang seharusnya kita pikirkan setiap saat. Untuk taat kepada Dia dan menikmati kemuliaan-Nya. Amin.
Bacaan Alkitab untuk pembelajaran lebih lanjut; (Matius 26:36-46, Markus 14:32-42, Lukas 22:39-46, 2 Korintus 5:21)
2. Dia Tetap Diam
Belajar untuk bersabar, sehingga Allah saja yang bekerja di dalam diri, Ia tahu apa yang benar-benar berguna bagi kehidupan dan apa yang tidak berguna. Maka penyerahan diri kepada Kristus, merupakan kehidupan yang melihat hikmat Kristus dengan sabar dan mematikan hikmat diri sendiri yang seringkali sesat dan membawa pada penderitaan yang sia-sia. ~ Saya Sendiri
Hari ini, saya membawa anda untuk merenungkan Kristus, Dia yang tetap diam ketika diadili secara tidak adil. Dia yang tetap taat kepada Allah Bapa. Meskipun apa yang terjadi atas diri-Nya merupakan penderitaan yang mengerikan. Dia yang tetap Diam meskipun diludahi ini sangat memalukan.
Tahukah anda, bahwa kitalah yang telah meludahi Kristus, kitalah yang telah menyalibkan Dia, kitalah yang membuat Dia terdiam dan menerima hukuman dosa dan pada akhirnya puncak dari penderitaan Yesus, adalah ditinggalkan oleh Allah Bapa. Ini adalah neraka yang menimpa Yesus.
Saya merenungkan Yesus yang diam disiksa, dianiaya, diberikan semua pukulan seolah-olah Dialah penjahat itu. Bukannya menangisi Yesus, sebab Yesus sendiri tidak ingin ditangisi karena penderitaan yang Ia terima. Yesus dalam penderitaan-Nya, menegur Wanita-wanita yang menangisi penderitaan-Nya. Tangisilah diri anda yang berdosa.
Ini membuat saya tertegun dan memikirkan tentang diri saya sendiri yang binasa. Merenungkan Yesus yang diam bukan sekedar akan membawa saya pada perenungan untuk meneladani Dia untuk tetap Diam dalam penderitaan. Meskin pun tidak bersalah tidak perlu membela diri. Ini benar, tetapi terlalu sedikit menurut saya.
Baca Juga: Gaya hidup berpusat pada Injil
Saya membawa diri saya merenungkan Kristus yang diam ketika dianiaya dengan cara pandang Injil yang sangat kaya. Ini merupakan realita dari diri saya yang terdiam dalam kematian dosa, saya tidak berdaya. Saya diperbudak dan seringkali dosa itu mendakwa saya dan saya benar-benar diam dan tidak dapat berbuat apa-apa selain terdiam dan menyalahkan diri saya bahwa saya pendosa.
Hanya ketika Allah saja yang menghidupkan saya dari dosa dan hidup bagi Dia, maka sekarang saya dapat merenungkan Kristus. Ini sangat indah, kebenaran yang benar-benar menguatkan.
Memang diamnya Yesus bukan karena Ia berdosa, bukan pula karena diri-Nya tidak berdaya. Yesus bisa saja melawan setiap dakwaan sih jahat terhadap diri-Nya.
Tetapi Dia diam untuk bersama-sama saya saat ini, Ia merasakan bagaimana penghakiman yang tidak adil itu membinasakan jiwa manusia, bagaimana dosa membawa pada lembah kematian yang di sana hanya ada tulang-tulang kering yang tidak berguna selain dibakar dan menjadi abu.
Betapa dosa telah menjalar kepada semua orang, termasuk saya, semua manusia menyukai yang jahat dan melakukan yang jahat. Kecenderungan hati manusia selalu mengarah pada kejahatan yang lebih banyak lagi, lebih dalam lagi dan lebih mematikan lagi. Di mana semua ini merugikan diri sendiri, masuk dalam penderitaan dunia yang benar-benar sia-sia.
Saya telah merenungkan dosa, sekarang kembali pada Yesus yang sedang diam, walau pun Ia diludahi, diejek, didakwa bersalah, bahkan dianggap seperti binatang. Semua orang menggelengkan kepala terhadap Dia, Yesus seketika menjadi manusia paling jahat di muka bumi.
Padahal ketika membaca kita Injil, Yesus baru saja begitu banyak pengikut, semua orang menginginkan Dia menjadi raja.
Tetapi sekarang Ia menjadi sangat hina, dicampakkan ke dalam maut, penderitaan salib yang memalukan dan mengerikan. Orang-orang Yahudi mendakwa Dia bersalah, orang-orang non Yahudi mencambuk Dia dengan penuh semangat. Darah Yesus mengalir deras, tubuh-Nya benar-benar remuk dan tidak berbentuk.
Yesus tetap Diam dan tidak membela diri, Ia tahu bahwa kita yang berdosa benar-benar diam tidak berdaya. Ia menggantikan kita, menerima semua hukuman dosa. Maka Ia yang penuh dengan belas kasih, cinta kepada manusia dan berdasarkan kasih karunia yang melimpah merelakan diri-Nya menerima dosa dan hukuman dosa kita. Jadi siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa.
Ketika merenungkan realita dari diamnya Yesus, ini memperlihatkan diri saya yang keji, bobrok, tidak layak untuk menerima semua kasih karunia yang begitu besar dari Kristus. Bukan uang, emas dan perak yang Ia berikan. Tetapi diri-Nya untuk saya. Untuk kita orang yang percaya kepada-Nya.
Merenungkan Yesus, yang telah menjadi dosa, merupakan kegembiraan bagi jiwa. Di mana hati saya dapat berkobar-kobar dan benar-benar bersukacita. Maka dari itu, saya mengundang anda untuk merenungkan Kristus, apa yang dapat anda renungkan dari Kristus.
Baca Juga: Renungan Roma 8:7-8
Sangat banyak, anda akan mendapatkan kekayaan rohani yang melimpah. Ketika hanya Kristus saja yang ada di dalam hati dan pikiran anda.
Yesus telah bersama kita, ketika kita didakwa oleh dosa, tetapi Dia sendiri mengampuni kita, ketika kita berseru dan menangisi diri karena dosa yang nyata dalam diri. Kita bertobat dan terus berlari ke arah salib untuk mati, disalibkan bersama Yesus dan dibangkitkan bersama Dia, segala kemuliaan hanya bagi TUHAN. Amin.
Bacaan Alkitab untuk pembelajaran lebih lanjut; (Matius 27:12, Yohanes 3:19, Yeheszkiel 27:2, Yesaya 52 dan 53, Yosua 1:8, Mazmur 77:13).
3. Yesus Hakim yang Membebaskan
Penyembahan yang dilakukan oleh manusia, terus terjadi sampai hari ini, setiap hal yang ada di dunia yang seharusnya kita nikmati dengan diri yang menyembah pada Tuhan. Kita lebih memilih menyembah ciptaan dan meninggalkan Tuhan.
Demikianlah penyembahan berhala merupakan esensi dari dosa, pusat dari dosa, karena berhala-berhala inilah manusia melawan Tuhan dan memilih untuk kagum, sujud dan menyembah berhala. Demikianlah setiap orang di dunia pada dasarnya diperbudak oleh berhala, dan selalu memiliki berhala masing-masing dalam dirinya.
Pada masa sekarang, manusia tidak lagi menyembah berhala seperti yang terjadi pada masa bangsa Israel di kitab Hakim-hakim. Tidak ada lagi ritual mengorbankan binatang, tidak ada lagi tugu-tugu batu yang disembah. Sekarang apa pun yang ada di mana itu menyita waktu seseorang dan menjauhkan dirinya dari Tuhan, itulah berhalanya.
Saya sangat suka dengan barang-barang bagus, saya memuji sebuah barang, kendaraan dan lain-lain. Saya menginginkan semua itu, memang sekilas saya tetap datang ke gereja, saya bisa saja melayani. Tapi di sisi lain hidup saya, saya kagum pada semua barang ciptaan manusia tersebut. Dan inilah penyembahan berhala.
Bekerja untuk mendapatkan semua barang yang saya inginkan, memohon pada Tuhan agar diberkati sehingga saya dipuaskan oleh barang yang saya beli, ketika mendapat berkat. Inilah penyembahan berhala kita, kita menaruh kepuasan pada suatu ciptaan, kita kagum dan kekaguman inilah penyembahan kita.
Ketika merenungkan fakta ini, sama persis yang terjadi pada bangsa Israel. Saya merenungkan bahwa berhala menawarkan kepada manusia sesuatu yang ia inginkan. Manusia dijanjikan oleh berhala suatu kenikmatan.
Baik itu dalam kemalasan, biak itu dalam disiplin untuk kemuliaan diri dan segala hal yang di mana diri sendiri menjadi pusat dari kehidupan. Demikianlah berhala bekerja, untuk memuaskan semua itu, diri manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, tersesat dan tidak menginginkan TUHAN.
Penyembahan berhala, menjadikan manusia semakin bodoh, menjadikan manusia hidup dalam penindasan oleh berhala tersebut. Menikmati kesenangan palsu yang membinasakan. Membawa jiwa manusia semakin jauh dari Tuhan, dan benar-benar hidup dalam kesenangan dan penderitaan yang sia-sia. Seperti yang Salomo Khotbahkan melalui kita Pengkhotbah.
Yesus adalah Hakim yang menyelamatkan, membebaskan bangsa Israel dari perbudakan pada masa itu. Dia telah mengirim para hakim yang dikuasai oleh Roh Allah, mereka yang dipanggil dan diurapi dalam segala keterbatasan mereka.
Tetapi Sang Hakim yang sejati Yesus Kristus, tidaklah membebaskan kita dari perbudakan politik. Ia membebaskan kita dari dosa, kecenderungan yang jahat dan yang membinasakan baik diri sendiri dan orang disekitar kita. Dosa adalah masalah terbesar umat manusia, karena dosalah penderitaan ada di dalam dunia ini, karena pemberontakan manusialah, maka dunia ini dipenuhi dengan kejahatan dan kehancuran.
Yesus datang untuk mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang berserah dan taat kepada Allah, menjadi anak Allah dan hidup dalam kemuliaan. Jadi siapa yang ada di dalam Yesus, ia adalah ciptaan yang baru yang lama sudah berlalu tetapi yang baru sudah datang.
Demikianlah tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang percaya kepada Kristus, mereka yang menerima Kristus telah mendapatkan kehidupan yang baru. Dan oleh Roh Kudus yang ada di dalam hidup yang baru, kita dimampukan untuk selalu bertobat, kita dimampukan untuk selalu mengalahkan kecenderungan kita yang berdosa.
Kita tidak lagi hidup oleh daging, tetapi oleh Roh yang memerdekakan kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita pada saat kita masih berdosa. Inilah kemerdekaan itu, kita hidup menurut Roh, kita berjuang untuk mematikan keinginan daging yang masih ada dalam diri dan kita dimenangkan oleh kemenangan Kristus. Ia yang menjadi dosa, menyelamatkan kita dari dosa dengan ditimpakan kepada Yesus, semua dosa dan hukuman dosa kita.
Yesus Hakim yang membebaskan kita dari dosa, melalui salib, kita dapat merenungkan bahwa keselamatan sangatlah berharga. Ini tentang kita yang dijadikan milik-Nya untuk menyembah Dia dan menikmati Dia dalam relasi yang terus-menerus.
Saya terus mengundang anda, merenungkan Kristus setiap hari. Demikianlah artikel merenungkan Kristus kali ini. Melihat dan merenungkan dan memuliakan Dia yang telah menjadi Hakim sejati yang memerdekakan kita dari dosa untuk menjadi milik-Nya sendiri. Segala kemuliaan hanya bagi TUHAN. Amin.
Bacaan Alkitab untuk pembelajara lebih lanjut; Seluruh kitab Hakim-hakim dan Roma 8:1-17
4. Seruan yang Didengarkan dan Dibebaskan
Ketika saya memulai semuanya, yang saya maksud merenungkan Kristus setiap hari. Ini adalah perenungan ke empat. Meskipun tidak setiap hari yang menulis perenungan saya tentang kehidupan Kristus dan apa yang Ia kerjakan, tentang Pribadi-Nya yang tidak bisa ditebak.
Saya sangat sadar, bahwa tulisan saya, tidak mampu melukiskan keindahan Kristus, imajinasi saya sangat terbatas untuk dapat menangkap kemuliaan yang sangat luar biasa indah. Saya sadar, saya adalah pendosa yang terus berjuang dalam keterbatasan untuk merenungkan Dia yang di luar jangkauan saya.
Tetapi, Alkitab lebih dari cukup untuk memperkenalkan siapa Kristus, ketika merenungkan Kristus melalui Alkitab, setiap cerita, setiap kejadian yang ada, setiap kerusakkan dan kebobrokan tokoh Alkitab dan mereka yang dibebaskan dari perbudakan atau penjajahan akibat dosa mereka. Saya dapat melihat kasih setia TUHAN. Inilah yang terus memberikan kesegaran bagi jiwa saya di hari-hari yang tidak menentu seperti saat ini.
Dosa hanya menghasilkan penderitaan yang sia-sia, ia memberikan kepada kita kejayaan palsu yang sia-sia dan membawa kita pada kematian kekal yang terpisah dari kemuliaan Allah. Tidak ada sukacita, tidak ada kehidupan yang indah, tidak ada kesenangan sejati dalam hidup yang diperbudak oleh berhala. Yang ada hanya kesedihan yang mendalam, penderitaan tanpa sukacita dan rasa frustasi yang terus-menerus terjadi bagi manusia. Kosong, tidak terisi tanpa tujuan yang jelas, tidak mencapai tujuan kehidupan.
Hati yang diobrak-abrik
Kita diciptakan untuk kemuliaan Allah, kita diciptakan untuk taat kepada TUHAN, kita diciptakan untuk dapat puas dan senang. Ketika kita taat kepada perintah Tuhan yang menciptakan kita, bukan tuhan yang diciptakan kita yang dapat kita atur.
Hanya ketika Yesus di dalam kita, kasih karunia-Nya, Injil yang berkuasa benar-benar masuk ke dalam hati sanubari kita. Mengobrak-abrik kamar kehidupan dunia kita dan membakar setiap buku doktrin yang diberikan setan kepada kita sejak kecil.
Merusak hikmat palsu yang diberikan dunia kepada kita, merobohkan kebenaran diri dan membuat hati kita berteriak kesakitan karena Injil yang adalah padang tajam menebas setiap tembok pertahanan dosa kita. Maka kita benar-benar diubahkan dari dalam untuk hidup baru bagi Kristus da bertobat setiap hari.
Saudaraku, berdoalah, berserulah agar anda dapat benar-benar mengerti Injil, dan melihat diri anda yang celaka dalam segala dosa dan bertobat. Benar-benar bertobat, karena pertolongan Tuhan yang mengeluarkan anda dari penderitaan hidup, seringkali membuat anda dan saya buta kalau kita ini pendosa yang layak binasa. Kita perlu bertobat.
Gambaran yang jelas, ditunjukkan oleh Kitab Hakim-hakim, tentang kedurhakaan manusia terhadap Tuhan, kebodohan yang terus melekat pada mereka. Kehidupan yang menyembah berhala dan berharap pada berhala yang mati dan tidak bernapas. Hingga akhirnya orang Israel sadar dan berseru kepada Tuhan, meminta pertolongan kepada Dia.
Betapa malangnya kehidupan kita tanpa Kristus, kekayaan anda, apa yang anda harapkan selain Kristus yang setia dan berkuasa. Merupakan harapan yang rapuh, fana dan menyedihkan. Jika anda berharap pada kesehatan jasmani, pada waktunya anda akan sakit dan tua. Ini adalah realita. Jika anda berharap pada jabatan, pada waktunya anda tidak akan memilikinya jabatan lagi.
Silahkan anda pikirkan yang anda harapkan di dunia, betapa semua itu fana dan tidak berguna. Ketika anda di luar Yesus, ketika saya di luar Yesus, ketika bukan Yesus yang saya renungkan. Maka sia-sialah Kekristenan saya.
Bagaimana melihat Kristus di tengah realita yang menyedihkan ini?
Mari kita benar-benar merenungkan Kristus, Injil yang menyelamatkan. Injil kekuatan Allah yang menghidupkan sih mati pendosa binasa. Menjadi milik Allah dan hidup bagi Allah dan hari ini ia dapat berbagi untuk bersama-sama merenungkan Injil Yesus Kristus. Sih mati ini adalah saya.
Yesus yang mendengarkan seruan, adalah Dia yang telah menebus kita dari dosa. Demikianlah, siapa yang dapat melawan kita dan memisahkan kita dari kasih Yesus. Tidak akan pernah ada, walau penderitaan sekali pun. Dia yang telah membebaskan kita dari kutuk hukuman dosa, Dia yang sampai hari ini menjadi jaminan bahwa jiwa kita aman di dalam tangan belas kasihan-Nya. Saudaraku berserahlah kepada-Nya.
Di atas kayu salib, semua dosa kita ditimpakan kepada Yesus, Ia yang berseru kepada Allah Bapa, karena ditinggalkan. Sebab dosa yang busuk, kotor najis telah ditimpakan ke dalam tubuh Tuhan kita yang kudus. Dia ditinggalkan karena dosa kita, agar kita yang pendosa hari ini ketika bertobat, tidak pernah ditinggalkan.
Seruan akan pertobatan sejati, karena beratnya kesalahan yang menekan jiwa dan hati nurani. Kita berseru memohon pertolongan Kristus, kita memohon ampun dan terus ingin meninggalkan sisa-sisa dosa dalam diri.
Di dalam Yesus, kita lebih dari orang menang, sebab Dia yang disalibkan adalah kemenangan mutlak atas maut. Sebab itu, kita di dalam Yesus juga menang, hidup dalam kemenangan yang terus terjadi. Bukan karena keberhasilan kita, tetapi karena keberhasilan Yesus.
Ketika berserah kepada Yesus, kita percaya, bahwa kita benar-benar aman di dalam Dia, oleh karena curahan darah-Nya kita benar-benar dikuduskan. Kehidupan-Nya yang berhasil dalam pelayanan, memuridkan dan menjadi berkat. Ditimpakan kepada kita, kita diundang dalam proses untuk setiap hari semakin serupa dengan Kristus. Amin.
Bacaan Alkitab untuk pembelajaran lebih lanjut: Hakim-hakim 10:6-18 dan Roma 8:31-39.
5. Yesus adalah Tuhan
Ini adalah tulisan ke 5, tentang merenungkan Kristus setiap hari. Saya tidak setiap hari menulisnya tetapi saya memastikan terus menerus bahwa saya merenungkan Yesus setiap hari. Kali ini bersama-sama kita merenungkan Yesus sebagai Tuhan.
Kata lain di dalam lain Alkitab, untuk terjemahan Tuhan untuk Yesus adalah Tuan, bos, yang berkuasa atau bisa juga kita mengerti bahwa Ia adalah Sang pemilik budak. Yesus adalah Tuhan, membawa kita pada pengertian bahwa kita harus taat kepada-Nya, harus mengikuti apa saja yang Ia inginkan.
Jadi bukan orang yang, memanggil-manggil Yesus Tuhan, Tuhan yang akan hidup bersama-sama dengan Dia. Melainkan mereka yang hidup berdasarkan kehendak Bapa, melakukan kehendak Bapa. Dan kehendak Allah Bapa agar kita taat kepada Yesus, ketaatan ini merupakan buah dari keselamatan yang telah dikaruniakan melalui Yesus Kristus.
Ketaatan kepada Yesus, bukanlah ketaatan tanpa keindahan, bukanlah ketaatan yang menekan dan memberikan paksaan kepada yang taat. Sebab Yesus sendiri mengaku bahwa Ia adalah Tuan yang lemah lembut, Ia suka mengajar dan mendidik dengan kasih yang memuaskan dan lemah lembut kepada mereka yang datang.
Setiap budak yang datang kepada-Nya dengan beban berat, tidak akan pernah Ia mengabaikan orang tersebut, tidak akan pernah Ia membuang orang tersebut. Ia akan memberikan kepuasan dan belajarlah pada Tuan Yesus dan taatlah pada-Nya.
Merenungkan Yesus sebagai Tuhan, bukanlah perenungan yang melihat Yesus seperti tuan yang ada di dunia. Yesus adalah Tuhan yang berbeda, Ia layak menerima ketaatan penuh atas kehidupan anda dan saya. Dia adalah pencipta kita, kita akan masuk ke bagian terdalam dari Pribadi Yesus untuk semakin bergairah taat kepada-Nya.
Mari kita renungkan Injil
Ajaran populer, memberitahukan kepada anda dan saya, bahwa kita harus melakukan banyak hal, taat kepada tua kita dan hukum moral lainnya. Sehingga dengan demikian kita berkenan kepada Tuhan, kita dapat menerima apa yang kita inginkan dari Tuhan, ketika kita taat dan melakukan seperti yang diperintahkan.
Sistem seperti inilah yang pada akhirnya melahirkan orang-orang beragama yang angkuh, hidup bagi diri sendiri dan kalau pun ia menolong orang lain, itu semua dengan tujuan ia menginjak kepala orang lemah dengan cara memberi sedikit agar mendapatkan yang lebih banyak dari Tuhan. Kita diajarkan untuk taat agar mendapatkan sesuatu.
Perjuangan manusia untuk berkenan kepada Tuhan, merupakan buah dari dosa yang telah mandarah daging di dalam diri manusia. Sebab semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Tetapi karena kasih karunia, dibenarkan dengan cuma-cuma oleh karena kematian Yesus Kristus. dan inilah Injil.
Injil memberitahukan kepada kita, bahwa kita diterima bukan karena apa yang dapat kita lakukan atau kerjakan. Sebab semua pekerjaan kita adalah pekerjaan dalam dosa, kematian kekal dan selalu berkecenderungan untuk melawan Allah.
Hanya ketika kehidupan kita percaya kepada Yesus, kita berserah kepada Dia, kita mengerti Injil bahwa kita diterima pada saat kita tidak dapat melakukan apa-apa yang baik bagi Tuhan. Kita lemah, kita pendosa yang layak binasa, kita berdosa karena natur kita di dalam Adam.
Kita bertobat dari segala dosa, kita menyesali dosa, kita meminta ampun kepada Tuhan, maka Ia setia dan adil akan mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan dan dosa-dosa kita. Saudaraku keadilan Allah telah ditimpakan kepada Yesus, ketika di atas kayu salib, Yesus yang telah menjadi dosa.
Memberikan diri-Nya benar-benar menerima semua hukuman, kesakitan yang terus menyerap ke dalam seluruh tubuhnya. Kematian yang terjadi atas Yesus, tidaklah kematian yang mudah. Punggung yang tergesek kayu salib yang tidak halus. Punggung yang sudah hancur, seperti bubur bahkan tidak berbentuk lagi. Semua ini karena dosa-dosa kita, kita yang berdosa, kepada Yesus sebab Allah itu adil. Ia timpakan semua keadilan-Nya kepada Sang Penebus.
Marilah taat kepada Yesus! Inilah sukacita
Kita telah merenungkan Injil, sekarang kita harus mengerti bahwa ketaatan kepada Yesus adalah kesukaan besar yang terjadi di dalam diri. Ketika kita telah diselamatkan dari dosa, Dia menjadi Tuhan atas kehidupan kita dan kita bersukacita untuk itu.
Melakukan yang baik, bekerja dengan baik, mematikan kemalasan, hidup bersosial dengan sesama. Kehidupan kita dipenuhi kasih, ini adalah kasih Yesus yang mengalir dari kayu salib, kepada kita sehingga kita dapat mengasihi sesama kita.
Baca Juga: Ayat Alkitab yang menguatkan hati
Yesus adalah Tuhan atas hidup kita, artinya ketika kita benar-benar menyerahkan diri kita menjadi hamba Kristus. Melakukan kehendak-Nya merupakan sukacita, tidak ada lagi paksaan. Sebab ketika kita merenungkan salib, setiap hari merayakan keselamatan yang dianugerahkan kepada kita, kebenaran dan kekudusan yang menjadikan kita anak Allah, ini adalah pemberian yang sangat berharga, yang tidak dapat kita beli.
Hanya kasih karunia, kita yang mati dalam dosa dibangkitkan, kita yang diperbudak oleh dosa kini dibebaskan untuk menyembah Allah, menikmati kemuliaan Allah di dalam Kristus, kita memberitakan Dia dengan penuh keberanian, semangat, sukacita, kasih, dan hidup yang terus diperbaharui setiap hari.
Bacalah Alkitab anda, berdoalah. Nikmatilah Yesus, Dia Tuan yang lemah lembut, rendah hati dan senang jika anda belajar kepada Dia. Dia yang berkuasa itu, pemilik hidup orang-orang percaya, para murid yang terus berjuang hidup kudus, karena telah dikuduskan. Amin.
Bacaan Alkitab untuk pembelajaran lebih lanjut; Matius 7:22, Matius 11:28, Yohanes 36:16, Roma 3:23, 2Korintus 4:5, Markus 1:14-15, Efesus 2:4-9, Mazmur 1:1-3, 1Yohanes 1:9.
6. Yesus adalah Juruselamat
Perenungan ke 6, tentang merenungkan Kristus setiap hari, kali ini mari bersama-sama kita merenungkan Dia, adalah juruslemat kita.
Yesus Juruselamat, Ia menyelamatkan kita dari diri kita sendiri yang berdosa. Inilah fakta yang mengantarkan kita pada kepercayaan yang hanya kepada Yesus dan tidak lagi percaya pada diri sendiri yang pendosa, berdosa dan mencintai perbuatan dosa yang seringkali memberikan kenikmati sementara.
Yesus menyelamatkan kita dari dosa, artinya menjadikan kita orang-orang yang saat ini juga membenci perbuatan dosa. Membenci kecenderungan berdosa dan segala hal yang salah. Hati nurani kita dengan baik, menjelaskan kepada kita apa yang salah, apa yang baik dan kebenaran sejati hanya kita dapatkan ketika kita benar-benar kembali ke Alkitab dan hati nurani kita dipengaruhi secara menyeluruh oleh firman Tuhan, Injil yang ada di Alkitab.
Keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus sangatlah sempurna, keselamatan itu mengubahkan pendosa yang binasa. Dari kematian ke dalam kehidupan yang baru, untuk melakukan pekerjaan baik. Yesus Juruselamat, memberikan kepada kita kuasa untuk mengalahkan dosa, memberikan kekuatan untuk berbuat yang benar dan hidup berdasarkan Injil yang terus meresap ke dalam diri.
Yesus Juruselamat kita, merupakan Tuhan atas kehidupan kita, Dia adalah Tuan/Bos kita di mana bagi Dialah kehidupan kita. Ini adalah tujuan hidup Kekristenan kita yang sejati, sebuah tujuan untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus, dalam hal hubungan yang saling mengasihi dengan Allah Bapa.
Merenungkan Yesus sebagai Juruselamat, maka kita pada saat yang sama haruslah merenungkan dosa yang ada di dalam diri. Dosa kita bukan hanya tentang perbuatan yang buruk, ini juga tentang natur yang berdosa sehingga kita melakukan dosa.
Yesus membebaskan kita dari kuasa dosa
Keselamatan yang Yesus kerjakan, merupakan keselamatan dari dosa lalu dari hukuman dosa. Di atas kayu Salib kepada-Nya ditimpakan semua dosa dan murka kekal dari Allah Bapa. Demikianlah dengan darah yang mahal Yesus menebus kita yang berdosa.
Gambaran karya Kristus yang mencurahkan darah, telah terjadi di awal kehidupan manusia ketika mereka jatuh ke dalam dosa. Untuk membebaskan manusia dari rasa malu dan perjuangan untuk menutupi rasa malu tersebut. Allah sendiri mengambil kulit binatang untuk dijadikan pakaian bagi manusia.
Demikianlah darah yang pertama tercurah karena dosa, pada akhirnya darah yang Kudus dari Sorga, Yesus Kristus dicurahkan. Untuk menebus kita dari dosa. Alkitab pada dasarnya memberitakan Kristus kepada kita, di dalam keseluruhan ceritanya, itu berpusat pada Kristus yang disalibkan dan bangkit. Dia yang sempurna, menjadi tidak sempurna dan menjadi dosa agar kita yang berdosa dan layak binasa dibenarkan dan disucikan oleh darah Yesus yang mahal.
Kuasa dosa memperbudak kita, dosa pada dasarnya adalah benih dari khotbah setan. Di mana ia seperti singa yang selalu saja siap menerkam manusia. Menggoda dan menawarkan kesenangan fana, memberikan tawaran yang sama, seperti yang ia tawarkan kepada Hawa. Bahwa kita bisa menjadi seperti TUHAN.
Tetapi faktanya, kita tetaplah ciptaan, kita tetaplah manusia yang rapuh dan ada dalam kebingungan yang teramat mendalam dan menyedihkan. Kita tersesat dan tidak menemukan kemuliaan. Padahal kita berharap dalam tawaran yang manis dari sih setan, adanya kemuliaan bagi diri.
Padahal itu adalah racun yang menjauhkan manusia dari Tuhan, menjadikan manusia pemberontak dan keadilan bagi pemberontak adalah kematian kekal, kematian kedua yang memberikan penderitaan yang nyata dan selama-lamanya. Penderitaan ini adalah selamanya kita kehilangan kemuliaan Allah.
Yesus menebus kita, menyelamatkan kita dari manusia yang tidak memiliki kemuliaan Allah menjadi seseorang yang memiliki kemuliaan Allah. Dia Juruselamat yang setia, mengasihi dan tidak pernah berubah. Selama ada di dunia ini, kita diberikan kesempatan yang mutlak untuk selalu kembali kepada-Nya.
Baca Juga: Renungan Yohanes 14:21
Di dalam Yesus, kita dapat bertobat. Jika anda hari ini belum percaya kepada Yesus, anda binasa, pendosa sia-sia dalam segala kekayaan hidup anda. hanya ketika anda percaya kepada Yesus, bertobat, dilahirkan kembali dan memiliki tujuan hidup yang baru dalam Dia. Maka anda diselamatkan dari dosa dan kutuk dosa.
Kuasa Injil kiranya terus meresap ke dalam diri kita semua, kepada anda yang membaca setiap renungan Injil setiap hari. Kiranya anda memiliki kebencian yang sangat mendalam akan dosa sehingga kuasa dosa tidak lagi berkuasa atas tubuh anda. Hanya oleh kuasa kasih karunia Kristus kita memang.
Biarlah nama Yesus saja dikenal dan anda semakin mengenal Dia dan untuk selalu bersama-sama kita bertumbuh dalam perenungan Injil setiap hari, merenungkan Yesus, melalui pembacaan Alkitab dan doa. Roh Kudus memampukan anda untuk dapat merenungkan Yesus yang adalah Juruselamat. Tuhan yang layak menerima semua pujian dan hormat dan ketaatan dari kita yang telah dikuduskan. Amin.
Bacaan Alkitab pembelajaran lebih lanjut; Matius 1:21, Efesus 2:10, Yesaya 52:4, Roma 6:12, Kejadian 3:21, 2 Korintus 5:21
Posting Komentar untuk "Renungan Kristen Mengikut Yesus; Merenungkan Kristus Untuk 6 Hari"
Silahkan Berkomentar